Anda di halaman 1dari 48

KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG V

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA


KOTA TANGERANG
Nomor : 001/Konfercab/V/XI/2020

TENTANG

JADWAL ACARA DAN TATA TERTIB KONFERENSI CABANG V


PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG

Menimbang : a. Bahwa Konferensi Cabang V Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota


Tangerang Provinsi Banten telah menetapkan penyelenggaraan pada
tanggal 13 RObiuts Tsani 1442 H / 29 November 2020 M di Gedung
Stisnu Tangerang Raya Kota Tangerang
b. Bahwa Konfernsi Cabang V Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Tangerang provinsi Banten sebagai permusyawaratan tertinggi
Nahdlatul Ulama ditingkat wilayah diperlukan panduan acara.
c. Bahwa dalam rangka memperlancar tertibnya acara dan berhasilnya
penyelenggaraan Konferensi serta rapat-rapat di dalamnya, maka perlu
ditetapkan adanya manual acara.
Memperhatikan : 1. Permusyawaratan serta pendapat-pendapat yang berkembang dalam
sidang pleno I Konferensi Cabang V Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten pada Tanggal 13 Rabiuts
Tsani 1442 H / 29 November 29 November 2020 di Kota Tangerang.
2. Kesepakatan akhir dalam sidang pleno I tersebut di atas.
Mengingat : 1. Pertama. Anggaran Dasar NU BAB IX Pasal 23 huruf a, Anggaran
Rumah Tangga NU BAB XXI Pasal 77 ayat 1 sampai 6;
2. Musyawarah pembahasan tentang Jadwal Acara;
3. Rapat Pleno Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang
Provinsi Banten, tentang pembentukan panitia Konfercab V Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten dan
penetapan waktu penyelenggaraannya.

Dengan senantiasa memohon taufiq hidayah serta inayah Allah Subhanahu Wata’ala
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Jadwal Acara dan Tata Tertib Konferensi Cabang V Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Tangerang

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Pada Tanggal :13 Rabiuts Tsani 1442 H
29 November 2020 M
P u k u l         : . . . . . . . . . . . . . . .

Se

Ketua Sekretaris

1
RANCANGAN JADWAL ACARA
KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
MINGGU, 13 RABIUTS TSANI 1442 H / 29 NOVEMBER 2020

WAKTU URAIAN KEGIATAN PETUGAS

(1) (2) (3)

08.00 –
Pendaftaran peserta/Chekin OC
09.00

Pembukaan OC

Pembacaan Ayat Suci Al-Quran dan


OC
Shalawat Badar
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya &
Santri Darussa’adah
09.00 – Hubul Wathon
11.00
  Laporan Panitia Penyelenggara Nurhidayat Santosa
 
Khutbah Iftitah Rois Syuriah PCNU
  KH. Abdul Mu’thi
Kota Tangerang
 
  Sambutan:
 
 
a.   Ketua PCNU Kota Tangerang KH. Dedi Mahfudin, M.Pd

b.   Walikota Kora Tangerang H. Arief Wismansyah, M.Kes

c. PWNU Ptovinxi Banten KH. A. Bunyamin


Pembekalan Ketua Umum PBNU
11.00 – Sekaligus Membuka Konfercab V Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj,
12.30 PCNU Kota Tangerang Secara MA.
Resmi
12.30 - Do’a KH. Edi Junaedi Nawawi

12.30 –
SOLISMA OC
13.00

SIDANG PLENO I

13.00 – Pembahasan Rundown Acara dan


SC
14.30 Tata Tertib

Pemilihan Pimpinan Sidang SC

14.30 -
SHOLAT/COFFE BREAK Panpel
16.00

SIDANG PLENO II
16.00 – 1. Laporan Pertanggung jawaban
16.30 Pengurus
Pimpinan Sidang
2. Pandangan Umum Atas LPJ
Pengurus
16.30 -
SOLISMA Panpel
17.30
17.30 –
SIDANG PLENO III
18.30

2
WAKTU URAIAN KEGIATAN PETUGAS

  1.    Pengantar Sidang Komisi Pimpinan Sidang


2.    Pembagian Komisi :
a. Komisi Organisasi
  b. Komisi Program Pimpinan Sidang
c. Komisi
Rekomendasi/Taushiyah
3.    Sidang Komisi Peserta Komisi
 
  4.    Laporan Komisi Peserta Komisi
 
5.    Pengesahan Hasil Sidang Komisi Pimpinan Sidang

18.30 –
SHOLAT/COFFE BREAK Panpel
20.00

SIDANG PLENO IV
1. Pernyataan Demisioner oleh
20.00 – Pengurus Lama
20.30 2. Penjaringan Bakal Calon Rois dan KH. Dedi Mahfudin
  Ketua Pimpinan Sidang
3. Pengesahan Calon & Pemilihan Rois Pimpinan Sidang
dan Ketua
4. Pembentukan Team Formatur

PENUTUPAN  

1. Pembukaan MC
20.30 –
21.00 2. Pembacaan Ayat Suci al-Qur’an Petugas
 
  3.  Sambutan :
a . Ketua Terpilih KetuaTerpilih
b. Rois Terpilih Rois Terpilih
5.    Doa – Penutup Kemenag Kota Tangerang

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Pada Tanggal : 13 RObiuts Tsani 1442 H
29 November 2020
P u k u l        :...............

KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG

PIMPINAN SIDANG PLENO I

K e t u a, Sekretaris

................................. ...................................

3
RANCANGAN TATA TERTIB
KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Konferensi Cabang adalah forum permusyawaratan tertinggi untuk tingkat Kota dan
Kabupaten/
2. Yang dimaksud dengan Konferensi Cabang dalam peraturan tata tertib ini adalah
Konferensi Cabang V Pengurus Cabang Nahdaltul Ulama Kota Tangerang (selanjutnya
disebut Konfercab) yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU) Kota Tangerang Provinsi Banten, dengan membentuk Panitia.
3. Konfercab V PCNU Kota Tangerang diselenggarakan pada tanggal 13 Robiuts Tsani
1442 H. bertepatan dengan tanggal 29 November 2020, bertempat di Gedung STISNU
Tangerang Raya.

Pasal 2

Yang dimaksud dengan Panitia Konfercab V PCNU Kota Tangerang adalah tim teknis yang
dibentuk oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten,
selanjutnya disebut Panitia.

BAB II

QORUM
Pasal 3
Konfercab V PCNU Kota Tangerang sebagai Lembaga Permusyawaratan tertinggi di tingkat
Cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah peserta
utusan dari masing-masing Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama se-Kota Tangerang.

BAB III
PESERTA
Pasal 4
Peserta Konfercab terdiri atas ;
1. Utusan
2. Dan peninjau

Pasal 5

1. Peserta Utusan Konfercab terdiri atas:


a. Pengurus Cabang NU Kota Tangerang
b. Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama se-Kota Tangeran
2. Jumlah Peserta Konferensi V PCNU Kota Tangerang sebanyak 80 orang, yang terdiri dari ;
a. Utusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama sebanyak 15 orang ditetapkan oleh PCNU
Kota Tangerang.
b. Utusan Masing-masing Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama sebanyak 4 orang
Pasal 6
Peninjau terdiri atas:
1. Pimpinan Lembaga, Lajnah, dan Badan Otonom Nahdlatul Ulama tingkat Cabang. Masing-
masing 1 orang

4
2. Mereka yang mendapat undangan khusus dari Pengurus Cabang, antara lain Alim Ulama
atau mereka yang menurut pertimbangan cukup layak menghadiri Konfercab V PCNU Kota
Tangerang.

Pasal 7

Setiap Peserta dan Utusan dinyatakan sah apabila membawa surat mandat dari Pengurus
Cabang dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama, dan telah mendaftarkan diri kepada
panitia yang telah ditetapkan oleh Pengurus Cabang.

Pasal 8

Kewajiban Peserta:
1. Menaati Peraturan tata tertib serta ketentuan-ketentuan yang berlaku selama Konferensi
berjalan.
2. Menghadiri sidang tepat pada waktunya.
3. Memelihara ketertiban yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan Konferensi
Cabang.

Pasal 9
Hak-Hak Peserta

1. Setiap Peserta Utusan berhak mengemukakan saran dan pendapat terhadap beberapa
masalah yang berkembang dalam sidang, dan mempunyai hak suara.
2. Setiap Peserta Peninjau berhak mengemukakan saran dan pendapat terhadap beberapa
masalah yang berkembang dalam sidang, tetapi tidak mempunyai hak suara.

Pasal 10

1. Setiap peserta diberikan tanda pengenal dan wajib dipakai setiap menghadiri sidang-
sidang Konfercab.
2. Panitia berhak menolak kehadiran peserta masuk ke dalam persidangan, jika tidak
memakai tanda pengenal atau tidak jelas identitasnya.

BAB IV
PERSIDANGAN
Pasal 11

Sidang-sidang Konfercab terdiri dari:


1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi-komisi

Pasal 12

1. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh peserta Konfercab, dan dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh sekurang-kurangnya separuh lebih satu dari jumlah Peserta Utusan Konfercab.
2. Sidang Pleno membahas dan mengesahkan Jadwal Persidangan, Tata Tertib Konfercab V
PCNU Kota Tangerang, Laporan Pertanggungjawaban PCNU Kota Tangerang, Laporan
Perumusan Hasil Sidang Komisi, dan Pemilihan Rais dan Ketua.
3. Sidang Pleno dapat diisi dengan penyampaian pokok-pokok pikiran dari orang atau pakar
yang diundang untuk itu.

Pasal 13

5
1. Sidang-sidang Komisi dihadiri oleh seluruh peserta utusan yang ditentukan oleh panitia
Konfercab
2. Sidang Komisi dinyatakan sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih satu
dari jumlah anggota Komisi yang bersangkutan
3. Sidang Komisi terdiri dari:
a. Komisi A : Peraturan Organisasi
b. Komisi B : Program Kerja
c. Komisi C : Rekomendasi

Pasal 14

Untuk menyelesaikan perumusan suatu masalah, komisi-komisi dapat membentuk sub komisi
atau Tim Perumus.

BAB V
PIMPINAN SIDANG
Pasal 15

Pimpinan sidang Pleno ditetapkan oleh Panitia Konfercab, dan dalam hal Pemilihan Rois dan
Ketua, sidang pleno dipimpin oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.

Pasal 16

Pimpinan sidang komisi dipilih dan ditetapkan dari dan oleh peserta sidang komisi.

Pasal 17

Jumlah pimpinan Sidang Pleno dan Sidang Komisi sekurang-kurangnya terdiri atas seorang
Ketua dan seorang Sekretaris yang selanjutnya bertindak sebagai pelapor.

Pasal 18

Pimpinan sidang berkewajiban:


1. Memimpin sidang dan menjaga ketertiban persidangan;
2. Menjaga agar peraturan tata tertib Konferensi ditataati oleh setiap peserta sidang;
3. Mengatur waktu bagi tiap-tiap pembicara dalam pembahasan suatu masalah;
4. Mengatur dan memberhentikan pembicara setelah diperingatkan terlebih dahulu;
5. Memberi izin kepada peserta untuk berbicara, dan menjaga agar pembicara dapat
mengemukakan pendapatnya dan tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas;
6. Menyimpulkan persoalan yang diputuskan;
7. Pada setiap persidangan pemimpin sidang berkewajiban mengumumkan bahwa korum
telah terpenuhi;
8. Apabila pada waktu sidang dimulai korum belum terpenuhi maka pimpinan sidang dapat
membuka sidang dan kemudian menunda (skors) paling lama 15 menit;
9. Apabila waktu penundaan sudah lewat dan korum belum terpenuhi juga, maka sidang
dapat diteruskan dan dinyatakan sah tanpa memperhitungkan korum.

Pasal 19

Selama sidang berlangsung, pimpinan sidang hanya berbicara dan menjelaskan pokok
persoalan yang sebenarnya, atau mengembalikan pembicaraan pada pokok pembahasan,
apabila ada pembicaraan yang menyimpang.

6
BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 20
1. Keputusan Konfercab diambil atas dasar musyawarah mufakat (suara bulat);
2. Apabila keputusan atas dasar nusyawarah mufakat tidak dapat tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara (voting);
3. Apabila hasil pemungutan suara berimbang, maka diadakan pemungutan suara ulang, dan
apabila dalam pemungutan ulang masih tetap berimbang, maka keputusan diambil dengan
dirundingkan (lobbying);
4. Apabila keputusan melalui perundingan tidak tercapai, maka keputusan diambil melalui
qur’ah (diundi);
5. Pemungutan suara mengenai semua masalah diambil secara terbuka, sedangkan
pemungutan suara yang menyangkut orang dilakukan secara tertutup.

BAB VII
PEMILIHAN RAIS DAN KETUA
Pasal 21

1. Pemilihan Rais dan Ketua dilakukan di dalam Sidang Pleno yang diadakan secara khusus
untuk itu;
2. Rais dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat dengan sistem ahlul halli wal
‘aqdi;
3. Ahlul halli wal ‘aqdi (selanjutnya disebut AHWA) terdiri dari 5 orang ulama yang ditetapkan
secara langsung oleh Konfercab
4. Kriteria ulama yang dipilih menjadi AHWA adalah sebagai berikut: beraqidah ahlussunnah
wa al-jama’ah al-nahdliyah, bersikap adil, ‘alim, memiliki integritas moral, tawadlu’,
berpengaruh, dan memiliki pengetahuan untuk memilih pemimpin yang munadhdhim dan
muharrik, serta wara’ dan zuhud;
5. Ketua dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam
Konfercab, dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lisan atau tertulis
dan mendapatkan persetujuan dari Rais terpilih;
6. Sebelum acara pemilihan dilakukan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (5) pasal
ini, Pimpinan Sidang terlebih dahulu meminta PCNU masa khidmat 2020-2025 untuk
menyatakan demisioner.

Pasal 22

1. Calon AHWA sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 21 diusulkan melalui Rapat Syuriyah
Pengurus Majelis Wakil Cabang NU dan rapat syuriyah Pengurus Cabang NU;
2. Masing-masing MWCNU dan PCNU dapat mengusulkan sebanyak-banyaknya 5 orang
ulama dari wilayah Kota Tangerang sebagai calon AHWA.

Pasal 23

1. Pemilihan AHWA sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 21 dilaksanakan dengan


mentabulasi nama-nama usulan AHWA;
2. Tabulasi nama-nama usulan AHWA dilakukan oleh Panitia Konfercab sebelum Sidang
Pleno Pemilihan Rais dilaksanakan;
3. Pimpinan Sidang menetapkan 5 orang AHWA yang mendapat dukungan terbanyak dalam
tabulasi nama-nama calon AHWA.

7
Pasal 24

1. 5 (tujuh) anggota AHWA yang telah ditetapkan dalam Sidang Pleno mengadakan Rapat,
dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh anggota AHWA secara musyawarah;
2. Rapat anggota AHWA memilih 1 (satu) di antara anggota AHWA sebagai Rais;
3. Apabila diantara anggota AHWA tidak ada yang bersedia maka dapat menunjuk ulama di
luar anggota AHWA yang memenuhi syarat sebagai anggota AHWA;
4. Calon Rais mengisi daftar kesediaan dihadapan anggota AHWA;
5. Rois terpilih ditetapkan dan diumumkan dalam Sidang Pleno Pemilihan sebagai Rais
PCNU Kota Tangerang masa khidmat 2020-2025.

Pasal 25

1. Ketua dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara,
dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lisan atau tertulis;
2. Dalam hal pemungutan suara untuk pemilihan Ketua, Pengurus Cabang dan Pengurus
Majelis Wakil Cabang masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara.
3. Calon ketua ditetapkan oleh Pimpinan Sidang Pleno sebagai Calon untuk dipilih oleh
Peserta Konfercab;
4. Calon ketua sebagaimana ayat (2) dinyatakan dalam berita acara pencalonan ketua yang
ditanda tangani oleh Rais Terpilih bersama anggota AHWA.

Pasal 26

Dalam merestui calon Ketua, Rais terpilih memperhatikan dan mempertimbangkan syarat-
syarat calon ketua sebagai berikut:
a. Menjadi anggota NU sebagaimana diatur dalam AD/ART NU Hasil Muktamar 33 di
Jombang;
b. Tidak diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan dalam pemilihan jabatan politik;
antara lain: Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil
Bupati, Walikota, Wakil Walikota, DPR RI, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota;
c. Harus sudah aktif menjadi pengurus harian PCNU atau pengurus harian lembaga tingkat
Cabang, dan/atau pengurus harian di tingkat MWCNU, dan/atau pengurus harian Badan
Otonom tingkat Cabang serta sudah pernah mengikuti Pendidikan Kaderisasi;
d. Syarat-syarat calon ketua dituangkan dalam Surat Pernyataan bermaterai yang dibuat oleh
Panitia.

Pasal 27

1. Pengurus Harian Tanfidziyah PCNU Kota Tangerang dan MWCNU masing-masing


menyelenggarakan rapat yang bertujuan untuk memilih Calon Ketua PCNU;
2. Calon Ketua PCNU yang dipilih melalui rapat sebagaimana disebut dalam ayat 1 di atas,
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang;
3. Keputusan Rapat Harian Tanfidziyah MWCNU dimaksud ayat (1) disertai lampiran dalam
berita acara rapat dan absensi peserta rapat.

Pasal 28
1. Keputusan Rapat Harian Tanfidziyah MWCNU sebagaimana dimaksud pasal 28 ayat (2)
diserahkan kepada Panitia Konfercab pada saat registrasi peserta atau pada saat akan
diadakan pemilihan Ketua;
2. Panitia Konfercab mentabulasi nama-nama Bakal Calon Ketua hasil Keputusan Rapat
Harian Tanfidziyah MWCNU dan PCNU sebelum Sidang Pleno Pemilihan Ketua
dilaksanakan;
3. Sidang Pleno Pemilihan Ketua memverifikasi surat keputusan Harian Tanfidziyah PCNU
dan MWCNU nama-nama bakal calon ketua;

8
4. Pimpinan Sidang menetapkan Calon Ketua yang mendapat dukungan minimal 3 (dua)
suara untuk dimintakan persetujuan Rais terpilih sebelum tahap pemilihan ketua;

Pasal 29

1. Pimpinan Sidang Pleno Pemilihan Ketua menyampaikan nama-nama calon ketua yang
diajukan untuk dimintakan persetujuan Rais Terpilih sebagaimana diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga NU pasal 41, ayat 1, huruf (d).
2. Rais terpilih untuk menetapkan nama calon.

Pasal 30

1. Pimpinan Sidang Pleno Pemilihan Ketua mengumumkan persetujuan Rais terpilih dan
menetapkan Calon-Calon untuk dipilih sebagai Ketua;
2. PimpinanSidang Pleno Pemilihan Ketua mengundang calon-calon ketua untuk
menyatakan kesediaannya secara lisan atau tertulis dihadapan sidang;

Pasal 31

1. Pemilihan Ketua dilakukan dengan menulis nama calon dalam surat suara yang disediakan
panitia;
2. Surat suara pemilihan ketua disediakan oleh Panitia Konfercab dengan berstempel PCNU
Kota Tangerang
3. Setelah kartu suara hasil pemungutan terkumpul, dihitung jumlahnya dan disesuaikan
dengan jumlah hak suara yang hadir dan sah, serta membaca nama yang tertulis di kartu
suara satu demi satu, yang disaksikan oleh 3 (tiga) orang saksi, dan menuliskannya di
papan tulis;
4. Seorang calon dinyatakan terpilih apabila mendapat suara terbanyak;
5. Pimpinan Sidang mengumumkan hasilnya dan menetapkan calon terpilih sebagai Ketua
PCNU Kota Tangerang masa khidmat 2020-2024.

Pasal 32

1. Rais dan Ketua terpilih bertugas melengkapi Susunan Pengurus Harian Syuriah dan
Tanfidziyah, dibantu oleh mede formatur (yang mewakili zona) selambat-lambatnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari.
2. Mede formatur ditetapkan sebanyak 3 orang peserta Konfercab dari unsur Majelis Wakil
Cabang Nahdlatul Ulama yang dipilih dari dan oleh peserta Konfercab mewakili zona;
a. Zona 1 (Kecamatan Cileduk, Karang Tengah, Larangan, Pinang) 1 (satu) orang
b. Zona 2 (Kecamatan Cipondoh, Batu Ceper, Benda, Neglasari) 1 (satu) orang
c. Zona 3 (Kecamatan Tangerang, Karawaci, Cibodas, Priuk, Jatiuwung) 1 (satu) orang

Pasal 33

1. Tim Formatur yang terdiri dari Rais dan Ketua terpilih dan mede formatur bertugas
menyusun Pengurus Harian Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang secara lengkap;
2. Tim Formatur dipimpin oleh Rais terpilih

9
BAB VIII

PENUTUP
Pasal 34

1. Hal-hal yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam Tata Tertib Konferensi ini,
akan diatur lebih lanjut oleh pimpinan sidang dengan persetujuan peserta sidang.
2. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya

Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thoriq

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Pada Tanggal : 13 Robiuts Tsani 1442H
29 November 2020
P u k u l         : ……………………..

KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA KOTA TANGERANG
PIMPINAN SIDANG PLENO I
K e t u a, Sekretaris

( ROJALI SH) (NURHALIM, S.Ag)

10
SURAT KEPTUSAN
PENGURUS CABANG NAHLATUL ULAMA
NOMOR : 002/Konfercab V/11/2020

Tentang

PERATURAN ORGANISASI

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota

Menimbang :
a. Bahwa Kobeferensi Cabang sebagai permusyawaratan
tertinggi Nahdlatul Ulama di tingkat cabang harus
memberikan arahan positif dan kreatif dalam menjalan
roda organisasi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Organisasi dan Pedoman Administrasi Organisasi
Nahdlatul Ulama sehingga organisasi berjalan secara
baik dan berkesinambungan.
b. Bahwa Peraturan Organisasi Besar Nahdlatul Ulama
tentang Keanggotaan Nahdlatul Ulama, Tata Cara
Penerimaan anngota dan pemberhentian anggota yang
ada sudah tidak memadai lagi

Memperhatikan : a. AD NU BAB V Tentang Kenggotaan, Hak dan Kewajiban.


Dan ART NU Tentang BAB I Tentang Keanggotaan. BAB
II Tentang Penerimaan dan Pemberhentian
Keanggotaan. BAB III Tentang Kewajibab dan Hak
Anggota.
b. AD NU BAB VI Tentang Struktur dan Perangkat
Organisasi. BAB VII Tentang Kepengurusan dan Masa
Khidmat dan ART NU BAB IV Tentang Tingkat
Kepengurusan dan BAB V Tentang Perangkat Organisasi
c. Keputusan Pengurus Nahdlatul Ulama Tentang
Peraturan Organisasi Nomor : 001/konbes/09/2012
Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pemberhentian
Keanggotaan Nahdlatul Ulama
d. Hasil musya0warah-musyawarah Panitia SC Konfercab V
PCNU Kota Tangerang yang diadakah pada tanggal
Keputusan Konfercab V PCNU Kota Tangerang Nomor :
001/Konfercab V PCNU/XI/2020 Tentang Jadwal Acara
dan Tata Tertib Konferensi Cabang V Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Tangerang.

Mengingat : Hasil-Hasil Sidang Pleno tentang Komisi Konfercab V


Organisasi PCNU Kota Tangerang

MEMUTUSKAN
Menetapkan : a. Komisi Organisasi PCNU Kota Tangerang Periode 2020-
2025 di Gedung STISNU Tangerang Raya Kota
Tangerang Tahun 2020
b. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika di kemudian hari
terdapat kekeliruan
c. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Pada hari : Minggu
Tanggal : 13 Robiuts Tsani 1442 H
29 November 2020 M

11
Waktu :...............

PIMPINAN SIDANG PLENO


KOMISI ORGANISASI
KONFERCAB V PCNU KOTA TANGERANG

KETUA SEKRETARIS

.......................... ...........................

12
PERATURAN ORGANISASI
PENGURUS CABANG NAHDLATUL UALAM
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
PERIODE 2020 - 2025

I. PENDAHULUAN

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang yang selanjutnya diseingkat PCNU
Kota Tangerang adalah penyelenggara dan penanggung jawab perjalanan jam’iayah
Nahdlatul Uala di tingkat kepengurusan cabang keorganisasian Kota Tangerang yang
bersifat kolektif, dipilih dan ditetapkan oleh Koneferensi Cabang dan jawab sepenuhnya
kepada permusyawaratan yang berjalan di Konferensi Cabang NU Kota Tangerang.

II. KEANGGOTAAN NAHDLATUL ULAMA

Sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor
001/Konbes.09.2012 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pemberhentian Keanggotaan
Nahdpatula Ulama AD/ART Tentang Keanggotaan Nahdlatul Ulama hasil Keputusan
Mu’tamar ke-33 di Jombang
BAB I
Ketentuan Umum Nahdlatul Ulama
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Anggota adalah setiap orang yang menjadi bagian tidak terlepaskan dari organisasi
Nahdlatul Ulama, disahkan sebagai anggota berdasarkan aturan yang berlaku yang
dengan demikian memiliki hak serta kewajiban sebagai anggota.
2. Anggota biasa adalah setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan
menyatakan diri setia terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
3. Anggota luar biasa adalah setiap orang yang beragama Islam, menganut faham
Ahlussunnah Wal-Jama’ah dan menganut salah satu Madzhab Empat, sudah aqil baligh,
menyetujui aqidah, asas, tujuan dan usaha-usaha Nahdlatul Ulama, namun yang
bersangkutan bukan Warga Negara Indonesia.
4. Anggota kehormatan adalah setiap orang yang bukan anggota biasa atau anggota luar
biasa yang dinyatakan telah berjasa kepada Nahdlatul Ulama dan ditetapkan dalam
keputusan Pengurus Besar.
5. Penerimaan Adalah pendaftaran baik anggota baru melalui prosedur dan tahapan yang
ada maupun anggota lama melalui proses verifikasi
6. Pemberhentian adalah prosedur tetap untuk menyatakan bahwa seseorang tidak memiliki
hak dan kewajiban sebagai anggota Nahdlatul Ulama.
BAB II.
Penerimaan Anggota Nahdlatul Ulama.
Pasal 2
1. Calon anggita biasa harus mengajukan permohonan dengan form yang telah
disediakan Nahdlatul Ulama dan melampirkan identitas diri (KTP/SIM?PASPORT yang
dikeluarkan oleh Negara.
2. Keanggotaan Nahdlatul Ualam terbuka bagi siapapun yang memenuhi persyaratan.

13
3. Anggota biasa diterima melalui Pengurus Ranting atas rekomendasi Pengurus Anak
Ranting setempat.
4. Apabila tidak ada Pengurus Ranting di tempat tinggal maka pendaftaran anggota
dilakukan di Ranting terdekat atau di tempat terdapat kepengurusan NU.
5. Anggota biasa berdomisili di luar negeri diterima melalui Pengurus Cabang Nahdlatul
Istimewa.
6. Apabila tidak ada Pengurus Cabang Istimewa di tempat tinggal maka pendaftaran
anggota dilakukan di Pengurus Cabang Istimewa terdekat.
7. Calon anggita dapat mendaftarkan diri secara elektronik dengan tetap memperhatikan
hal-hal yang tersebut di atas pada ayat (1) sampai (7) dalam pasal ini.
8. Anggita biasa disahkan oleh Pengurus Cabang dan atau Pengurus Cabang Istimewa
9. Pengurus Cabang dan atau Pengurus Cabang Istimewa harus memberitahukan
tentang penerimaan atau penolakan kepada calong anggota.
Pasal 3
1. Calong anggota luar biasa harus mengajukan permohonan dengan form yang telah
disediakan Nahdlatul Ulama dan melampirkan identitas kewarganegaraannya.
2. Anggota luar biasa di dalam negeri diterima dan disahkan oleh Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama setempat
3. Anggota luar biasa yang berdomisili di luar negeri diterima dan disahkan oleh Pengurus
Cabang Istimewa setempat
4. Apabila tidak ada Pengurus Cabang Istimewa di tempat tinggal maka penerimaan dan
pengesahan dilakukan di Pengurus Cabang Istimewa terdekat
5. Calon anggita luar biasa yang mendaftarkan diri secara elektronik diterima dan
disahkan dengan tetap memperhatikan hal-hal yang tersebut pada ayat (1) dalam pasal
ini.
6. Pengurus Cabang dan atau Pengurus Cabang Istimewa harus memberitahukan
tentang penerimaan atau penolakan kepada calon anggota
Pasal 4
1. Anggota kehormatan diusulkan oleh Pengurus Cabang, Pengurus Cabang Istimewa
atau Pengurus Wilayah kepada Pengurus Besar
2. Usulan sebagaimana pada ayat (1) harus menjelaskan jasa yang sudah
diberikan/dilakukan terhadap Nahdlatul Ulama dan disertai dengan riwayat hidup yang
lengkap
3. Pengurus Besar Nahdlatu Ulama menilai dan mempertimbangkan usulan sebagaimana
tersebut pada ayat (1) pasal ini untuk memberikan persetujuan atau penolakan
4. Persetujuan atau penolakan yang diberikan oleh Pengurus Besar harus diberithukan
kepada pengusul
5. Dalam hal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memberikan persetujuan, maka kepada
calon anggota kehormatan diberikan Surat Keputusan sebagai anggota kehormatan
dan atau sertifikat yang dikeluarkan dalam bentuk khusus.
6. Penyerahan Surat Keputusan sebagai anggota kehormatan dan atau sertifikat yang
dikeluarkan dalam bentuk khusus, dilakukan oleh pengusul dan atau Pengurus Besar
kepada anggota kehormatan bersamaan dengan acara-acara resmi NU

14
BAB III
Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (KARTANU)
Pasal 5
1. Anggota biasa maupun anggota luar biasa berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota
Nahdlatul Ulama (KARTANU) sebagaimana contoh terlampir
2. Pernyataan KARTANU dilakukan oleh Pengurus Cabang dan atau Pengurus Cabang
Istimewa
3. Proses penyerahan KARTANU sebagaimana ayat (2) dapat disubstitusikan kepada
kepengurusan di bawahnya
4. Anggota kehormatan berhak mendapatkan Surat Kpeutusan Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama dan atau sertifikat yang dikeluarkan dalam bentuk khusus (persamaan
KARTANU), karena anggota kehormatan adalah penghargaan bukan permohonan
5. Tata cara dan bentuk KARTANU akan diatur secara detail melalui Surat Keputusan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan sekurang-kurangnya memuat data-data
mengenai Nama, Tempat dan Tanggal Lahir, Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Nama
Orang Tua
Pasal 6
Syarat mendapat Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (KARTANU) adalah
1. Sudah terdaftar dan disahkan menjadi anggota Nahdlatul Ulama
2. Sudah memenuhi kewajibannya sebagai anggota Nahdlatul Ulama
3. Sanggup menjaga nama baik Nahdlatul Ulama dalam setiap ucapan, sikap dan
perbuatan
4. Melakukan pendaftaran untuk mendapatkan KARTANU dengan mengisi formulir yang
telah disediakan
5. Membayar biaya administrasi pembuatan KARTANU
BAB IV
Kewajiban Anggota
Pasal 7
Setiap anggota wajib ;
1. Berpegang teguh dan mengamalkan serta menjaga ajaran Ahlussunnah Wal-Jama’ah
2. Setia dan taat serta menjaga nama baik organisasi
3. Bersungguh-sungguh mendukung dan membantu segala langkah organisasi serta
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang diamanahkan kepadanya
4. Memupuk dan memelihara ukhuwwah Islamiyah, ukhuwwah wathoniyyah dan
ukhuwwah basyariyyah serta mempertahankan ideology pancasila dan menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Pasal 8
1. Setiap anggota membayar uang pangkal dan I’anah syahriyyah yang jenis dan
jumlahnya ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
2. Anggota memberikan iuran kepada organisasi sesuai dengan kemampuan
3. Tata cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat )2) diatur lebih
lanjut dalam peraturan tersendiri

15
BAB V
Hak Anggota
Pasal 9
Setiap anggota berhak ;
1. Menghadiri Musyawarah Anggota, mengemukakan pendapat dan memberikan suara
2. Memilih dan dipilih menjadi pengurus atau menduduki jabatan lain sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan organisasi
4. Memperoleh pelayanan dan pembelaan dari organisasi
5. Memberikan usulan dan masukan sesuai ketentuan yang berlaku
6. Membela diri dan memperoleh kesempatan tabayyun dalam pelanggaran aturan
organisasi
7. Terlibat atau berpartisipasi dalam kegiatan ubudiyyah amaliyyah jam’iyyag seperti tahlil,
talqin, istighosah, lailatul ijtima dan lain-lain.
BAB VI
Pemberhentian Anggota
Pasal 10
1. Seseorang dinyatakan berhenti dari keanggotaan Nahdlatul Ulama karena permintaan
sendiri yang diajukan kepada Pengurus Ranting dengan tembusan kepada Pengurus
Anak Ranting atau Pengurus Cabang Istimewa secara tertulis bagi yang pendaftaran
keanggotaannya melalui Cabang Nahdlatul Ulama
2. Pengurus Ranting atau Pengurus Cabang Istimewa akan mengadakan rapat untuk
membahas permohonan tersebut
3. Penerimaan permohonan pengunduran diri tersebut harus mendapatkan pengesahan
dari Pengurus Cabang atau pengurus Cabang Istimewa
4. Pengesahan tersebut berupa surat persetujuan yang ditujukan kepada anggota yang
bersangkutan melalui Pengurus Ranting
5. Pengesahan pengunduran diri oleh Pengurus Cabang Istimewa bisa diserahkan
langsung kepada yang bersangkutan
6. Untuk menetapkan pemberhentian anggota atas permintaan sendiri tersebut, Pengurus
Ranting atau Pengurus Cabang Istimewa dapat meminta pendapat pada kepengurusan
organisasi yang berada di atas atau dibawahnya.
7. Jangka waktu penetapan pengunduran diri dari anggota Nahdlatul Ulama maksimal 3
(tiga) bulan sejak pertama kali surat pengunduran diri diajukan
8. Apabila anggota sudah diberhentikan keanggotaannya dari Nahdlatul Ulama maka
segala hak dan kewajibannya menjadi hilang
Pasal 11
1. Seorang anggota dapat diberhentikan dari keanggotaan Nahdlatul Ulama karena
dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota atau melakukan
perbuatan yang mencerminkan dan menodai nama baik Nahdlatul Ulama
2. Proses pemberhentian akan didahului dengan surat peringatan sebanyak dua (2) kali
dengan rentang waktu masing-masing 1 (satu) bulan

16
3. Pengurus Ranting dan atau Pengurus Cabang Istimewa mengadakan rapat harian
syuriah tanfidziyyah untuk membahas proses pemberhentian tersebut
4. Dalam rapat sebagaimana ayat (3) anggota yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk melakukan pembelaan diri
5. Apabila pembelaan diri yang bersangkutan diterima maka proses pemberhentian
tersebut dihentikan dan sebaliknya apabila pembelaan diri ditolak maka proses
pemberhentian diteruskan dengan persetujuan rapat.
6. Persetujuan Pengurus Ranting atas pemberhentian anggota harus mendapat
pengesahan dari Pengurus Cabang dan dilaporkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama
7. Persetujuan Pengurus Cabang Istimewa atas pemberhentian anggota harus mendapat
pengesahan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
8. Pengesahan tersebut berupa surat persetujuan yang ditujukan kepada anggota yang
bersangkutan melalui Pengurus Ranting
9. Pengesahan pengunduran diri oleh Pengurus Cabang Istimewa bisa diserahkan
langsung kepada yang bersangkutan
10. Seseorang yang sudah diberhentikan dan keanggotaan Nahdlatul Ulama dengan
sendirinya kehilangan hak dan kewajibannya sebagai anggota
BAB VII
Ketentuan Peralihan
Pasal 12
Segala peraturan yang bertentangan dengan peraturan organisasi ini dinyatakan tidak
berlaku lagi
BAB VIII
Ketentuan Penutup
Pasal 13
1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi ini akan diatur kemudian oleh
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
2. Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

III. PEDOMAN ADMINISTRASI ORGANISASI HASIL KONBES 12 DI KEMPEK


CIREBON

BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam pasal ini yang dimaksud dengan ;
1) Peraturan Administrasi adalah aturan-aturan administrasi di lingkungan NU sebagai
pijakan kerja pengurus di bidang kesekretariatan.
2) Surat adalah bentuk korepondensi tertulis yang menggunakan kop dan stempel sesuai
ketentuan serta dibubuhi tanda tangan yang sah
3) Distribusi surat adalah proses pengiriman surat baik secara konvensional melalui
pos/paket maupun secara elektronik melalui email dan sarana lainnya

17
BAB II
Jenis Dan Kop Surat
Pasal 2
1) Surat biiasa adalah surat-surat yang dikirim dan diterima tanpa kekhususan tertentu
seperti;
a. Surat rutin, surat biasa yang ditanda tangani oleh seorang ketua dan seorang wakil
sekjen.
b. Surat pengantar, surat-surat yang berfungsi sebagai pengantar pengiriman ditanda
tangani oleh seorang ketua dan seorang wakil sekjen.
c. Surat keterangan, surat-surat yang berisi keperluan organisasi tentang keberadaan
perorangan, program dan lain-lain yang ditanda tangani oleh seorang ketua dan
seorang wakil sekjen.
2) Surat Khusus (penting) adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh Organisasi karena
keperluan khusus seperti ;
a. Surat Keputusan : surat-surat yang dikeluarkan organisasi berdasarkan keputusan
rapat atau kenfrensi yang berkaitan dengan kebijakasanaan organisasi yang
ditandatangi oleh Rais Am, Katib Aam, Ketua Umum dan Sekretaris Jendral
b. Surat Pengesahan : surat-surat yang mempunyai kekuatan hukum untuk
mengesahkan susunan pengurus atau perangkat organisasi yang ditandatangi oleh
Rais Aam, Katib Rais Aam, Ketua Umum dan sekretaris Jendral.
c. Surat Pengangkatan : surat-surat yang dikeluarkan oleh organisasi untuk
mengangkat seseorang dalam suatu jabatan tertentu, ditanda tangani oleh Ketua
Umum/Wakil Ketua Umum/Sekretasi Jendral/Wakil Sekretaris Jendral
d. Surat Rekomendasi : surat-surat organisasi yang memberikan persetujuan
terhadap suatu kepentingan ditandatangani oleh Ketua Umum/Wakil Ketua Umum
dan Sekretaris Jendral/Wakil Sekretaris Jendral.
e. Surat Perjanjian : surat-surat yang berisi perjanjian antara organisasi dan pihak-
pihak lain dintadatangani oleh Ketuan Umum/ ketua
f. Surat Instruksi : surat-surat perintah tentang kebijakan organisasi yang harus
dilaksanakan, ditandatangani oelh Ketua Umum/Wakil ketua Umum dan Sekretaris
Jendral dan Wakil Sekretaris Jendral
g. Surat Mandat : surat-surat yang memberikan kuasa kepada pihak lain atau
pereroangan atas nama organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
dengan batas waktu ditandatangni oleh Ketua Umum/Wakil Ketua Umum dan
Sekretasi Jendral/Wakil Sekretaris Jendral
h. Surat Pernyataan : SUrat-Surat yang berisi pernyataan sikap organisasi terhadap
suatu masalah, ditandatangi oleh Ketua Umum/Wakil Ketua Umum dan Sekretaris
Jendral/wakil Sekretaris Jendral
Pasal 3
1) Kertas yang dipakai untu surat organisasi ukuran A4, berwarna putih diutamakan jenis
HVS 70 gram
2) Ditulis dengan huruf cetak warna hijau, pada kop surat tertera ;
a. Lambang Nahdlatul Ulama yang tercetak di bagian atas sebelah kiri

18
b. Tulisan Pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya terletak sejajar
dengan lambang Nahdlatul Ulama
c. Garis tebal panjang yang melintangi berwarna hijau berada di bawah alam
kantor/secretariat
d. Kop surat lembaga/lajnah diawal dengan tulisan tingkat kepengurusan Nahdlatul
Ulama
3) Ketentuan mengenai kop surat seperti pada ayat (2) berlaku juga untuk amplop
BAB III
Format Surat
Pasal 4
Nomor, Lampiran dan Perihal
1) Nomor surat adalah nomor urut pada buku agenda surat keluar berserta kode-kode
yang telah ditetapkan untuk itu
2) Nomor surat terdiri dari enam kolom yang dipisah dengan garis miring, yaitu ;
a. Kolom 1 : nomor surat yang dimulai dari pergantian oengurus.
b. Kolom 2 singkatan dari tingkatan organisasi yang mengirim (PB, PW, PC, MWC
dan Ranting).
c. Kolom 3 kode klasifikasi surat (Syuriah, Syur dan Tanfidziyyah : tanf, Surat rutin :
A.I. Surat Khusu A.II)
d. Kolom 4 kode indeks tingkatan organisasi :
(1) Pengurus Wilayah terdiri dari urutan abjad diatur oleh Pengurus Besar
(2) Pengurs Cabang, terdiri dari urutan abjad dan angka diatur oleh Pengurus
Wilayah.
(3) Pengurus MWC, terdiri dari dua angka diatur oleh Pengurus Cabang
(4) Pengurus Ranting terdiri dari tiga angka diatur oleh Pengurus Cabang
e. Kolom 5 : bulan dengan memakai angka romawi
f. Kolam 6 tahun ditulis dua angka terakhir
3) Jarak pemisah kode indeks tingkatan organisasi PC, MWC dan PAR ditandai dengan
titik.
4) Nomor Surat Syuriah dan Tanfidziyyah tidak sendiri-sendiri
5) Letak nomor surat rutin di bawah kepala surat sebelah kiri sedangkan letak nomor
selain surat rutin berada di tengah di bawah judul surat
6) Lampiran, diisi jika memang terdapat lampiran yang disertakan bersama surat tersebut
sebagai tambahan/penjelasan yang mempunyai kaitan langsung
7) Jumlah lampiran ditulis dengan angka
8) Perihal, ditulis isi atau pokok persoalan yang dimaksud
9) Nomor, lampiran dan perihal tidak perlu dicetak permanen
Pasal 5
Tanggal, Alamat dan Tujuan Surat
1) Surat menggunakan tanggal hijriyyah sebelah atas dan miladiyyah di bawahnya, tahun
ditulis lengkap, terletak di sudut kanan atas sejajar dengan nomor surat dan didahului
dengan nama daerah dikeluarkannya surat
2) Selain surat rutin penulisan tanggal berada di bawah penutup

19
3) Alamat tujuan surat ditulis secara lengkap dan diletakkan sebelah diri di bawah perihal

Pasal 6
Kalimat pembuka dan penutup surat
1) Setiap surat rutin dibuka dengan kalimat Assalamualaikum berada di bawah alamat
tuuan sejajar dengan perihat
2) Setiap alinea rata kiri
3) Setiap surat ditutup dengan “Wallahul Muwafiq Ila Aqwamiththariq” dan untuk surat
rutin ditambah “Wassalamu Wr. Wb” yang berada di bawahnya
4) Setiap surat harus menyebut dengan jelas pengirimnya (organisasi yang mengirim)
5) Penulisan nama pendandatangan dengan huruf besar semua tanpa tanda bacaa diberi
garis bawah dan dibawahnya dicantumkan nomor induk anggota (NIA)
6) Penulisan jabatan di atas nama penandatangan\
Pasal 7
Tembusan surat
1) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Ranting harus memberikan tembusan
kepada Pengurus Wakil Cabang dan Pengurus Cabang
2) Setiap suart yang dieluarkan oleh Pengurus Majelis Wakil cabang harus memberikan
tembusan kepada Pengurus Cabang
3) Setiap surat yang dikelurakan oleh Pengurus Cabang harus memberikan tembusan
kepada Pengurus Wilayah
4) Setiap surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Wilayah memberikan tembusan kepada
Pengurs Besar
5) Setiap surat yang dikeluarkan oleh lajnah, lembaga dan badan otonom harus
memberikan tembusan kepada Pengurus Nahdlatul Ulama sesuai tingkatannya
6) Setiap surat yang dikeluarkan oleh kepanitiaan yang dibentuk Nahdlatul Ulama dan
perangkatnnya di semua tingkatan harus memberikan tembusa kepada pengurus yang
membentuknya
7) Setiap surat khusus yang ditandatangani selain mandatory harus diberikan tembusan
kepada mandatory
BAB IV
Penyimpanan Surat Dan Lembar Disposisi
Pasal 8
Penyimpanan Surat
1) Setiap surat keluar dan masuk setelah diagenda harus diarsip
2) Surat keluar dibendel dalam satu file
3) Surat masuk dibendel sesuai dengan asal suart
4) Surat Keputusan dibendel tersendiri
Pasal 9
Lembar Disposisi
1) Setiap surat masuk sebelum diagenda diberi lampiran disposisi yang dibuat dengan
ukuran kertas A5
2) Lembar disposisi diperlukan ;

20
a. Untuk menuliskan pertimbangan atau penjelasan-penjelasan terhadap surat yang
diterima
b. Agar tidak mengotori surat asli
3) Lembar disposisi dibuat dengan ketentuan isi ;
a. Kop/kepala surat diketik menurut tingkatannya
b. Tanggal terima
c. Nomor agenda surat
d. Ruang catatan\
BAB V
Kelengkapan Administrasi
Pasal 10
1) Buku agenda adalah buku untuk mencatat keluar masuk surat
2) Buku notulen adalah buku untuk mencatat jalannya setiap rapat yang memuat kolom-
kolom hari, tanggal dan waktu rapat, tempat rapat, peserta yang hadir, acar rapat,
pendapat dan ususan peserta rapat dan keputusan rapat.
3) Buku ekspedisi adalah buku untuk mencatat setiap pengiriman surat, terdapat dua
macam ekspedisi :
a. Berbentuk buku dengan kolom-kolom sebagai berikut ;
1. Tanggal pengiriman surat
2. Tanggal dan nomor surat
3. Isi pokok surat
4. Tujuan surat
5. Tanda tangan penerima
b. Berbentuk lembar tanda terima, dibuat dengan ukuran A5 dengan kolom ;
1. Asal surat
2. Nomor dan tanggal surat
3. Tujuan
4. Perihal
5. Tanda tangan nama jelas dan nomor kontak penerima
6. Tanggal terima
4) Buku Tamu adalah buku untuk mencatat setiap tamu dengan ketentuan kolom sebagai
beikut ;
a. Tanggal kedatangan
b. Nomor urut
c. Nama tamu
d. Jabatan/pekerjaan
e. Maksud kunjungan
f. Diterima oleh
g. Catatan
h. Tanda tangan

21
5) Buku Daftar Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang kekayaan yang
dimiliki oleh organisasi dengan kolom-kolom sebagai berikut ;
a. Nomor urut
b. Tanggal pembukuan
c. Kode barang
d. Keterangan barang
e. Kwitansi atau jumlah
f. Tahun pembuatan
g. Asal barang
h. Dokumen dan tanggal penyerahan/perolehan barang
i. Keadaan barang
j. Harga
6) Buku kas adalah buku untuk menvatat keluar masuk uang organisasi dengan kolom-
kolom sebagai berikut ;
a. Tanggal penerimaan dan pengeluaran uang
b. Uraian
c. Kode mata anggaran
d. Jumlah uang
7) Buku Kegiatan Harian adalah untuk mencatat segala kegiatan yang dilakukan oleh
Pengurus organisasi dengan kolom-kolom sebagai berikut :
a. Waktu dan tempat kegiatan
b. Nama kegiatan
c. Pelaksana kegiatan
d. Keterangan
8) Buku Induk Anggota adalah untuk mencatat nama anggota dengan kolom sebagai
berikut ;
a. Nomor induk anggota
b. Nama anggota
c. Umur/tanggal lahir
d. Alamat
e. Pendidikan
f. Nikah/belum nikah
g. Mulai menjadi anggota
h. Jenis keanggotaan
i. Keterangan

22
BAB VI
Kentuan Penutup
Pasal 11
1) Segala peraturan yang ada dan bertentangan dengan peraturan dinyatakan tidak
berlaku lagi
2) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur kemudian oleh Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama
3) Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan

IV. PEDOMAN TENTANG SPESIFIKASI DAN PENGGUNAAN LAMBANG


ORGANISASI
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan ;
1) Lambang adalah lambang organisasi Nahdlatul Ulama sebagaimana akan dijelaskan
dalam pasal tersendiri
2) Atribut adalah sarana yang bisa ditempati/ditempel lambang Nahdlatul Ulama yang
diperuntukkan untuk maksdu tertentu
3) Penggunaan adalah pemakaian lambang dalam atribut sebagaimana yang diperlukan
dalam pedoman ini
BAB II
Lambang Nahdlatul Ulama
Pasal 2
1) Lambang Nahdlatul Ualam adalah gambar bola dunia yang dilingkari tali tersimpul
dikitari oleh 9 (Sembilan) bintang, 5 (lima terletak melingkar di atas garis khatulistiwa
yang 1 (satu) di antaranya terbesar terletak di tengah atas, sedang 4 (empat) bintang
lainnya terletak melingkar di bawah khatulistiwa dengan tulisan Nahdlatul Ulama
berhuruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah kiri dan tulis
“N” di kiri dan “U” di kanan bawah logo
2) Lambang sebagaimana dimaksud ayat (1) dicetak dengan warna putih di atas warna
dasar hijau
Pasal 3
Lambang Nahdlatul Ulama sebagaimana dirincikan dalam pasal 2 (dua) di atas merupakan
identitas resmi organisasi yang ada dalam atribut-atribut organisasi seperti ;
a. Bendera
b. Stempel
c. Kop Surat/Amplop
d. Papan nama
e. Duaja/panji-panji
f. Lenvana
g. Baju seragam
h. Dan atribut lainnya

23
i.
BAB III
BENDERA
Pasal 4
Bendera Nahdlatul Ulama adalah bendera dengan ketentuan (spesifikasi) sebagai berikut ;
1) Warna bendera hijau cerah ditengahnya terdapat lambang Nahdlatul Ulama yang
terlukis dengan warna putih dan ditambahkan tulisan NU dengan huruf Arad an huruf
latin
2) Ukuran bendera adalah 120 x 90 cm atau disesuaikan dengan jenis keperluan
perbandingan panjang berbanding lebar adalah 4:3
Pasal 5
1) Penggunaan/pemakaian bendera NU harus dijaga kehormatannya baik dalam ruangan
maupun di luar ruangan
2) Pemasangan bendera NU dalam ruang resepsi resmi, ruang rapat/ruang kerja di kantor
atau pengibaran di halaman kantor NU harus disetai dengan bendera Nasional sang
saka merah putih dengan ukuran yang sama. letak bendera NU di sebelah kiri dan
bendera nasional di sebelah kanan
3) Pemasangan bendera NU di luar ruangan diutamakan dalam setiap kegiatan organisasi
NU pada upacara Nasional setiap tanggal 16 rajab (HRLAH NU – di halaman kantor
atau pusat kegiatan milik NU, dalam kegiatan organisasi NU, dalam kegiatan
peringatan hari besar Islam atau acara intern NU dan perangkatnya
Pasal 6
Lembaga dan Lajnah tidak membuat model bendera tersendiri yang dberbeda dengan NU
Pasal 7
Badan otonom sesuai dengan statusnya mempunyai bendera sendiri
BAB IV
Stempel
Pasal 8
Stempel organisasi Nahdlatul Ulama berbentuk bulat dengan ukuran garus 3,5 cm. di
tengahnya terdapat lambang NU, di luar garis yang melingkari lambang diisi tulisan tingkat
kepengurusan NU, lambang dan lajnah
Pasal 9
1) Lambang dalam stempel organisasi NU adalah lambang Nahdlatul Ulama tanpa ada
tulisan nahdlatul Ulama dalam huruf apapun
2) Bentuk stempel Nahdlatul Ulama sebagaimana contoh terlampir \
pasal 10
Lambang dan Lajnah tidak boleh membuat bentuk/model stempel tersendiri yang berbeda
dengan stempel organisasi NU
BAB V
Kop Surat
Pasal 11
1) Kertas surat organisasi NI berwarna putih berukuran A4 dan dianjurkan menggunakan
kenis kertas HVS 70 gram
2) Amplop surat organisasi NU menggunakan jenis amplop panjang berwarna putih

24
3) Kertas surat dan amplop surat disertai kop yang memuat lambang organisasi, tingkat
kepengurusan NU, alamat jelas yang disertai kode pos dan nomor telepon, fax dan
email
4) Kop kertas surat/amplop dicetak dengan wran hijau cerah
BAB VI
Papan Nama Dan Papan Data
Pasl 12
1) Papan nama merupakan tanda yang menunjukkan keberadaan organisasi Nahdlatul
Ulama dalam wilayah tertentu
2) Papan nama organisasi dapat dibuat dari bahan pelat bajaj, seng, kayu atau bahan
lainnya yang baik
3) Bentuk papan nama adalah empat persegi panjang dengan panjang dan lebar empat
berbanding tiga.
4) Warna dasar panan adalah hijau cerah, gambar dan tulisan berwarna putih, jenis huruf
tulisan adalah huruf latin capital tegak
5) Ukuran papan nama sebagai berikut ; - Pengurus Besar, panjang 200 cm dan lebar 150
cm, Pengurus Wilayah panjang 180 cm dan lebar 135 cm, Pengurus Cabang panjang
140 cm dan lebar 105 cm, Pengurus MWC panjang 120 cm dan lebar 90 cm dan
Pengurus Ranting panjang 100 cm dan lebar 75 cm
6) Papan nama memuat lambang NU tingkat kepengurusan NU, alamat kantor dan nomor
telepon
7) Pemasangan papan nama ditempatkan pada alamat kantor NU atau tempat yang
berdekatan yang mudah dilihat. Pemasangan dapat menggunakan tiang yang
dipancangkan, ditempelkan atau digantungkan
8) Pemasangan papan nama hendaknya mengindahkan ketentuan yang berlaku di
daerah yang bersangkutan dan diberitahukan kepada instansi terkait
Pasal 13
Papan Data
1) Setiap tingkatan organisasi perlu membuat papan data yang dipasang di kantor
secretariat.
2) Ukuran papan data disesuaikan dengan kebutuhan
3) Papan data terdiri – data pengurus berikut strukturnya – data potensi (Banom NU,
Masjid, Ponpes, Madrasah, Sekolah, Perguruan Tinggi, Majelis Ta’lim, Koprasi dll) –
kalender kegiatan organisasi – peta organisasi.
BAB VII
Duaja/Panji-Panji, Lencana Dan Baju Seragam
Pasal 14
1) Duaja.panji-panji organisasi seyogyanya dimiliki oleh kepengurusan organisasi NU
tingkat Caba, Wilayah dan Pengurus Besar sebagai atribut kehormatan organisasi.
2) Duaja.panji-panji dipasang di kantor organisasi dengan cara digantung pada tiang atau
tembok dengan tali warna kuning.
3) Duaja/panji-panji berbentuk perisai yang dipinggirnya dilingkari rumbai-rumbai warna
kuning. Ukuran duaja/panji-panji adalah 90 cm (tegak) x 60 cm (datar)
4) Duaja/panji-panji dibuat dari bahan dasar beludru/velvet warna hijau cerah. Lambang
NU disulam/border dengan benang warna kuning keemasan

25
Pasal 15
1) Lencana NU adalah kelengkapan atribut organisasi untuk disematkan pada ujung kerah
leher baju/jas sebelah kiri di atas kantong baju sebelah kiri pada dasi atau peci
2) Lencana NU berbentuk bulat dengan diameter garis tengah 3 cm, di bagian pinggir
bulatan ada garis kecil melingkar berwarna kuning keemasan
3) Lencana dibuat dari bahan kuningan, stainless, atau jenis logam lain, vibreglass,
coating atau bahan lain yang baik, dengan warna dasar hijau cerah
4) Di atas dasar hijauterdapat lambang NU tanpa tulisan NU dalam huruf apapun yang
dilukis dengan warna kuning keemasan
Pasal 16
1) Baju seragam dalam ketentuan ini adalah baju batik yang menggunakan
ornament/hiasan lambang Nahdlatul Ulama
2) Gaju seragam batik berlambang NU dibuat bahan dasar mori, tetoron, katun atau
bahan lain yang baik
3) Lambang NU yang dicetak/dilukis dalam bahan dasar tersebut harus tampak nyata
tercetak/tertulis sesuai dengan ketentuan AD-NU
4) Warna khas dan motif batik seyogyanya bisa ditetapkan tersendiri untuk setiap wilayah
oleh PWNU \
Pasal 17
1) Lambang Nahdlatul Ulama dapat digunakan (dicetak/dilukis) pada benda-benda peraga
atau atribut lain seperti kaos, peci, stiker, vandal, cendramata, buku, kalender dan
lainnya
2) Penggunaan lambang NU untuk keperluan pembuatan atribut intern organisasi harus
diketahui oleh tingkat kepengurusan organisasi yang bersangkutan dan diawasi kualitas
kelayakan serta akurasinya
3) Penggunaan lambang NU untuk keperluan komersial oleh perseorangan harus dengan
izin tertulis dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
1) Segala peraturan yang ada dan bertentangan dengan pedoman ini dinyatakan tidak
berlaku lagi
2) Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian oleh Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama
3) Pedoman ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan : Di Kota Tangerang


Pada Tanggal : 29 November 2020
Waktu : Jam, ___________

PIMPINAN SIDANG

__________________________ __________________________
Ketua Sekretaris

26
SURAT KEPTUSAN
PENGURUS CABANG NAHLATUL ULAMA
NOMOR : 003/Konfercab V/11/2020
TENTANG
POKOK-POKOK PrOGRAM KERJA

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota

Menimbang : c. Bahwa Konferensi Cabang sebagai permusyawaratan


tertinggi Nahdlatul Ulama di tingkat cabang harus
memberikan arahan positif dan kreatif dalam menjalan
roda organisasi sebagaimana diatur dalam AD/ART
Nahdlatul Ulama
d. Bahwa Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia yang sejak kelahirannya bertekad
memperjuangkan berlakunya ajaran Islam yang
menganut faham Ahlussunnah Wal-Jama’ah menurut
salah satu madzhab yang empat untuk mewujudkan
tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan
demi kesejahteraan umat
e. Bahwa Nahdlatul Ulama sebagai perkumpulan atau
Jam’iyah DIniyyah Islamiyyah yang bergerak di bidang
Agama, Pendidikan, sosial, kesehatan, pemberdayaan
ekonomi umat dan berbagai bidang yang mengarah
kepada khairu ummah, perlu secara terus menerus
melakukan peningkatan dan perbaikan kualitas serta
kuantitas khidmahnya.

Memperhatikan : a. AD NU BAB IX Permusyawaratan Pasal 21 da 23


b. ART NU BAB XXI Pasal 79

Mengingat : Hasil-Hasil Sidang Pleno tentang Komisi Konfercab V


Organisasi PCNU Kota Tangerang
MEMUTUSKAN
Menetapkan : a. Pokok-Pokok Program Kerja PCNU Kota Tangerang
Periode 2020-2025 di Gedung STISNU Tangerang Raya
Kota Tangerang Tahun 2020
b. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika di kemudian hari
terdapat kekeliruan
c. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di
: Kota Tangerang
Pada hari
: Minggu
Tanggal
: 13 Rabiuts Tsani 1332 H
29 November 2020
Waktu :...............
PIMPINAN SIDANG PLENO
KOMISI ORGANISASI
KONFERCAB V PCNU KOTA TANGERANG
KETUA SEKRETARIS

................................ .......................................

27
POKOK-POKOK PROGRAM KERJA
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA (PCNU)
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
PERIODE 2020 - 2025

I. PENDAHULUAN

Program kerja adalah landasan oprasional untuk melaksanakan suatu aktivitas selama
satu periode, karenya program kerja harus disusun secara sistematis, pragmatis, realistis
dan terarah, sebab program kerja merupakan suatu keharusan untuk diadakan di dalam
proses pembinaan dan bimbingan bagi anggota-anggota, agar mampu menciptakan
pribadi yang bermanfaat dan tidak dimanfaatkan.
Untuk melewati suatu masa yang sangat strategis dalam menempati fungsi utama
Nahdlatul Ulama, yakni; sebagai pewaris tugas-tugas para nabi (warotsatul anbiya),
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang, dituntut menjadi motor penggerak
dalam membina dan membimbing masyarakat yang berakhlakul karimah, dengan
menjadi tauladan yang baik. Secara makro, dituntut untuk lebih cermat, cerdas, peka,
tangguh dan berani dalam menganalisa dan menghadapi persoalan-persoalan yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat yang majemuk lagi modern, untuk kemudian
mengarahkan Visi dan Misi serta orientasi programnya demi mendukung kebutuhan yang
dibutuhkan masyarakat Kota Tangerang secara khusus.
Adapun Visi Porgram Kerja PCNU Kota Tangerang adalah “Terwujudnya Nahdlatul
Ulama sebagai Jam’iyyah diniyyah ijtimaiyyah Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang
mashlahat bagi umat menuju masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, demokratis dan
mandiri
Dan Misi Program Kerja PCNU Kota Tangerang adalah ;
1. “Menggerakan kempemimpinan dan kelembagaan yang efektif dan dinamis, sehingga
mampu mengawal umat Islam dalam melaksanakan dan mempertahankan akidah
Islam Ahlussunnah Wal-jama’ah, membimbing umat menjalankan ibadah, menuntun
umat mengembangkan mu’amalah dan menjadi panutan umat dalam
mengembangkan akhlakul karimah”.
2. Melaksanakan da’wah Islamiyyah Ahlussunnah Wal-Jama’ah dalam membimbing
umat menuju masyarakat mutamaddin
3. Memberdayakan lembaga pendidikan dan pesantren untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
berakhlah mulia
4. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan ekonomi umat
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penegakkan hukum yang berkeadilan
6. Menumbuhkembangkan budaya demokrasi yang jujur dan adil
7. Mendorong kemadirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Melalui Visi dan Misi Program Kerja ini PCNU Kota Tangerang berupaya semaksimal
mungkin menggerakan kepemimpinan dan kelembagaan kelembagaan jam’iyah
Nahdlatul Ulama yang efektif dan dinamis, sehingga benar-benar mampu melaksanakan
fungsi utamanya dan menjadikan masyarakat Kota Tangerang yang beriman, berilmu dan
berakhlakul karimah.
II. ARAH DAN TUJUAN PROGRAM KERJA
Program ini dimaksudkan untuk menetapkan sasaran dan langkah-langkah perjuangan
Nahdlatul Ulama yang ingin dicapai oleh PCNU Kota Tangerang selama masa khidmat
lima tahun kedepan secara berkesinambungan. Program kerja ini dapat dijadikan sebagai

28
pedoman dasar serta rujukan bagi Pengurus dalam menetapkan langkah-langkah
kebijakan yang diamanatkan oleh Konfernsi Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang
dan dapat dijadikan landasan dalam menyusun program pelaksanaan secara rinci
III. TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan Program Kerja
Tujuan Program Kerja Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang, di
antaranya;
1. Sebagai motor penggerak aspirasi umat Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang
dipandu secara utuh dalam kesadaran Pembangunan Nasional, upaya
menumbuhkembangkan wawasan keagamaan yang tawasut, tasamuh dan I’tidal
dalam mempersiapkan kader-kader yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlakul karimah, inovatif, tangguh, militan dan kreatif.
2. Terwujudnya kemampuan ekonomi yang kuat (Al-Iqtishadiyyah al-Islamiyyah al-
qudwah).
Tujuan program kerja PCNU Kota Tangerang disusun dengan pola-pola
sebagai berikut;
1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan keagamaan dalam tindakan
dan prilaku kehidupan sehari-hari yang mengacu kepada keseimbangan
2. Meningkatkan kesadaran hidup beragama, berbangsa dan bernegara di
kalangan umat Islam Indonesia, khususnya di Kota Tangerang, sehingga terwujud
ketahanan mental serta sosial yang mantap dan tangguh serta berani terhadap
tantangan, baik dari dalam dan dari luar, sebagai perwujudan dan pengamalan
ajaran Islam Ahlusuunnah Wal-Jama’ah di Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menuju Indonesia Darussalam.
B. Sasaran Program Kerja.
Sasaran Program Kerja PCNU Kota Tangerang, sebagai berikut;
1. Semakin meningkatnya mutu pemahaman keagamaan dan pengamalan ajaran
Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah di Kota Tangerang, sehingga menjadi motivasi
penggerak dalam pembangunan umat dan bangsa yang berkualitas tinggi dan
berakhlak mulia seta berkemampuan ekonomi yang kuat.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama di kalangan anak, remaja dan
pemuda sebagai generasi penerus dan penyambung lidah Ulama Nahdlatul
Ulama
3. Tetap terpelihara kerukunan intern umat Islam dan kerukunan antar umat
beragama dengan pemerintah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Meningkatkan ukhuwwah Islamiyyah sebagaimana dicetus oleh Nahdlatul
ulama, yaitu Ukhuwwah Islamiyyah, Ukhuwwah Wahoniyyah dan Ukhuwwah
basyariyah
5. Meningkatkan dan pengembang Khittah NU 1926
6. Peningkatan konsolidasi sosial dan kinerja Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
Kota Tangerang dalam melaksanakan tugas pengabdian terhadap NU, agama,
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
7. Pemantapan dan fungsi dan pedoman organisasi sebagai organisasi
kemasyarakatan dan keagamaan
8. Pemantapan partisipasi NU dalam pembangunan Nasional, khususnya di Kota
Tangerang

29
Dari masa ke masa, program tinggal program, sebagai bakti dan pengabdian terhadap
agama dan bangsa, maka diperlukan adanya kesadaran tanggung jawab moral
individu dan pendekatan alami dalam untuk keberhasilan suatu organ.
IV. LINGKUP PROGRAM KERJA.
Bertitik tolak dari Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Program Kerja dimaksud,
maka Program PCNU Kota Tangerang, dirinci lewat Komisi-Komisi, sebagai berikut;
1. Lembaga Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP. Ma’arif NU)
2. Lembaga Da’wah Nahdlatul Ulama (LDNU)
3. Lembaga Pengembangan Perekomian NU
4. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU
5. Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama
6. Lembaga Pengembangan Sumber Daya NU
7. Lembaga Seni Dan Budaya NU
V. PELAKSANAAN DAN PENJABARAN PROGRAM KERJA.
A. Pelaksanaan Program Kerja
Pelaksanaan Program Kerja hendaknya sejalan dengan kaderisasi yang
berpedoman kepada pola perjuangan Nahdlatul Ulama dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, adil dan makmur yang berdasar kepada Pancasila dan UUD
1945 serta mendapat rhido Allah SWT. Dan untuk terealisasinya Program kerja ini
dituntut adanya mekanisme kerja yang mapan dan ditunjang oleh personal yang
terampil.
B. Penjabaran Program Kerja
PCNU Kota Tangerang memformat Program Kerjanya didasarkan pada tawaran
program yang berorientasi profesionalisme, yang mengarahkan aktivitas
organisasinya lebih ditekankan pada pengabdian masyarakat, pengembangan
intelektual dan pemberdayaan potensi ekonomi umat.
Oleh karenanya program kerja ini ditekankan pada bentuk ektivitas yang nyata
serta untuk meningkatkan kualitas anggota dengan didasarkan kepada kebutuhan
dan permasalahan yang berkembang untuk dapat diatasi, baik yang menyangkut
anggota maupun organisasi.
VI. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Evaluasi semua Program Kerja yang ditetapkan pada KONFERCAB dan
RAKERCAB, diadakan pada setiap tahun lewat Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
Tahunan.
VII. BENTUK PROGRAM KERJA.
A. Bidang Kesekretariatan
1. Menata kembali struktur organisasi NU baik di tingkat MWC maupun tingkat Ranting
NU sesuai denga AD/ART NU hasil Mu’tamar 33 di Jombang JAwa Timur
2. Menyempurnakan tata kerja dan pembagian tugas pengurus (job description) di
semua tingkatan (MWCNU dan RNU)
3. Mendata asset-aset NU di setiap Ranting NU guna menjaga dan melindungi asset
dari klaim kepemilikan pihak-pihak lain
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana organisasi
5. Mewujudkan peta wilayah kerja, struktur organisasi, monografi dan data statistic
perkembangan organisasi

30
6. Mewujudkan perpustakaan Aswaja serta dokumen historis NU di Kota Tangerang
dengan menjalin kerja sama dengan Taman Bacaan Masyarakat
B. Bidang Keagamaan
1. Mewujudkan upaya ukhuwwah, kesatuan dan persatuan yang mengarah pada
terciptanya Izul Islam Wal Muslimin tanpa meninggalkan sikap ta’awun dan tasamuh
dengan segala amal kebajikan
2. Meningkatkan kepekaan jajaran syuriah terhadap hajat hidup umat, khususnya
warga Nahdliyyin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan ke arah tercapainya
pribadi yang berilmu, berakhlak mulia dan bertakwa kepada Allah
3. Meningkatkan bimbingan keagamaan bagi warga Nahdliyyin, dan pada
umumnya umat Islam melalui pertemuan lailatul ijtima, majelis ta’lim-majelis ta’lim,
bahtsul masail diniyyah, thoriqoh mu’tabaroh, kajian-kajian kitab kuning secara rutin
dalam rangka penggalian dan pengembangan agama Islam Ahlussunnah Wal-
Jama’ah
4. Mendorong tumbuh kembangnya Madrasah Diniayyah, Taman Pendidikan Al-
Qur’an dan pengajian kitab kuning sebagai upaya menumbuhkan semangat
tafaqquh fiddin dan kaderisasi Nahdlatul Ulama
5. Menerbitkan fatwa-fatwa keagamaan mengenai berbagai masalah yang timbul
di tengah-tengah masyarakat
C. Bidang Da’wah
1. Merumuskan bentuk pelaksanaan da’wah yang sesuai dengan situasi dan kondisi
(kultur) baik sifatnya, materinya dan tekhnis penyajiannya
2. Membuat peta da’wah Kota Tangerang dan menginventaris kader-kader
muballigh/muballighoh untuk diikut sertakan sebagai peserta pelatihan LDNU
PCNU Kota Tangerang
3. Mengadakan Pelatihan Da’wah An-Nahdliyyah sebagai upaya pelestarian dan
pertahanan berkembangnya ajaran Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah
4. Menyelenggarakan belajar membaca Al-Qur’an bersanad, baik dengan cara talaqi,
seaman dan yang lainnya.
5. Mengadakan pesantren tradisi Nahdlatul Ulama untuk pengajaran baca kitab-kitab
ulama salafus sholeh, baik secara soroan dan bandungan
6. Mengadakan silaturahim ramadhan sebagai pemanfaat penyebaran pemahaman
Tentang Nahdlatul Ulama dan Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah
7. Buletin An-Nahdliyyah, sebagai wadah informasi untuk masyarakat Kota
Tangerang mengenai Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah Wal-Jama’ah dan NKRI
8. Mengadakan pengajian “LAILATUL IJTIMA” sebulan sekali untuk materi Ke-NU-an
dan Aswaja
D. BIDANG PENDIDIKAN MA’ARIF NU
1. Membangun tradisi pemikiran NU baik dalam bentuk bacaan (Mata
Pelajaran/Perpustakaan) maupun kesenian bagi anak didik-anak didik yang belajar
di Sekolah/madrasah yang berada pada Yayasan yang berafiliasi NU/Aswaja
2. Mengusahakan dan menyusun buku-buku yang berafiliasi NU/Aswaja atau buku Ke-
NU-an

3. Menampung siswa drop out sekolah karena sesuatu hal untuk bisa belajar dan
memiliki syahadah pokjar di semua paket (A, B, C) melalui PKBM NU

31
4. Mengupayakan berdirinya sekolah/madrasah NU di semua tingkatan
5. Membangun jaringan kerja sama antar lembaga pendidikan di lingkungan NU
maupun pihak luar dan Memberdayakan kerja sama kepada pemerintah, dalam hal
ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama RI untuk
peningkatan dan penyelenggaraan lembaga pendidikan di lingkungan Nahdlatul
Ulama
6. Menyelenggarakan biasiswa pendidikan dalam dan luar negeri
7. Memberdayakan guru-guru berhaluan Ahlussunah Wal-Jama’ah untuk bergabung
dalam Persataun Guru Nahdlatul Ulama
8. Mengadakan pembinaan kepada guru-guru berhaluan Nahdlatul Ulama dalam
bentuk DIKLAT Materi pembelajaran “ILMU BERSANAD” sebagai bekal
pengetahuan berwawasan guru kreatif dan inovatif
9. Mengadakan UP Grading Da’wah sebagai pengembangan dan peningkatan
kualitas da’wah di wilayah Kota Tangerang dengan perencanaan yang lebih
konperenhensif, sehingga menghasilkan panduan system, metode, materi dan
media dalam mengajak masyarakat membangun dan mempertahankan Aqidah
Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah
10. Mengadakan pelatihan imam dan khatib jum’at bekerja sama dengan instansi
pemerintah sebagai upaya pengembangan dan pertahanan aqidah Islam
Ahlusunnah Wal-Jama’ah
11. Mengadakan dialog antar umat beragama sebagai pembelajaran dan pengamatan
yang lebih instens tentang kerukunan umat beragama
E. BIDANG PENGEMBANGAN MEDIA DAN TEKHNOLOGI INFORMASI
1. Memanfaatkan tekhnologi informasi di kalangan structural dan memasyarakatkan
penegtahuan tekhnologi informasi di kalangan Nahdliyyin
2. Menyediakan pendidikan yang memungkinkan penguasaan tekhnologi informasi di
kalangan Nahdliyyin
3. Membangun percetakan NU dan mengembangkan media informasi ke-NU-an
4. Mengembangkan penyiaran dan merintis televise Radio NU
F. BIDANG SOSIAL MABAROT
1. Mewujudkan kegiatan sosial yang merata, atas dasar prikemanusiaan dan
akhlakul karimah
2. Melakukan usaha usaha pengorganisasian pelaksanaan ZIS ( Zakat, Infaq,
Shodaqoh) yang teratur bagi warga NU dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan umat pada ranting NU masing masing
3. Melakukan inventarisasi dan pengelolaan terhadap masalah masalah yang
berhubungan dengan Wakaf, Hibah, dan Wasiat, agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna bagi kesejahteraan umat
4. Membantu pelaksanaan program pemerintah dibidang sosial, kesehatan, dan
keluarga berencana
5. Meningkatkan kesetiakawanan sosial seperti pemberian bantuan bencana alam,
santunan bagi yang terkena musibah dll 
6. Pendampingan dan advokasi terhadap system jaminan sosial
7. Meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) sebagai gerakan
pembangunan kependudukan di lingkungan NU
8. Penguatan dan pengembangan konsep keluarga mashlahat/keluarga berencana

32
9. Meningkatkan pelayanan terhadap maysarakat renta demi berhasilnya program
pemberdayaan perempuan di kalangan NU
G. BIDANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Mengadakan Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) dan Madrasah Kader NU
( MKNU )yang melibatkan seluruh Pengurus MWC, Ranting NU dan Badan
Otonom NU disemua tingkatan
2. Mengadakan pembinaan dan peningkatan kemampuan managerial personil
  

pengurus MWC dan pengurus ranting NU melalui forum forum ilmiyah, penataran,
latihan kepemimpinan (leadership) dll
3.   Menginventarisir masalah/kasus organisasi dan mencari solusi penyelesaiannya
4. Melakukan inventaris aset dan potensi SDM NU, sehingga dapat diketahui peta
kekuatan SDM NU secara jelas, untuk pembinaan dan pengembangan NU dimasa
depan
5. Mengintensifkan pengembangan tugas dan fungsi perangkat organisasi (lembaga,
lajnah, dan Badan Otonom) dilingkungan NU
6. Melakukan rekrutmen kader muda berbakat untuk dilatih sebagai kader siap pakai
disegala bidang
7. Memberikan kesempatan kepada para kader disemua tingkatan untuk
mengembangkan bakatnya dalam hal karya tulis, studi lapangan, forum diskusi,
dialog dll bersama pengurus MWC 
H. BIDANGAN HUBUNGAN ORGANISASI DAN KERJA SAMA
1. Meningkatkan kerjasama yang lebih akrab dengan semua perangkat dan jajaran
internal organisasi NU
2. Meningkatkan hikmad dan pengabdian warga Nahdliyyin untuk menjalin kerjasama
dan berperan aktif dalam pembangunan disegala bidang khususnya bidang agama
3.  Melakukan jalinan kerjasama dan silaturrtohim dengan pemerintah, TNI / Polri dan
lembaga  swasta, untuk kelancaran pelaksanaan program NU dan membantu
penanganan masalah masalah social yang lain seperti penjelasan ttg hukum,
pemerintahan, penyakit masyarakat (pekat), kenakalan remaja, narkoba dll  
I. BIDANG PENGGALIAN SUMBER DANA
Guna memperoleh dana yang cukup untuk kelancaran dan penguatan jalanya
organisasi dan program pengembangan NU di masa mendatang, perlu diupayakan
penggalian sumber dana dari warga nahdliyyin sebagai berikut :
1.  Mengintensifkan kewajiban membayarkan iuran dan infaq anggota Nahdlatul
Ulama /warga Nahdliyyin secara menyeluruh
2.  Mengaktifkan kembali Infaq Bulan Dana PCNNU setiap bulan Muharrom yang dulu
pernah jalan.
3. Mengusahakan tanah wakaf dan amal jariyah warga NU / Nahdliyyin, untuk
memperoleh sumber pendapatan organisasi yang permanen
4. Menggali donatur tetap dari pengurus dan simpatisan NU, PNS NU dan bantuan
suka rela dari calon haji yang mendapat bimbingan manasik haji dari KBIH haluan
NU
5. Menggali sumber sumber lain yang halal dan tidak mengikat
J. BIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
1. Mengadakan pelatihan pengembangan Koprasi dan Usaha

33
2. Mendorong berdirinya Amil Zakat (BAZ) sebagai bentuk sosialisasi oprasional
nyata di tengah masyarakat
3. Mengadakan seminar ekonomi sebagai upaya peningkatan pemberdayaan
ekonomi keutamaan umat dan BMT yang bertumpu pada syare’at Islam
4. Mengadakan pelatihan pemberdayaan Zakat bekerja sama dengan instansi terkait
5. Mengembangkan kelompok-kelompok usaha mandiri yang dapat mengakses
modal yang tersedia
6. Merintis jaringan ekonomi NU ditingkat regional
7. Mengupayakan berdirinya “NU MART”
K. BIDANG PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN
1. Melakukan kampanye hidup sehat secara berkesinambungan
2. Mengupayakan layanan kesehatan

3. Mengupayakan berdirinya sarana dan prasarana layanan kesehatan


4. Bekerja sama dengan PUSKESMAS se-Kota Tangerang untuk pelayanan
imunisasi
L. BIDANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN BURUH
1. Membentuk organisasi buruh dan tenaga kerja NU
2. Mendata warga NU yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta
3. Melakukan pembinaan dan memberikan bantuan hukum serta control terhadap
ketengakerjaan dan perburuhan
4. Advokasi dan perlindungan hukum kepada TKI

M. BIDANG PEMBERDAYAAN HUKUM DAN PENEGAKKAN KEADILAN


1. Melakukan kajian-kajian terhadap isi dan implementasi hukum-hukum dan
perundang-undangan yang berdampak negative terhadap masyarakat
2. Mengoptimalkan lembaga hukum untuk mengadvokasi masyarakat yang
memerlukan bantuan hukum
3. Melakukan pendidikan Hak Azazi Manusia di seluruh satuan pendidikan yang
berafiliasi NU
N. BIDANG PEMBERDAYAAN POLITIK
1. Meningkarkan Bela Negara dan Keamanan
2. Mengadakan kegiatan pendidikan politik
3. Memfasilitasi pemantauan kinerja dewan perwakilan rakyat di tingkat Kota
Tangerang
4. Menjalin kerja sama untuk penyaluran aspirasi warga NU dengan semua
komponen politik yang bermanfaat terhadap NU
O. BIDANG KADERISASI
1. Mengembangkan system rerutmen dan polanya yang dapat meningkatan
kemampuan, kematangan sikap, keluasan pandangan, kesiapan bekerja sama
dan kerelaan bekerja di semua tingkatan kepengurusan dan perangkatnya.

34
2. Mengadakan pendidikan pengelolaan administrasi organisasi bagi para pengurus
NU di semua tingkatan
3. Mengadakan MKNU
P. BIDANG SENI DAN BUDAYA
1. Mendokumentasikan karya-karya seni para intelektual, ulama dan seniman NU

2. Mengembangkan dan mempromosikan kesenian relegi berupa gagasan, karya


dan pelaksanaannya
3. Membuat data base nama-nama seniman NU, karya-karya, sejarah dan
perstasinya di wilayah Kota Tangerang
VIII. PENUTUP.
Demikianlah Rancangan Program Kerja ini dibuat, beberapa kekurangan yang
berkenaan dengan program ini hanya merupakan kesalahan tekhnis yang harus diperbaiki
dan disempurnakan melalu musyawarah dan mufakat.

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Tanggal : 13 Rabiuts Tsani 1442 H
29 November 2020
Waktu : _______________

Pimpinan Sidang

KETUA SEKRETARIS

(_______________________) (________________________)

35
KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL UALAM
KOTA TANGERANG
Nomor : 004/Konfercab/V/XI/2020

TENTANG

POKOK-POKOK REKOMENDASI

Menimbang : a. Bahwa Konferensi Cabang Sebagai Permusyawaratan


tertinggi Nahdlatul Ulama di tingkat Cabang harus
memberikan arahan positif dan kreatif sebagai rekomendasi
kepada pihak-pihak yang kompeten dalam proses
pembangunan Banten sesuai dengan motto Iman dan
Taqwa sebagai tanggungjawab morah Nahdlatul Ulama
terhadap arah perkembangan Provinsi Banten;

Memperhatikan : 3. Keputusan Konfercab V PCNU Kota Tangerang Nomor :


001/Konfercab/V/XI/2020 Tentang Jadwal Acara dan Tata
Tertib Konferensi Cabang V Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten;
4. Hasil Permusyawaratan serta pendapat-pendapat yang
berkembang dalam sidang pleno I Konferensi Cabang V
PCNU Kota Tangerang Provinsi Banten pada tanggal 13
Rabiuts Tsani 1442 H/ 29 November 2020 di gedung Stisnu
Tangerang Raya Kota Tangerang.

Mengingat : 1. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Cabang Nahdlatul


Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten Periode 2013 –
2018 pada sidang Pleno II Konfercab V PCNU Kota
Tangerang Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1442 H/ 29 November
2020
2. Laporan dan pembahasan hasil Sidang Komisi
Rekomendasi yang disampaikan pada sidang pleno III
Konfercab V PCNU Kota Tangerang Tanggal 13 Rabiuts
Tsani 1442 H / 29 November 2020

Dengan senantiasa memohon taufiq hidayah serta inayah Allah Subhanahu


Wata’ala

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Keputusan Konferensi Cabang V PCNU Kota Tangerang
tentang Pokok-Pokok Rekomendasi;
Kedua : Isi beserta uraian perincian sebagaimana dimaksud oleh
keputusan ini terdapat dalam naskah rekomendasi Konfercab
V PCNU Kota Tangerang Provinsi Banten sebagai masukan
kepada pihak-pihak yang kompeten dalam menyelsaikan
masalah yang dikemukakan dalam rekomendasi ini;

Ketiga : Mengamanatkan kepada Pengurus dan warga Nahdlatul


Ulama Provinsi Banten untuk melaksanakan dan atau
mensosialisasikan maksud dan isi naskah rekomendasi
Konfercab V PCNU Kota Tangerang;
Keempat : Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan sampai
dengan adanya keputusan baru yang ditetapkan oleh
permusyawaratan setingkat.
Ditetapkan di : Kota Tangerang
Hari/tanggal : 13 Rabiuts Tsani 1442 H
29 November 2020 M
Pukul : ................................

36
KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
Pimpinan Sidang

................................. ..................................
Ketua Sekretaris

37
RANCANGAN REKOMENDASI
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PERIODE 2020 - 2025

A. MUKADIMAH
Nahdlatul Ulama merupakan organisasi sosial keagamaan Islam (jam’iyyah
dîniyyah islâmiyah ijtimâ’iyyah) di Indonesia yang bertujuan untuk menegakkan
ajaran Islam Ahlusunnah wal- Jama’ah yang mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi
semesta alam dengan memperjuangkan keadilan, kemaslahatan dan kesejahteraan
umat.
Keadilan, kemaslahatan dan kesejahteraan umat meliputi berbagai aspek
kehidupan. Diantaranya adalah aspek kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
Nahdlatul Ulama di Banten saat ini harus diakui belum sepenuhnya berada dalam
gerak kontinyu yang sistematis dan berkelanjutan dalam upaya mewujudkan tujuan
tersebut. Hal ini bisa jadi disebabkan belum solidnya sistem manajemen dan
pengelolaan organisasi (jamíyyah) yang menjadi unsur penting bagi kemajuan
sebuah organisai.
Sebagai bagian dari elemen bangsa Indonesia Nahdlatul Ulama juga meyakini
bahwa kecintaan kepada tanah air merupakan salah satu manfestasi keimanan,
Karena itu, Nahdlatul Ulama turut bertanggung jawab atas ketentreman dan
keamanan kehidupan bebangsa dan bernegara di Indonesia.
Dewasa ini ancaman dan tantangan terhadap keutuhan bangsa muncul secara
eksplisit dan nyata sehingga upaya untuk menjaga keutuhan NKRI dan keselamatan
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia menjadi agenda penting yang
harus dilakukan dengan kesungguhan dan penuh kesadaran oleh seluruh warga
bangsa yang cinta tanah air, termasuk nahdliyyin di dalamnya. Kehadiran aliran
radikalisme dan garis keras, serta kecenderungan ajaran transnasional yang
semakin menebal juga perlu disikapi secara tegas dan arif.
Salah satu agenda besar PBNU yang meneguhkan Islam Nusantara saat ini
juga mendapatkan tantangan dan penolakan yang cukup sengit dari berbagai
kalangan luar yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti terhadap konsep Islam
Nusantara.
B. REKOMENDASI
Dari pemaparan permasalahan di atas, KONFERCAB PCNU Kota Tangerang
merasa perlu merekomendaikan hal-hal yang terkait dengan aspek keumatan,
kebangsaan, pendidikan dan ekonomi sebagai berikut:
1. Agama
a. Sejalan dengan perkembangan sosial kemasyarakatan yang semakin dinamis,
pemikiran dan paham keagamaan turut mengalami dampak yang tak terhindarkan.
Berbagai gerakan keagamaan yang sebelumnya tidak dikenal di lingkungan umat
Islam di Banten mulai tumbuh dan semakin marak dari hari ke hari. Gerakan
keagamaan tersebut diantaranya dipengaruhi oleh globalisasi pemikiran ideologi trans-
nasional yang membenturkan hubungan antara keislaman dan keindonesiaan yang
pada gilirannya akan meruntuhkan sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Paham ini
tentu saja berbeda dengan keyakinan keagamaan yang selama ini dianut oleh kaum
Nahdliyyin di Kota Tangerang yang tidak memperhadapkan agama dan negara secara
vis a vis. Bahkan keislaman dan keindonesian merupakan dua entitas yang dapat
hidup harmoni tanpa pertentangan. Menyikapi hal itu, Konfercab menekankan
pentingnya penguatan ide Islam Indonesia bercorak Aswaja yang menjunjung tinggi
ajaran Islam dengan tetap menghargai budaya dan nilai-nilai keindonesiaan dan
menjaga keutuhan NKRI.
b. Misi kenabian yang utama dari Rasulullah saw adalah penyempurnaan akhlak. Akhlak
mulia yang tertanam dengan kuat akan membentuk moralitas yang tangguh yang
dibutuhkan oleh segenap warga bangsa terlebih dalam konteks pengelolaan negara

38
yang baik (good governance) dan pembangunan bangsa yang maju dan beradab.
Namun dalam kenyataannya, walaupun kesadaran beragama dan pendidikan sudah
semakin meningkat, etika dan moral masyarakat masih mengalami persoalan yang
serius. Hal ini terlihat, terutama dengan masih banyaknya prilaku warga yang
bertentangan dengan ahlak (etika-moral) dan hukum yang berlaku, seperti
penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, ketidakjujuran, penipuan, kekerasan, perbuatan
“main hakim sendiri” dan sebagainya. Demikian pula, kini semakin banyak terjadi
kenakalan remaja, penyalah gunaan narkoba, perkelahian, pergaulan bebas,
pornografi, pornoaksi, dan sebagainya. Oleh karena itu, Konfercab PCNU Kota
Tangerang merekomandasikan agar semua pihak, yang meliputi pemerintah, tokoh
agama, tokoh ormas keagamaan, pendidikan dan media massa hendaknya
memperhatikan persoalan akhlak dan rakter bangsa ini, melalui berbagai upaya, baik
dalam bentuk dakwah, pendidikan, pemberian keteladanan maupun hukuman
terhadap mereka yang melanggarnya.
c. PCNU Kota Tangerang secara lembaga harus aktif berupaya mewujudkan
Islam sebagai ajaran yang menjadi rahmat bagi semesta alam dengan
menampilkan bentuk keislaman yang tasamuh, tawassuth, taadul dan tawazun
srta ramah dengan menghindari bentuk keislaman yang keras, menakutkan
dan tidak selaras dengan Islam Nusantara.
d. PCNU Kota Tangerang secara lembaga harus aktif memberikan edukasi dan
pengertian yang benar tentang Islam Nusantara kepada berbagai kalangan
agar konsep Islam Nusantara ini tidak disalahfahami dan disikapi secara tidak
benar oleh kalangan luar NU.
2. Pendidikan
a. Pendidikan merupakan faktor penentu bagi kemajuan bangsa. Sebagai ormas
keagamaan terbesar di Kota Tangerang, Nahdatul Ulama telah berkontribusi dalam
upaya pencerdasan bangsa melalui berbagai lembaga pendidikan yang dimiliki oleh
lembaga maupun individu-individu warga NU terutama dalam bentuk pendidikan
keagamaan seperti madrasah dan pondok pesantren. Hingga saat ini Nahdatul Ulama
Kota Tangerang belum memiliki sebuah perguruan tinggi yang merepresentasikan
aspirasi ke-NU-an secara kelembagaan. Menyikapi kondisi tersebut, PCNU Kota
Tangerang mengupayakan berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama Kota Tangerang,
seperti halnya STINU Tangerang Raya yang telah berjalan lama. Oleh karena itu,
PCNU Kota Tangerang merekomandasikan agar PCNU Kota Tangerang mewujudkan
Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama
b. Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi kalangan warga NU Kota
Tangerang dalam penanaman nilai-nilai keaswajaan, maka, selain keharusan
memperhatian secara serius keberlangsungan pondok pesantren dan lembaga
pendidika formal di tingkat dasar dan menengah, PCNU Kota Tangerang perlu
berikhtiar secara sungguh-sungguh bagi terwujudnya sebuah lembaga
pendidikan tinggi setingakat universitas.
c. PCNU Kota Tangerang harus mendorong negara untuk melibatkan secara
optimal kelompok-kelompok keagamaan dan kebudayaan dalam
pengembangan pendidikan karakter sebagai tolak ukur utama standar
pendidikan nasionaldalam rangka meningkatkan daya saing dan penguatan jati
diri keagamaan dan kebangsaan.
3. Kesehatan
a. Tingkat kesehatan masyarakat Kota tangerang kini secara umum masih rendah. Hal ini
terjadi di samping karena masih terbatasnya pelayanan kesehatan dari pemerintah,
juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan warga.
Kondisi ini juga dipengaruhi oleh kesadaran akan budaya sehat di kalangan

39
masyarakat Kota Tangerang yang masih rendah. Oleh karena itu, Konfercab PCNU
Kota Tangerang merekomandasikan PCNU untuk mendirikan poliklinik dan
pemberdayaan Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) yang dikelola oleh warga NU.
Di samping itu, pemerintah hendaknya membuat kebijakan yang tepat bagi masalah
tenaga kesehatan, pengadaan, rekruitmen, kesejahteraan dan penyebarannya secara
geografis serta perhatian akan relevansi kualifikasi ketenagaan yang dibutuhkan.
4. Ekonomi
a. Merekomendasikan kepada PCNU Kota Tangerang untuk meningkatkan
kesejahteraan umat terutama warga nahdliyyin dengan melakukan kerja-kerja
dan program yang mengarah kepada peningkatan kapasitas dan kemampuan
ekonomi jamaah melalui berbagai tindakan ekonomi yang inovatif dan kreatif
serta membangun jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan.
b. Merekomendasikan kepada PCNU Kota Tangerang untuk menyususn platform
ekonomi keumatan sesuai dengan khittah konstitusi dan khittah NU sebagai
organisasi Diniyah Ijtima’iyyah. Platform ini harus menggambarkan
padandangan dan sikap NU terhadap pembangunan nasional, dan rencana
kerja NU dalam menggerakan kegiatan ekonomi umat dan organisasi.
c. Merekomendasikan kepada penyelenggara negara untuk mengarus utamakan
kooperasi dalam pembangunan nasional sebagai soko guru perekonomian.
d. Mendesak pemerintah PCNU Kota Tangerang untuk mengambil langlah-
langkah setrategis terkait dunia lapangan kerja di Kota Tangerang khususnya
bagi warga asli Banten sebagai jawaban pemberlakuakn MEA pada 2015 lalu.
5. Politik Hukum dan Ham
a. Politik Nasional
1) Nahdlatul Ulama telah memainkan peran utama di dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan NKRI. Kemerdekaan bangsa ini telah sama-sama
dini’mati oleh rakyat Indonesia. Rakyat tidak lagi hidup di bawah bayang-bayang
ketakutan terhadap kekejian penjajah yang telah berkuasa lama di tanah air ini.
Pekikan takbir dan suara dentum senapan sudah tidak lagi menyapa memekakan
kita. Maka bersyukur atas ni’mat kemerdekaan yang dianugerahkan Allah kepada
bangsa ini haruslah dijaga dan dipelihara. Oleh karena itu, Konfercab PCNU Kota
Tangerang merekomandasikan kepada seluruh pengurus NU di jajaran PW, PC,
MWC dan ranting untuk menanamkan rasa cintanya terhadap tanah air dengan
mantap dan menjaga dan memelihara kemerdekaan ini hingga tetes darah
terakhir. NKRI harga mati.
2) NU tidak ke mana-mana tetapi ada di mana-mana. Khittah NU 1984
mengamanatkan secara lembaga untuk tidak berpartai politik, namun kepada
warganya diperbolehkan untuk memilih jalan ke mana dia akan memerankan
kepentingannya untuk NU. Karena politik itu penting untuk memenuhi kepentingan
NU sendiri. Dalam hal inilah, NU telah melahirkan Partainya sendiri yang berjuang
untuk bukan saja kepentingan NU, tetapi untuk kepentingan arah perjuangan NU
yang bertujuan mempertahankan ajaran Islam Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
b. Hukum dan HAM
1) Warga NU adalah jamiyyah yang didominasi oleh masyarakat tradisional dan
tinggal di pedesaan, sehingga akses pemenuhan hak dan perlindungan hukum
bagi warganya masih dirasakan kurang mendapatkan perhatian. Sehingga, tidak
sedikit warga NU yang mengalami diskriminasi hukum dan pemenuhan hak-
haknya termarjinalkan. Oleh karena itu, Konfercab V PCNU Kota Tangerang
merekomandasikan PCNU Kota Tangerang untuk memperkuat Lembaga Bantuan

40
Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU) agar warga NU Kota Tangeranga bisa
mendapatkan akses bantuan hukum dari PCNU Kota Tangerang melalui LBHNU.
2) Carut marut sistem penegakan hukum dan peradilan di Indonesia semakin jelas
dengan banyaknya praktik mafia peradilan. Mafia ini adalah jaringan kerjasama
dalam memperdagangkan perkara hukum antara oknum aparat penegak hukum
dan pihak di luar peradilan, yang sebenarnya sudah menjadi persoalan hukum
sejak sekitar 30 tahun yang lalu. Berkat “jasa” mereka tidak sedikit pelanggar
hukum yang justru terbebas dari jeratan hukum, sedangkan rakyat kecil yang
melakukan pelanggaran kecil saja dijebloskan ke dalam penjara. Ketidakadilan
dalam penegakan hukum terjadi karena moralitas aparat penegak hukum yang
mudah goyah oleh praktik suap. Jika dibiarkan terus praktik mafia peradilan ini di
satu sisi makin mengikis kepercayaan masyarakat dan di sisi lain akan semakin
menghancurkan kredibilitas dan kewibawaan lembaga peradilan. Oleh karena itu,
Konfercab V PCNU Kota Tangerang merekomandasikan agar pemerintah
mengerahkan segala daya upaya untuk memberantas mafia peradilan dan budaya
korup di kalangan aparat penegak hukum yang selama ini memperlemah
penegakan hukum di negeri ini. Sejalan dengan hal ini, Satuan Tugas
Pemberantasan Mafia Hukum jangan hanya diberi wewenang adhoc tetapi harus
menjalankan tugasnya secara sistemik.
3) Masih lemahnya birokrasi dan hukum serta besarnya orientasi kekuasaan pada
pihak-pihak yang sedang memegang kekuasaan, baik lingkungan eksekutif,
legislatif maupun yudikatif, di negeri ini memberi celah terhadap praktik korupsi.
Sementara itu, tidak tegasnya aparat penegakkan hukum dalam menjerat pelaku
korupsi semakin memberi angin segar kepada para koruptor. Oleh karena itu,
Konfercab V PCNU Kota Tangerang merekomandasikan agar negara memperkuat
sistem kelembagaan dan kewenangan penanganan korupsi secara mandiri tetapi
kordinatif, seperti KPK dan pengadilan tipikor, kejaksaan dan kehakiman, sehingga
mereka bisa mandiri dari kekuasaan.
C. Pelanggaran HAM
Mengikuti perkembangan tragedi kemanusian di Mesir yang semakin
mengkhawatirkan, warga Nahdiyyin di Banten sangat prihatin dan tergetar hati nuraninya,
melihat saudaranya dibunuh oleh kekuatan militer yang berkuasa, untuk itu Konfercab
PCNU Kota Tangerang Provinsi Banten merekomendasikan :
1. PCNU Kota Tangerang mendukung kemerdekaan palestina. Dukungan bagi
kemerdekaan rakyat dan negara palestina tidak bisa ditangguhkan. Oleh karena itu NU
mendesak agar bangsa-bangsa yang cinta kepada kedamaian tanpa penindasan dan
diskriminasi untuk mendukung bagi diakuinyanegara Palestina sebagai angota PBB
yang sah dan resmi.
2. Konfercab V PCNU Kota Tangerang, meminta dan mendorong Pemerintah Republik
Indonesia untuk terlibat aktif dalam upaya menghentikan kekerasan dan perang
saudara di Syuriah yang tidak seimbang, melalui organisasi Islam internasional seperti
OKI, atau lembaga Dewan Keamanan PBB.
3. Mendesak agar PBNU memperhatikan secara intensif nasib yang menimpa Rohingya
baik di Negara asalanua Myanmar maupun di negara-negar lain sebagai pengungsi.
C. NU Dan Media Komunikasi dan Informasi
Era globalisasi telah merubah segalanya secara dramatis, lewat informasi dan
komunikasi masyarakat nyaris terjebak dalam kehidupan khayal dan cinta kepada dunia,
agama baginya adalah dogma bukan lagi kebutuhan hidupnya, maka tidak jarang kalau
saat ini, banyak di antara umat yang telah mempertuhankan waktu. Ajaran lewat
pemaparan kisah-kisah umat masa silam yang difirman Allah di dalam Al-qur’an, bukan

41
lagi pedoman dan petunjuk bagi manusia yang hendak bertakwa kepada Allah, tetapi
dongeng sebelum tidur. Dan ayat-ayat Al-Qur’an bukan lagi dijadikan untuk petunjuk dan
pedoman tetapi dijadikan sebagi ayat-ayat untuk mengusir syetan.
Lewat informasi dan komunikasi, yang disampaikan dalam media layar hidup,
sebagian masyarakat tertipu dengan budaya-budaya yang tidak hak menurut ajaran al-
qur’an. Akhlakul karimah masyarakat berubah total kepada prilaku yang tidak sesuai
dengan ajaran Alqur’an.
Karena itu, Konfercab PCNU Kota Tangerang untuk memberikan pemahaman
betapa bermanfaatnya informasi dan komunikasi yang merupakan kebutuhan primer dan
dapat membantu wawasan berpikir.
D. NU Dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Masalah kependudukan dan lingkungan hidup adalah masalah penting dan utama
untuk tidak diabaikan dalam usaha menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, bangsa dan negera. Jumlah penduduk yang besar adalah modal dasar
pembangunan, jika skala pertumbuhannya dapat dikendalikan dengan baik.
Persolan lingkuang hidup yang menjadi inti kenyamanan dan kesejahteraan
masyarakat untuk dapat hidup sehat. Karena itu kebersihan lingkungan haruslah menjadi
perhatian kita bersama. Karena Islam adalah agama suci’ kelak di saat manusia
dibenamkan di dalam kubur, bagi yang tidak memperhatikan kebersihan dirinya
dinyatakan oleh Nabi SAW, “Kebanyakan siksa kubur disebabkan buang air kecil” (Al-
Hadits).
Termasuk masalah sampah yang memusingkan kita bersama, terutama Pemerintah
Kota Tangerang. Thema kekhalifahan di bumi menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan alamnya. Hubungan interaksi itu harus harmonis sesuai petunjuk-petunjuk Allah
dengan memperhatikan perkembangan situasi lingkungannya. Dan manusia dilarang
sewenang-wenang, manakala dirinya mampu. Islam mengundang umatnya untuk
membangung tanpa merusak. Landasan berpijak manusia atas tauladan Nabi SAW
sebagai berikut ;
1. Tidak seorang muslimpun yang menanam atau menyemaikan tumbuh-tumbuhan,
kecuali buah atau hasilnya dimakan burung atau manusia, yang demikian itu adalah
shadaqoh baginya.
2. Siapa saja yang memperbaiki (menyuburkan) tanah bukan untuk seseorang, maka ia
berhak menfaatkan tanah itu.
3. Hindarilah dua macam kutukan, yaitu membuang kotoran di jalan dan di tempat
orang berteduh.
4. janganlah ada di antara kamu yang membuang air kecil pada air yangtergenag,
kemudian mandi pula di sana.
Allah menciptakan segala sesuatu sejalan dengan tujuan penciptaan dan
kemashlahatan umatnya. Hukum-hukumnya diatur dan ditentukan demi kemashlahatan
umat yang mengantarkan manusia untuk menyadari bahwa apa yang ada di
genggamannya atau di luar kemampuan jangkauannya adalah amanah yang harus
disampaikan kepada haknya dan kewajiban setiap muslim menjaganya. (M. Quraisy
Shihab).
Konfercab V PCNU Kota Tangerang, merekomendasikan kepada pemerintah Kota
Tangerang untuk memaksimalkan Peran dan Fungsi Ulama dalam tekad mengajak
semua pihak untuk mengusahakan terwujudnya masyarakat Kota Tangerang yang
berakhlakul karimah.
E. NU Dan Masalah Perjudian, Perzinahan dan Minuman Khamr.
A. Perjudian.

42
Perjudian dengan segala macam bentuknya, perzinahan dengan segala macam
jenisnya, dan minuman keras dengan segala macam jenisnya, sungguh sangat
merusak mental masyarakat, antara lain telah terjadi kebencian dan permusuhan di
antara kehidupan umat/masyarakat.
Judi bukan karena pemahaman ilmu agama yang kurang, Judi bukan juga karena
penghasilan yang rendah, Tetapi judi karena ada pengharapan yang lebih dan besar.
Bahaya judi itu akeh (banyak), James C. Coleman, dalam Abnormal Psychology and
Modem Laife, melukiskan prilaku orang yang sudah tenggelam dalam perjudian,
“Walaupun ia menyadari bahwa kemungkinan kalahnya besar dan walaupun
kenyataannya ia tidak pernah, atau jarang sekali, mengulangi suksesnya yang
terdahulu, penjudi berat tetap saja berjudi dengan semangat. Untuk meneruskan
judinya, ia sering menghabiskan tabungannya, menelantarkan keluarganya, tidak
membayar tagihan dan meminjam uang dari kawan atau perusahaan yang
memberikan pinjaman. Akhirnya ia menulis cek kosong, korupsi, atau cara-cara illegal
untuk memperoleh uang, serta merasa yakin bahwa satu saat nasibnya akan berubah
dan ia dapat membayar kembali apa-apa yang sudah diambilnya”.
Perzinahan.
Kisah baru, perbuatan jahiliyyah ini tidak lagi dilakukan secara sembunyi-
sembunyi, tanpa malu pelakunya merekam adegannya lalu menjualnya, ini sudah lebih
dari jahiliyyah. Dalam Islam, zinah adalah mengadakan hubungan seksual di luar nikah
menurut syar’I adalah haram, perbuatan terkutuk, dosa bagi yang melakukannya dan
neraka tempat kembalinya.
Diteliti oleh banyak ilmuwan, bahwa dampak perzinahan di masyarakat, secara
ilmiah ada tiga macam perzinahan wajah modern, yaitu hubungan seksual premarital,
hubungan seksual ekstramarital, dan hubungan seksual prostitusi. Hubungan seksual
premarital adalah hubungan seksual (perzinahan) yang dilakukan oleh kalangan
muda-mudi sebelum menikah, di kita (hampir di seluruh wilayah Indonesia) gejala ini
sudah mengkhawatirkan, pergaulan bebas dan pengaruh media fornografis telah
mendorong muda-mudi melakukan hubungan seksual secara premarital. Saerlito,
misalnya dalam penelitiannya menunjukan peningkatan jumlah “kecelakaan”; yakni
yang hamil sebeblum menikah.
Hampir dalam setiap kasus yang paling banyak menderita adalah perempuan,
kehamilan yang tidak direncanakan telah mengakibatkan keruskan pada emosi,
pendidikan, hubungan kekeluargaan, keadaan ekonomi, kesehatan dan keturunan.
Psikolog banyak yang didatangi muda-mudi yang kebingungan dalam kehamilannnya,
mereka takut menghadapi kedua orang tuanya, mencemaskan pendidikannya, belum
siap secara emosional menjadi ibu, tidak sanggup menghidupi keluarga, mereka
adalah ibu-ibu muda yang menghadapi resiko besar, kemungkinan kematian di saat
melahirkan – baik maupun anak – dan tidak jarang mereka memilih Abortus
provocatus. “Dan ketika bayi-bayi perempuan itu dibunuh itu ditanya, karena dosa apa
mereka harus dibunuh”. (QS. (81).
Robert D. Lauer dalam bukunya “Sosial Problems and The Quality Of Life”,
meneyebutkan keruskan akibat prostitusi, pertama prostitusi merusak kesehatan
berupa penyakit kelamin, sejak harpes genetalis sampai AIDS, bukan itu saja prostitut
sering mendapat siksaan fisik dari langganannya, maka tidak jarang untuk melindungi
dirinya mereka mencari bodyguard, yang lebih mirip sebagai tuan atau nyonyanya
yang memperlakukan mereka sebagai budak-budak belian.

43
B. Minuman Khamr.
Banyak remaja generasi penerus terjebak dan tertipu pleh syetan, dan mereka
merasa bangga dengan minuman yang haram itu. Tanpa berpikir panjang, masa
depannya terpotong di tengah jalan, banyak orang tua yang mengis tapi terpendam
dalam lautan duka, tawanya sebatas hina menanggung malu perbuatan anak-
anaknya. Khmar itulah yang telah membuat malu dan membunuh cita-cita.
Seorang peneliti mengatakan bahwa tidak ada malapetaka yang lebih berat
bagi manusia dibanding malapetaka yang disebabkan oleh khamr, kalau sekiranya
terhadap para penderita penyakit gila dan penyakit syaraf di berbagai rumah sakit di
dunia ini, yang disebabkan oleh khamr; terhadap mereka yang bunuh diri dan
membunuh orang lain akibat khamr; terhadap mereka yang mengeluhkan syaraf,
pencernaan, dan usus akibat khamr; terhadap mereka yang mencampakan dirinya
dalam kepailitan akibat khamr; terhadap mereka yang kehilangan seluruhnya akibat
khamr; dilakukan sensus terhadap mereka semua, atau sebagian saja, tentu akan
didapatkan angka yang fantastis. Kita akan mendapati bahwa semua peringatan
menjadi tidak sebanding atau sangat kecil artinya baginya.
Abu Darda bercerita, “Kekasihku nRasulullah SAW berwashiat kepadaku,
“Janganlah kamu musyrik kepada Allah walaupun kamu dipotong atau dibakar,
janganlah kamu meninggalkan shalat dengan sengaja, karena siapa saja yang
meninggalkan shalat dengan sengaja, ia keluar dari agamanya yang hak, janganlah
kamu minum khamr, karena meminumnya itu membuka segala kejahatan”.
Berdasar refleksi pemikiran di atas, Konfercab V PCNU Kota Tangerang agar segera
mendorong dan meminta kepada Pemerintah Kota Tangerang untuk memfungsikan
dan memberlakukan kembali PERDA 7 dan 8 Tahun 2006, yaitu tentang Larangan
Khamr dan Prostitusi. Dan mendorong kepada Pemerintah Kota Tangerang untuk
membuat Perda baru yang berkaitan dengan larangan perjudian serta Mendesak
kepada pemerintah Kota Tangerang untuk segera membuat, mengesahkan,
menetapkan, dan melaksanakan Perda tentang pelarangan Pornografi dan Pornoaksi.
F. Bimibingan Para Umat dan Pemuda.
Islam hadir ke tengah umat, melalui utusan Allah Nabi Muhammad SAW,
dengan kitab sucinya Al-Qur’an adalah beberapa fungsi. Pertama dalam konteks
agama-agama samawi terdahulu, diutusnya Rasulullah SAW mempunyai dua fungsi,
yaitu sebagai “Tasdiq” dan “Tabyin” (QS. 10:37, QS. 16:89).
Fungsi pertama mengandung arti konfirmasi dan koreksi atas penyimpangan-
penyimapangan yang terjadi pada agama-agama terdahulu dalam hal peribadahan
dan penyembahannya. Fungsi kedua mengandung penjelasan dan keterangan tentang
kebenaran-kebenaran itu. Kedua fungsi ini tidaklah ekstrim dan apriori menolak segi-
segi kebenaran universal yang ada dalam proses panjang bimbingan Tuhan terhadap
manusia lewat pengutusan para Rasul (baik yang dikisahkan maupun yang tidak
dikisahkan dalam al-qur’an).
Dalam konteks inilah seharusnya berpikir rasional berjalan beriringan dengan
fenomena global kehidupan nyata, yang di dalamnya tumbuh semangat progresif
perbaikan manusia, atau mungkin di antara kita akan sulit menciptakan ruang-ruang
kesadaran baru, karena di dalam diri kita masih tertinggal aura mitos, bahwa manusia
masa lampau kurang lebih sama dengan kita. Padahal sebenarnya kehidupan spritual
mereka, kehidupan dalam memandang persoalan kehidupan agak berbeda. (Wahidin
Halim, Akhlakul Karimah Kiblat Masyarakat Kota Tangerang).
Kedua, kehadiran Islam dalam konteks kehidupan social kemasyarakatan
bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW terdiri dari tiga fungsi pula, yaitu sebagai
“Syahidan”, “Mubasysyron” dan “Nazhiron”. (QS. Al-Ahzab (33):45).

44
Fungsi pertama adalah sebagai saksi atau bukti, pemberi contoh tauladan bagi
pengikutnya, kalau ia memerintahkan kepada orang lain, maka ia yang pertama kali
melakukannya. Kedua sebagai pemberi kabar gembira, bahwa setiap amal baik yang
dilakukan oleh orang-orang yang beriman akan dibalas dengan kebaikan atau
kehidupan yang lebih baik dari pada kehidupan fana. Ketiga sebagai pemberi
peringatan yang mengandung ajakan-ajakan mulia yang harus beliau sampaikan
kepada manusia dengan jujur dan adil, peringatan untuk suatu kaum yang bapak-
bapak mereka belum atau sudah diberi peringatan, dikarenakan mereka lengah dari
iman, dan peringatan itu hanya diberikan kepada orang-orang yang mau mengikuti
peringatan dan orang-orang yang takut kepada Dzat yang maha penyayang lagi ghaib,
maka kabarilah mereka kabar gembira tentang ampunan dan balasan yang mulia.
(QS. Yaasiiin:6 dan 11).
Dalam dua konteks tersebut di atas, dapat dipahami bahwa kehadiran Islam ke
tengah masyarakat membawa dua arah pijakan dalam pengembangannya. Pertama
penolakan tegas terhadap penyimpangan tauhidullah, menyembah selain kepada
Allah. Kedua membimbing manusia agar tidak mencampur adukan kebenaran dan
kebathilan, menanggalkan kebejatan moral dan kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti
berzina, minum khmar, berjudi dan berbuat riba. (Qs. Al-Baqarah (2):219, QS. Ani-Nisa
(4):43, dan QS. Al-Maidah (5):90).
Berdasarkan pemikiran di atas, maka Konfercab V PCNU Kota Tangerang
kepada PCNU Kota Tangerang untuk melembagakan dan mentradisikan iklim
kedewasaan berorganisasi dan akan tetap menempatkan diri sebagai organisasi yang
senantiasa berperan aktif bersama pemerintah dalam cita-cita pembangunan bangsa,
dalam hal ini daerah. Mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
Islam, untuk melaksanakan dan mengimplementasikan syare’at Islam secara kaaffah
dan menjadi umat yang wasatiyah. Dan memberikan bimbingan kepada
umat/masyarakat tentang Islam kaaffaah, Islam Ahlussunnah Wal-Jama’ah, Islam
Nusantara dan Umat wasatho agar tetap berada dalam Islam dan tetap berada di jalan
yang lurus.
G. PENUTUP
Demikianlah rekomendasi ini disusun agar dapat dijadikan pertimbangan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan dalam menyusun kebijakan dan program-program baik dari
kalangan pemerintahan Provinsi Banten, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
Tangerang, lembaga-lembaga Yudikatif, organisasi-organisai politik dan kemasyarakatan,
termasuk Nahdlatul Ulama (NU).
Ditetapkan di : Kota Tangerang
Pada Tanggal : 13 Rabiuts Tsani 1442 H
29 November 2020
P u k u l        :……………………

KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

................. ..................

45
KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG V
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
Nomor : 005/Konfercab/V/XI/2020

TENTANG :

PERNYATAAN DEMISIONER
PCNU KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN MASA KHIDMAT 2018-2023

Menimbang : a. Bahwa Konferensi Cabang V PCNU Kota Tangerang


Provinsi Banten sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
organisasi di tingkat Cabang
b. Bahwa kedaulatan organisasi, sepenuhnya di tangan
anggota, termasuk Mendengarkan Pernyataan Demisioner
PCNU Kota Tangerang Provinsi Banten Masa Khidmat
2020-2025.
c. Bahwa Guna Memberikan Kepastian Hukum tentang
Berakhirnya Kepengurusan PCNU Kota Tangerang Provinsi
Banten Masa Khidmat 2016-2020, Konferensi Cabang V
PCNU Kota Tangerang Perlu Menetapkan Keputusan
Tentang Pernyataan Demisioner Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten Masa
Khidmat 2016-2020;

Memperhatikan : Pernyataan demisioner Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama


Kota Tangerang Provinsi Banten masa khidmat 2016-2020;

Mengingat : Anggaran Dasar Nu Bab VII Pasal 14 Dan Pasal 16 Serta


Anggaran Rumah Tangga Nu Bab XXI Pasal 77

Dengan senantiasa memohon Taufiq, Hidayah serta Ridho Allah SWT.

MEMUTUSKAN
Menetapkan 1.:
2.: Memberhentikan dengan hormat kepengurusan PCNU Kota
Pertama
Tangerang Provinsi Banten masa khidmat 2016-2020;
3. Dengan berkahirnya kepengurusan PCNU Kota Tangerang
Kedua : Provinsi Banten masa khidmat 2016-2020, maka pimpinan
sementara sepenuhnya berada pada pimpinan sidang pleno IV
Konferensi Cabang V PCNU Kota Tangerang Provinsi Banten
sampai dengan terpilihnya pengurus baru.

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Hari/tanggal :13 Rabiuts Tsani 1442 H
29 November 2020 M
Pukul : ................................
KONFERENSI CABANG v
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
Pimpinan Sidang

................................. ..................................
Ketua Sekretaris
KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG V

46
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
Nomor : 006/Konfercab/V/XI/2020

TENTANG :

Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban PCNU Kota Tangerang


Masa Khidmat 2016-2020

Menimbang : b. Bahwa sesuai dengan aturan dan mekanisme organisasi


tentang laporan pertanggungjawaban selama satu periode
kepengurusan adalah wajib diperhatikan dan dilaksanakan.
c. Bahwa laporan pertanggungjawaban Konferensi Cabang V
PCNU Kota Tangerang adalah sebagai acuan dan evaluasi
untuk periode selanjutnya dalam menjalankan estafeta
kepengurusan;

Memperhatikan : 5. Keputusan Konfercab V PCNU Kota Tangerang Nomor :


001/Konfercab/V/XI/2020 Tentang Jadwal Acara dan Tata
Tertib Konferensi Cabang V PCNU Kota Tangerang Provinsi
Banten;
6. Hasil Permusyawaratan serta pendapat-pendapat yang
berkembang dalam sidang pleno II Konferensi Cabang V
PCNU Kota Tangerang Provinsi Banten pada tanggal 13
Rabiuts Tsani 1442 H / 29 November 2020 di Stisnu
Tangerang Raya

Mengingat : 3. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Cabang Nahdlatul


Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten Periode 2016 –
2020 pada sidang Pleno II Konfercab V PCNU Kota
Tangerang Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1442 H / 29
November 2020 di Stisnu Tangerang Raya
7. Laporan dan pembahasan hasil Sidang Komisi Program
Kerja yang disampaikan pada sidang pleno III Konfercab V
PCNU Kota Tangerang Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1442 H /
29 November 2020

Dengan senantiasa memohon taufiq hidayah serta inayah Allah Subhanahu


Wata’ala

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang Provinsi Banten
masa khidmat 2016-2020

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan ;

Ditetapkan di : Kota Tangerang


Hari/tanggal :13 Rabiuts Tsani 1442 H
29 November 2020 M
Pukul : ................................
KONFERENSI CABANG v
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
Pimpinan Sidang

................................. ..................................
Ketua Sekretaris

47
m

48

Anda mungkin juga menyukai