Anda di halaman 1dari 7

Rancangan

TATA TERTIB KONFERENSI MWC NU PURBALINGGA 2018

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Konferensi MWC NU Purbalingga adalah lembaga pengambilan keputusan tertinggi


Jam`iyyah Nahdlatul ‘Ulama tingkat Majlis Wakil MWC NU Purbalingga.
2. Konferensi MWC NU Purbalingga ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 09 Jumadal
Tsaniyah 1439 H./25 Februari 2018 M. di Aula Kantor PC NU Purbalingga.
3. Tata tertib ini adalah pedoman pelaksanaan konferensi Jam`iyyah Nahdlatul ‘Ulama
Kecamatan Purbalingga

BAB II

TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 2

Konferensi MWC NU Purbalingga ini mempunyai tugas dan wewenang :

1. Mendengar dan menilai laporan pertanggung-jawaban Pengrus MWC NU Purbalingga


masa khidmat 2018 – 2022.
2. Merumuskan dan menetapkan :
a. Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi
b. Masalah Keorganisasian
c. Program Pengkhidmatan MWC NU Purbalingga masa khidmat 2018-2022
3. Mendomisioner pengurus lama serta memilih dan mengangkat Rois Syuriah, Ketua
Tanfidziah dan Formatur Konferensi MWC NU Purbalingga untuk penyusunan pengurus
baru.

BAB III

QUORUM

Pasal 3

1. Konferensi MWC NU Purbalingga sebagai lembaga permusyawaratan tertinggi


Nahdlatul ‘Ulama tingkat MWC NU Purbalingga dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih
dari separuh jumlah Ranting yang sah ;
2. Pengurus Ranting NU yang sah ditetapkan dalam Surat Keputusan Pengurus Cabang NU
Kab Purbalingga.

BAB IV

PERSIDANGAN

Pasal 4

1. Persidangan dalam Konfernsi MWC NU Purbalingga ini terdiri dari Sidang Pleno dan
Sidang Komisi.
2. Komisi-komisi yang dibentuk dalam Konferensi ini terdiri dari :
a. Komisi A : Rekomendasi
b. Komisi B : Masalah keorganisasian
c. Komisi C : Program Kerja MWC NU Purbalingga
3. Jumlah setiap komisi ditentukan oleh pimpinan sidang konferensi MWC NU Purbalingga
dengan memperhatikan peserta konferensi yang hadir.
4. Komisi konferensi MWC NU Purbalingga memusyawarahkan dan mengambil keputusan
sesuai dengan lingkup tugas komisinya ;
5. Komisi konferensi memberikan laporan hasil sidang komisi kepada sidang pleno untuk
disahkan.

BAB V

PIMPINAN SIDANG

Pasal 5

1. Pimpinan Sidang Pleno ditetapkan oleh Pengurus MWC NU Purbalingga.


2. Pimpinan Sidang Pleno pemilihan Pengurus MWC NU Purbalingga adalah Pengurus
Cabang (PCNU) Kab Purbalingga
3. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dan tetapkan melalui kesepakatan peserta sidang komisi
yang bersangkutan.

Pasal 6

1. Jumlah pimpinan sidang untuk setiap jenis persidangan terdiri atas seorang Ketua dan
seorang Sekretaris yang selanjutnya bertindak sebagai pelapor.
2. Pimpinan sidang bertugas mengatur pelaksanaan persidangan-persidang-an konfrensi
sesuai dengan tata tertib ini.

BAB VI
PESERTA

Pasal 7

Peserta Konfrensi MWC NU Purbalingga ini terdiri dari :

1. Peserta Utusan, yang selanjutnya disebut Utusan adalah :


a. Pengurus MWC NU Purbalingga
b. Pengurus Ranting NU yang sah
2. Peserta peninjau, yang selanjutnya disebut peninjau adalah :
a. Pengurus Ranting NU
b. Badan Otonom NU
c. Utusan Pondok Pesantren
d. Undangan lain yang ditetapkan panitia

Pasal 8

1. Setiap peserta Konferensi MWC NU Purbalingga memiliki hak dan kewajiban :


1) Peserta Utusan memiliki hak bicara menyampaikan pendapat dan hak suara
(satu ranting satu suara)
2) Peserta Peninjau hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara
2. Setiap peserta dan peninjau berkewajiban menjadi anggota salah satu komisi
konferensi yang telah ditentukan oleh konfrensi
3. Setiap peserta berkewajiban mengikuti setiap persidangan yang telah ditetapkan
waktunya

BAB VII

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 9

1. Persidangan pleno dan komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh dua pertiga lebih dari
peserta yang hadir
2. Apabila ayat (1) di atas masih belum tercapai maka sidang ditunda untuk mencapai
quorum selama 2 × 15 menit.
3. Apabila ayat (2) diatas juga belum tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
kesepakatan / musyawarah.

Pasal 10
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya diupayakan berdasarkan musyawarah
musyawarah untuk mufakat, apabila mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil
berdasar suara terbanyak (Voting).
2. Setiap keputusan harus memiliki nilai dan bobot yang dapat dipertanggung jawabkan
secara konstitusional.

Pasal 11

Dalam setiap pengambilan keputusan Pengurus MWC NU Purbalingga sebagai satu kesatuan
serta Pengurus MWC dan Ranting masing masing mempunyai hak 1 (satu) suara

BAB VIII

TATA CARA PERSIDANGAN

Pasal 12

Setiap kali persidangan akan dimulai harus pimpinan sidang terlebih dahulu harus menyatakan
quorum persidangan

Pasal 13

1. Setiap peserta sidang harus menjaga ketertiban dan kelancaran persidangan


2. Setiap pembicaraan atau penyampaian pendapat harus melalui pimpinan sidang dan
disampaikan setelah diizinkan.
3. Keluar masuk peserta sidang dari tempat persidangan harus seizin pimpinan sidang.

Pasal 14

1. Pimpinan sidang memiliki kewajiban mengatur jalannya persidangan dalam bentuk


menampung, menjawab, meluruskan dan memotong.
2. Pimpinan sidang berhak mengeluarkan peaserta sidang yang melanggar tata tertib dan
mengacaukan jalannya persidangan, setelah diberi peringatan 2x.

BAB IX

PEMILIHAN PENGURUS MWC NU PURBALINGGA


Pasal 15

1. Pemilihan yang dimaksud adalah pemilihan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah
Pengurus MWC NU Purbalingga masa khidmat 2018-2022 dan Tim Formatur Koferensi.
2. Pemilihan pengurus Pimpinan MWC NU Purbalingga dilakukan dalam sidang pleno
yang diadakan khusus untuk itu.

Pasal 16

Kriteria Calon Rois dan Ketua Tanfidziyah adalah sebagai berikut :

1. Telah/pernah aktif di masing masing tingkatan kepengurusan minimal 2 (dua) tahun


atau pernah aktif di salah satu banom/lembaga NU lainya ;
2. Memiliki usia minimal 40 tahun saat dipilih ;
3. Tidak merangkap jabatan dengan salah satu orsospol manapun dalam jabatan
kepengurusan fungsionaris ;

Pasal 17

1. Pemilihan Ro`is Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah sebagai berikut :


a) Rois Syuriah dipilih secara langsung melalui musyawaroh mufakat oleh
formatur yang disebut dengan Ahlul Halli Wal Aqdi.
b) Kreteria Ulama/Kyai anggota Ahlul Halli Wal Aqdi adalah : Beraqidah
Ahlussunah Wal Jama`ah, Bersikap Adil, `Alim (memiliki Ilmu Agama yang cukup),
Memiliki Integritas Moral, Tawadhu`, Memiliki Pengetahuan untuk memilih Pemimpin,
Munadzim dan Muharrik, Wira`i dan Zuhud.
c) Anggota Ahlul Halli Wal Aqdi untuk tingkat MWC NU berjumlah 5 orang
d) Calon Ketua Tanfidziyah ditentukan oleh Ahlul Halli Wal Aqdi bersama dengan
Ro`is Syuriyah terpilih.
2. Ketua Tanfidziyah dipilih secara mufakat dan atau votting oleh peserta konferensi
3. Pengurus MWC NU sebagai satu kesatuan memiliki 1 (satu) suara, Pengurus Ranting
yang sah memiliki hak 1 (satu) suara

Pasal 18
Seorang calon ketua Tanfidziyah dinyatakan sah apabila didukung oleh sekurang-kurangnya 5
(lima) suara dari peserta konferensi ;

Pasal 19

Tata cara pemilihan Pimpinan MWC NU Purbalingga ini sebagai berikut :

1. Sebelum proses pemilihan dilakukan terlebih dahulu dilakukan pernyataan domisioner


oleh pengurus lama ;
2. Pemilihan dilakukan secara langsung dengan menulis nama calon pada kertas yang
telah disediakan oleh pimpinan sidang
3. Proses pemilihan Ro`is Syuriyah didahului dengan pemilihan Ahlul Halli Wal Aqdi
sebagaimana pasal 17 point 1 (satu) dan 2 (dua) dan diteruskan dengan pemilihan Rois;
4. Setelah Rois Syuriah terpilih dilanjutkankan dengan pemilihan ketua Tanfidziyah
dengan proses sebagaimana pasal 17 point 4 (empat) dan 5 (lima).
5. Sebelum pemilihan dilakukan terlebih dahulu dilakukan proses uji criteria calon
sebagaimana pasal 16 ;
6. Setelah selesai pemilihan ketua dilanjutkan dengan pemilihan Tim Formatur yang
dipilih dari peserta konferensi yang terdiri dari 7 (tujuh) orang dengan komposisi :

1 (satu) orang Rois Syuriah terpilih

1 (satu) orang Ketua Tanfidziah terpilih

2 (dua) orang Pengurus MWC lama

3 (tiga) orang utusan Ranting / Pengurus Ranting

Pasal 18

1. Rois dan Ketua terpilih mempunyai wewenang untuk menyusun kelengkapan


kepengurusan Pengurus MWC NU Purbalingga NU periode 2018 - 2023 ;
2. Dalam menyusun kelengkapan kepengurusan tersebut Rois dan ketua terpilih dibantu
oleh Tim Formatur yang telah terpilih ;
3. Kelengkapan susunan pengurus tersebut harus selesai selambat-lambatnya satu bulan
setelah konferensi ini selesai.

BAB X

KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 19

1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian berdasarkan
musyawarah/kesepakatan.
2. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya

Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq

Ditetapkan di : Purbalingga

Pada tanggal : 25 Februari 2018

PIMPINAN SIDANG PLENO

K e t u a, Sekretaris

(………………………………) (………………………………)

Anda mungkin juga menyukai