Anda di halaman 1dari 2

KETERKAITAN ANTARA TRI KOMPETENSI DASAR DENGAN

PROGRESIVITAS SEBAGAI KADER IMM

Disusun oleh:
Hamry Nur Ramadhani

Seperti kita ketahui IMM merupakan organisasi bagian elemen gerakan


kemahasiswaan di Indonesia dan sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa Islam, sekaligus
Organisasi (otonom) Muhammadiyah yang bergerak di bidang Keagamaan, Kemahasiswaan,
dan Kemasyarakatan. Jadi sebagai seseorang yang menyandang gelar mahasiswa tentu di
tuntut untuk mempunyai intelektual dan ilmu pengetahuan yang luas dalam bebagai bidang.
IMM didirikan pada tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H. Tujuan IMM adalah
“mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka
mencapai Tujuan Muhammadiyah”. Kelahiran IMM tidak lepas dengan sejarah perjalanan
muhammadiyah, dan juga bisa dianggap sejalan dengan faktor kelahiran muhammadiyah itu
sendiri.

IMM berdiri karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal antara lain dorongan untuk mengembangkan ideology ,paham dan cita-cita
muhammadiyah. Sedangkan faktor eksternal berdirinya IMM adalah berkaitan dengan situasi
dan kondisi kehidupan diluar dan sekitar muhammadiyah. IMM merupakan gerakan dakwah
ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa. IMM juga disebut sebagai
gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan. Perbuatan merupakan
persyaratan utama dalam meraih suatu perubahan.

IMM memiliki sebuah identitas gerakan yang terdiri dari Tri Kompetensi Dasar, 6
Penegasan, Nilai Dasar Ikatan, Profil Kader Ikatan, dan Trilogi. Tri Kompetensi Dasar terdiri
dari religius, intelektualitas, dan humanitas. Intelektual adalah akar dari suatu gerakan untuk
membangun, dan memperkuat landasan gerakan. Humanitas dapat dipahami sebagai
kompetensi hubungan sosial atau kemanfaatan kepada manusia. Seperti wasiat Rasulullah
Muhammad SAW dalam haditsnya, sebagai berikut:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia”

(Hadits riwayat Ahmad, ath Thabarani, ad Daruqutni)


Progresivitas sebagai kader IMM yakni IMM harus mampu maju dan berkembang
dalam segi akal (pikiran), dalam hal ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan itu didapat
tidak sekadar disiplin latar belakang ilmu masing-masing kader IMM yang diampu di saat
kuliahnya saja. Melainkan didapat dari berbagai referensi, literatur, diskusi-diskusi, dan
sebagainya. Termasuk didalamnya akhlak, moral, etika yang harus tetap dipegang teguh oleh
setiap kader IMM.

Pada era ini, IMM berkembang dengan kemajuan IPTEK. Mulai dari perkembangan
paradigma berpikir (teori-konsep) yang dapat diwujudkan dengan inovasi-inovasi dari kader
IMM dalam menjalani urusan internal, hingga praksis gerakan. Didukung dengan
perkembangan IPTEK dalam berbagai hal, IMM haruslah menjawab tantangan zaman ini.
Dengan tantangan di era disrupsi inilah menjadikan kader IMM harus selalu responsif dan
progresif gerakannya.

Jadi, hubungan antara tri kompetensi dasar dengan progresivitas kader IMM adalah
seperti yang sudah dijelaskan bahwa tri kompetensi dasar yakni Religius, Intelektualitas, dan
Humanitas. Dan Progresivitas merupakan kemampuan bergerak maju. Dimana progresivitas
IMM harus maju dan berkembang dalam segi akal, ilmu pengetahuan, dan juga keagamaan.
Poin-poin tersebut tercantuk dalam Tri Kompetensi Dasar, sehingga Tri Kompetensi dasar
dengan Progresivitas kader IMM memiliki kaitan atau hubungan.

Sebagai kader IMM, maka kita harus selalu ingat dengan Tri Kompetensi Dasar ini.
Karena Tri Kompetensi Dasar merupakan identitas. Apabila kita melupakan identitas
organisasi, maka organisasi itu dapat hancur. Tri Kompetensi Dasar juga dapat membantu
dan berkaitan dengan progresivitas kader IMM.

Progresivitas yang baik akan membangun IMM menjadi organisasi yang baik pula.
Dengan adanya identitas dan dasar-dasar IMM ini maka progresivitas IMM akan berjalan
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai