Anda di halaman 1dari 7

RANCANGAN TATA TERTIB

KONFERENSI CABANG X NAHDLATUL ULAMA


KABUPATEN NGAWI

BAB I
LANDASAN
Pasal 1
1. Bab IX Pasal 23 Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama tentang Permusyawaratan Daerah
Tingkat Cabang adalah Konferensi Cabang.
2. Pasal 80 Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Konferensi Cabang adalah Forum
permusyawaratan tertinggi untuk tingkat Cabang.
3. Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama nomor 208/A.II.04.d/01/2018, tentang
Pengesahan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Ngawi masa khidmat 2018 – 2023,
yang berakhir pada tanggal 23 Juli 2023.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 2
1. Yang dimaksud dengan Konferensi Cabang dalam Peraturan Tata Tertib ini adalah Konferensi
Cabang X Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama pada
tanggal 13 Dzulhijjah 1444 H, bertepatan dengan tanggal 2 Juli 2023 M, bertempat di Pondok
Pesantren Daarul Mukhlisin Temulus Mantingan Ngawi, yang di dahului dengan Pra Konferensi,
selanjutnya disebut Konferensi Cabang.
2. Yang dimaksud Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama adalah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
Kabupaten Ngawi masa khidmat 2018-2023 disingkat PCNU.
3. Yang dimaksud Pimpinan Cabang Lembaga adalah Pimpinan Cabang Lembaga Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kabupaten Ngawi (perangkat Perkumpulan).
4. Yang di maksud Pimpinan Badan Otonom adalah Pimpinan Badan Otonom di bawah naungan
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Ngawi yang telah memiliki SK yang Sah
5. Yang dimaksud dengan Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama adalah Pengurus
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama yang telah memiliki SK yang Sah disingkat MWCNU.
6. Yang dimaksud dengan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama adalah Pengurus Ranting Nahdlatul
Ulama yang telah memiliki SK yang Sah, disingkat PRNU.
7. Yang dimaksud dengan Panitia Konferensi Cabang adalah Panitia Pelaksana yang dibentuk oleh
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ngawi.

Pasal 3
1. Konferensi Cabang adalah forum permusyawaratan tertinggi di dalam Perkumpulan Nahdlatul
Ulama ditingkat Cabang.
2. Konferensi Cabang Membicarakan dan menetapkan:
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama yang disampaikan secara
tertulis
b. Pokok-pokok program kerja Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama selama 5 (lima) tahun merujuk
kepada pokok-pokok program kerja PWNU dan garis-garis besar program kerja PBNU;
c. Hukum atas masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan;
d. Rekomendasi Perkumpulan;
e. Ahlul Halli wal ‘aqdi; dan
f. Memilih Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama;
3. Konferensi Cabang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.
4. Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama dihadiri oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Pengurus
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama dan Pengurus Ranting Nahdltul Ulama.
Pasal 4
Hak Suara
Dalam Konferensi Cabang setiap MWCNU dan/atau PRNU yang dinyatakan sah mempunyai 1 (satu)
hak suara (Perkum nomor 9 tahun 2022, pasal 29)

BAB III KUORUM


Pasal 5
1. Konferensi Cabang adalah sah apabila dihadiri oleh Pengurus MWCNU, PRNU yang sah sesuai
dengan Peraturan Perkumpulan.
2. Pengurus MWCNU, Pengurus Ranting yang sah adalah yang masih berlaku sebagaimana Surat
Keputusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.

BAB V TAMU UNDANGAN


Pasal 6

1. Tamu Undangan adalah orang yang diperbolehkan menghadiri pembukaan dan penutupan
Konferensi Cabang.
2. Tamu Undangan tidak dapat menghadiri sidang.
3. Tamu Undangan antara lain:
a. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah tingkat Kabupaten atau yang mewakili;
b. Ketua Badan Otonom tingkat Kabupaten atau yang mewakili;
c. Pers yang telah mendapat izin tertulis dari Panitia; atau
d. Orang yang mendapatkan undangan dari Panitia.

BAB VI PESERTA
Pasal 6
1. Peserta Konferensi Cabang terdiri dari :
a. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
b. Pengurus MWCNU
c. Pengurus PRNU
2. Peserta Konferensi Cabang sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Tata Tertib ini
diundang oleh Panitia Konferensi/Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.

Pasal 7
1. Setiap peserta dinyatakan sah apabila telah terdaftar secara resmi dan dilakukan pemeriksaan
kelengkapan dan keabsahan dokumen- dokumen resmi yang disyaratkan, dan mendapatkan
kartu tanda pengenal dari Panitia Konferensi Cabang.
2. Panitia Konferensi Cabang wajib memberikan Kartu Tanda Pengenal (IDCard) kepada Peserta
Konferensi Cabang yang dinyatakan sah.

Pasal 8
Setiap Peserta Konferensi Cabang berkewajiban :
1. Mentaati peraturan Tata Tertib Konferensi Cabang ini.
2. Menghadiri sidang-sidang tepat pada waktunya
3. Mengenakan tanda pengenal yang sah
4. Menjaga ketertiban demi kelancaran dan keberhasilan Konferensi Cabang.
Pasal 9
Setiap peserta berhak mengemukakan saran dan pendapat di dalam persidangan.
BAB V PERSIDANGAN
Pasal 10
Sidang-Sidang Konferensi Cabang terdiri dari :
1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi
Pasal 11
1. Sidang Pleno dihadiri oleh Peserta Konferensi Cabang dan dinyatakan sah apabila telah dihadiri
oleh lebih separuh dari peserta Konferensi Cabang.
2. Sidang Pleno dihadiri oleh 1 orang perwakilan Pengurus MWCNU atau PRNU.
3. Sidang Pleno membahas dan mengesahkan Acara Persidangan dan Peraturan Tata Tertib,
Laporan Pertanggungjawaban, Laporan Hasil Sidang Komisi, Penetapan Ahlul Halli Wal Aqdi,
Pengesahan Rais Syuriah dan Pemilihan serta Pengesahan Ketua Tanfidziyah.

Pasal 12
1. Sidang Komisi terdiri dari :
a. Komisi Bahtsul Masail (Komisi A) beranggotakan …………..
b. Komisi Organisasi (Komisi B) beranggotakan ………………..
c. Komisi Program Kerja (Komisi C) beranggotakan ……………..
d. Komisi Rekomendasi (Komisi C) beranggotakan ……………..

2. Komisi-Komisi dapat membentuk Tim Perumus untuk melakukan sinkronisasi dan finalisasi
rumusan Sidang Komisi

BAB V
PIMPINAN SIDANG
Pasal 13
Pimpinan Sidang Pleno ditetapkan oleh Panitia Steerring Komite Konferensi Cabang Nahdlatul
Ulama, kecuali sidang Pleno Pemilihan Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah di pimpin oleh Utusan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Pasal 14
Pimpinan Sidang Komisi ditentukan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dengan didampingi oleh
2 (dua) orang anggota Komisi yang bersangkutan.

Pasal 15
Pimpinan Sidang Pleno dan Sidang Komisi sekurang-kurangnya terdiridari seorang Ketua, seorang
Wakil Ketua dan seorang Sekretaris.

Pasal 16
Pimpinan Sidang berkewajiban :
1. Memimpin dan menjaga ketertiban sidang.
2. Menjaga agar Peraturan Tata Tertib Konferensi Cabang ditaati dengan seksama oleh setiap
Peserta Sidang.
3. Pada setiap persidangan Pimpinan Sidang berkewajiban mengumumkan bahwa quorum
telah terpenuhi.
4. Apabila waktu sidang dimulai ternyata quorum belum terpenuhi maka Pimpinan Sidang dapat
membuka Sidang dan kemudian menunda sidang (skors) paling lama 15 menit.
5. Apabila waktu penundaan sudah lewat dan quorum belum terpenuhi, maka Sidang dapat
diteruskan dan dinyatakan sah tanpa memperhatikan quorum.
6. Memberi izin kepada Peserta untuk berbicara dan menjaga agar pembicaraan tidak
menyimpang dari materi yang sedang dibahas.
7. Menyimpulkan dan menandatangi hasil keputusan sidang.
BAB VI
PENGAMBILAN K
EPUTUSAN

Pasal 17
1. Keputusan sidang dalam Konferensi Cabang diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
2. Apabila ketentuan pada ayat 1 dalam pasal ini tidak dapat tercapai, maka keputusan diambil
dengan cara aklamasi dan atau Pemungutan sauara.
3. Apabila hasil pemungutan suara berimbang, maka diadakan pemungutan suara ulang, dan
apabila dalam pemungutan suara ulang tetap berimbang maka mekanisme pengambilan
keputusan diserahkan kepada Pimpinan Sidang.
4. Pemungutan suara mengenai semua masalah diambil secara terbuka.
5. Pemungutan suara yang menyangkut orang dilakukan secara tertutup/rahasia.

Pasal 18
Di dalam setiap pemungutan suara, Pengurus MWCNU, PRNU masing-masing mempunyai hak 1
(satu) suara.

Pasal 19
Tabulasi
1. Tabulasi calon Ahlul halli wal ‘Aqdi dilakukan oleh panitia disaksikan oleh perwakilan peserta dari
masing Koordinator Kecamatan.
2. Hasil Tabulasi Ahlul halli wal ‘Aqdi di tuangkan dalam berita acara dimasukkan amplop dan
disegel.
3. Hasil tabulasi Ahlul halli wal ‘Aqdi ditetapkan dalam sidang pleno pemilihan Pengurus.

BAB VII
TATA CARA PENETAPAN AHLUL HALLI WAL ‘AQDI,PENETAPAN RAIS
SYURIYAH DAN PEMILIHAN KETUA TANFIDZIYAH

Pemilihan Dan Penetapan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kab. Ngawi sebagai berikut :

Pasal 20
1. Sebelum acara pemilihan dan penetapan dilakukan, Pimpinan Sidang terlebih dahulu meminta
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama masa khidmat 2018-2023 untuk menyatakan diri
demisioner.
2. Pimpinan Sidang menghitung jumlah peserta dari Pengurus MWCNU, dan PRNU yang hadir
dengan dalam rangka menentukan quorum bagi sahnya pemilihan.

Pasal 21
1. Rais Syuriyah dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat dengan sistem Ahlul Halli wal
‘Aqdi
2. Ahlul Halli wal ‘Aqdi terdiri dari 5 (lima) orang ulama yang ditetapkan secara langsung dalam
Konferensi Cabang;
3. Kriteria ulama yang dipilih menjadi Ahlul Halli wal ‘Aqdi adalah sebagai berikut: beraqidah Ahlus
Sunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah, bersikap adil, ‘alim, memiliki integritas moral, tawadlu’,
berpengaruh dan memiliki pengetahuan untuk memilih pemimpin yang munadzdzim dan
muharrik serta wara’ dan zuhud;
4. AHWA terdiri atas 5 (lima) orang ulama yang diusulkan MWCNU dan PRNU pada PCNU
klasifikasi kelompok A melalui Rapat Harian Syuriyah.
5. Usulan nama calon anggota AHWA disampaikan kepada panitia konferensi cabang selambat-
lambatnya 1 (satu) hari sebelum konferensi dilaksanakan
6. Nama-nama usulan yang masuk ditabulasi oleh panitia konferensi cabang dan 5 (lima) nama
yang memperoleh ranking teratas disahkan sebagai anggota AHWA dalam sidang pleno
konferensi cabang.
7. Dalam hal terdapat kesamaan ranking usulan nomor 5 (lima) dan seterusnya, maka diserahkan
kepada nama-nama yang memiliki kesamaan rangking untuk bermusyawarah dan
memutuskan sendiri di antara mereka yang menjadi anggota AHWA dengan didampingi panitia.
8. 5 (lima) nama yang memperoleh ranking teratas bermusyawarah untuk memilih Rais Syuriyah
9. Rais Syuriyah dipilih dari anggota atau di luar anggota AHWA.
10. Proses musyawarah AHWA dalam memilih Rais Syuriyah dituangkan dalam berita acara
konferensi cabang
11. Keputusan Ahlul Halli wal ‘Aqdi bersifat final dan tidak dapat
diganggu gugat.

Pasal 22
1. Ketua Tanfidziyah dipilih secara langsung oleh Peserta Konferensi cabang melalui musyawarah
mufakat atau Pemungutan suara dalam Konferensi Cabang, dengan terlebih dahulu
menyatakan kesediaan secara lisan atau tertulis dan mendapatkan persetujuan dari Rais
Syuriyah terpilih.
2. Apabila ketentuan ayat 1 dalam pasal ini tidak tercapai maka pemilihan Ketua Tanfidziyah
dilaksanakan melalui pemungutan suara.
3. Pemungutan suara dilakukan secara tertutup.
4. Pemungutan suara dalam memilih Ketua Tanfidziyah dilakukan melalui 2 (dua) tahap, yaitu
tahap pencalonan (untuk menetapkan Calon) dan tahap pemilihan (untuk menetapkan ketua
Tanfidziyah).
5. Tahap Pencalonan :
a. Peserta utusan Tanfidziyah MWCNU dan Ranting NU berhak mengusulkan 1 (satu) bakal
calon.
b. Bakal calon dapat ditetapkan menjadi calon apabila memenuhi semua kriteria persyaratan:
(1). Didukung sedikitnya 75 suara
(2). pernah menjadi Pengurus Harian PCNU atau Pengurus Harian Lembaga PCNU, dan/atau
pengurus harian tingkat Majelis Wakil Cabang dan/atau pengurus harian Badan
Otonom tingkat cabang sekurang-kurangnya satu masa khidmat kepengurusan yang
dibuktikan dengan surat keputusan;
(3). Tidak sedang dalam posisi Rangkap jabatan segabagaimana diatur dalam AD ART NU
dan peraturan perkumpulan.
(4). Dalam hal rangkap jabatan dengan pengurus harian Partai Politik, harus sudah
mengundurkan diri dan mendapatkan persetujuan pengundurannya sekurang-kurang 1
(satu) tahun sebelum kegiatan Konferensi. (surat PBNU nomor :
143/PB.03/A.I.03.47/99/09/2022)
c. Apabila hanya terdapat 1 (satu) calon yang memenuhi syarat maka dapat ditetapkan
langsung sebagai ketua Tanfidziyah terpilih.

6. Tahap Pemilihan :
a. Calon yang dapat dipilih adalah calon yang memenuhi syarat dalam dalam tahap Pencalonan.
b. Calon di nyatakan sebagai ketua Tanfidziyah apabila didukung dengan suara terbanyak.
c. Apabila didalam pemilihan terjadi jumlah yang sama untuk suara terbanyak maka dilakukan
satu kali pemilihan ulang.
d. Apabila dalam satu kali pemilihan ulang tetap terjadi suara terbanyak yang sama maka
mekanisme penetapan ketua Tanfidziyah diserahkan kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama Jawatimur.
7. Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah terpilih menjadi formatur yang bertugas melengkapi
susunan Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah dengan dibantu oleh beberapa anggota mide
formatur yang mewakili Koordinator Kecamatan.

Pasal 23
Tim Formatur
1. Tim Formatur dari :
a. Rais Syuriyah Terpilih (Ketua merangkap anggota)
b. Ketua Tanfidziyah terpilih (Sekretaris merangkap anggota)
c. 1 Orang dari Pengurus Cabang NU Demisioner (Syuriyah /Tanfidziyah)
d. 4 Orang dari unsur peserta masing-masing mewakili Koordonator Kecamatan
2. Tim Formatur bertugas menyusun kepengurusan haria PCNU Kab. Ngawi paling lambat 30
hari setelah konferensi selesai.
BAB IX PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini akan diatur lebih lanjut oleh Pimpinan
Sidang dengan persetujuan peserta sidang.

Ditetapkan di Ngawi, 1 Dzulhijjah 1444 H


20 Juni 2023 M

SIDANG PLENO IV
PIMPINAN
SIDANG

........................................ .......................................

Anda mungkin juga menyukai