Anda di halaman 1dari 59

Bincang IMM

Imamul Khairi

NBM. 520138.2775
01 04

Pengertian Ideologi

02 05
History Visi Misi

03 06

Identitas Lambang
Pengertian
IMM
IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah
sebuah organisasi gerakan mahasiswa Islam,
organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di
bidang keagamaan, kemahasiswaan dan
kemasyarakatan
Biodata Singkat IMM
Nama : Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
TTL : Yogyakarta, 14 Maret 1964 M
(Bertepatan dengan 29 Syawal 1384 H)
Pelopor : Drs. Moh. Djazman al-Kindi
Tujuan : Mengusahakan terbentuknya akademisi
Islam yang berakhlak mulia dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah
FAKTOR INTERNAL
Kelahiran
IMM FAKTOR EKSTERNAL
Faktor Internal
Faktor internal kelahiran ikatan yaitu motivasi Muhammadiyah itu sendiri untuk terus
mengembangkan dakwah.
Berikut sejarah dari perkembangan kelahiran ikatan :
 Tahun 1936. Muktamar Muhammadiyah ke-25 di Jakarta, timbul keinginan untuk
membentuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
 Tahun 1950-1960an. Perkembangan PTM berdampak pada banyaknya kader-kader
Muhammadiyah di kalangan mahasiswa.
 Tahun 1961, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) berdiri.
 Kebutuhan Muhammadiyah untuk membentuk organisasi yang menghimpun mahasiswa
Muhammadiyah.
 Tahun 1956. Pemuda Muhammadiyah membentuk Study Group.
 Tahun 1963. Djazman al-Kindi membentuk lembaga dakwah mahasiswa untuk
menghimpun mahasiswa Muhammadiyah.
 Tahun 1964. Tepatnya pada tanggal 14 Maret IMM didirikan.
Faktor Eksternal
 Pergolakan bangsa Indonesia.
 Tahun 50-60an : OKP menemui jalan buntu.
Kongres mahasiswa di Malang menghasilkan PPMI (Persarikatan Perhimpunan
Mahasiswa Indonesia).
 Tahun 1965, PPMI dibubarkan. Karena disusupi oleh anak komunis dan
suasana membawa kehancuran.
 HMI terdesak. IMM lahir untuk membantu dan turut serta
mempertahankan HMI dari usaha-usaha PKI yang akan membubarkannya,
karena sifat IMM yang suka bekerjasama membantu teman seaqidah.
HMI dan IMM
 Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam pada Bulan Februari 1947 menjadi jawaban bagi
keresahan mahasiswa Islam saat itu. HMI mampu mengakomodir keinginan mahasiswa
Islam dari berbagai latar belakang, begitupun mahasiswa Muhammadiyah.
 Seiring berjalannya waktu (1950-an) HMI seperti keluar dari cita-cita awalnya
sehingga mendatangkan banyak pertentangan. Pembubaran Masyumi ditengarai menjadi
awal pergejolakan dalam tubuh HMI. Akhirnya mahasiswa NU dan Muhammadiyah
menarik diri dari HMI.
 Mahasiswa Muhammadiyah menilai HMI saat itu dipenuhi berbagai kepentingan dan
dianggap liberal (tidak sesuai dengan tujuan Muhammadiyah yang berlandaskan Al-
Qur’an dan Hadits).
 Mahasiswa Muhammadiyah mendesak PP Muhammadiyah untuk membentuk wadah demi
mengakomodir seluruh mahasiswa Muhammadiyah. Oleh karena itu, PP Muhammadiyah
mengeluarkan maklumat untuk menyelamatkan kader Muhammadiyah dari berbagai
kepentingan.
 Karena desakan beberapa pihak, akhirnya PP Muhammadiyah (H.A. Badawi) merestui
lahirnya IMM pada tanggal 14 Maret 1964/29 Syawal 1384.
“Saya beri restu kepada
Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.”

—Soekarno 1965-
History
IMM
Tahun 1965
Ditetapkannya 6 gagasan IMM di Kota Barat, Solo.
1) IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.
2) Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM.
3) Fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah.
4) IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan
segala hukum dan Undang-Undang yang berlaku.
5) Ilmu adalah amaliyah dan amal adalah ilmiyah.
6) Amal IMM adalah Lillahi Ta’ala dan senantiasa diabadikan untuk
kepentingan rakyat.
Tahun 1975-1978
 IMM vakum, DPP IMM saat itu tak kunjung melaksanakan muktamar
karena permasalahan internal dan permasalahan NKK/BKK.

Tahun 1986
 Dalam Muktamar IMM ke V di Padang yang dilangsungkan oleh DPP
IMM menghasilkan Deklarasi Padang yang isinya mengembangkan
pokok-pokok pikiran organisasi, pengembangan struktur organisasi, dan
pengembangan pola pengkaderan.
Tahun 1998
 Turut serta mengkritisi pemerintah Orde Baru Soeharto rezim penguasa
yang saat itu kental sekali dengan KKN nya.

Tahun 1999 - sekarang


 IMM sudah mapan secara struktural dan jaringan organisasi.
Identitas
IMM
ORGANISASI KADER

IDENTITAS ORTOM MUHAMMADIYAH

GERAKAN RELIGIUS,
INTELEKTUAL, DAN HUMANIS
(RIH)
Ideologi
IMM
Trilogi:
- Iman
- Ilmu
- Amal

Trilogi Ikatan:
- Keagamaan
Ideologi - Kemahasiswaan
- Kemasyarakatan

Tri Kompetensi Kader:


- Spiritual-Religiusitas
- Intelektualitas
- Humanitas
Visi Misi
IMM
Visi
 Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia,
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
(Tujuan berdasarkan Anggaran Dasar).

Misi
 Religiusitas (dari Islam kita berangkat dan kepada Islamlah kita kembali),
Intelektualitas (berfikir universal tanpa sekat eksklusivisme), dan
humanitas (bekerjasama dengan kekuatan lain dalam perjuangan).
Khittah
Perjuangan
IMM
Khittah Perjuangan IMM

 Secara etimologis, kata khittah berasal dari bahasa Arab yang berarti “rencana,


jalan, atau garis”, terdapat dalam kamus Al-Munawwir. 
 Khittah dapat diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan dalam
mewujudkan misi dan cita-citanya.
 Khittah ialah “kebijakan dasar yang memberikan arah perjuangan yang harus
ditempuh kader IMM, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai secara
efektif dan efisien.”
Deklarasi Kota Barat
Enam Penegasan IMM atau juga yang sering disebut sebagai Deklarasi Kota Barat, adalah deklarasi
penegasan IMM yang dilakukan saat Muktamar (Munas) I IMM tahun 1965 di Kottabarat, Surakarta.
Berikut ini adalah isi dari Enam Penegasan IMM :

1) Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.


2) Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM.
3) Menegaskan bahwa Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah
(stabilisator dan dinamisator).
4) Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala
hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara.
5) Menegaskan bahwa Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
6) Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan
rakyat.
Deklarasi Garut

Menyadari perlunya meningkatkan mutu “Ikatan” sebagai aparat


pembaharuan dan pengabdian, IMM menegaskan sekali lagi strategi
dasarnya untuk pembinaan organisasi sebagai berikut:
• Kaderisasi
• Kristalisasi, dan
• Konsolidasi
Deklarasi Garut

1) Membina setiap anggota IMM sebagai kader yang taqwa kepada Allah dan sanggup memadukan
intelektualitas dengan ideologi, karena suksesnya perjuangan Umat Islam Indonesia banyak
ditentukan oleh kesanggupan para inteligensinya untuk selalu berjuang dengan landasan ideologi
Islam.
2) Membina setiap anggota IMM sebagai subyek dan aktivis Ikatan yang setia sepenuhnya kepada
ideologi dan loyal kepada organisasi. Pengalaman dan sejarah menunjukkan bahwa untuk
mencapai sasaran perjuangan organisasi sebagai aparat untuk mencapai sasaran tersebut,
harus didukung oleh anggota yang meyakini kebenaran ideologi dan mengamalkannya serta aktif
menunjang setiap aktivitas gerakannya.
3) Terus menerus menyempurnakan dan menertibkan organisasi, sehingga sebagai aparat
perjuangan mampu mengantarkan “Ikatan” dalam mencapai tujuan perjuangan.
Deklarasi Baiturrahman
1) Sejarah Perjalanan Ikatan dimulai dengan Deklarasi Kota Barat, Solo, 5 Mei 1965 yang
berisikan hasrat dan tekad kami untuk mewujudkan satu wadah pembinaan generasi muda
Nasional yang kemudian kami namakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Walaupun masih
dalam usia muda, namun kami sadari, bahwa segenap idea dan cita yang dilahirkan,
dikembangkan dan diperjuangkan oleh pewaris Nusantara yang terdahulu, yang bertekad untuk
mewujudkan satu Bangsa Indonesia yang besar dengan satu tata masyarakat yang baru yang
damai, adil sejahtera dalam naungan ridho Ilahi. Kami mengemban idea dan cita yang
dikembangkan oleh K.H.A Dahlan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. Kami mendukung dan
mengemban pula segenap idea dan cita yang didengungkan pada proklamasi 17 Agustus 1945,
pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, pada hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, bahkan
idea dan cita yang diperjuangkan oleh para Pahlawan Nasional yang terdahulu.
Deklarasi Baiturrahman

2) Deklarasi Kota Garut, 28 Juli 1967, berisikan hasrat dan tekad kami untuk
menjadikan ikatan sebagai aparat pembaharu, satu proses yang selalu dituntut oleh
satu bangsa ataupun satu kaum yang selalu menginginkan kemajuan. Demikian pula
kami tegaskan dalam deklarasi tersebut, satu identitas kepribadian ikatan yang
menuntut setiap pendukung ikatan untuk membekali dan melengkapi dirinya dengan
kemantapan aqidah serta dengan kematangan intelektual, sebab kami yakin bahwa
tantangan kehidupan masa kini dan mendatang hanya akan bisa dijawab oleh
pribadi-pribadi yang matang, dewasa dalam keharmonisan serta perpaduan antara
aqidah dan intelektualitas.
Deklarasi Baiturrahman
3) Di tengah-tengah kepanikan umat dewasa ini akibat krisis kependudukan, moneter, pangan
sumber-sumber alam yang tak tergantikan serta lingkungan hidup, maka kami berpendapat
bahwa sebenarnya dibalik segala krisis yang disadari atau tidak, diakui atau tidak justru
merupakan krisis utama, yakni krisis kemanusiaan. Tanpa diakuinya krisis kemanusiaan ini,
maka krisis-krisis tersebut di depan tadi akan merupakan lingkaran setan tanpa akhir.
Krisis kemanusiaan ini timbul akibat modernisasi tanpa arah ataupun sebagai akibat
dipaksakannya suatu sistem hidup yang kurang memperhatikan faktor waktu, tempat dan
kemampuan, dengan hanya mementingkan tujuan-tujuan jangka pendek. Krisis ini mulai
timbul akibat cara berpikir yang terlalu rational dan mekanis sebagai bagian dari suatu
program hidup yang pragmatis, materialistis, dimana manusia menjadi semakin kehilangan
cakrawala hidup dan idealismenya. Oleh karena itu ikatan menyadari bahwa disamping tugas
dan kewajiban kita untuk memberikan sumbangan dalam wujud sarana-sarana fisik di dalam
pembangunan bangsa, maka kaum muslimin Indonesia mempunyai kewajiban pula untuk
memberikan sumbangan dalam bentuk pembinaan manusia-manusia Indonesia baru yang
tidak saja berilmu dan berkemampuan ketrampilan tapi juga memiliki sikap/sistem nilai
budaya yang insani yang akan mampu memberikan arah, struktur dan percepatan yang
proporsional dalam pembangunan.
Deklarasi Baiturrahman

4) Dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual
berdasarkan Undang-undang 45 dan Pancasila, ikatan beranggapan bahwa asas
kekeluargaan dalam demokrasi Pancasila seyogianya tidak diartikan sebagai suatu
status hierarkis administrasi pemerintahan, melainkan sebagai suatu bentuk
persaudaraan yang universal yang bernilai filosofis. Kaum muslimin Indonesia
mempunyai tanggungjawab moral untuk memberikan sumbangan yang berwujud satu
perangklat sistem nilai yang tangguh yang kita gali dari khasanah system iman dan
islam bagi dasar filasafat persaudaraan universal yang tersebut di atas.
Deklarasi Baiturrahman
5) Proses perubahan sosial adalah suatu proses yang selalu terjadi dalam sejarah kehidupan umat
manusia itu. Proses ini dapat terjadi secara alami namun dapat pula pada suatu waktu dan tempat,
didorongkan atau dilaksanakan baik dalam arah, struktur maupun faktor percepatannya.
Diperlukan suatu kemampuan, keuletan serta seni untuk dapat membawakan diri dalam segala
macam bentuk perubahan tersebut di atas agar peran dan fungsi ikatan sebagai aparat Islamiah
dan amar ma’ruf nahi mungkar tidak berhenti karenanya. Dalam keadaan semacam itu jangan
sampai ikatan kita kehilangan motivasi, arah serta gairah maupun dinamika hidup perjuangannya.
Kami generasi awal yang telah mengantar kelahiran dan perjalanan hidup ikatan sampai hari ini
dan kami generasi penerus yang kini memegang pimpinan kembali ikatan senantiasa bertekad
untuk mengemban amanah perjuangan ini demi kelangsungan peran dan fungsi ikatan dalam
masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.
Deklarasi Kota Malang:
Manifesto Kader Progresif
1) IMM di usia yang hampir 40 tahun (usia nubuwwah) harus tampil digarda terdepan dalam
perjuangan umat khususnya kalangan mahasiswa dan bertekad mewujudkan satu bangsa Indonesia
yang besar dalam suatu tata masyarakat baru yang damai, adil, sejahtera dalam naungan ridha
ilahi.
2) Deklarasi Kota Malang, 31 Maret 2002 adalah hasrat untuk melahirkan kesadaran kolektif kader
IMM dan kebulatan tekad kami untuk menjadikan IMM sebagai aparat pembaharu yang progresif,
suatu yang niscaya untuk transformasi sosial menuju masyarakat berperadaban. Demikian pula
kami tegaskan identitas kepribadian ikatan sebagai individu yang memiliki kemantapan aqidah dan
kematangan intelektual dan progresifitas aksi, sebab tantangan perjuangan kini dan mendatang
hanya bisa dijawab oleh postur kader progresif (mantap aqidah, matang intelektual, progresif
dalam aksi).
Deklarasi Kota Malang:
Manifesto Kader Progresif
3) Di tengah krisis multidimensi, IMM bertekad memantapkan peran dan posisi sebagai pelopor
gerakan kaum muda. Sebagai gerakan kritik vertikal, pemberdayaan dan pencerahan horisontal.
Dengan membangun kepeloporan dan mendemonstrasikan kekhasan inteletual gerakan IMM.
4) Untuk mewujudkan Baldatun Tayyibah Warabbun Gafur, maka kaum muslimin Indonesia memiliki
tanggung jawab khususnya Muhammadiyah lebih khusus lagi IMM untuk memberikan kontribusi
berwujud satu perangkat sistem nilai yang tangguh yang digali dari khasanah system iman dan
Islam bagi dasar filsafat persaudaraan Universal.
5) Sumpah kader pelopor-progresif: Kader pelopor-progresif IMM
mengikrarkan: Mengaku berbangsa satu; bangsa yang mencita-citakan keadilan; Mengaku
berbahasa satu; bahasa kebenaran; Mengaku bertanah air satu; Tanah air tanpa
penindasan.
Deklarasi Kota Malang:
Manifesto Kader Progresif
6) Perubahan sebagai suatu yang niscaya dalam sejarah umat manusia. Menuntut kader
IMM tidak terlahir sebagai generasi kerdil ditengah kebesaran Zaman. Diperlukan
suatu kemampuan, keuletan dan integritas untuk membawakan diri tampil elegan dan
tidak terbawa arus. Bahkan menjadi pelopor perubahan menuju keadilan dengan tetap
menegaskan peran dan fungsi ikatan sebagai aparat dakwah Islamiyyah dan amar
ma’ruf nahi mungkar.
7) Kami generasi IMM telah mengantarkan sebagian dari sejarahnya dan hari ini
senantiasa bertekad memanifestokan Kader pelopor untuk perjuangan umat menuju
kecermelangan Islam. Mari bergerak bersama. Progresif jangan terhenti pada jargon
dan retorika. Demi kelangsungan peran dan fungsi Ikatan dalam masyarakat yang
selalu berubah dan berkembang.
Manifesto Politik 40 Tahun
IMM
1) Dalam perspektif gerakan, IMM tetap mengedepankan aspek moral dan memperjuangkan politik
nilai yang berbasis pada penguatan intelektualitas,
2) Dalam usia kenabian, IMM harus dapat melepaskan diri dari ikatan ikatan primordialisme gerakan
dan harus melebur dengan kekuatan pro demokrasi, pro rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang
bermartabat dan berkeadilan.
3) IMM secara Institusional mempunyai kewajiban untuk turut serta mendukung seluruh proses
demokrasi termasuk memberikan penguatan kepada sang reformis untuk memimpin bangsa, dll.
Sikap tersebut adalah lembaran baru perjuangan IMM ditengah nasib bangsa sedang menghadapi
problematika yang cukup serius. Tindak lanjut dari sikap ke 3 khususnya, DPP IMM telah menjadi
salah satu kekuatan penyangga dari MPR (masyakarat perduli reformasi) sebagai alat perjuangan,
walaupun pada akhirnya cita cita tersebut masih belum berhasil, namun apa yang sudah
diperjuangkan IMM melalui MPR tidak akan pernah sia sia.
Deklarasi Kota Medan

1) Mengembalikan spirit kepemimpinan IMM sesuai dengan Khittah Kepemimpinan


Muhammadiyah.
2) Menegaskan orientasi perkaderan IMM pada pembentukan akademisi Islam
yang berakhlak mulia.
3) Orientasi gerakan IMM diarahkan pada penyelesaian problematika kebangsaan
dan kemanusiaan universal.
Deklarasi Setengah Abad IMM
1) IMM adalah lembaga pengkaderan Islam yang berlandaskan ideologi
Muhammadiyah.
2) Pengkaderan IMM berbasis pada penguatan kapasitas individu dan gerakan
komunal yang bertumpu pada kearifan lokal.
3) Pengkaderan ikatan selalu menanamkan nilai-nilai moralitas profetik dan
multikultural dalam rangka membumikan gerakan dakwah Islam.
4) IMM independen terhadap politik praktis.
5) Membumikan gerakan cinta masjid sebagai basis gerakan IMM.
6) Orientasi gerakan IMM diarahkan pada penyelesaian problematika kebangsaan
pada kemanusiaan universal.
Profil Kader IMM
Profil Kader Ikatan, diputuskan dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional
(Semiloknas) yang diadakan oleh DPP Sementara IMM tanggal 26 - 28 Desember 1986 di
Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Semiloknas tersebut, mengambil tema
"Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat ". Acara ini merupakan
acara besar pertama kali yang diadakan oleh DPP IMM pasca terjadi kevakuman selama
kurun waktu 10 tahun. Berikut ini adalah isi dari Profil Kader Ikatan ;
1) Memiliki keyakinan dan sikap keagamaan yang tinggi agar keberadaan Ikatan di masa
yang akan datang mampu memberi warna masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-
nilai agamawi.
2) Memiliki wawasan dan kecakapan memimpin, karena keberadaan kader ikatan
bagaimanapun merupakan potensi kepemimpinan umat dan kepemimpinan bangsa.
Profil Kader IMM

3) Memiliki kecendikiawanan, mengingat spesialisasi dan profesionalisasi


mempersempit cakrawala berpikir dalam sub bidang kehidupan yang sempit.
4) Memiliki wawasan dan keterampilan berkomunikasi, mengingat bahwa masa yang
akan datang industri informasi akan mendominasi sistem budaya kita. Hal ini juga
inheren dengan watak Islam yang dalam keadaan apapun juga selalu siap Amar
Ma’ruf Nahi Munkar sebagai esensi dari komunikasi Islamisasi.
Sebelum membangun sebuah pergerakan, kader-kader IMM perlu membangun
Habitus/kebiasaan yang didalamnya membangun struktur mental atau kognitif tentang kehidupan
sosial. Sehingga kader-kader IMM mampu mempunyai kesadaran kritis, mampu merasakan,
memahami, menyadari, dan mempunyai keberanian untuk berfikir dan bergerak dalam rangka
melakukan perubahan terhadap kondisi sosialnya. Kondisi kader yang kritis tersebut dapat terwujud
jika IMM mau untuk serius membangun dirinya secara baik. Hal ini akan menghasilkan modal
kebudayaan, sosial, simbolik, dan modal ekonomi sehingga mampu mempunyai kekuasaan untuk
melakukan pergerakan.
Selain itu IMM juga harus mampu menguasai Field/lingkungan, lingkungan yang dimaksud adalah
arena pertarungan bagi IMM untuk berkompetisi memperjuangkan kepentingan rakyat. Penguasaan
terhadap Lingkungan ini harus melalui beberapa langkah analisis, yang pertama analisis kekuasaan
politik serta menemukan jaringan hubungan dalam lingkungan politik tersebut. Yang kedua adalah
menggambarkan struktur objektif yang menghubungkan kekuasaan antar posisi dalam lingkungan
tertentu. Yang ketiga adalah menentukan kebiasaan/tabiat agen pelaku yang bermain dalam struktur
politik lingkungan kita.
Jika Habitus dan Field mampu di bangun, IMM mempunyai peran yang luas untuk
melakukan gerakan sosial untuk berkontribusi mewujudkan kesejahteraan. Terdapat
beberapa peluang yang mampu di mainkan oleh IMM. Pertama melalui pembangunan
ruang-ruang publik di masyarakat. Kedua, gerakan IMM secara langsung melawan
realitas penjajahan melalui pembangunan sector ekonomi mikro. Ketiga, melalui
pressure terhadap peran negara menggunakan kekuasaan regulasi. Dan keempat
membangun budaya literasi sebagai upaya pembentukan nalar kritis masyarakat.
Dengan khittah, maka:
a) Tercapainya kualitas kader dan Pimpinan IMM yang siap menampilkan diri sebagai
seorang muslim uswatun hasanah dalam seluruh tindakannya.
b) Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu mencerminkan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-harinya.
c) Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang siap berjuang dan berani
menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupannya, baik dalam rangka
pengambilanperan institusional maupun dalam pemenuhan kualifikasi personalnya.
d) Terciptanya kader dan pimpinan IMM yang memiliki tingkat pemahaman yang tepat
tentang fungsi dan perannya dalam membangun cita-cita Ikatan dalam rangka
menuju masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah.
e) Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang terlatih dan terampil dalam
menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan spesifikasi
program, keahlian dan pilihan kerjanya.
f) Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu menampilkan daya tarik
yang tepat bagi generasi muda, khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam
aktivitas Ikatan.
g) Terbinanya kualitas kader dan pimpinan yang cakap menjalankan organisasi.
Lambang
IMM
Arti & Makna Logo IMM
Bentuk
 Perisai Pena, berarti lambang orang yang menuntut ilmu
 Berlapis tiga, maknanya: Iman, Islam, dan Ikhsan atau Iman, Ilmu, dan Amal
Warna
 Hitam : kekuatan, ketabahan, dan keabadian
 Kuning : kemuliaan tujuan
 Merah : keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggungjawab
 Hijau : kesejahteraan
 Putih : kesucian
Gambar
 Sinar Muhammadiyah : Lambang Muhammadiyah
 Melati : IMM sebagai kader muda Muhammadiyah
 Tulisan dalam pita : Fastabiqul Khairat yang artinya berlomba-lomba dalam
kebajikan
Pimpinan IMM
 Pimpinan IMM Dewan Pimpinan Pusat (DPP) - diputuskan dalam Muktamar IMM
melalui Sidang Formatur dan ditetapkan oleh PP Muhammadiyah.

 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) - diputuskan dalam Musyda IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh DPP IMM.

 Pimpinan Cabang (PC) - diputuskan dalam Musycab IMM melalui Sidang Formatur dan
ditetapkan oleh DPD IMM di atasnya. Apabila dibutuhkan, Pimpinan Cabang dapat
membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) guna mengkoordinir Pimpinan Komisariat
(PK) di wilayahnya.

 Pimpinan Komisariat (PK) - diputuskan dalam Musykom IMM melalui Sidang Formatur
dan ditetapkan oleh PC IMM di atasnya.
Susunan Organisasi IMM
 Pusat: Kesatuan daerah-daerah dan berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

 Daerah: Kesatuan cabang-cabang dalam suatu Provinsi. Syarat dapat didirikannya


Daerah IMM adalah minimal telah berdiri sejumlah 3 Cabang IMM dibawahnya.

 Cabang: Kesatuan komisariat-komisariat dalam suatu Kabupaten / Kota atau daerah


tertentu. Syarat dapat didirikannya Cabang IMM adalah minimal telah berdiri
sejumlah 3 Komisariat IMM dibawahnya.

 Komisariat: Kesatuan anggota dalam suatu Kampus, Fakultas atau Akademi dan atau
tempat tertentu.
Hingga kini, IMM telah memiliki sebanyak 6 (enam) buah Cabang
Istimewa, di antaranya :
1. IMM Cabang Istimewa Malaysia dengan pimpinannya yakni PCI IMM
Malaysia.
2. IMM Cabang Istimewa Brunei Darussalam dengan pimpinannya yakni
PCI IMM Brunei Darussalam.
3. IMM Cabang Istimewa Thailand dengan pimpinannya yakni PCI IMM
Thailand.
4. IMM Cabang Istimewa China dengan pimpinannya yakni PCI IMM
China.
5. IMM Cabang Istimewa Turkey dengan pimpinannya yakni PCI IMM
Turkey.
6. IMM Cabang Istimewa Australia dengan pimpinannya yakni PCI IMM
Australia.
Permusyawaratan IMM
 Muktamar : Dilakukan setiap 2 tahun sekali, pesertanya adalah perwakilan Daerah dan
Cabang. Adapun tanggungjawab pelaksanaannya di bawah koordinasi Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) - dulu bernama Musyawarah Nasional (Munas).

 Tanwir : Dilakukan setiap 1 tahun sekali, pesertanya adalah perwakilan Daerah.


Adapun tanggungjawab pelaksanaannya di bawah koordinasi Dewan Pimpinan Pusat
(DPP). Tanwir IMM juga digunakan untuk menentukan Tuan Rumah Muktamar periode
selanjutnya.

 Musyawarah Daerah (Musyda) : Dilakukan setiap 2 tahun sekali, pesertanya adalah


perwakilan Cabang dan Komisariat. Adapun tanggungjawab pelaksanaannya di bawah
koordinasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

 Musyawarah Cabang (Musycab) : Dilakukan setiap 1 tahun sekali, pesertanya adalah


perwakilan Komisariat. Adapun tanggungjawab pelaksanaannya di bawah koordinasi
Pimpinan Cabang (PC).
Permusyawaratan IMM

 Musyawarah Komisariat (Musykom) : Dilakukan setiap 1 tahun sekali, pesertanya


adalah anggota Komisariat. Adapun tanggungjawab pelaksanaannya di bawah
koordinasi Pimpinan Komisariat (PK).

 Musyawarah Luar Biasa: Dilaksanakan apabila organisasi mengalami kondisi yang


tidak mendukung dan pelaksanaannya ditentukan melalui Rapat Pleno Pimpinan IMM
yang dihadiri 3/4 Pimpinan IMM di bawahnya (dihitung per lembaga, bukan personal).
Muktamar Luar Biasa dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, dapat dilaksanakan apabila
terjadi kevakuman selama 6 bulan pada tingkat Pimpinan IMM terkait. Musyawarah
Cabang Luar Biasa dan Musyawarah Komisariat Luar Biasa, dapat dilaksanakan apabila
terjadi kevakuman selama 3 bulan pada tingkat Pimpinan IMM terkait.
IMM Ciputat
Diawali : Pergolakan pemikiran kampus dan
kegelisahan Angkatan Muda Muhammadiyah
(AMM)
Berdiri : 15 Oktober 1966 M/1 Jumadil Akhir 1386
H, Cabang Ciputat, Kebayoran Lama.
(SK No. A/5-44/1966)

Ketua : Rustan Sulaeman


DPP : A. Rosjad Sholeh
PC. IMM Ciputat
terdiri dari 8 Komisariat :
1. PK. IMM Tarbiyah dan Keguruan
2. PK. IMM Syariah dan Hukum
3. PK. IMM Ushuluddin
4. PK. IMM Dakwah dan Ilmu Komunikasi
5. PK. IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
6. PK. IMM Adab dan Humaniora
7. PK. IMM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
8. PK. IMM Distekpertum (FDI, FST, F. Psikologi, Perguruan Tinggi
Umum
Lembaga Otonom (LO)
IMM Ciputat
Asrama Putra Asrama Putri
Lembaga Semi Otonom
(LSO)
IMM Ciputat
Korps Instruktur Fascho Library Fascho Learning
Center
Korps Immawati Lembaga Kajian Badan Usaha Milik
Bantuan Hukum Ikatan
Komunitas Merah Pecinta Seni Korps Da’i

Komunitas Merah Pecinta Olahraga Lembaga Pers dan Penerbitan


“Keberuntungan dan Kejayaan Kita
Tergantung pada Rasa Saling Tolong-
Menolong, Persatuan, dan Ikhlas”.

- IMMawan Djazman al-Kindi –


Dalam Pidatonya 14 Maret 1964

Fastabiqul Khairat

Anda mungkin juga menyukai