Ada dua faktor yang mendasari kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri Muhammdiyah itu sendiri,
sedangkan faktor ekstrenal yaitu faktor yang datang dari luar Muhamadiyah, khususnya umat Islam
dan umumnya apa yang terjadi di Indonesia.
1. Faktor Internal, Yaitu suatu motif untuk mengembangkan ideologi dalam Muhammadiyah, yakni
faham dan atau cit-cita Muhammadiyah, sebagaimana sebuah wadah (organisasi) yang cita-citanya,
atau yang maksud dan tujuannya yaitu menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam, hingga
terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai oleh Allah swt.
2. Faktor eksternal, yang dimaksudkan faktor ini, yaitu faktor diluar muhammadiyah, baik yang
terjadi dalam diri umat Islam secara umum, maupun yang terdapat dalam sejarah pergolakan bangsa
Indonesia. Yang terjadi dikalangan umat Islam, yaitu masih menyuburnya tradisi-tadisi yang
sesungguhnya tidak lagi cocok dengan ajaran Islam murni khususnya dan juga tidak lagi sesui dengan
perkembangan zaman. Di sana sini umat Islam, termasuk dikalangan mahasiswanya masih terlena
dengan pratek-praktek peribadatan yang penuh dengan bid’ah, khurafat, dan tahayull. Kepercyaan-
kepercayaan mantra-mantra para dukun masih membudaya, terhadap tempat-tempat yang
dianggap kramat pun masih digemari, terhadap fatwa-fatwa para kiyai yang sesungguhnya kadang
kala tidak di landasi dalil-dalil qathi masih dianggap sebagai fatwa-fatwa para kiyai yang
sesungguhnya kadangkala tidak dilandasi dalil-dalil qathi masih dianggap sebagai fatwa yang suci,
dan masih banyak lagi aktifitas ritualis yang mencerminkan siskritistik dan bahkan animastik.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi mahasiswa islam yang juga
merupakan organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan wadah perjuangan
untuk menghimpun, menggerakkan, dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan
peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa, sehingga
tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka fikir ilmu amaliyah dan kader amaliah sesuai dengan
kepribadian Muhammadiyah
Untuk terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah serta amal
geraknya maka perlu ditegaskan identitas IMM sebagai berikut :
1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan,
kemasyrakatan dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
4. Oleh karena setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam study dan mengamalkan
ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.
3.3 Tujuan
Terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam Rangka Mencapai Tujuan
Muhammadiyah
Visi
Terciptanya tatanan masyrakat kampus yang ilmiah ilahiah dengan amal ilmiah dan ilmu
amaliah
Misi
Melakukan pencerahan terhadap mahasiswa dan pembinaan terpadu terhadap potensi spiritual,
intelektual dan humanitasnya.
3.5 Keanggotaan
Siapa saja (mahasiswa) yang sepakat dengan tujuan, sistem dan aturan yang berlakyu dalam
internal imm berhak menjadi anggota. Sedangkan untuk menjadi pimpinan atau pengurus dalam
IMM harus memenuhi syarat dengan mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD). terkhusus dalam
lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) setiap mahasiswa adalah anggota IMM secara
non format.
IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam dalam menjalankan peran fungsinya sebagai
organisasi dakwah intelektual dengan tiga model gerakan yang satu, yakni:
- Gerakan Spiritual
IMM menjadikan nilai-nilai keimanan, dan moralitas sebagai nilai luhur yang senantiasa menjadi ruh
dan spirit gerakan.
- Gerakan Intelektual
IMM merupakan wahana intelectual exercise bagi mahasiswa dan menjadikan intelektualitas sebagai
identitas gerakannya.
- Gerakan Humanitas
IMM senantiasa, reponsif tanggap dan memiliki sensitivitas sosial yang tinggi sebagai bentuk
penegasan dirinya untuk melawan penindasan.
Ketiga model gerakan ini menjadi identitas gerakan IMM dan senantiasa terinternalisasi dalam diri
kader IMM dalam membumikan setiap gagasannya dan mempertanggung jawabkan setiap
gerakannya dalam menjalankan peran dan tanggung jawab intelektualnya.
1. Pimpinan Komisariat (PIKOM) yang berkedudukan di Fakultas untuk Universal atau Akademi
2. Pimpinan Cabang (PC) yang berkedudukan di Kota atau Kabupaten (membawahi Komisariat-
Komisariat)
3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang berkedudukan di Provinsi atau wilayah (membawahi
Pimpinan Cabang)
4. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang berkedudukan dalam hal ini Jakarta (berdasarkan aturan AD
IMM)
Perkaderan Utama
Perkaderan Pembina
Perkaderan Pendukung
1. Latihan Advokasi
2. latihan Jurnalistik
Muhammadiyah menrut bahasa dari kata Muhammad dan Iyah. Muhammad berarti Nabi dan Rasul
terakhir sedangkang Iyah berarti pengikut, jadi Muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammadi.
Sedangkan menurut istilah berarti sebuah Ormas Islam atau organisasi Islam yang berlasdaskan Al
Qur’an dan Al Hadits.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 M atau
betepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H di Kampung Kauman. Yogyakarta. Latar belakang
kelshiran Muhammadiyah secara garis besar disebabkan oleh 2 hal yakni; faktor internal dan
eksternal. faktor internal adlah realitas umat Islam pada masa itu yang tdak menjalankan agama
Islam secara utuh dan murni sehingga tidak lagi terlihat adalah dengan Al Qur’an dan Al Hadits yang
terlihat adalah praktek TBC (Takhyul, Bid’ah dan Khurafat) nasib rakyat Indonesia yang tertindas dan
mengalami kemisknan dan pembodohan sistemik oleh Pemerintah Belanda pada masa itu.
Maka KH. Ahmad Dahlan setelah melakukan kontemplasi – perenungan – dan pembacaan terhadap
realitas umat yang tidak sesuai dengan nafas/ajaran Islam yang membebaskan manusia dari
ketertindasan dan pembodohan ia kemudian berinisiatif untuk membentuk organisasi yang
bertujuan untuk mengajarkan kepada umat islam agar menjalankan agama Islam secara benar dan
murni sekaligus membantu masyrakat lepas dari ketertindasan dan memberikan sumbangan ide,
pemikiran dan bantuan nyata untuk mencerdasarkan masyarakat.
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;[1] merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Al Imran: 104)
- QS. Al Maun
Artinya:
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya[2], 7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna[3].
[1] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
[2] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi
untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
1. Faktor Internal
Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin
dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.
Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap
beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat islam,
terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam. Sikap
beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20 itu, tetapi
merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi beberapa abad
sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal,
yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang dan kaum
sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah islam dapat menjangkau
daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.
2. Faktor eksernal
Faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah faktor yang
bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajahan kolonial belanda. Faktor tersebut
antara lain tanpak dalam system pendidikan kolonial serta usaha kearah westrnisasi dan
kristenisasi.
Berdasarkan Anggaran Dasar Bab II Pasal 2 menyebutkan bahwa tjuan Muhammadiyah adalah:
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyrarakat Islam yang
sebenar-benarnya yang diridhoi Allah SWT.
Visi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al Qur’an dan al Hadist dengan watak
TAJDIDI yang dimiliki senantiasa Istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf
nahi munkar di segala bidang. Sehingga menjadi rahmatan lil alamin, bagi umat, bangsa dan dunia
kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama tang di ridhoi Allah SWT dalam kehidupan ini.
Misi
Muahammadiyah seabagai gerakan Islam dan Dakwah amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi yang
mulia dalam kehidupan yaitu:
1. Menegakkan keyakinan TAUHID yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa
oleh Rasul-Nya
2. Mamahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk
menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Organisasi Otonom disingkat ORTOM adlah organisasi yang berada dibawah naungan
Muhammadiyah namun diberikan kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Ortom
Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1. ‘Aisyiyah
2. Pemuda Muhammadiyah
3. Nasyiatul ‘Aisyiyah
7. Tapak Suci
AL ISLAM
5.1 Dienul Islam
Kata ‘di:n berasal dari kata’da:na – yadi:nu yang berarti cara, peraturan, undang-undang, taat
dan patuh, pembalasan, perhitungan dll. Sedangkan kata Islam berasal dari kata kerja ‚‘aslama –
yuslima – isla:man‘ yang berarti berserah diri, atau dari kata salima yang berarti selamat, sejahtera
atau damai.
Dengan demikian dienul islam ialah agama yang menentukan manusia untuk berserah diri
kepada Allah SWT, demi keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia, menciptakan perdamain
antara sesama manusia.
Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW merupakan ajaran hidup yang sempurna,
mencakup dan sangat kompleks, namun tetap sederhana dan diletakkan pada posisi yang serasi dan
berkeseimbangan dalam segala aspeknya.
Manusia sejak berada di alam arwah telah ditanamkan benih iman, kepercayaan dan
penyaksian (syahadah) terhadap keberadaan Allah SWT. (QS. Al A’raf: 172).
Manusia adalah makhluk bertuhan atau homo divinan. Allah SWT menciptakan manusia
dengan berbagai naluri termasuk didalamnya naluri bertuhan, naluri agama, yakni agama Islam.
Fitrah bertuhan ini akan bertambah kokoh manakalah ditunjang dengan pengembangan daya
nalarnya untuk membaca ayat-ayat Allah SWT yang berupa ayat kauniyah.
5.3 Tauhid
1. Pengertian Tauhid
Tauhid berasal dari kata wahada – jahhidu - tauhid, artinya menjadi satu, manunggalkan, dan
maniadakan bilangan darinya.
Dalam agama Islam Kalimat Tauhid “laa ilaa haa illallah” marupakan ajaran yang menempati posisi
kunci atau sentral. Kalimat Ilah mengandung arti “Yang Berhak Disembah” yaitu dari segi kebesaran,
keagungan, dan dan ketinggian derajat-Nya layak untuk disembha oleh manusia dimana mereka
menundukkan kepala dalam beribadah.
Jadi Tauhid berarti mengeskan atau menunggalkan Allah SWT sebgai satu-satunya pencipta,
penguasa, dan pengatur alam semesta beserta isinya. Beriman kepada Allah SWT atau
mentauhidkan Allah SWT baru dapat dikatakan sempurna kalau didalamnya terdapat tiga prinsip
yang bulat dan padu yaitu: menyakini dalam hati (tasdi:qun bi al-qalbi), diikrarkan dengan ucapan
atau lisan (iqra:run bi al-lisa:ni) dan diamalkan dengan tindakan yang konkret dan real (almalun bial
al-jana:ni)dalam kehidupan sehari hari
2. Unsur-unsur Tauhid
Unsur tauhid yang terkandung dalam pengertian ayng objektif dan proporsional ada tiga yakni:
Tauhid Rubuhiyah, Tauhid Mulkiyah, tauhid uluhiyah.
Tauhid Rubuhiyah
Berarti kesadaran dan keyakinan bahwa Allah_Lah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta
mengatur alam semesta dengan seluruh isinya (Rabbul ’alamin. Allah adalah satu-satunya Dzat yang
mencipta, mengasuh, memelihara, dan mendidik umat Manusia (Rabbun-Nas)
Tauhid Mulkiyah
Berarti mengimani dan mengakui Allah Allah sebagai satu-satunya Dzat yang menyandang nama dan
sifat-sifat kemuliaan sebagaimana tercermin dalam asmaul:husna’yang salah satu di antaranya
adalah Allah bersifat Ma:lik,Raja diraja pemilik dan penguasa seluruh jagad raya
Tauhid Uluhiyah
Mentauhidkan Allah tidak cukup sekedar menyakini dan mengakui bahwa Allah satu – satunya dzat
yang mencipta,memelihara serta pemilik tunggal terhadap alam semesta dengan segala
isinya.Pengakuan terhadap Keberadaan Allah SWT harus disertai dengan adanya perubahan sikap
hidup.Dan mentauhidkan Allah yang dapat melahirkan perubahan sikap hidup secara total
Menurut Ibnu Taimiyah yang dimaksud dengan tauhid Uluhiyah adalah Dzat yang dipuja dengan
penuh keintaan hati.Tunduk kepada_Nya, tempat berpasrah diri ketika berada dalam kesulitan.
3. Kosentrasi pernyataan La Ilaha illah Allah
Pernyataan la ila ha illah Allah pada hakekatnya mengandung empat sikap sebagai konsekuensinya
yaitu :
· Tidak ada yang dipertuhankan yang berhak di cintai kecuali hanya cinta kepada Allah semata
· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak ditakuti kecuali hanya takut kepada Allah
semata
· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak ditaati kecuali hanya taat kepada Allah
semata
· Tidak ada sesuatu yang dipertuhankan yang berhak diagungkan dan disembah kecuali hanya
menyembah dan mengabdikan diri kepada Allah semata
Tauhid bila diyakini dan dihayati secara sungguh – sungguh akan melahirkan sikap hidup yang
tegar, konsisten (istiqamah), yang akan dapat merubah seluruh hidupnya. Abu a’la maududi
menemukan beberapa macam pengaruh yang positif, antara lain :
· Seseorang akan memiliki pandangan yang luas, karena ia percaya bahwasanya allah-lah yang
memberikan rezeki dan manusia hanya dapat beriktiar dan bertawakkal.
· Akan melahirkan rasa bangga dan harga diri. Ia mengetahui bahwa tidak ada yang memberi
manfaat dan mudharat kecuali allah dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan kecuali Allah
S.W.T
· Manusia akan mengetahui dengan penuh keyakinan, bahwa tidak ada jalan untuk mencapai
keselamatan dan keberuntungan kecuali semata- mata dari anugerahnya.
· Akan menumbuhkan rasa rendah diri pada diri manusia karena ia memiliki keyakinan bahwa
yang berkuasa atas diri dan segala kemampuannya adalah Allah SWT.
· Akan menumbuhkan sikap optimisme dan jauh dari putus asa dan hilang harapan dalam keadaan
bagaimanapun juga karena ia beriman kepada yang memiliki langit dan bumi.
Ketika manusia memiliki keyakinan akan kekuasaan. Keesaan, dan kebesaran Allah SWT terhadap
segala sesuatu baik yang ada dibumi maupun yang ada dilangit maka ketundukan dan ketaatan
seseorang hanya kepada Allah SWT tidak lagi kepada penguasa, materi, nafsu akan kekuasaan dan
yang lainnya, manusia akan terbebaskan dari segala bentuk belenggu dunia dan hanya akan patuh
kepada-Nya.
Tauhid membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia yang didasarkan kepada
jabatan kekuasaan, dan kedudukan dalam masyarakat. Sehingga seorang hamba shaya, buruh,
pembgantu,m tidak harus merasa malu dan takut berhadapan dengan pejabat negara, gubernur,
bupati, konglomerat dan kyai dan seluruh manusia memiliki derajat yang sama dihadapan Allah
SWT. Seseorang juga tidak harus berada dibawah belenggu persepsi dan opini manusia yang lainnya
selama apa yang diucapkan dan dilakukan adalah benar dalam pandangan Islam.
Tauhid juga membebaskan manusia dari cinta kepada dunia. Keyakinan terhadapa kekuasaaan Allah
bahwa rezki sepenuhnya berada dalam kendali-Nya akan membebaskan manusia dari perbudakan
manusia atas manusia karena tidak ada lagi manusia yang dengan menjual harga dirinya, imannya
bahkan keyakinan kepada adapa saja dan siapa saja disebabkan oleh cinta harta.
Nafsu dan kekuasaan adalah nafsu yang paling besar dimilikin manusia selain nafsu sex. Serah telah
membuktikan manusia senantiasa ingin saling menguasai, ingin mengontrol, memrintah, dan
menundukkan manusia yang lainnya dalam konteks yang lebih besar nasfu kekuasaan ini dalam
bentuk penjajahan negara atas negara. Hanya tauhid yang mampu membebaskan manusia dari
belenggu nafsu kekuasaan. Manusia dengan kenyakina akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT
tidak akan pernah melihat kekuasaan sebagai alat untuk menindas, menguasai bahkan membunuh
orang lain. Kekuasaan bagi mereka yang bertauhid adalah amanah alat untuk mengangkat manusia
dari kebodohan. Kesengsaraan, ketertindasan, dan kezaliman manusia yang lainnya.
Makadengan begitu tidak akan terjadi penindasan, penyiksaan, pembunuhan manusia oleh manusia
atas nama negara, agama kelompok, dan suku tetapi yang ada adalah perdamaian bagi semua.
Ibadah
1. Pengertian
Ibadah secara umum berarti merendahkan diri atau tunduk sedankan secara khusus ibadah berarti
bertakarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
2. Pembagian ibadah
- Ibadah umum:
Segala perbuatan baik yang dilakukan manusia untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
- Ibadah Khusus:
Apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, cara, gerakan, waktu pelaksanaan, bacaanya dan lain-lain.
Contoh:
Ibadah Umum:
Ibadah khusus
5.5 Akhlak
1. Pengertian
Akhlak adalah sehgala sesuatu perbuatan yang dilakukan manusai tanpa sipikirkan terlebih dahulu.
Akhlak terbagi atas dua, yakni akhlak mazmumah dan akhlak mahmudah.
2. Macam-Macam Akhlak
Kitab Sholat
6.1 Pengetian Sholat
Sholat adalah rukun Islam yang kedua. Merupakan ibadah yang dilaksanakan oelh seluruh
umat islam sesuai dengan tuntunan pelaksanaannya. Sholat terbagi atas 2 (dua) yakni sholat wajib
dan sholat sunnat. Sholat wajib terdiri atas 5 waktu yaitu: Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya.
Komposisi Dewan Pimpinan Pusat Produk Musyawarah Nasional (mu’tamar) ke-1 ini di Solo yaitu
sebagai berikut :
Yahya A. Muhaimin
Ummi Kalsum
Aida saleh
Sukiriyono
Zulkabir
Tabrani Dris
Zulfaddin Hanafiah
N. Adnan Razak
Djaginduang Dalimunthe
Bachtiar Achsan
Muhammad Ichsan