BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Konferensi Cabang adalah lembaga pengambilan keputusan tertinggi Nahdlatul Ulama tingkat cabang ; 2.Konferensi Cabang VI Nahdlatul Ulama Purwakarta ini dilaksanakan pada tanggal 19-20 April 2003 di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus Wanayasa Purwakarta ; 3.Tata tertib ini adalah pedoman pelaksanaan konferensi cabang VI Nahdlatul Ulama Purwakarta BAB II TUGAS DAN WEWENANG Pasal 2 Konferensi Cabang V ini mempunyai tugas dan wewenang : 1. Mendengar dan menilai laporan pertanggung-jawaban Pengrus Cabang Nahdlatul Ulama Purwakarta masa khidmat 1998-2002 2.Merumuskan dan menetapkan : A. Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi B. Bahtsul Masail Diniyah C. Masalah Keorganisasian D. Program Pengkhidmatan Cabang masa khidmat 2003-2007 3.Mendomisioner pengurus lama serta memilih dan mengangkat Rois Syuriah, Ketua Tanfidziah dan Formatur Konferensi Cabang V untuk penyusunan pengurus baru. BAB III QUORUM Pasal 3 1. Konferensi Cabang sebagai lembaga permusyawaratan tertinggi Nahdlatul Ulama tingkat cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah MWC dan Ranting yang sah ; 2. Pengurus Majlis Wakil Cabang (MWC) yang sah ditetapkan dalam Surat Keputusan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat. 3. Pengurus Ranting yang sah ditetapkan dalam Surat Keputusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Purwakarta. BAB IV PERSIDANGAN Pasal 4 1. Persidangan dalam Konfernsi Cabang ini terdiri dari Sidang Pleno dan Sidang Komisi. 2. Komisi-komisi yang dibentuk dalam Konferensi ini terdiri dari : A. Komisi A : Rekomendasi dan Taushiyah B. Komisi B : Masalah keorganisasian C. Komisi C : Program Kerja Cabang D. Komisi D : Bahtsul Masail Diniyyah 3. Jumlah setiap komisi ditentukan oleh pimpinan sidang konferensi Cabang V dengan memperhatikan peserta konferensi yang hadir. 4. Komisi konferensi cabang memusyawarahkan dan mengambil keputusan sesuai dengan lingkup tugas komisinya ; 5. Komisi konferensi memberikan laporan hasil sidang komisi kepada sidang pleno untuk disahkan. BAB V PIMPINAN SIDANG Pasal 5 1. Pimpinan Sidang Pleno ditetapkan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta. 2. Pimpinan Sidang Pleno pemilihan Pengurus Cabang NU Purwakarta adalah Pimpinan Wilayah NU Jawa Barat 3. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dan tetapkan melalui kesepakatan peserta sidang komisi yang bersangkutan. Pasal 6 1. Jumlah pimpinan sidang untuk setiap jenis persidangan terdiri atas seorang Ketua dan seorang Sekretaris yang selanjutnya bertindak sebagai pelapor. 2. Pimpinan sidang bertugas mengatur pelaksanaan persidangan- persidang-an konfrensi sesuai dengan tata tertib ini. BAB VI PESERTA Pasal 7 Peserta Konfrensi Cabang ini terdiri dari : 1. Peserta Utusan yang selanjutnya disebut Utusan adalah : A. Pengurus Cabang NU Purwakarta B. Pengurus MWC yang sah 2. Peserta peninjau yang selanjutnya disebut peninjau adalah : A. Pengurus Ranting NU B. Badan Otonom NU C. Utusan Pondok Pesantren D. Utusan DKM Kecamatan se-Kab. Purwakarta E. Undangan lain yang ditetapkan panitia Pasal 8 Setiap peserta Konferensi Cabang memiliki hak dan kewajiban : 1. Peserta memiliki hak bicara menyampaikan pendapat dan hak suara 2. Peninjau hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara 3. Setiap peserta dan peninjau harus menjadi anggota salah satu komisi konfrensi yang telah ditentukan oleh konfrensi 4. Setiap peserta harus mengikuti setiap persidangan yang telah ditetapkan waktunya BAB VII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 9 1. Persidangan pleno dan komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh dua pertiga lebih dari satu dan peserta yang hadir 2. Apabila ayat (1) di atas masih belum tercapai maka sidang ditunda untuk mencapai quorum selama 215 menit. 3. Apabila ayat (2) diatas juga belum tercapai maka keputusan diambil berdasarkan kesepakatan / musyawarah Pasal 10 1. Pengambilan keputusan pada dasarnya diupayakan berdasarkan musyawarah musyawarah untuk mufakat,apabila mufakat tidak tercapai maka keputusan maka keputusan diambil berdasar suara terbanyak (Voting). 2. Setiap keputusan harus memiliki nilai dan bobot yang dapat dipertanggung jawabkan secara konstitusional. Pasal 11 Dalam setiap pengambilan keputusan Pengurus Cabang sebagai satu kesatuan serta Pengurus MWC dan Ranting masing masing mempunyai hak 1 (satu) suara BAB VIII TATA CARA PERSIDANGAN Pasal 12 Setiapkali persidangan akan dimulai harus pimpinan sidang terlebih dahulu harus menyatakan quorum persidangan Pasal 13 1. Setiap peserta sidang harus menjaga ketertiban dan kelancaran persidangan 2. Setiap pembicaraan atau penyampaian pendapat harus melalui pimpinan sidang dan disampaikan setelah diizinkan. 3. Keluar masuk peserta sidang dari tempat persidangan harus seizin pimpinan sidang. Pasal 14 1. Pimpinan sidang memiliki kewajiban mengatur jalannya persidangan dalam bentuk menampun, menjawab, meluruskan dan memotong. 2. Pimpinan sidang berhak mengeluarkan peaserta sidang yang melanggar tata tertib dan mengacaukan jalannya persidangan,setelah diberi peringatan 2x. BAB IX PEMILIHAN PENGURUS CABANG Pasal 15 1. Pemilihan yang dimaksud adalah pemilihan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama masa khidmat 2003-2007 dan Tim Formatur Koferensi. 2. Pemilihan pengurus Pimpinan Cabang dilakukan dalam sidang pleno yang diadakan khusus untuk itu. Pasal 16 Kriteria Calon Rois dan Ketua adalah sebagai berikut : 1. Telah/pernah aktif di kepengurusan minimal 2 (dua) tahun atau pernah aktif di salah satu banom/lembaga NU lainya ; 2. Memiliki usia minimal 40 tahun saat dipilih ; 3. Tidak merangkap jabatan dengan salah satu orsospol manapun dalam jabatan kepengurusan fungsionaris ; Pasal 17 Pemilihan PCNU Kabupaten Purwakarta diatur sebagai berikut : 1. Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziah dipilih oleh Konferensi Cabang 2. Rois Syuriah dipilih secara langsung 3. Ketua Tanfidziah dipilih secara langsung setelah calon ketua yang diajukan mendapat persetujuan dari Rois Syuriah terpilih. 4. PCNU sebagai satu kesatuan, Pengurus MWC dan Ranting yang sah memiliki hak 1 (satu) suara Pasal 18 Seorang calon dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) suara dari peserta konferensi ; Pasal 19 Tata cara pemilihan Pimpinan Cabang ini sebagai berikut : 1. Sebelum proses pemilihan dilakukan terlebih dahulu dilakukan pernyataan domisioner oleh pengurus lama ; 2. Pemilihan dilakukan secara langsung dengan menulis nama calon pada kertas yang telah disediakan oleh pimpinan sidang 3. Proses pemilihan didahului dengan pemilihan bakal calon (balon) Rois Syuriah dari peserta konferensi dan diteruskan dengan pemilihan Rois; 4. Setelah Rois Syuriah terpilih dilanjutkankan dengan pemilihan ketua dengan proses yang sama dengan rois. 5. Sebelum pemilihan dilakukan terlebih dahulu dilakukan proses uji criteria calon sebagaimana termaksud di atas ; 6. Setelah selesai pemilihan ketua dilanjutkan dengan pemilihan Tim Formatur yang dipilih dari peserta konferensi yang terdiri dari 5 (lima) orang dengan komposisi : 1 (satu) orang Rois Syuriah terpilih 1 (satu) orang Ketua Tanfidziah terpilih 3 (tiga) orang utusan Kecamatan / Pengurus MWC Pasal 18 1. Rois dan Ketua terpilih mempunyai wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan Pengurus Cabang NU Purwakarta periode 2003-2007 ; 2. Dalam menyusun kelengkapan kepengurusan tersebut Rois dan ketua terpilih dibantu oleh Tim Formatur yang telah terpilih ; 3. Kelengkapan susunan pengurus tersebut harus selesai selambat-lambatnya satu bulan setelah konferensi ini selesai. BAB X KETENTUAN TAMBAHAN Pasal 19 1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian berdasarkan musyawarah/kesepakatan. 2. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq Ditetapkan di : Pada Tanggal : Pukul : PIMPINAN SIDANG PLENO K e t u a, Sekretaris () ()