Anda di halaman 1dari 5

TATA TERTIB KONFERCAB VI

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA


KABUPATEN BARITO SELATAN
BUNTOK, 07 - 09 DESEMBER 2022

‫ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن الَّرِح ْيِم‬


BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Yang dimaksud dengan konferensi cabang atau disingkat Konfercab dalam Peraturan Tata Tertib ini adalah
Konfercab Nahdlatul Ulama VI yang diselengggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Barito
Selatan Tengah tanggal 07 - 09 Desember 2022, di Buntok.

Pasal 2
Yang dimaksud dengan Panitia Konfercab adalah Panitia yang dibentuk oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU)

BAB II
KORUM

Pasal 3
1. Konfercab sebagai permusyawaratan tertinggi Nahdlatul Ulama dianggap sah penyelenggaraannya jika
dihadiri sedikitnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Pengurus Cabang sebagai pemilik suara dilengkapi Pengurus
Cabang NU.
2. Pengurus Majelis Wakil Cabang adalah yang masih berlaku sebagaimana Surat Keputusan Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama.

BAB III
UNDANGAN

Pasal 4
Undangan Konfercab terdiri dari :
a. Utusan Peserta
b. Utusan Peninjau

Pasal 5
1. Peserta Konfercab terdiri dari :
a. Pengurus Cabang
b. Ketua / Pengurus Majelis Wakil Cabang
c. Badan Otonom NU

2. Jumlah peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 5 Peraturan ini ditetapkan oleh PCNU.
Pasal 6
Peninjau terdiri dari mereka yang ditetapkan oeh PCNU atas usulan Pengurus dan Panitia Sterring Comitte

Pasal 7
Setiap utusan dinyatakan sah apabila membawa undangan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan surat mandat
dari pengurus yang diwakilinya.

Pasal 8
Setiap Utusan berkewajiban :
a. Menaati peraturan Tata Tertib, serta ketentuan-ketentuan yang berlaku selama Konfercab.
b. Menghadiri sidang-sidang tepat pada waktunya.
c. Menjaga ketertiban demi kelancaran dan kesuksesan Konfercab.

Pasal 9
1. Setiap peserta berhak mengemukakan saran dan pendapat terhadap masalah-masalah yang
berkembang dalam persidangan.
2. Setiap peninjau dari dalam organisasi dapat memberikan saran dan pendapat tentang masalah-masalah
yang berkembang dalam sidang tetapi tidak mempunyai hak memilih.

Pasal 10
1. Setiap utusan diberikan tanda pengenal dan wajib mengenakannya selama menghadiri sidang-sidang
Konfercab.
2. Panitia berhak menolak kehadiran seorang utusan masuk dalam persidangan manakala tidak memakai
tanda pengenal.

BAB IV
PERSIDANGAN

Pasal 11
Sidang-sidang Muktamar terdiri dari :
a. Sidang Pleno
b. Sidang Komisi

Pasal 12
1. Sidang Pleno dihadiri oleh utusan Konfercab dan dinyatakan sah apabila telah dihadiri oleh sekurang-
kurangnya separuh lebih satu dari utusan Konfercab.
2. Sidang Pleno membahas dan mensahkan Acara Persidangan, Peraturan Tata Tertib, Laporan Pertanggung
jawaban, laporan Hasil Sidang Komisi serta Pemilihan Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah.
Pasal 13
1. Sidang-sidang Komisi dihadiri oleh seluruh utusan yang ditentukan oleh Panitia secara Proporsional
berdasarkan usulan PCNU dan panitia sterring comitte.
2. Sidang Komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih dari jumlah anggota
Komisi yang bersangkutan.
3. Sidang Komisi terdiri dari :
a. Komisi Bahtsul Masail, terdiri dari Diniyyah Waqi’iyyah, Diniyyah Maudlu’iyyah, dan Diniyyah Qonuniyyah
(Komisi A)
b. Komisi Program Kerja (Komisi B)
c. Komisi Organisasi dan Rekomendasi (Komisi C)
4. Untuk menyelesaikan perumusan suatu masalah, komisi-komisi dapat membentuk Tim perumus.

BAB V
PIMPINAN SIDANG

Pasal 14
Pimpinan Sidang ditetapkan oleh Peserta Sidang.

Pasal 15
Jumlah Pimpinan Sidang Pleno dan Sidang Komisi sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil
Ketua dan seorang Sekretaris.

Pasal 16
Pimpinan Sidang berkewajiban :
a. Memimpin dan menjaga ketertiban sidang.
b. Menjaga agar Peraturan Tata Tertib Konfercab ditaati dengan seksama oleh setiap Peserta Sidang.
c. Memberi izin kepada Peserta untuk berbicara dan menjaga agar pembicaraan tidak menyimpang dari
materi yang sedang dibahas.
d. Menyimpulkan dan menandatangani hasil keputusan sidang.
e. Pada setiap persidangan Pimpinan Sidang berkewajiban mengumumkan bahwa korum telah terpenuhi.
f. Apabila waktu sidang dimulai ternyata korum belum terpenuhi maka Pimpinan Sidang dapat membuka
Sidang dan kemudian menunda (skors) paling lama 15 menit.
g. Apabila waktu penundaan sudah lewat dan korum belum terpenuhi, maka Sidang dapat diteruskan dan
dinyatakan sah tanpa memperhatikan korum.

BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 17
1. Keputusan Konfercab diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai putusan diambil berdasarkan pemungutan suara.

Pasal 18
Di dalam setiap pemungutan suara, Pengurus Cabang dan Pengurus Majelis Wakil Cabang mempunyai hak 1
(satu) suara.

BAB VII
PEMILIHAN RAIS SYURIYAH DAN KETUA TANFIDZIYAH

Pasal 19
1. Pemilihan Rais Syuriyah dilakukan secara musyawarah mufakat menggunakan sistem Ahlul Halli Wal’Aqdi
(ART NU Bab XIV Pasal 42)
2. Ahlul Halli Wal’Aqdi terdiri dari 5 orang ulama yang dipilih oleh peserta Konfercab.
3. Ahlul Halli Wal’aqdi akan bersidang sendiri untuk menunjuk Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama.

Pasal 20
1. Ketua Tanfidziyah dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam
Konfercab.
2. Untuk menentukan calon Ketua Tanfidziyah, maka MWC dapat mengajukan maksimal 1 (satu) nama calon
Ketua.
3. Apabila sudah terpilih nama-nama calon ketua, terlebih dahulu calon ketua menyampaikan kesediaannya di
hadapan peserta Konfercab.
4. Beberapa nama calon ketua yang sudah menyatakan kesediaannya, setelah mendapat persetujuan dari Rais
Syuriyah terpilih, maka dilakukan pemilihan langsung.
5. Apabila Rais Syuriyah terpilih hanya menyetujui satu nama, maka otomatis satu nama calon itu ditetapkan
menjadi ketua Tanfidziyah.

Pasal 21
Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah bertugas melengkapi susunan pengurus harian Syuriyah dan Tanfidziyah
dengan dibantu oleh 3 (tiga) orang anggota mide formatur yang mewakili zona, terdiri dari :
1. PW NU (Fathurrahman, S.Pd., M.AP)
2. Rois Syuriah (Drs. H. Suriadi Kurnain)
3. Ketua Tanfiziyah (H. Arbaja, S.Ag., M.AP)
4. Karetaker (H. Suhardi, S.Ag., M.AP)
5. MWC (Drs. H. Abu Yazid Bastami)
Pasal 22
Sebelum acara pemilihan dilakukan, Pimpinan Sidang terlebih dahulu meminta Karateker untuk menyatakan diri
demisioner.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 23
Hal-hal yang belum diatur dan atau belum cukup di atur dalam Peraturan tata tertib ini, akan diatur lebih lanjut
oleh Pimpinan Sidang dengan Persetujuan peserta sidang.

Ditetapkan di : Buntok
Pada tanggal : 13 Jumadil Ula 1444 H
8 Desember 2022 M

SIDANG PLENO I
PIMPINAN SIDANG

FATHURRAHMAN, S.Pd., M.AP ARBAJA, S.Ag., M.AP

Anda mungkin juga menyukai