G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL
( IPeKB Indonesia)
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 2
DASAR
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
PESERTA MUNAS
1. Anggota biasa yang menjadi utusan daerah dan telah disahkan menjadi peserta
MUNAS tahun 2008 oleh panitia munas.
2. Anggota Luar Biasa telah disahkan menjadi peserta munas tahun 2008 oleh
panitia munas sebagai peninjau.
3. Anggota kehormatan yang telah disahkan menjadi peserta munas tahun 2008
oleh panitia munas sebagai peninjau.
Pasal 6
a. Setiap peserta munas memiliki hak bicara pada setiap kesempatan setelah
diperbolehkan oleh pimpinan sidang.
b. Setiap anggota biasa memiliki hak suara (one man one vote) tanpa diwakili.
c. Anggota luar biasa dan kehormatan tidak memiliki hak suara
a. Setiap peserta munas wajib mendaftarkan diri dengan menunjukkan surat tugas
paling lambat 24 jam setelah pembukaan.
Pasal 8
Yang berhak memilih dan dipilih adalah anggota biasa IPeKB Indonesia sebagai
peserta munas dan tidak sedang dicabut hak-hak keanggotaanya atau sedang
menjalani hukuman pidana.
Pasal 9
BENTUK SIDANG
Pasal 10
KOMISI – KOMISI
1. Komisi AD/ART
2. Komisi tata tertib pemilihan ketua
3. Komisi program kerja dan struktur organisasi
4. Komisi anggaran pendapatan dan belanja organisasi
Pasal 11
PIMPINAN SIDANG
1. Pimpinan sidang paripurna terdiri dari 5 (lima) orang yang selanjutnya disebut
majelis sidang
2. Sebelum terbentuknya pimpinan sidang, sidang dipimpin oleh 3 (tiga) orang
formatur
3. Majelis sidang terdiri dari 3 (tiga) orang yang dipilih dari utusan propinsi dan 2
(dua) orang dari tim formatur
4. 3 (tiga) orang dari utusan propinsi dipilih melalui pencalonan setiap propinsi
paling banyak 3 (tiga) nama propinsi yang berbeda
5. 2 (dua) orang dari tim formatur dimintakan persetujuan peserta siding
6. Propinsi yang mempunyai suara terbanyak 1, 2 dan 3 ditetapkan sebagai
anggota majelis sidang
7. Nama-nama dari utusan propinsi sebagaimana ayat 6 ditetapkan oleh propinsi
yang terpilih
8. Majelis sidang berasal dari propinsi yang berbeda
9. Majelis sidang bertugas memimpin jalannya sidang paripurna serta mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan kelancaran
sidang
1. Sidang komisi dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh 2 (dua) orang
anggota
2. Pimpinan sidang dipilih secara musyawarah untuk mufakat
3. Anggota komisi berasal dari utusan propinsi yang telah ditetapkan
Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Sidang dinyatakan memenuhi kuorum apabila sedikitnya dihadiri oleh 2/3 dari
jumlah peserta yang diundang
2. Keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila musyawarah tidak dapat mencapai mufakat, maka diadakan paling
banyak dua kali ( 2x ) loby.
4. Apabila loby mengalami jalan buntu maka diadakan voting
5. Keputusan melalui voting dilakukan dengan suara terbanyak dari forum yang
ada.
6. Sebelum memulai persidangan dan sebelum mengambil keputusan harus
dilakukan role call.
Pasal 13
1. Interupsi dan meninggalkan rapat hanya dapat dilakukan setelah mendapat ijin
dari pimpinan sidang
2. Setiap peserta munas dapat meninggalkan rapat apabila terdapat kesepakatan
3. Setiap peserta munas dapat menyampaikan interupsi untuk :
a. Meminta penjelasan tentang duduk perkara atau masalah yang sedang
dibicarakan ( point of information ) dan memberikan informasi.
b. Memberikan penjelasan tentang masalah yang sedang dibicarakan
( point of clearance )
c. Mengajukan keberatan terhadap materi pembicaraan diluar masalah yang
sedang dibicarakan ( point of order )
d. Memotong pembicaraan orang untuk meluruskan pembicaraan yang
menyangkut dengan pribadi –pribadi tertentu ( point of prevellege )
4. Interupsi tidak dapat dilakukan diatas interupsi
5. Intervensi dapat dilakukan oleh pimpinan sidang jika dipandang perlu
Pasal 14
SANKSI – SANKSI
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian melalui
kesepakatan dalam munas.
Indonesia.
1. Pengajuan kriteria
2. Pembahasan Kriteria
3. Pengesahan Kriteria
4. Pengajuan bakal calon
5. penanyaan kesediaan bakal calon
6. Seleksi bakal calon dan penetapan calon
7. Pemilihan
a. Loby sebanyak 2 (dua) kali
b. Voting ( terebuka atau tertutup )
8. Pengesahan panitia Ad Hoc.
1. Pengajuan Kriteria
2. Pembahasan Kriteria
3. Pengesahan kriteria
4. Pengajuan kriteria
5. Penanyaan kesediaan bakal calon
6. Seleksi bakal calon dan penetapan calon
7. Debat kandidat.
8. Pemilihan
a. Loby sebanyak 2 (dua ) kali
b. Votting ( terbuka atau tertutup )
9. Pengesahan mandataris formatur DPP IPeKB Indonesia.