Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN DAN TATA TERTIB

MUSYAWARAH PENEGAK / AMBALAN


WALANGSUNGSANG & RARASANTANG

BAB I
NAMA, KEDUDUKAN DAN WEWENANG

Pasal 1
Nama

Musyawarah Ambalan, yang selanjutnya disebut MUSAB

Pasal 2
Kedudukan

Musyawarah Ambalan berkedudukan sebagai forum pertemuan tertinggi bagi Pramuka


Penegak untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak di Gugusdepan.

Pasal 3
Wewenang

Wewenang Musyawarah Ambalan adalah :


1. Mengevaluasi pelaksanaan fungsi dan tugas pokok Pengurus Dewan Ambalan masa
bakti sebelumnya
2. Menyusun Rencana Kerja Pramuka Penegak di gugusdepan
3. Menetapkan Adat Ambalan
4. Membentuk kepengurusan Dewan Ambalan Berikutnya

BAB II
WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 4
Waktu

Pada Tanggal 11-12 Desember 2021

Pasal 5
Tempat

MUSAB 2021 dilaksanakan di SMA Kartika XIX-1 Bandung

BAB III
DASAR

Pasal 6
Dasar

Dasar pelaksanaan Musyawarah Penegak / Ambalan adalah :


1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

1
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 080 Tahun 1988 tentang
Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
4. Program Kerja Gugusdepan

BAB IV
PERSONIL

Pasal 7
Peserta

Peserta Musyawarah Ambalan adalah :


1. Pengurus Dewan Ambalan sebelumnya.
2. Anggota Pramuka Penegak yang berada di gugusdepan bersangkutan.

Pasal 8
Penasihat

Penasihat Musyawarah Ambalan adalah Pembina dan Pembantu Pembina yang memahami
dan memantau perkembangan Ambalan yang mendapat mandat dari gugusdepan.

Pasal 9
Peninjau

Peninjau Musyawarah Ambalan adalah :


1. Pembina, Pembantu Pembina dan/atau Ikatan Purna Bakti yang memahami dan
memantau perkembangan Ambalan yang mendapat mandat dari gugusdepan serta
Pengurus Dewan Ambalan yang berasal dari gugusdepan yang diundang.
2. Dewan Kerja Ranting, Dewan Kerja Cabang dan Dewan Kerja Daerah serta
Pramuka Penegak lainnya yang berasal dari gugusdepan lain yang diundang
khusus.

BAB V
KUORUM

Pasal 10
Kuorum

1. Musyawarah Ambalan dinyatakan sah apabila mencapai kuorum, yakni dihadiri oleh
lebih dari 1/2 (setengah) dari jumlah per utusan yang seharusnya hadir.
2. Apabila pasal 10 ayat 1 tidak tercapai, maka Musyawarah Ambalan ditunda selama 2
x 10 menit dan selanjutnya dianggap sah.
3. Sidang-sidang dalam Musyawarah Ambalan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
lebih dari setengah dari jumlah peserta yang seharusnya hadir.
4. Apabila pasal 10 ayat 3 tidak tercapai maka sidang-sidang ditunda selama 1 x 15
menit dan selanjutnya dianggap sah.
BAB VI
JENIS, PIMPINAN DAN PESERTA SIDANG

Pasal 11
Jenis Sidang

Jenis persidangan dalam Musyawarah Ambalan adalah


1. Sidang Pendahuluan
2. Sidang Pleno
3. Sidang-sidang Komisi
a. Komisi A : Penjelasan Kep. 080 Tahun 1988, Keorganisasian dan
Tata Cara Pemilihan Pengurus Dewan Ambalan
b. Komisi B : Rencana Kerja dan Pola Pembinaan
c. Komisi C : Penyusunan Adat Ambalan
4. Sidang Tim Perumus

Pasal 12
Pimpinan Sidang

1. Pimpinan Sidang Pendahuluan Musyawarah Ambalan adalah 3 (tiga) orang


Pengurus Dewan Ambalan masa bakti Sebelumnya.
2. Pimpinan Sidang Pleno Musyawarah Ambalan adalah Pimpinan Musyawarah
Ambalan yang disebut Presidium.
3. Presidium Musyawarah Ambalan berjumlah 3 (tiga) orang, yang dipilih dari dan oleh
Peserta Musyawarah Ambalan dengan komposisi sebagai berikut :
a. 1 (satu) orang peserta dari unsur Pengurus Dewan Ambalan, yang
mendapat mandat dari Pengurus Dewan Ambalan
b. 2 (dua) orang peserta dari unsur Dewan Ambalan (diutamakan yang
duduk sebagai pemimpin sangga/kepala bidang).
4. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris Komisi yang
dipilih dari anggota komisi.
5. Sidang Tim Perumus dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris yang
dipilih dari seorang anggota Tim Perumus.

Pasal 13
Peserta Sidang

1. Sidang Pendahuluan Musyawarah Ambalan diikuti oleh seluruh peserta, Penasihat


dan Peninjau Musyawarah Ambalan.
2. Sidang Pleno Musyawarah Ambalan diikuti oleh seluruh peserta, Penasihat dan
Peninjau Musyawarah Ambalan.
3. Sidang Komisi Musyawarah Ambalan diikuti oleh peserta, Penasihat dan Peninjau
yang mendapat pengesahan dari Sidang Pleno.
4. Sidang Tim Perumus Musyawarah Ambalan diikuti anggota Tim Perumus yang
disahkan melalui Sidang Pleno, yang terdiri dari Ketua Komisi, Sekretaris Komisi dan
Presidium.

3
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 14
Hak Suara

1. Hak suara adalah hak yang dimiliki perutusan untuk diperhitungkan dalam
perhitungan suara apabila dilaksanakan pengambilan keputusan dengan cara
pemungutan suara.
2. Setiap perutusan memiliki satu hak suara. Penasihat dan Peninjau tidak memiliki hak
suara.
3. Peserta Musyawarah Ambalan adalah seluruh Pengurus dan Warga Ambalan (Tamu
Ambalan, Calon Penegak dan Para Penegak) serta didampingi oleh Pembina
Penegak
4. Tamu Ambalan dan Calon Penegak tidak memiliki hak suara (memilih dan dipilih)
namun dapat pula diberi hak bicara (bertanya, menanggapi, menjelaskan, dsb).
5. Hak Suara hanya dimiliki oleh Para Penegak Bantara dan Penegak Laksana.

Pasal 15
Hak Bicara

1. Hak bicara adalah hak yang dimiliki untuk menyampaikan saran, usul dan pendapat.
2. Setiap peserta Musyawarah Ambalan mempunyai hak bicara.
3. Penasihat Musyawarah Ambalan mempunyai hak bicara atas persetujuan Sidang.
4. Musyawarah Ambalan dapat meminta nasihat, petunjuk dan saran kepada Penasihat
apabila dipandang perlu.
5. Peninjau Musyawarah Ambalan tidak mempunyai hak bicara.

Pasal 16
Hak Pilih

Hak pilih adalah hak yang dimiliki peserta Musyawarah Ambalan untuk dipilih dan memilih.

Pasal 17
Kewajiban

Seluruh Peserta, Penasihat dan Peninjau berkewajiban mematuhi Tata Tertib Musyawarah
Ambalan.

BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 18
Pengambilan Keputusan

1. Setiap pengambilan keputusan dalam Musyawarah Ambalan sedapat-dapatnya


dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila tidak tercapai mufakat, maka sidang ditunda selama 2 x 15 menit untuk
mengadakan pembicaraan informal (lobbying).
3. Apabila mufakat tidak dapat dicapai keputusan diambil dengan cara
pemungutan suara.
4. (voting). Hasil voting dianggap sah apabila didukung oleh setengah dari jumlah
peserta Musyawarah Ambalan yang memiliki hak suara.
5. Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung dan terbuka kecuali jika
forum Musyawarah Ambalan memutuskan agar gutan suara dilaksanakan ara
dan rahasia.
6. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Ambalan tidak boleh bertentangan dengan:
(a). AD/ART Gerakan Pramuka dan Peraturan lainnya, (b). Hasil Musyawarah
Gugusdepan dan Musyawarah Kwartir di berbagai tingkatan. (c)Hasil
Muspanitera Dewan Kerja Penegak Pandega di berbagai tingkatan.
7. Hasil-hasil keputusan Musyawarah Ambalan ditetapkan dalam sebuah surat
keputusan hasil Musyawarah Ambalan untuk selanjutnya dilaporkan kepada
Pembina Gugusdepan agar menjadi keputusan Gugusdepan dan siap untuk
dilaksanakan.
BAB IX
LAIN-LAIN

Pasal 19
Masa berlaku
Tata Tertib ini berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah Ambalan, sampai Musyawarah
Ambalan berakhir.

Pasal 20
Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur kemudian dengan persetujuan
sidang.

Presidium Sidang Pendahuluan


Musyawarah Penegak / Ambalan
Walangsungsang & Rarasantang

Anggota Sekretaris Ketua

5
KETETAPAN MUSYAWARAH PENEGAK / AMBALAN
AMBALAN WALANGSUNGSANG & RARASANTANG
PANGKALAN SMA KARTIKA XIX-1 BANDUNG
NOMOR : 01/MUSAB/12/2021

Tentang

PERATURAN DAN TATA TERTIB


MUSYAWARAH PENEGAK / AMBALAN
WALANGSUNGSANG & RARASANTANG

MENIMBANG : bahwa dalam melaksanakan musyawarah ambalan perlu adanya


tata tertib

MENGINGAT : 1. Anggaran Dasar gerakan pramuka.


2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

MEMPERHATIKAN : Usulan dan tanggapan peserta sidang.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
Pertama : menetapkan tata tertib musyawarah ambalan Walangsungsang -
Rarasantang
Kedua : jika terdapat kekeliruan di dalamnya maka, dapat ditinjau ulang sebagai
mana mestinya.
Ketiga : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Waktu :

Presidium Sidang Pendahuluan


Musyawarah Penegak / Ambalan
Walangsungsang & Rarasantang

Anggota Sekretaris Ketua

Anda mungkin juga menyukai