Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

ASUHAN PERSALINAN DAN BBL

OLEH :

1. Luh Putu Lina Agustini 21089153065


2. Listna Ulfi Jalila 21089153066
3. Sayu Putu Suastini 21089153067
4. Yunengsih 21089153069
5. Putu Pirayoni 21089153071
6. Ni Wayan Mawar Sari 21089153078
7. Ni Luh Wiliani 21089153081
8. Kadek Lia Tutik Estarini 21089153090
9. Km. Dhena Triastami 21089153104
10. Km. Sumartini 21089153105
11. Kd. Ayu Dwijayanti 21089153106
12. Laily Eko Yuniastuti 21089153107
13. Km. Puspawati 21089153103
14. Km. Trikayani 21089153073
15. Ni Md. Ayu Malini 21089153072

PRODI S1 KEBIDANAN

STIKES BULELENG

2022
PERBEDAAN 58 LANGKAH APN DENGAN 60 LANGKAH APN

Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan kebijakan pemerintah untuk semua


tenaga kesehatan yang terlibat dalam pertolongan persalinan normal wajib melaksanakan
Asuhan Persalinan Normal dengan memperhatikan standar yang telah ditetapkan

Awal mulanya pada tahun 2001 58 Langkah APN ( Asuhan Persalinan Normal)
diambil dari penuntun belajar APN yang terdapat pada panduan pelatihan Klinik APN
“Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan
Bayi Baru Lahir” yang di terbitkan oleh jaringan Nasional Pelatihan Klinik –
Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR), Departemen Kesehatan RI, 2008 tanpa manajemen
asfiksia, kemudian awal tahun 2009 terjadi perubahan yaitu di masukkannya manajemen
asfiksia pada 60 langkah tersebut, dan pada tahun 2009 ini ditambahkan juga tentang
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada langkah-langkahnya. Sehingga menjadi 60 Langkah
APN.

Dalam journal ilmiah “Birth Brain Injury caused by Umbilical Cord Clamping: From
Imbecility and Cerebral Palsy to Minimal Mental Retardation, By George Malcom Morley, MB
ChB FACOG.  Dec 2007, http://www.cordclamp.com”dikatakan bahwa Seluruh proses biasanya
terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran dan pada saat bayi mulai menangis dan kulitnya
berwarna merah muda, prosesnya sudah komplit. Menjepit dan memotong tali pusat pada saat-
saat proses sedang transformasi dari sirkulasi oxygen janin menjadi sistem sirkulasi dewasa/bayi
sangat menggangu sistem pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius.
Dalam penelitian ini dikatakan bahwa saat talipusat dilakukan pengekleman, Pulse rate dan
Cardiac Out Put berkurang 50%.Karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah di
matikan (clamped off. Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali
pusat segera setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini dikatakan resiko untuk terjadinya brain-
injury, cerebral palsy, asfixyia, autis, kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah
banyak.

Tanpa patokan normal, penjepitan tali pusat sebelum plasenta lahir dan penyakit yang
menyertai dianggap normal pada kelahiran bayi normal pada hal hampir semua bayi premature
mengalami anemia dan asfiksia dan nanti di sekolah ditemukan keterlambatan mental seperti
autis, kekerasan, dysleksia atau ADD. Semua kasus diatas harus menerima perawatan standard
dianjurkan oleh medis.

Memotong tali pusat sedini mungkin sudah menjadi kebiasaan dalam praktek obstetrik
memulai kurang lebih 20 tahun yang lalu. Angka kelainan mental ringan dewasa ini terus
menurus meningkat, dari tahun 2004 terdapat 475.000 penyandang autis di Indonesia.
Ditengarai, setiap hari satu dari 150 anak yang lahir menderita autis. Padahal, pada tahun 1970-
an anak penyandang autis satu dibanding 10.000 kelahiran. (Biro Sensus Amerika
2004),Kinmond, S. et al. (1993).Umbilical Cord Clamping and preterm infants: Arandomized trial.
BMJ 306 (6871): 172-175.Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada bayi premature, ketika pemotongan
talipusat ditunda paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan :

1.Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk transfuse darah


2.Terbukti sedikit mengalami gangguan pernafasan
3.Hasil test menunjukkan tingginya level oksigen
4.Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan dengan bayi yangdipotong tali pusatnya
segera setelah lahir
5.Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
6.Menunjukkan jumlah hematocrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.

Mencermati dari hasil-hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemotongan tali
pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya.
Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa pemotongan tali pusat dilakukan 1 menit setelah
bayi lahir. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan maupun kematian
yang dapat terjadi. Di Indonesia praktek penundaan pemotongan tali pusat telah lama di lakukan
di Yayasan Bumi Sehat Bali pimpinan dari ibu Robin Lim. Selain mempraktekkan tentang
persalinan dalam air/ waterbirth yang akan kita bahas pada artikel yang lain, di Yayasan Bumi
Sehat Bali yang berlokasi di Nyuh Kuning Ubud Bali ini dari persalinan (± 70 persalinan
/bulan) , terdapat ..asfixya & jaundice Dari data sederhana tersebut dan dari journal-journal
ilmiah internasional tersebut diatas, akankah kita sebagai bidan tidak tergerak untuk melakukan
tindak lanjut?. ataukah kita sangat “respect” dengan hal ini sehingga tidak menutup
kemungkinan langkah-langkah dalam APN akan berubah lagi sesuai dengan evidence based
yang up to date. Semoga hal ini dapat menjadi pemikiran kita bersama, bagaimana kita bisa
menciptakan generasi muda yang akan datang dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

Mercer JS. Current best evidence: a review of the literature on umbilical cord clamping. J
Midwifery Womens Health. 2001;46:402-414

World Health Organization. Maternal and Newborn Health/Safe Motherhood, Care of the


Umbilical Cord: A Review of the Evidence. Geneva, Switzerland: Department of Reproductive
Health and Research, World Health Organization; 1998. Document WHO/RHT/MSM/98.4

Rabe H, Reynolds G, Diaz-Rossello J. Early versus delayed umbilical cord clamping in preterm
infants. Cochrane Database Syst Rev. 2004;(4):CD003248.

Chaparro CM, Neufeld LM, Tena Alavez G, Eguia-Liz Cedillo R, Dewey KG. Effect of timing
of umbilical cord clamping on iron status in Mexican infants. Lancet. 2006;367:1997-2004

Gupta R, Ramji S. Effect of delayed cord clamping on iron stores in infants born to anemic
mothers. Indian Pediatr. 2002;39:130-135

Mercer JS, McGrath MM, Hensman A, et al. Immediate and delayed cord clamping in infants
born between 24 and 32 weeks. J Perinatol. 2003;23:466-472.

Birth– Brain Injury caused by Umbilical Cord Clamping: From Imbecility andCerebral Palsy to
Minimal Mental Retardation
, By George Malcom Morley, MB ChBFACOG.
Dec 2007, http://www.cordclamp.com 

Rabe H, Wacker A, Hulskamp G, et al. A randomised controlled trial of delayed cord clamping
in very low birth weight preterm infants. Eur J Pediatr. 2000;159:775-777

Anda mungkin juga menyukai