Anda di halaman 1dari 6

TATA TERTIB KONPERENSI XIII PPGT KLASIS LAMASI

BAB I

ATURAN UMUM

Pasal 1

Pengertian Dasar

Dalam tata tertib ini, yang dimaskud dengan:

1. Konperensi adalah Konperensi XIII PPGT Klasis Lamasi tahun 2023, yang dilaksanakan di
Jemaat Lamasi

2. BPK adalah Badan Pekerja Klasis Serit.

3. BVK adalah Badan Verifikasi Klasis Lamasi.

4. Majelis Gereja adalah Pendeta, Penatua dan Diaken.

5. Pengurus Pusat adalah Pengurus Pusat PPGT.

6. Pengurus Klasis adalah Pengurus PPGT Klasis Lamasi

BAB II

PESERTA PERSIDANGAN

Pasal 2

Peserta

Peserta Konperensi terdiri dari:

1. Utusan
2. Utusan cadangan
3. Pengurus Klasis

4. Pengurus Pusat

5. BPK/ BVK

6. Penasihat

7 Undangan
8. Panitia Pelaksana

9. Panitia Pengarah

Pasal 3

Utusan

Peserta utusan sebanyak 3 orang utusan dan beberapa utusan cadangan sebagaimana diatur
dalam ART PPGT Pasal 9, yaitu peserta yang Namanya terdaftar dalam registrasi panitia dengan
kredensi lengkap yang ditandatangani Pengurus Jemaat dan Pimpinan Majelis Gereja.

Pasal 4

Pengurus Klasis

Pengurus Klasis secara otomatis menjadi peserta yang memiliki hak dan kewajiban yang sama
dengan Utusan Cadangan.

Pasal 5

Penasihat

Penasihat Konperensi terdiri dari:

1. BPK Lamasi

2. BVK Lamasi

3. PMG Jemaat Tamatiku

4. Pengurus Pusat PPGT

5. Ketua PPGT Klasis Lamasi setelah dinyatakan Demissioner

6. Panitia Pengarah

7. Undangan lainnya, setelah disahkan oleh Persidangan


Pasal 6

Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah

Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah adalah panitia yang dibentuk oleh Pengurus PPGT Klasis

Lamasi yang dikukuhkan dengan surat keputusan.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 7

Hak Peserta

1. Peserta utusan mempunyai hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih.

2. Pengurus Klasis dan utusan cadangan mempunyai hak bicara dan hak dipilih.

3. Penasihat memiliki hak bicara untuk memberikan nasihat, diminta atau tidak diminta.

4. Peserta lainnya hanya memiliki hak bicara.

5. Penggunaan hak-hak peserta di bawah pengaturan Pimpinan Sidang.

Pasal 8

Kewajiban Peserta

1. Setiap Peserta wajib mentaati Tata Tertib, protokol kesehatan dan ketentuan lain
yang ditetapkan oleh Pimpinan Sidang.

2. Setiap peserta tidak dibenarkan meninggalkan persidangan tanpa seizin Pimpinan Sidang.

3. Setiap peserta wajib memakai tanda peserta yang disiapkan panitia selama
Konperensi berlangsung.

4. Setiap peserta wajib hadir dalam setiap persidangan tepat pada waktu yang ditentukan.

Apabila berhalangan peserta wajib menyampaikan secara tertulis kepada Pimpinan Sidang.

5. Setiap peserta wajib berpakaian rapi dan sopan.

BAB IV
PERSIDANGAN
Pasal 9

Bentuk Sidang

Konperensi IV PPGT Klasis Lamasi dilaksanakan dalam bentuk Ibadah dan Sidang Pleno

Pasal 10

Materi Sidang

Materi Sidang Pleno sebagai berikut:

a. Mengevaluasi perjalanan organisasi selama satu periode kepengurusan.

b. Menilai laporan Pengurus Klasis dalam melaksanakan Keputusan Konperensi dan keputusan-
keputusan lainnya yang lebih luas.

c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program Pengembangan (GBPP) PPGT Klasis Lamasi.

d. Membahas aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam Klasis Lamasi.

e. Mensosialisasikan dan membahas keputusan-keputusan persidangan yang lebih luas.


f. Membahas usul-usul dan rekomendasi ke persidangan yang lebih luas.

g. Menetapkan Pengurus Klasis.

Pasal 11

Pimpinan Sidang

1. Pengurus Pusat dan Panitia Pelaksana memimpin persidangan sampai terpilihnya Pimpinan

Sidang, dengan komposisi 1 orang Pengurus Pusat dan 2 orang Panitia.


2. Pimpinan Sidang terdiri dari 1 orang ketua dan 2 orang wakil ketua, didampingi oleh
Sekretaris Persidangan yang secara otomatis dijabat oleh Sekretaris Pengurus PPGT Klasis
Lamasi.

3. Pimpinan Sidang dipilih dari dan oleh utusan

BAB V

Mekanisme Persidangan

Pasal 11

Penambahan Usul-usul

1. Penambahan usul-usul yang tidak masuk dalam rancangan keputusan, hanya dimungkinkan jika
muncul dari sambutan, materi Konperensi Study, pandangan umum dan pembahasan terhadap laporan
Pengurus serta hasilceramah dan diskusi.
2. Pembahasan dan perumusan keputusan terhadap tambahan usul-usul tersebut di lakukan dalam sidang
Pleno.
Pasal 12

Laporan Pertanggungjawaban Pengurus

1. Laporan yang termaksud dalam ditangapi oleh peserta dalam bentuk tanggapan atas LPJ dan
pandangan umum.
2. Pandangan umum di sampaikan olehsatu orang perwakilan dari Jemaat-jemaat.

Pasal 13

Cara Mengajukan Pendapat

1. Pertanyaan, pendapat dan atau tanggapan yang dikemukakan dalam sidang pleno di sampaikan
melalui pimpinan sidang secara lisan atau tertulis.
2. Jawaban ataupenjelasanataspertanyaan, pendapat dan atau tanggapan dalam sidang pleno diberikan
secara lisan sesuai dengan waktu yang disediakan dan memperhatikan situasi dan kondisi.
3. Waktu untuk menyampaikan pertanyaan, pendapat dan atau tanggapan secara lisan dibatasi maksimal
selama 3 menit dan untuk setiap pembicaraan atau materi pembicaraan dengan mempertimbangkan
keseluruhan alokasi waktu yang disediakan.

Pasal 14

Interupsi

1. Interupsi ialah menyela atau menghentikan sementara pembicaraan orang lain dalam persidangan
karena ada sesuatu yang akan disampaikan. Interupsi ditujukan kepada pimpinan sidang dengan
maksud agar dapat di izinkan berbicara.
2. Interupsi dilakukan dengan alasan :
3. Memberikan informasi dalam rangka memperjelas hal yang sedang dibicarakan (point of
information)
4. Menyampaikan sesuatu yang sangat mendasar berkaitan ketertiban persidangan (Poin of Order)
5. Menyelesaikan atau menjernihkan masalah yang sedang dibahas (Point of Clarification)
6. Menyampaikan keberatan atas pembicaraan yang menyinggung masalah pribadi (Point of
Personal)
7. Menyampaikan keberatan atas materi pembicaraan atau sikap peserta sidang lainnya. (Point of
Objection)
8. Menyampaikan solusi terhadap masalah yang sedang dibahas (Point of Solution)
9. Interupsi dilakukan dengan menyebutkan point (alasan) baru kemudian dipersilahkan oleh
pimpinan sidang untuk berbicara.
BAB VI
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 12

Tata Cara Pengambilan Keputusan

1. Sidang Pleno dinyatakan quorum mengambil keputusan apabila dihadiri oleh Pimpinan Sidang
dan dihadiri sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah utusan dan mewakili
semua jemaat.

2. Keputusan sedapat-dapatnya diambil dengan jalan musyawarah untuk mufakat.

3. Apabila keputusan tidak dapat diambil dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka
keputusan diambil dengan cara pemungutan suara terbanyak mutlak (setengah ditambah
satu).

4. Jika pemungutan suara dilaksanakan dua kali tetapi masih tetap sama, maka keputusan
diambil oleh Pimpinan Sidang setelah berkonsultasi dengan Penasihat Konperensi.

5. Keputusan yang menyangkut orang dilakukan secara tertulis.

BAB VII

ATURAN PERALIHAN

Pasal 13

Penutup

Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur kemudian oleh Pimpinan Sidang bersama-
sama dengan Panitia Pengarah dan Panitia pelaksana

Anda mungkin juga menyukai