Anda di halaman 1dari 6

TATA TERTIB KONFERENSI CABANG VIII

NAHDLATUL ULAMA
PURWAKARTA
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Konferensi Cabang adalah lembaga pengambilan keputusan tertinggi


Nahdlatul ‘Ulama tingkat cabang ;
2. Konferensi Cabang VI Nahdlatul ‘Ulama Purwakarta ini dilaksanakan pada
tanggal 19-20 April 2003 di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus
Wanayasa Purwakarta ;
3. Tata tertib ini adalah pedoman pelaksanaan konferensi cabang VI Nahdlatul
‘Ulama Purwakarta
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 2

Konferensi Cabang V ini mempunyai tugas dan wewenang :

1. Mendengar dan menilai laporan pertanggung-jawaban Pengrus Cabang


Nahdlatul ‘Ulama Purwakarta masa khidmat 1998-2002
2. Merumuskan dan menetapkan :
A. Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi
B. Bahtsul Masail Diniyah
C. Masalah Keorganisasian
D. Program Pengkhidmatan Cabang masa khidmat 2003-2007
3. Mendomisioner pengurus lama serta memilih dan mengangkat Rois Syuriah,
Ketua Tanfidziah dan Formatur Konferensi Cabang V untuk penyusunan
pengurus baru.
BAB III
QUORUM

Pasal 3

1. Konferensi Cabang sebagai lembaga permusyawaratan tertinggi Nahdlatul


‘Ulama tingkat cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh
jumlah MWC dan Ranting yang sah ;
2. Pengurus Majlis Wakil Cabang (MWC) yang sah ditetapkan dalam Surat
Keputusan Pengurus Wilayah Nahdlatul ‘Ulama Jawa Barat.
3. Pengurus Ranting yang sah ditetapkan dalam Surat Keputusan Pengurus
Cabang Nahdlatul ‘Ulama Purwakarta.
BAB IV
PERSIDANGAN

Pasal 4

1. Persidangan dalam Konfernsi Cabang ini terdiri dari Sidang Pleno dan Sidang
Komisi.
2. Komisi-komisi yang dibentuk dalam Konferensi ini terdiri dari :
A. Komisi A : Rekomendasi dan Taushiyah
B. Komisi B : Masalah keorganisasian
C. Komisi C : Program Kerja Cabang
D. Komisi D : Bahtsul Masail Diniyyah
3. Jumlah setiap komisi ditentukan oleh pimpinan sidang konferensi Cabang V
dengan memperhatikan peserta konferensi yang hadir.
4. Komisi konferensi cabang memusyawarahkan dan mengambil keputusan
sesuai dengan lingkup tugas komisinya ;
5. Komisi konferensi memberikan laporan hasil sidang komisi kepada sidang
pleno untuk disahkan.
BAB V
PIMPINAN SIDANG

Pasal 5

1. Pimpinan Sidang Pleno ditetapkan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul ‘Ulama


Kabupaten Purwakarta.
2. Pimpinan Sidang Pleno pemilihan Pengurus Cabang NU Purwakarta adalah
Pimpinan Wilayah NU Jawa Barat
3. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dan tetapkan melalui kesepakatan peserta
sidang komisi yang bersangkutan.
Pasal 6

1. Jumlah pimpinan sidang untuk setiap jenis persidangan terdiri atas seorang
Ketua dan seorang Sekretaris yang selanjutnya bertindak sebagai pelapor.
2. Pimpinan sidang bertugas mengatur pelaksanaan persidangan-persidang-an
konfrensi sesuai dengan tata tertib ini.
BAB VI
PESERTA

Pasal 7

Peserta Konfrensi Cabang ini terdiri dari :

1. Peserta Utusan yang selanjutnya disebut Utusan adalah :


A. Pengurus Cabang NU Purwakarta
B. Pengurus MWC yang sah
2. Peserta peninjau yang selanjutnya disebut peninjau adalah :
A. Pengurus Ranting NU
B. Badan Otonom NU
C. Utusan Pondok Pesantren
D. Utusan DKM Kecamatan se-Kab. Purwakarta
E. Undangan lain yang ditetapkan panitia
Pasal 8

Setiap peserta Konferensi Cabang memiliki hak dan kewajiban :

1. Peserta memiliki hak bicara menyampaikan pendapat dan hak suara


2. Peninjau hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara
3. Setiap peserta dan peninjau harus menjadi anggota salah satu komisi
konfrensi yang telah ditentukan oleh konfrensi
4. Setiap peserta harus mengikuti setiap persidangan yang telah ditetapkan
waktunya
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 9

1. Persidangan pleno dan komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh dua pertiga
lebih dari satu dan peserta yang hadir
2. Apabila ayat (1) di atas masih belum tercapai maka sidang ditunda untuk
mencapai quorum selama 2×15 menit.
3. Apabila ayat (2) diatas juga belum tercapai maka keputusan diambil
berdasarkan kesepakatan / musyawarah
Pasal 10

1. Pengambilan keputusan pada dasarnya diupayakan berdasarkan musyawarah


musyawarah untuk mufakat,apabila mufakat tidak tercapai maka keputusan
maka keputusan diambil berdasar suara terbanyak (Voting).
2. Setiap keputusan harus memiliki nilai dan bobot yang dapat dipertanggung
jawabkan secara konstitusional.
Pasal 11

Dalam setiap pengambilan keputusan Pengurus Cabang sebagai satu kesatuan serta
Pengurus MWC dan Ranting masing masing mempunyai hak 1 (satu) suara

BAB VIII
TATA CARA PERSIDANGAN

Pasal 12
Setiapkali persidangan akan dimulai harus pimpinan sidang terlebih dahulu harus
menyatakan quorum persidangan

Pasal 13

1. Setiap peserta sidang harus menjaga ketertiban dan kelancaran persidangan


2. Setiap pembicaraan atau penyampaian pendapat harus melalui pimpinan
sidang dan disampaikan setelah diizinkan.
3. Keluar masuk peserta sidang dari tempat persidangan harus seizin pimpinan
sidang.
Pasal 14

1. Pimpinan sidang memiliki kewajiban mengatur jalannya persidangan dalam


bentuk menampun, menjawab, meluruskan dan memotong.
2. Pimpinan sidang berhak mengeluarkan peaserta sidang yang melanggar tata
tertib dan mengacaukan jalannya persidangan,setelah diberi peringatan 2x.
BAB IX
PEMILIHAN PENGURUS CABANG

Pasal 15

1. Pemilihan yang dimaksud adalah pemilihan Rois Syuriah dan Ketua


Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul ‘Ulama masa khidmat 2003-2007
dan Tim Formatur Koferensi.
2. Pemilihan pengurus Pimpinan Cabang dilakukan dalam sidang pleno yang
diadakan khusus untuk itu.
Pasal 16

Kriteria Calon Rois dan Ketua adalah sebagai berikut :

1. Telah/pernah aktif di kepengurusan minimal 2 (dua) tahun atau pernah aktif


di salah satu banom/lembaga NU lainya ;
2. Memiliki usia minimal 40 tahun saat dipilih ;
3. Tidak merangkap jabatan dengan salah satu orsospol manapun dalam jabatan
kepengurusan fungsionaris ;
Pasal 17

Pemilihan PCNU Kabupaten Purwakarta diatur sebagai berikut :

1. Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziah dipilih oleh Konferensi Cabang


2. Rois Syuriah dipilih secara langsung
3. Ketua Tanfidziah dipilih secara langsung setelah calon ketua yang diajukan
mendapat persetujuan dari Rois Syuriah terpilih.
4. PCNU sebagai satu kesatuan, Pengurus MWC dan Ranting yang sah memiliki
hak 1 (satu) suara
Pasal 18

Seorang calon dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) suara
dari peserta konferensi ;

Pasal 19

Tata cara pemilihan Pimpinan Cabang ini sebagai berikut :

1. Sebelum proses pemilihan dilakukan terlebih dahulu dilakukan pernyataan


domisioner oleh pengurus lama ;
2. Pemilihan dilakukan secara langsung dengan menulis nama calon pada kertas
yang telah disediakan oleh pimpinan sidang
3. Proses pemilihan didahului dengan pemilihan bakal calon (balon) Rois
Syuriah dari peserta konferensi dan diteruskan dengan pemilihan Rois;
4. Setelah Rois Syuriah terpilih dilanjutkankan dengan pemilihan ketua dengan
proses yang sama dengan rois.
5. Sebelum pemilihan dilakukan terlebih dahulu dilakukan proses uji criteria
calon sebagaimana termaksud di atas ;
6. Setelah selesai pemilihan ketua dilanjutkan dengan pemilihan Tim Formatur
yang dipilih dari peserta konferensi yang terdiri dari 5 (lima) orang dengan
komposisi :
 1 (satu) orang Rois Syuriah terpilih
 1 (satu) orang Ketua Tanfidziah terpilih
 3 (tiga) orang utusan Kecamatan / Pengurus MWC
Pasal 18

1. Rois dan Ketua terpilih mempunyai wewenang untuk menyusun kelengkapan


kepengurusan Pengurus Cabang NU Purwakarta periode 2003-2007 ;
2. Dalam menyusun kelengkapan kepengurusan tersebut Rois dan ketua terpilih
dibantu oleh Tim Formatur yang telah terpilih ;
3. Kelengkapan susunan pengurus tersebut harus selesai selambat-lambatnya
satu bulan setelah konferensi ini selesai.
BAB X
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 19

1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian
berdasarkan musyawarah/kesepakatan.
2. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith –Thoriq
Ditetapkan di :……………………
Pada Tanggal :……………………
Pukul :……………………
PIMPINAN SIDANG PLENO

K e t u a, Sekretaris

(………………………………) (………………………………)

Sponsored Content

Anda mungkin juga menyukai