Anda di halaman 1dari 12

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM)

3.1 Sejarah Kelahiran IMM

Ada dua faktor yang mendasari kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri Muhammdiyah itu sendiri,
sedangkan faktor ekstrenal yaitu faktor yang datang dari luar Muhamadiyah, khususnya umat Islam
dan umumnya apa yang terjadi di Indonesia.

1. Faktor Internal, Yaitu suatu motif untuk mengembangkan ideologi dalam Muhammadiyah, yakni
faham dan atau cit-cita Muhammadiyah, sebagaimana sebuah wadah (organisasi) yang cita-citanya,
atau yang maksud dan tujuannya yaitu menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam, hingga
terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai oleh Allah swt.

Persingguhan Muhamadiyah dalam menyatalaksanakan maksud dan tujuannya, terutama terhadap


masyarakat mahasiswa Pada mulanya, para mahasiswa yang bergabung atau yang mengikuti jejak
langkah Muhammadiyah oleh Muhammadiyah dianggapnya cukup bergabung dengan organisasi
otonom yang telah ada dalam hal ini yaitu Nasyiatul Aisisyiah (NA), Pemuda Muhammadiyah,
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Akademi Tabligh Muhamadiyah. Hal inilah dibentuk Organisasi
Mahasiswa Muhammadiyah, Drs. Moh Djasman selaku saat itu mengusulkan nama yang tepat yaitu
Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), tepat pada tanggal 29 Syawal 1384 H/14 Maret 1964, PP
Muhammadiyah menunjuk Drs. Djasman sebagai formatur tunggal, Wakil-wakil A. Rosyad Sholeh,
Moh. Amien Rais, Soedibjo Markoes, Zainuddin Sialla, Sofyan Tanjung, Marzuki Usman, dengan
anggota-anggotanya, Soedibyo Markus, Moh. Arief Zukabir, Sutrisno Mihdam, Syamsu Udaya
Nurdin, Nurwijoyo Sarjono, Basri Tambun, Fatuhrahman, Soemarwan, Ali Kiyai Demak, Sudar, M.
Husni Thamrin, M. Susanto, Siti Ramlah, Deddy Abu Bakar.

2. Faktor eksternal, yang dimaksudkan faktor ini, yaitu faktor diluar muhammadiyah, baik yang
terjadi dalam diri umat Islam secara umum, maupun yang terdapat dalam sejarah pergolakan bangsa
Indonesia. Yang terjadi dikalangan umat Islam, yaitu masih menyuburnya tradisi-tadisi yang
sesungguhnya tidak lagi cocok dengan ajaran Islam murni khususnya dan juga tidak lagi sesui dengan
perkembangan zaman. Di sana sini umat Islam, termasuk dikalangan mahasiswanya masih terlena
dengan pratek-praktek peribadatan yang penuh dengan bid’ah, khurafat, dan tahayull. Kepercyaan-
kepercayaan mantra-mantra para dukun masih membudaya, terhadap tempat-tempat yang
dianggap kramat pun masih digemari, terhadap fatwa-fatwa para kiyai yang sesungguhnya kadang
kala tidak di landasi dalil-dalil qathi masih dianggap sebagai fatwa-fatwa para kiyai yang
sesungguhnya kadangkala tidak dilandasi dalil-dalil qathi masih dianggap sebagai fatwa yang suci,
dan masih banyak lagi aktifitas ritualis yang mencerminkan siskritistik dan bahkan animastik.

3.2 Pengertian dan Identitas IMM

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi mahasiswa islam yang juga
merupakan organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan wadah perjuangan
untuk menghimpun, menggerakkan, dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan
peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa, sehingga
tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka fikir ilmu amaliyah dan kader amaliah sesuai dengan
kepribadian Muhammadiyah
Untuk terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah serta amal
geraknya maka perlu ditegaskan identitas IMM sebagai berikut :

1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan,
kemasyrakatan dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

2. Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.

3. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan


ilmiah dan akidah.

4. Oleh karena setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam study dan mengamalkan
ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.

3.3 Tujuan

Tujuan IMM berdasarkan AD pasal 6 adalah sebagai berikut:

Terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam Rangka Mencapai Tujuan
Muhammadiyah

3.4 Visi dan Misi

Visi

Terciptanya tatanan masyrakat kampus yang ilmiah ilahiah dengan amal ilmiah dan ilmu
amaliah

Misi

Melakukan pencerahan terhadap mahasiswa dan pembinaan terpadu terhadap potensi spiritual,
intelektual dan humanitasnya.

3.5 Keanggotaan

Siapa saja (mahasiswa) yang sepakat dengan tujuan, sistem dan aturan yang berlakyu dalam
internal imm berhak menjadi anggota. Sedangkan untuk menjadi pimpinan atau pengurus dalam
IMM harus memenuhi syarat dengan mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD). terkhusus dalam
lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) setiap mahasiswa adalah anggota IMM secara
non format.

3.6 Trilogi Gerakan IMM

IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam dalam menjalankan peran fungsinya sebagai
organisasi dakwah intelektual dengan tiga model gerakan yang satu, yakni:

- Gerakan Spiritual

IMM menjadikan nilai-nilai keimanan, dan moralitas sebagai nilai luhur yang senantiasa menjadi ruh
dan spirit gerakan.

- Gerakan Intelektual
IMM merupakan wahana intelectual exercise bagi mahasiswa dan menjadikan intelektualitas sebagai
identitas gerakannya.

- Gerakan Humanitas

IMM senantiasa, reponsif tanggap dan memiliki sensitivitas sosial yang tinggi sebagai bentuk
penegasan dirinya untuk melawan penindasan.

Ketiga model gerakan ini menjadi identitas gerakan IMM dan senantiasa terinternalisasi dalam diri
kader IMM dalam membumikan setiap gagasannya dan mempertanggung jawabkan setiap
gerakannya dalam menjalankan peran dan tanggung jawab intelektualnya.

3.7 Jenjang Struktural Organisasi

IMM memiliki jenjang struktural organisasi sebagai berikut:

1. Pimpinan Komisariat (PIKOM) yang berkedudukan di Fakultas untuk Universal atau Akademi

2. Pimpinan Cabang (PC) yang berkedudukan di Kota atau Kabupaten (membawahi Komisariat-
Komisariat)

3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang berkedudukan di Provinsi atau wilayah (membawahi
Pimpinan Cabang)

4. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang berkedudukan dalam hal ini Jakarta (berdasarkan aturan AD
IMM)

3.8 Jenjang Perkaderan

Ada beberapa jenis perkaderan, yaitu sebagai berikut:

Perkaderan Utama

1. Darul Arqam Dasar (DAD)

2. Darul Arqam Madya (DAM)

3. Darul Arqam Paripurna (DAP)

Perkaderan Pembina

1. Latihan Instruktur Dasar

2. Latihan Instruktur Madya

3. Latihan Instruktur Paripurna

Perkaderan Pendukung

1. Latihan Advokasi

2. latihan Jurnalistik

3. Pelatihan Khusus Immawati


MUHAMMADIYAH

4.1 Sejarah Kelahiran

Muhammadiyah menrut bahasa dari kata Muhammad dan Iyah. Muhammad berarti Nabi dan Rasul
terakhir sedangkang Iyah berarti pengikut, jadi Muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammadi.
Sedangkan menurut istilah berarti sebuah Ormas Islam atau organisasi Islam yang berlasdaskan Al
Qur’an dan Al Hadits.

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 M atau
betepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H di Kampung Kauman. Yogyakarta. Latar belakang
kelshiran Muhammadiyah secara garis besar disebabkan oleh 2 hal yakni; faktor internal dan
eksternal. faktor internal adlah realitas umat Islam pada masa itu yang tdak menjalankan agama
Islam secara utuh dan murni sehingga tidak lagi terlihat adalah dengan Al Qur’an dan Al Hadits yang
terlihat adalah praktek TBC (Takhyul, Bid’ah dan Khurafat) nasib rakyat Indonesia yang tertindas dan
mengalami kemisknan dan pembodohan sistemik oleh Pemerintah Belanda pada masa itu.

Maka KH. Ahmad Dahlan setelah melakukan kontemplasi – perenungan – dan pembacaan terhadap
realitas umat yang tidak sesuai dengan nafas/ajaran Islam yang membebaskan manusia dari
ketertindasan dan pembodohan ia kemudian berinisiatif untuk membentuk organisasi yang
bertujuan untuk mengajarkan kepada umat islam agar menjalankan agama Islam secara benar dan
murni sekaligus membantu masyrakat lepas dari ketertindasan dan memberikan sumbangan ide,
pemikiran dan bantuan nyata untuk mencerdasarkan masyarakat.

4.2 Landasan berdirinya Muhammadiyah

- QS. Al Imran : 104

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;[1] merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Al Imran: 104)

- QS. Al Maun

Artinya:

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6. Orang-orang yang berbuat riya[2], 7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna[3].
[1] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

[2] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi
untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.

[3] Sebagian Mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah


Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai
alat perjuangnan dan da’wah untuk nenegakan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber
pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial
praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.
Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai
bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal
bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di
indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam,
terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk
kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi piliha mutlak
bagi umat islamm Indonesia.
Keterbelakangan umat islam indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan
untuk mencarikan solusi agar dapat keluar menjadi keterbelakangan. Keterbelakangan umat
islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban.
Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya generasi baru muda islam
yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan
jika kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.
Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia timur
yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek imperialalisme
dan modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah koloni untuk
memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.
Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk
menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk ’mengikuti’
ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda erofa. Modernisasi
yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia mengusung paham-
paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme, individualisme, liberalisme dan
rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan terlahir generasi baru islam yang
rasionaltetapi liberal dan sekuler.

1. Faktor Internal
Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin
dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.
Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap
beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat islam,
terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam. Sikap
beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20 itu, tetapi
merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi beberapa abad
sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal,
yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang dan kaum
sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah islam dapat menjangkau
daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.
2. Faktor eksernal
Faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah faktor yang
bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajahan kolonial belanda. Faktor tersebut
antara lain tanpak dalam system pendidikan kolonial serta usaha kearah westrnisasi dan
kristenisasi.

4.3 Tujuan Muhammadiyah

Berdasarkan Anggaran Dasar Bab II Pasal 2 menyebutkan bahwa tjuan Muhammadiyah adalah:

Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyrarakat Islam yang
sebenar-benarnya yang diridhoi Allah SWT.

4.4 Visi dan Misi Muhammadiyah

Visi

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al Qur’an dan al Hadist dengan watak
TAJDIDI yang dimiliki senantiasa Istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf
nahi munkar di segala bidang. Sehingga menjadi rahmatan lil alamin, bagi umat, bangsa dan dunia
kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama tang di ridhoi Allah SWT dalam kehidupan ini.

Misi

Muahammadiyah seabagai gerakan Islam dan Dakwah amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi yang
mulia dalam kehidupan yaitu:

1. Menegakkan keyakinan TAUHID yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa
oleh Rasul-Nya

2. Mamahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk
menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.

3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

4. Mewujudkan amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

4.5 Jenjang Struktural Organisasi

Muhammadiyah memiliki jenjang struktural organisasi sebagai berikut:

1. Pimpinan Rintang berkedudukan di Kelurahan

2. Pimpinan Cabang berkedudukan di Kecamatan

3. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di Kota atau Kabupaten

4. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di Provinsi

5. Dewan Pimpinan Pusat berkedudukan di Jakarta dan Yogyakarta (Nasional)


4.6 Organisasi Otonom Muhammadiyah

Organisasi Otonom disingkat ORTOM adlah organisasi yang berada dibawah naungan
Muhammadiyah namun diberikan kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Ortom
Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

1. ‘Aisyiyah

2. Pemuda Muhammadiyah

3. Nasyiatul ‘Aisyiyah

4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

5. Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM)

6. Hizbul Wathan (HW)

7. Tapak Suci

AL ISLAM
5.1 Dienul Islam

Kata ‘di:n berasal dari kata’da:na – yadi:nu yang berarti cara, peraturan, undang-undang, taat
dan patuh, pembalasan, perhitungan dll. Sedangkan kata Islam berasal dari kata kerja ‚‘aslama –
yuslima – isla:man‘ yang berarti berserah diri, atau dari kata salima yang berarti selamat, sejahtera
atau damai.

Dengan demikian dienul islam ialah agama yang menentukan manusia untuk berserah diri
kepada Allah SWT, demi keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia, menciptakan perdamain
antara sesama manusia.

Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW merupakan ajaran hidup yang sempurna,
mencakup dan sangat kompleks, namun tetap sederhana dan diletakkan pada posisi yang serasi dan
berkeseimbangan dalam segala aspeknya.

5.2 Manusia dan Agama

Manusia sejak berada di alam arwah telah ditanamkan benih iman, kepercayaan dan
penyaksian (syahadah) terhadap keberadaan Allah SWT. (QS. Al A’raf: 172).

Manusia adalah makhluk bertuhan atau homo divinan. Allah SWT menciptakan manusia
dengan berbagai naluri termasuk didalamnya naluri bertuhan, naluri agama, yakni agama Islam.
Fitrah bertuhan ini akan bertambah kokoh manakalah ditunjang dengan pengembangan daya
nalarnya untuk membaca ayat-ayat Allah SWT yang berupa ayat kauniyah.
5.3 Tauhid

1. Pengertian Tauhid

Tauhid berasal dari kata wahada – jahhidu - tauhid, artinya menjadi satu, manunggalkan, dan
maniadakan bilangan darinya.

Dalam agama Islam Kalimat Tauhid “laa ilaa haa illallah” marupakan ajaran yang menempati posisi
kunci atau sentral. Kalimat Ilah mengandung arti “Yang Berhak Disembah” yaitu dari segi kebesaran,
keagungan, dan dan ketinggian derajat-Nya layak untuk disembha oleh manusia dimana mereka
menundukkan kepala dalam beribadah.

Jadi Tauhid berarti mengeskan atau menunggalkan Allah SWT sebgai satu-satunya pencipta,
penguasa, dan pengatur alam semesta beserta isinya. Beriman kepada Allah SWT atau
mentauhidkan Allah SWT baru dapat dikatakan sempurna kalau didalamnya terdapat tiga prinsip
yang bulat dan padu yaitu: menyakini dalam hati (tasdi:qun bi al-qalbi), diikrarkan dengan ucapan
atau lisan (iqra:run bi al-lisa:ni) dan diamalkan dengan tindakan yang konkret dan real (almalun bial
al-jana:ni)dalam kehidupan sehari hari

2. Unsur-unsur Tauhid

Unsur tauhid yang terkandung dalam pengertian ayng objektif dan proporsional ada tiga yakni:
Tauhid Rubuhiyah, Tauhid Mulkiyah, tauhid uluhiyah.

Tauhid Rubuhiyah

Berarti kesadaran dan keyakinan bahwa Allah_Lah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta
mengatur alam semesta dengan seluruh isinya (Rabbul ’alamin. Allah adalah satu-satunya Dzat yang
mencipta, mengasuh, memelihara, dan mendidik umat Manusia (Rabbun-Nas)

Tauhid Mulkiyah

Berarti mengimani dan mengakui Allah Allah sebagai satu-satunya Dzat yang menyandang nama dan
sifat-sifat kemuliaan sebagaimana tercermin dalam asmaul:husna’yang salah satu di antaranya
adalah Allah bersifat Ma:lik,Raja diraja pemilik dan penguasa seluruh jagad raya

Tauhid Uluhiyah

Mentauhidkan Allah tidak cukup sekedar menyakini dan mengakui bahwa Allah satu – satunya dzat
yang mencipta,memelihara serta pemilik tunggal terhadap alam semesta dengan segala
isinya.Pengakuan terhadap Keberadaan Allah SWT harus disertai dengan adanya perubahan sikap
hidup.Dan mentauhidkan Allah yang dapat melahirkan perubahan sikap hidup secara total

Menurut Ibnu Taimiyah yang dimaksud dengan tauhid Uluhiyah adalah Dzat yang dipuja dengan
penuh keintaan hati.Tunduk kepada_Nya, tempat berpasrah diri ketika berada dalam kesulitan.
3. Kosentrasi pernyataan La Ilaha illah Allah

Pernyataan la ila ha illah Allah pada hakekatnya mengandung empat sikap sebagai konsekuensinya
yaitu :

· Tidak ada yang dipertuhankan yang berhak di cintai kecuali hanya cinta kepada Allah semata

· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak ditakuti kecuali hanya takut kepada Allah
semata

· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak ditaati kecuali hanya taat kepada Allah
semata

· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak diagungkan dan disembah kecuali hanya
menyembah dan mengabdikan diri kepada Allah semata

4.Pengaruh tauhid dalam kehidupan

Tauhid bila diyakini dan dihayati secara sungguh – sungguh akan melahirkan sikap hidup yang
tegar, konsisten (istiqamah), yang akan dapat merubah seluruh hidupnya. Abu a’la maududi
menemukan beberapa macam pengaruh yang positif, antara lain :

· Seseorang akan memiliki pandangan yang luas, karena ia percaya bahwasanya allah-lah yang
memberikan rezeki dan manusia hanya dapat beriktiar dan bertawakkal.

· Akan melahirkan rasa bangga dan harga diri. Ia mengetahui bahwa tidak ada yang memberi
manfaat dan mudharat kecuali allah dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan kecuali Allah
S.W.T

· Manusia akan mengetahui dengan penuh keyakinan, bahwa tidak ada jalan untuk mencapai
keselamatan dan keberuntungan kecuali semata- mata dari anugerahnya.

· Akan menumbuhkan rasa rendah diri pada diri manusia karena ia memiliki keyakinan bahwa
yang berkuasa atas diri dan segala kemampuannya adalah Allah SWT.

· Akan menumbuhkan sikap optimisme dan jauh dari putus asa dan hilang harapan dalam keadaan
bagaimanapun juga karena ia beriman kepada yang memiliki langit dan bumi.

5. Tauhid yang membebaskan

Ketika manusia memiliki keyakinan akan kekuasaan. Keesaan, dan kebesaran Allah SWT terhadap
segala sesuatu baik yang ada dibumi maupun yang ada dilangit maka ketundukan dan ketaatan
seseorang hanya kepada Allah SWT tidak lagi kepada penguasa, materi, nafsu akan kekuasaan dan
yang lainnya, manusia akan terbebaskan dari segala bentuk belenggu dunia dan hanya akan patuh
kepada-Nya.

Tauhid membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia yang didasarkan kepada
jabatan kekuasaan, dan kedudukan dalam masyarakat. Sehingga seorang hamba shaya, buruh,
pembgantu,m tidak harus merasa malu dan takut berhadapan dengan pejabat negara, gubernur,
bupati, konglomerat dan kyai dan seluruh manusia memiliki derajat yang sama dihadapan Allah
SWT. Seseorang juga tidak harus berada dibawah belenggu persepsi dan opini manusia yang lainnya
selama apa yang diucapkan dan dilakukan adalah benar dalam pandangan Islam.

Tauhid juga membebaskan manusia dari cinta kepada dunia. Keyakinan terhadapa kekuasaaan Allah
bahwa rezki sepenuhnya berada dalam kendali-Nya akan membebaskan manusia dari perbudakan
manusia atas manusia karena tidak ada lagi manusia yang dengan menjual harga dirinya, imannya
bahkan keyakinan kepada adapa saja dan siapa saja disebabkan oleh cinta harta.

Nafsu dan kekuasaan adalah nafsu yang paling besar dimilikin manusia selain nafsu sex. Serah telah
membuktikan manusia senantiasa ingin saling menguasai, ingin mengontrol, memrintah, dan
menundukkan manusia yang lainnya dalam konteks yang lebih besar nasfu kekuasaan ini dalam
bentuk penjajahan negara atas negara. Hanya tauhid yang mampu membebaskan manusia dari
belenggu nafsu kekuasaan. Manusia dengan kenyakina akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT
tidak akan pernah melihat kekuasaan sebagai alat untuk menindas, menguasai bahkan membunuh
orang lain. Kekuasaan bagi mereka yang bertauhid adalah amanah alat untuk mengangkat manusia
dari kebodohan. Kesengsaraan, ketertindasan, dan kezaliman manusia yang lainnya.

Makadengan begitu tidak akan terjadi penindasan, penyiksaan, pembunuhan manusia oleh manusia
atas nama negara, agama kelompok, dan suku tetapi yang ada adalah perdamaian bagi semua.

Ibadah

1. Pengertian

Ibadah secara umum berarti merendahkan diri atau tunduk sedankan secara khusus ibadah berarti
bertakarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.

2. Pembagian ibadah

- Ibadah umum:

Segala perbuatan baik yang dilakukan manusia untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

- Ibadah Khusus:

Apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, cara, gerakan, waktu pelaksanaan, bacaanya dan lain-lain.

Contoh:

Sholat, puasa, haji. Tharah, (bersuci; mandi wajib; tayammum, wudhu)


3. Qaidah pelaksanaan Ibadah

Ibadah Umum:

Semua boleh kecuali yang dilarang.

Ibadah khusus

Semua tidak boleh kecuali yang diperintahkan

5.5 Akhlak

1. Pengertian

Akhlak adalah sehgala sesuatu perbuatan yang dilakukan manusai tanpa sipikirkan terlebih dahulu.
Akhlak terbagi atas dua, yakni akhlak mazmumah dan akhlak mahmudah.

2. Macam-Macam Akhlak

- Akhlak Kepada Allah SWT.

- Akhlak Kepada sesama manusia

- Akhlak Kepada lingkungan (alam semesta)

- Akhlak Kepada diri sendiri

- Akhlak Kepada orang tua

Kitab Sholat
6.1 Pengetian Sholat

Sholat adalah rukun Islam yang kedua. Merupakan ibadah yang dilaksanakan oelh seluruh
umat islam sesuai dengan tuntunan pelaksanaannya. Sholat terbagi atas 2 (dua) yakni sholat wajib
dan sholat sunnat. Sholat wajib terdiri atas 5 waktu yaitu: Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya.

Para Pendiri IMM

Komposisi Dewan Pimpinan Pusat Produk Musyawarah Nasional (mu’tamar) ke-1 ini di Solo yaitu
sebagai berikut :

Ketua Umum : Mohammad Djazman Al-Kindi

Wakil Ketua : A. Rosyad Sholeh

Wakil Ketua : Moh. Amien Rais


Wakil Ketua : Soedibjo Markoes

Wakil Ketua : Zainuddin Sialla

Wakil Ketua : Sofyan Tanjung

Wakil Ketua : Marzuki Usman

Sekretaris Jenderal : Sjamsu Udaya Nurdin

Wakil Sekjen : Bahransjah Usman

Wakil Sekjen : Sugiarto Qosim

Bendahara Umum : Abuseri Dimiyati

Anggota-Anggota : Mohammad Arief

Yahya A. Muhaimin

Ummi Kalsum

Aida saleh

Sukiriyono

Zulkabir

Tabrani Dris

Zulfaddin Hanafiah

N. Adnan Razak

Djaginduang Dalimunthe

Bachtiar Achsan

Muhammad Ichsan

Biro Organisasi dan Kader:A. Rosyad Sholeh

Biro Politik dan Pengembangan Ilmu (LPI):Moh. Amien RaisYahya A. Muhaimin

Departemen Penerangan :Marzuki Usman

Departemen Keputrian :Ummi Kalsum Aida Saleh

Lembaga Penyiaran Islam :Soedibjo Markoes Moh. Arief

Departemen Kesejahteraan Lembaga Seni dan Budaya:Abdul Hadi WM

Anda mungkin juga menyukai