Anda di halaman 1dari 9

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

REPUBLIK MAHASISWA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERATURAN
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2019
TENTANG
TATA CARA PERSIDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa demi terciptanya pelaksanaan sidang di


Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia yang terarah,
sistematis dan terpadu;
b. bahwa diperlukannya peraturan yang mengatur
tentang tata terib persidangan Dewan
Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia;
c. bahwa perdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu membentuk Peraturan Dewan
Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia tentang Tata
tertib persidangan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa


Universitas Pendidikan Indonesia;
2. Peraturan Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
nomor 5 tahun 2017 tentang Tata Tertib;

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA TENTANG TATA CARA
PERSIDANGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia yang selanjutnya disebut DPM Rema UPI,
adalah lembaga legislatif mahasiswa di tingkat universitas.
2. Anggota DPM Rema UPI yang selanjutnya disebut Anggota, adalah
wakil mahasiswa dari setiap departemen/program studi melalui jalur
delegasi.
3. Ketetapan Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia yang selanjutnya disebut Ketetapan
DPM Rema UPI adalah ketetapan yang ditetapkan oleh DPM Rema
UPI untuk menjalankan peraturan perundang-undangan di Rema UPI
sebagaimana mestinya
4. Peraturan Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia yang selanjutnya disebut Peraturan
DPM Rema UPI adalah peraturan yang ditetapkan oleh DPM Rema
UPI untuk menjalankan ketentuan lebih lanjut yang diperintahkan
oleh peraturan perundang-undangan dan/atau fungsi DPM Rema UPI
di Rema UPI sebagaimana mestinya.

BAB II
PERSIDANGAN

Pasal 2
(1) Sidang DPM Rema UPI dilaksanakan dengan mengutamakan
musyawarah untuk mufakat.
(2) Mekanisme persidangan dilaksanakan pada :
a. rapat paripurna ; dan
b. rapat pleno.
(3) Rapat paripurna dan rapat pleno adalah rapat anggota yang dipimpin
oleh ketua DPM Rema UPI.
(4) Rapat paripurna dan rapat pleno merupakan forum tertinggi dalam
melaksanakan tugas dan wewenang DPM Rema UPI.

2
BAB III
PERANGKAT SIDANG

Bagian kesatu
Umum

Pasal 3
Perangkat sidang terdiri dari :
a. presidium sidang;
b. peserta sidang;
c. acara sidang; dan
d. peralatan sidang.

Bagian kedua
Presidium Sidang

Pasal 4
(1) Presidium sidang adalah pimpinan sidang.
(2) Presidium sidang terdiri dari ;
a. presdium I;
b. presidium II; dan
c. presidium III.
(3) Presidium I adalah Ketua DPM Rema UPI.
(4) Presidium II adalah Wakil Ketua DPM Rema UPI.
(5) Presidium III dipilih atas usulan dan persetujuan peserta sidang.
(6) Presidium sidang ditetapkan dengan ketetapan DPM Rema UPI.

Pasal 5
(1) Presidium I bertugas untuk mengatur berjalannya persidangan.
(2) Presidium II bertugas untuk membantu presidium I dalam menampung
pendapat pembicaraan agar tidak melebar dan menarik kesimpulan.
(3) Presidium III bertugas untuk mencatat risalah persidangan.

Pasal 6
Pimpinan sidang memiliki kewajiban:
a. mentaati tata tertib persidangan;
b. berpakaian rapi menggunakan jas almamater selama persidangan
berlangsung;
c. menjunjung etika, norma dan sopan santun dalam memimpin sidang;
d. mengambil keputusan yang dianggap perlu;
e. mengijinkan kepada peserta sidang untuk melakukan intrupsi; dan
f. memberikan sanksi kepada peserta sidang yang melanggar tata tertib
persidangan.

Pasal 7
Pimpinan sidang memiliki wewenang :
a. menunda persidangan atas persetujuan peserta sidang;
b. menentukan lamanya peserta sidang dapat menggunakan hak
bicaranya;
3
c. menghentikan hak bicara peserta sidang apabila melebihi waktu yang
telah ditentukan; dan
d. mengizinkan peserta sidang untuk menambah waktu
dalam menggunakan hak bicara jika diminta.

Pasal 8
(1) Pemilihan presidium III dilaksanakan melalui uji kelayakan dan
mekanisme pemilihan.
(2) Uji kelayakan dinilai berdasarkan kriteria presidium III.
(3) Kriteria presidium III terdiri dari:
a. bukan merupakan ketua alat kelengkapan DPM Rema UPI;
b. bukan merupakan juru bicara fraksi;
c. menguasai teknik persidangan;
d. dapat bertanggungjawab dan bijaksana;
e. peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi
kritis; dan
f. mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi
persidangan.
(4) Mekanisme pemilihan presidium III dilaksanakan dengan:
a. setiap fraksi mengajukan 1 (satu) nama bakal calon presidium III dari
fraksi masing-masing atau lintas fraksi;
b. nama-nama yang telah diajukan menjadi bakal calon presidium III;
c. bakal calon presidium III melakukan uji kelayakan dipimpin oleh
presidium sidang;
d. bakal calon presidium III yang memenuhi kriteria dinyatakan sebagai
calon presidum III;
e. apabila calon presidium III merupakan calon tunggal, maka
ditetapkan sebagai presidium III;
f. apabila calon presidium III lebih dari 1 (satu) dilakukan mekanisme
pengambilan keputusan; dan
g. apabila telah mencapai persetujuan fraksi, calon presidium III
dinyatakan sebagai presidium III.

Bagian Ketiga
Peserta Sidang

Pasal 9
(1) Peserta sidang adalah fraksi.
(2) Fraksi memiliki 1 (satu) orang juru bicara.
(3) Juru bicara ditetapkan dengan ketetapan DPM Rema UPI.
(4) Ketua alat kelengkapan DPM Rema UPI tidak boleh merangkap sebagai
juru bicara fraksi.
(5) Fraksi paling sedikit terdiri dari 1 (satu) anggota yang merangkap
sebagai juru bicara.
(6) Jika dalam fraksi yang terdapat dalam DPM Rema UPI tidak memiliki
juru bicara fraksi, kesepakatan dikembalikan kepada peserta sidang.

Pasal10
(1) Peserta sidang memiliki hak bicara dan hak suara.
(2) Hak bicara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah hak
4
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat secara
lisan dan/atau tertulis.
(3) Hak suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah hak memilih
dan dipilih.

Pasal 11
Peserta sidang memiliki kewajiban:
a. menjunjung etika, norma dan sopan santun dalam mengikuti sidang;
b. berpakaian rapi dan menggunakan atribut sesuai dengan
yang ditentukan
c. menggunakan hak ketika sudah dipersilahkan oleh presidium sidang;
d. mengingatkan presidum ketika menyimpang dari tugas dan
wewenangnya;
e. meminta izin terlebih dahulu kepada pimpinan sidang jika akan
masuk atau keluar ruangan sidang;
f. tidak melakukan aktivitas yang mengganggu persidangan dan
kenyamanan peserta sidang;dan
g. memahami dan melaksanakan tata tertib persidangan serta
ketentuan lain yang ditetapkan selama persidangan berlangsung.

Pasal 12
(1) Dalam persidangan diperkenankan menghadirkan undangan.
(2) Undangan adalah pihak yang diundang untuk menunjang keberjalanan
sidang.
(3) Undangan memiliki hak bicara jika dipersilahkan oleh presidium
berdasarkan persetujuan peserta sidang.
(4) Undangan memiliki kewajiban sebagaimana kewajiban peserta sidang,
selain mengunakan atribut yang telah ditentukan.

Bagian Keempat
Acara Sidang

Pasal 13
(1) Acara sidang terdiri dari :
a. agenda acara; dan
b. materi persidangan.
(2) Agenda acara dalam rapat paripurna sebagaimana termaktub dalam
Peraturan DPM Rema UPI tentang Tata Tertib.
(3) Agenda acara dalam rapat pleno dapat diajukan oleh alat kelengkapan
DPM Rema UPI.
(4) Agenda acara diajukan kepada penanggungjawab penyelenggaraan rapat
pleno sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan sidang.
(5) Materi persidangan merupakan bagian yang tidak terpisah dari agenda
acara.
(6) Materi persidangan disiapkan sebelum persidangan oleh alat
kelengkapan yang mengajukan agenda acara.
(7) Materi Persidangan disepakati oleh fraksi dan disesuaikan dengan
agenda acara.

5
Bagian Kelima
Peralatan Sidang

Pasal 14
(1) Peralatan sidang sekurang-kurangnya terdiri dari palu sidang.
(2) Peralatan sidang yang dianggap perlu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan persidangan.

BAB IV
MEKANISME PERSIDANGAN

Pasal 15
(1) Persidangan dibuka, diberhentikan sementara, ditunda, dan ditutup
oleh pimpinan sidang.
(2) Peserta dapat menyampaikan pendapat dan/atau interupsi dengan cara
a. Peserta sidang dapat berbicara setelah mendapat izin dari pimpinan
sidang;
b. Peserta sidang yang sedang menggunakan hak bicaranya tidak dapat
diganggu;
c. Peserta sidang dapat diberi kesempatan mengajukan pendapat
dan/atau interupsi setiap waktu untuk:
1. point of order adalah interupsi yang digunakan untuk meminta
pemimpin sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar
dari konteks, atau sidang dianggap janggal;
2. point of view adalah interupsi yang digunakan untuk
menyampaikan pendapat, tanggapan, usulan, saran;
3. point of information adalah interupsi untuk memberikan
informasi, baik tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau
informasi yang berkaitan dengan kondisi yang menjadi pokok
pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk
diinformasikan;
4. point of clarification adalah interupsi untuk
menjernihkan/meluruskan permasalahan atau isi pembahasan;
dan
5. point of privilege adalah interupsi yang berfungsi untuk
membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok
karena dipandang pembicaraan tersebut menyimpang dari etika
atau menyinggung perasaan.
(3) Interupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah memotong atau
menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sangat penting
untuk diungkapkan.
(4) Sidang dinyatakan memenuhi kuorum jika dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) fraksi.
(5) Sidang dianggap kuorum jika dihadiri 1/2 n + 1 dari jumlah fraksi yang
terdapat di DPM Rema UPI.
(6) Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan ayat (5) adalah
jumlah minimun anggota yang harus hadir dalam rapat agar dapat
mengesahkan suatu putusan.
(7) Jika ayat (4) tidak terpenuhi dilakukan skorsing sesuai kesepakatan
forum.
6
(8) Skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) adalah
memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan
tertentu.
(9) Materi persidangan dibahas berdasarkan agenda acara dan disepakati
melalui mekanisme pengambilan keputusan.

Pasal 16
(1) Peninjauan Kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk
mengulang kembali pembahasan atau putusan yang telah dikukuhkan.
(2) Peninjauan Kembali dapat dilakukan oleh peserta sidang.
(3) Peninjauan Kembali dapat dilakukan dengan mekanisme pengambilan
keputusan.

Pasal 17
(1) Demi kelancaran maka diperlukan palu sidang yang telah disepakati
oleh peserta sidang baik bentuk maupun wujudnya.
(2) Ketentuan ketukan palu sidang dalam persidangan DPM Rema UPI
sebagai berikut:
a. 1x untuk mengukuhkan kesepakatan;
b. 2x menetapkan keputusan, pertukaran pimpinan sidang,
penundaan sidang, pencabutan penundaan sidang;
c. 3x membuka dan menutup sidang; dan
d. berkali-kali untuk menenangkan peserta sidang atau meminta
peserta memperhatikan jalannya sidang.

BAB V
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 18
(1) Pengambilan keputusan sidang dilaksanakan melalui musyawarah
untuk mufakat.
(2) Apabila ayat (1) tidak terpenuhi maka selanjutnya dilakukan lobby
selama waktu yang ditentukan kemudian.
(3) Lobbying sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah mekanisme
komunikasi antar pihak yang berbeda pendapat untuk saling
berargumen dan mengambil pendapat
(4) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai setelah melalui mekanisme
lobbying maka keputusan diambil melalui voting fraksi.
(5) Voting Fraksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) adalah
pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari fraksi.
(6) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai setelah melalui mekanisme
voting fraksi maka keputusan diambil melalui voting anggota.
(7) Voting Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) adalah
pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari peserta
sidang.

7
BAB VI
ALUR PERSIDANGAN

Pasal 19
Alur Persidangan DPM REMA UPI sebagai berikut :
a. pembukaan sidang oleh presidium;
b. pembahasan dan penetapan acara sidang;
c. pembahasan materi sidang;
d. pengambilan keputusan dan penetapan keputusan sidang; dan
e. penutupan sidang oleh presidium.

BAB VII
SANKSI

Pasal 20
Sanksi berupa :
a. teguran;
b. dicabut hak bicara; dan
c. dikeluarkan dari persidangan.

Pasal 21
(1) Sanksi berupa teguran diberikan kepada peserta sidang yang melanggar
ketentuan pasal 11 tentang kewajiban peserta sidang.
(2) Sanksi berupa pencabutan hak bicara diberikan kepada peserta sidang
yang mendapat teguran sebanyak 2 kali.
(3) Sanksi berupa dikeluarkan dari persidangan diberikan kepada peserta
sidang yang mendapat sanksi teguran sebanyak 3 (tiga) kali;

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22
(1) Segala ketentuan lain yang belum diatur dalam ketetapan ini akan
diputuskan kemudian.
(2) Ketetapan ini dapat dijadikan acuan bagi Dewan Perwakilan Mahasiswa
Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

8
Ditetapkan di Bumi Siliwangi
Pada tanggal 19 Juni 2019

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


REPUBLIK MAHASISWA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KETUA,

MUHAMAD NUR SIDDIQ


NIM. 1503601

Anda mungkin juga menyukai