Anda di halaman 1dari 9

Rancangan

TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA (MUNASLUB)
IKATAN PENATA ANESTESI INDONESIA
TAHUN 2016

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Musyawarah yang dimaksud dalam tata tertib ini adalah Musyawarah


Nasional Luar Biasa Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI).
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dihadiri oleh anggota IPAI dan utusan
anggota IPAI yang telah ditetapkan, yang selanjutnya disebut sebagai peserta
Munaslub.
3. Musyawarah nasional Luar Biasa ini mengacu pada tata tertib sebagaimana
yang telah ditetapkan.

BAB II
DASAR
Pasal 2

Dasar penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa ini adalah :


1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPAI tahun 2014
2. Diajukan oleh 30 DPD dari 34 seluruh Jumlah DPD IPAI di Indonesia

BAB III
NAMA, WAKTU, TEMPAT
Pasal 3

Nama : Musyawarah Nasional Luar Biasa


Waktu : Tgl 5-9 Oktober 2016
Tempat : Hotel Nirmala dan Hotel Sanur Paradise Denpasar Bali

Page | 1
BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 4

Musyawarah Nasional Luar Biasa memiliki tugas dan wewenang :


1. Merumuskan dan menetapkan AD/ART.
2. Memilih dan menetapkan pimpinan sidang
3. Memilih dan mengangkat ketua umum, sekretaris dan bendahara.
4. Memilih dan mengangkat formatur selain ketua umum, sekretaris dan
bendahara
5. Mengesahkan tata tertib munaslub
6. Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu

BAB V
PESERTA MUNASLUB
Pasal 5

Peserta Munaslub adalah :


1. Para Ketua dan sekretaris DPD IPAI seluruh Indonesia yang telah disahkan
menjadi peserta MUNASLUB tahun 2016 oleh panitia munaslub.
2. Anggota kehormatan yang telah disahkan menjadi peserta munaslub tahun
2016 oleh panitia munaslub sebagai peninjau.

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA MUNASLUB
Pasal 6

1. Hak peserta munaslub :


a. Setiap peserta munaslub memiliki hak bicara pada setiap kesempatan
setelah diperbolehkan oleh pimpinan sidang.
b. Setiap anggota biasa memiliki hak suara (one man one vote) tanpa
diwakili.
c. Anggota kehormatan tidak memiliki hak suara

Pasal 7
2. Kewajiban Peserta munaslub
a. Setiap peserta munaslub wajib mendaftarkan diri dengan menunjukkan
surat tugas
Page | 2
b. Peserta berkewajiban memelihara ketertiban dan keamanan dengan
mentaati tata tertib munaslub.
c. Setiap peserta munaslub wajib untuk mengikuti seluruh rangkaian acara
munaslub.
d. Setiap peserta munaslub yang hendak menggunakan hak bicara harus
melalui ijin pimpinan sidang.
e. Setiap peserta munaslub yang meninggalkan ruangan selama sidang
berlangsung dengan tanpa mengganggu aktivitas yang berlangsung.
f.Setiap peserta munaslub diwajibkan memakai tanda pengenal peserta saat
memasuki ruang sidang.

BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN PIMPINAN SIDANG
Pasal 8

Hak pimpinan sidang:


1. Membuka, menunda dan menutup sidang
2. Mengatur waktu bicara
3. Menghentikan pembicaraan apabila mengganggu kelancaran sidang

Pasal 9

Kewajiban pimpinan sidang:


1. Menjaga ketertiban dan menjamin kelancaran jalannya sidang
2. Menyelesaikan agenda sidang yang sudah ditetapkan

BAB IX
HAK MEMILIH DAN DIPILIH.
Pasal 10

Yang berhak memilih dan dipilih adalah anggota biasa IPAI sebagai peserta
munaslub dan tidak sedang dicabut hak-hak keanggotaanya atau sedang menjalani
hukuman pidana.

Page | 3
BAB X
BENTUK SIDANG
Pasal 11

1. Sidang paripurna adalah sidang yang diikuti oleh seluruh peserta.


2. Sidang komisi adalah sidang yang diikuti oleh peserta dalam kelompok-
kelompok khusus.

BAB XI
KOMISI – KOMISI
Pasal 12

Komisi-komisi terdiri dari:


1. Komisi Hukum dan Organisasi (AD/ART; Regulasi, Struktur Organisasi dan
Program Kerja)
2. Komisi Pendidikan dan Pengembangan Profesi (Pelatihan, Simposium,
Seminar, Workshop, Bimbingan Belajar, )
3. Komisi Pelayanan (Jasa, Kewenangan, level kompetensi/PK)
4. Komisi Kesejahteraan Anggota dan Anggaran pendapatan dan belanja
organisasi

BAB XII
PIMPINAN SIDANG
Pasal 13

A. PIMPINAN SIDANG PARIPURNA


1. Pimpinan sidang paripurna terdiri dari 5 (lima) orang yang selanjutnya
disebut majelis sidang
2. Sebelum terbentuknya pimpinan sidang, sidang dipimpin oleh 2 (Dua) orang
formatur
3. Majelis sidang terdiri dari 3 (tiga) orang yang dipilih dari utusan propinsi
dan 2 (dua) orang dari tim formatur
4. 3 (tiga) orang dari utusan propinsi dipilih melalui pencalonan setiap propinsi
paling banyak 3 (tiga) nama propinsi yang berbeda
5. 2 (dua) orang dari tim formatur adalah Ketua Umum dan Sekretaris Umum
6. Majelis sidang berasal dari propinsi yang berbeda
7. Majelis sidang bertugas memimpin jalannya sidang paripurna serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan
kelancaran sidang
Page | 4
B. PIMPINAN SIDANG KOMISI

1. Sidang komisi dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh 2 (dua) orang
anggota
2. Pimpinan sidang komisi dipilih secara musyawarah untuk mufakat
3. Anggota sidang komisi berasal dari utusan propinsi yang telah ditetapkan

BAB XIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 14
1. Sidang dinyatakan memenuhi kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh 2/3
dari jumlah peserta yang diundang
2. Keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila musyawarah tidak dapat mencapai mufakat, maka diadakan paling
banyak dua (2) kali loby.
4. Apabila loby mengalami jalan buntu maka diadakan voting
5. Keputusan melalui voting dilakukan dengan suara terbanyak dari forum
yang ada.
6. Sebelum memulai persidangan dan sebelum mengambil keputusan harus
dilakukan role call.

BAB XIV
INTERUPSI, MENINGGALKAN RAPAT DAN INTERVENSI.
Pasal 15

1. Interupsi dan meninggalkan rapat hanya dapat dilakukan setelah mendapat


ijin dari pimpinan sidang
2. Setiap peserta munaslub dapat meninggalkan rapat apabila terdapat
kesepakatan
3. Setiap peserta munaslub dapat menyampaikan interupsi untuk :
a. Meminta penjelasan tentang duduk perkara atau masalah yang sedang
dibicarakan (point of information) dan memberikan informasi.
b. Memberikan penjelasan tentang masalah yang sedang dibicarakan
(point of clearance)
c. Mengajukan keberatan terhadap materi pembicaraan diluar masalah
yang sedang dibicarakan (point of order)

Page | 5
d. Memotong pembicaraan orang untuk meluruskan pembicaraan yang
menyangkut dengan pribadi –pribadi tertentu (point of prevellege)
4. Interupsi tidak dapat dilakukan diatas interupsi
5. Intervensi dapat dilakukan oleh pimpinan sidang jika dipandang perlu

BAB XV
SANKSI – SANKSI
Pasal 16

1. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib, pimpinan sidang wajib memberikan


teguran dengan peringatan terlebih dahulu baik langsung maupun tidak
langsung.
2. Apabila peringatan pada ayat 1 tidak diindahkan, maka pimpinan sidang
berhak mengeluarkan si pelanggar dari ruang sidang dan kehilangan haknya
pada sesie sidang yang sedang berjalan.

BAB XVI
PENUTUP
Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian melalui
kesepakatan dalam munaslub.

Page | 6
Page | 7
RANCANGAN AGENDA MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA (IPAI)
TAHUN 2016

A. PARIPURNA 1 Pembukaan Munaslub

1. Pembahasan dan pengesahan tatib Munaslub


2. Pembahasan dan pengesahan agenda munaslub

B. PARIPURNA 1. Penyampaian kristalisasi hasil kerja formatur


Terpilih dan pembentukan komisi-komisi.

C. PARIPURNA 2. Pembahasan dan penetapan AD/ART IPAI.

D. PARIPURNA 3. Pembentukan panitia Ad Hoc

1. Pengajuan kriteria
2. Pembahasan Kriteria
3. Pengesahan Kriteria
4. Pengajuan bakal calon
5. Penanyaan kesediaan bakal calon
6. Seleksi bakal calon dan penetapan calon
7. Pemilihan
a. Loby sebanyak 2 (dua) kali
b. Voting ( terebuka atau tertutup )
8. Pengesahan panitia Ad Hoc.

E. PARIPURNA 4. Penyampaian dan pembahasan rancangan munaslub

F. PARIPURNA 5. Penutupan oleh Mandataris terpilih.

Page | 8
Denpasar ...... oktober 2016

Page | 9

Anda mungkin juga menyukai