Anda di halaman 1dari 12

SURAT KEPUTUSAN

Nomor: 12/KONF.MWC/34.01/I/2021

Tentang
Pengesahan Hasil Sidang Komisi Organisai
Konferensi MWC NU Tlanakan

Pimpinan sidang pleno IV Konferensi MWC NU Tlanakan, Setelah :

Menimbang : 1. Bahwa demi keberhasilan serta menjaga ketertiban dan


kelangsungan penyelenggaraan Konferensi MWC NU
Tlanakan perlu ditetapkan Garis besar pola pengembangan
organisasi
2. Bahwa untuk melegitimasi dan menjalankan Garis besar
pola pengembangan organisasi perlu dikeluarkan surat
keputusan

Mengingat : 1. Anggaran Dasar (AD) NU Bab IX Pasal 23


2. Anggaran Rumah Tangga (ART) NU Bab XXI Pasal 81

Memperhatikan : Saran dan pendapat peserta sidang pleno IV Konferensi MWC


NU Tlanakan

Dengan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT serta memohon taufiq dan hidayahnya

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengesahkan Garis besar pola pengembangan organisasi


MWC NU Tlanakan sebagaimana terlampir
2. Mengamanatkan kepada Pengurus MWC NU Tlanakan
Periode 2021-2026 untuk menjalankan garis besar pola
pengembangan organisasi
3. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan selesainya Konferensi MWC NU Tlanakan

Ditetapkan di : Tlanakan
    Pada Tanggal : 31 Januari 2021

KONFERENSI MAJELIS WAKIL CABANG


NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN

PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

……………………………….. …………………………………

26 | P a g e
RANCANGAN
SIDANG KOMISI ORGANISASI
KONFERENSI MWC NU TLANAKAN

A. MOQODDIMAH
1. Bahwasanya cita-cita luhur pembentukan jam’iyah Nahdlatul Ulama yaitu dalam upaya
mengamalkan, melestarikan, menyiarkan  dan mengembangkan faham Islam Ahlis
Sunnah Wal Jama’ah menuju terwujudnya kemaslahatan dan keejahteraan hidup di dunia
dan akhirat.
2. Adalah keniscayaan jika kemudian para tokoh pendiri dan generasi pertama Nahdlatul
Ulama melakukan ikhtiyar perjuangannya dengan sepenuh hati dan segenap daya untuk
mewujudkan kondisi khoiroh ummah melalui gerakan organisasi secara intensef
fungsional, professional dan proporsional, sesui kaidah-kaidah menejemen yang
diyakininya , pada gilirannya mampu mengantar kebesaran Nahdlatul Ulama paling tidak
hingga akhir tahun enam puluhan.
3. Bahwasanya teladan gerakan Nahdlatul Ulama yang telah diwariskan para mu’assis
jam’iyah (founding Father) Nahdlatul Ulama dan amanat perjuangan merupakan
tanggung jawab struktural organisasi yang harus direalisasikan dan diaplikasikan dalam
kerangka aktifitas kepengurusan jam’iyah baik secara kologial kolektif maupun
personalitas sesuai fungsi kepengurusannya masing-masing, yang mana tanggung jawab
ini hanya bisa diimplementasikan secara efektif dan efesien manakala ketentuan-ketentuan
kaidah manajemen leadership organisasi dapat dirumuskan dan dipedomani secara
konsekuen, sehat dan tepat dalamsemangat kontinuitas ikhtiyar kejuangan.
4. Adanya tata kerja dan pola mekanisme organisasi MWC Nahdlatul Ulama Tlanakan,
merupakan suatu keharusan dalam rangka upaya menghindari kaburnya visi perjuangan
serta pemusatan tanggungjawab dan kewenangan tugas serta tumpang tindih dan
kegamangan fungsi kepengurusan organisasi Nahdlatul Ulama yang terlanjur kaya
struktur.

B. EKSISTENSI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN


1. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Tlanakan adalah mandataris Konferensi MWC
Nahdlatul Ulama sebagai  bagian dari sistem struktur organisasi Nahdlatul Ulama yang
keberadaannya diakui konstitusi dan disahkan oleh pengurus Besar Nahdlatul ulama.
2. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Tlanakan sebagai institusi perwakilan organisasi
di wilayah kerja Tlanakan memegang tanggung jawab serta kewenangan kebijakan
kepemimpinan dan pengelolaan program jam’iyah Nahdlatul Ulama sesuai ketentuan dan
peraturan organisasi yang berlaku.
3. Kepengurusan MWC Nahdlatul Ulama Tlanakan terdiri dari:
a. Beberapa orang Mustasyar Majelis Wakil Cabang.
b. Majelis Wakil Cabang Harian Syuriyah  terdiri dari: seorang Rais, beberapa orang
Wakil Rais, seorang Katib dan beberapa orang Wakil Katib.
c. Majelis Wakil Cabang Harian Tanfidziyah terdiri dari: Seorang Ketua, bebrapa orang
Wakil ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris , Seorang
Bendahara dan beberapa orang Wakil Bendahara.
d. Majelis Wakil Cabang Lengkap Syuriyah  terdiri dari: seorang Rais, beberapa orang
Wakil Rais, seorang Katib dan beberapa orang Wakil Katib dan beberapa A’wan.
e. Majelis Wakil Cabang Lengkap Tanfidiyah terdiri dari: Seorang Ketua, beberapa
orang Wakil ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris Seorang
Bendahara dan beberapa orang Wakil Bendahara, ditambah ketua-ketua Lembaga
tingkat MWC NU.
f. Majelis Wakil Cabang Pleno terdiri dari: Mustasyar MWC, Majelis Wakil Cabang
Lengkap Syuriyah, Majelis Wakil Cabang Lengkap Tanfidiyah, di tambah ketua-
ketua Badan Otonom NU tingkat MWC.

27 | P a g e
g. LEMBAGA
 Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama berkaitan dengan
kelompok masyarakat tertentu dan/atau memerlukan penanganan khusus.
 Lembaga-lembaga yang di bentuk di MWC NU Tlanakan terdiri dari :
1. LDNU (Lembaga Dakwah NU)
2. LP.Ma’arif NU
3. RMI (Rabithah Ma’ahid Islamyah)
4. LPNU (Lembaga Perekonomian NU)
5. LPPNU (Lembaga Pengembangan Perekonomian NU)
6. LKKNU (Lembaga Kemalahatan Keluarga NU)
7. LAKPEDAM NU (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia NU)
8. LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah NU)
9. LWPNU (Lembaga Waqaf dan Pertanahan NU)
10. LBM NU (Lembaga Bahtsul Masail NU)
11. LTM NU (Lembaga Ta’mir Masjid NU)
12. LKNU (Lembaga Kesehatan NU)
13. LFNU (Lembaga Falakiyah NU)
14. LTN NU (Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU)
 Lembaga berkewajiban menyusun program dan mekanisme kerja selambat-
lambatnya tiga bulan setelah di terbitkan pengesahan MWC NU serta
menyampaikan pada MWC NU untuk mendapatkan persetujuan.
  Lembaga berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban  dua bulan
sebelum berakhir masa khidmatnya.
h. BADAN OTONOM
 Badan otonom adalah perangkat organisasi NU yang berfungsi melaksanakan
kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan
beranggotakan perorangan.
 Banom berbasis usia dan kelompok masyarat tertentu terdiri dari  
1. Muslimat NU,
2. Fatayat NU,
3. GP Ansor,
4. PMII,
5. IPNU dan
6. IPPNU.
 Banom berbasis profesi dan kekhususan lainnya antara lain :
1. JATMAN (Jam’iyah Ahli Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyah)
2. JQH (Jam’iyah Qurra wal Hufazh)  
3. ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama)
4. PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama)
5. Pagar Nusa
6. Serikat Nelayan NU dan
7. ISHARINU (Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama)

C. PEMBAGIAN TUGAS DAN KEWENANGAN PENGURUS


1. Mustasyar bertugas memberikan arahan, pertimbangan dan atau nasehat diminta atau
tidak baik secara perorangan maupun kolektif kepada pengurus menurut tingkatannya.
2. Syuriyah bertugas merumuskan kebijakan umum organisasi, mengarahkan dan
mengawasi Tanfidziyah serta melakukan konsolidasi Syuriyah pada tingkat dibawahnya.
3. Tanfidziyah bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
organisasi berdasarkan kebijakan umum organisasi yang ditetapkan oleh Konferensi dan
Syuriyah.
4. Tugas dan wewenang pengurus MWC NU secara rinci tercantum dalam anggaran rumah
tangga Nahdlatul Ulama pasal 58 sampai pasal 70.

28 | P a g e
D. PEMILIHAN DAN PENETAPAN PENGURUS MWC NU TLANAKAN
1. Rais dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat dengan sistem Ahlul Halli wal
‘Aqdi (AHWA)
2. Ahlul Halli wal ‘Aqdi terdiri dari lima orang ulama yang ditetapkan secara langsung
dalam Konferensi Majelis Wakil Cabang NU Tlanakan.
3. Criteria ulama yang dipilh menjadi Ahlul Halli wal ‘Aqdi adalah sebagai berikut :
beraqidah Ahlussunnah wal Jama’ah Annahdliyah, bersikap adil, ‘alim, memiliki
integritas moral, tawadlu’, berpengaruh dan memiliki pengetahuan untuk memilih
pemimpin yang munadzdzim dan muharrik serta wara’ dan zuhud.
4. Ketua dipilih secara langsung oleh Konferensi MWC melalui musyawarah mufakat atau
pemungutan suara dalam Konferensi MWC, dengan terlebih dahulu menyampaikan
kesediaannya secara lisan atau tertulis dan mendapat persetujuan dari Rais terpilih.

E. PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN PENGURUS MWC NU TLANAKAN


1. Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah:
a. Rais dan ketua terpilih bertugas melengkapi susunan pengurus harian Syuriyah dan
Tanfidziyah di bantu oleh beberapa anggota team formatur yang dipilih dari dan oleh
peserta Konferensi.
b. Pengurus harian Syuriyah selain Rais dan pengurus harian Tanfidziyah selain ketua di
pilih dan di tunjuk oleh Rais dan Ketua terpilih di bantu team formatur .
c. Pengurus harian MWC NU bertugas menbentuk lembaga melalui rapat harian
Syuriyah dan Tanfidziyah.
d. Perubahan posisi dan atau pergantian antar waktu (reshufle) pengurus harian
Syuriyah selain Rais atau pengurus harian Tanfidziyah selain ketua dapat dilakukan
demi kelangsungan organisasi atas dasar alasan yang kuat , proporsional dan
berkeadilan.
e. Reshufle di tetapkan melalui mekanisme rapat pleno MWC NU.
2. Pengurus lembaga .
a. Penyusunan pengurus lembaga ditentukan oleh rapat harian pengurus Syuriyah dan
pengurus harian Tanfidziyah.
b. Kelengkapan susunan kepengurusan lembaga dapat disusun oleh pengurus harian
MWC NU atau diserahkan pada ketua lembaga dengan mempertimbangkan azas
harmonisasi dan sinergi kinerja kepengurusan.
c. Perubahan posisi dan atau pergantian antar waktu ketua pengurus lembaga dilakukan
oleh rapat lengkap MWC NU demi kelangsungan dinamika organisasi serta atas dasar
yang kuat proporsional dan berkeadilan.
d. Perubahan posisi dan atau pergantian antar waktu pengurus lembaga dilakukan oleh
rapat lengkap pleno lembaga demi kelangsungan dinamika organisasi serta atas dasar
yang kuat proporsional dan berkeadilan.
e. Reshufel pengurus ditetapkan melalui mekanisme rapat pleno lembaga yang
bersangkutan.
3. Pengurus Badan Otonom
a. Penyusunan kepengurusan badan otonom sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme
PD-PRT masing-masing.
b. Dalam kerangka keutuhan struktur organisasi ditingkat MWC NU Tlanakan, MWC
NU Dapat merekomendasikan penetapan dan atau perubahan atau pembatalan
keputusan Konferensi Pimpinan Anak Cabang Badan Otonom Tlanakan.

F. POLA STRATEGIS DAN KOORDINASI KERJA.


1. Mengupayakan soliditas dan validitas data potensi Jam’iyah sebagai pijakan awal
perumusan dan penyusunan program kerja.
2. Mengupayakan kemandirian penggalangan dana sebagai operasional kelangsungan
organisasi.
3. Meningkatkan frekwensi koordinasi dan monitoring aktifitas perangkat organisasi melalui
pertemuan rutin berkala lintas lembaga dan badan otonom guna merangsang tumbuhnya
sinergi program dan kebijakan semua perangkat Nahdlatul Ulama serta menghindari
ketumpangtindihan program.
4. Optimalisasi fungsi dan peran tokoh Struktural dan Kultural guna membangun sinergi.
29 | P a g e
G. PENUTUP
Dengan satu keyakinan akan hadirnya Ridla, Hidayah dan Maunah Allah SWT, maka setiap
Khidmat jamiyah kita, disertai iktikad jihad, komitmen dan keteguhan niat, Insya Allah
Jam’iyah tercinta kita ke depan akan mampu tampil mapan, solid dan membawa kebesaran
dengan makna yang sesungguhnya.
Semoga Konferensi MWC NU Tlanakan kali ini menjadi awal komitmen dan awal tekad kita
berkhidmat meraih kebesaran Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang Rahmatan lil ‘Alamin. Aamiin

   Ditetapkan di : Tlanakan
    Pada Tanggal : 31 Januari 2021

KONFERENSI MAJELIS WAKIL CABANG


NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN

PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

……………………………….. …………………………………
                                      

30 | P a g e
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 12/KONF.MWC/34.01/I/2021

Tentang
Pengesahan Hasil Sidang Komisi Program Kerja
Konferensi MWC NU Tlanakan

Pimpinan sidang pleno IV Konferensi MWC NU Tlanakan, Setelah :

Menimbang : 1. Bahwa untuk kelangsungan perkembangan MWC NU


Tlanakan masa khitmat 2021-2026 perlu ditetapkan pokok
pikiran Program Kerja.
2. Bahwa untuk melegitimasi dan menjalankan pokok pikiran
Program Kerja MWC NU Tlanakan, perlu dikeluarkan surat
keputusan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar (AD) NU Bab IX Pasal 23


2. Anggaran Rumah Tangga (ART) NU Bab XXI Pasal 81

Memperhatikan : Saran dan pendapat peserta sidang pleno IV Konferensi MWC


NU Tlanakan

Dengan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT serta memohon taufiq dan hidayahnya

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengesahkan pokok pikiran Program Kerja MWC NU


Tlanakan sebagai mana terlampir.
2. Mengamanatkan kepada Pengurus MWC NU Tlanakan
masa Khidmat 2021-2026 untuk menjalankan pokok pikiran
Program Kerja sebagaimana tersebut dalam poin 1.
3. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan hingga
berakhirnya masa khidmat MWC NU Tlanakan 2021-2026.
Serta akan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Tlanakan
    Pada Tanggal : 31 Januari 2021

KONFERENSI MAJELIS WAKIL CABANG


NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN

PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

……………………………….. …………………………………

31 | P a g e
KOMISI RANCANGAN PROGRAM
MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN
MASA KHIDMAT 2016 – 2021

A. LATAR BELAKANG
Berbagai konsekwensi yang lahir atas globalisasi dan modernisasi seyogyanya menajadi
cermin bagi Nahdlatul Ulama sebagai salah satu komponen bangsa untuk instropeksi diri
bahwa masalah dan tantangan yang dihadapi sangatlah kompleks, kritis dan menyangkut
eksistensi serta citra diri NU sebagai organisasi sosial keagamaan.
Oleh karena itu jalinan kemitraan melalui komunikasi dan konsolidasi internal yang lebih
efektif, baik bersifat kemanusiaan maupun sistemik harus lebih ditingkatkan, untuk
memperkokoh ikatan solidaritas (ukhuwah) dilingkungan jam’iyah maupun jama’ah.
Terkait permasalahan di atas, maka pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
Tlanakan dituntut untuk memiliki ketajaman pikir dalam menangkap fenomena perubahan,
kebutuhan dan persoalan kemasyarakatan secara menyeluruh, sekaligus bersedia memberikan
solusi strategis untuk penyelesaian atas perubahan, kebutuhan dan permasalahan tersebut.
Nahdlatul Ulama tidak boleh hanya mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan halal-haram,
surga-neraka atau persoalan rutinitas belaka. NU harus melangkah jauh kedepan dengan
memperkokoh seluruh potensi yang dimilikinya (jam’iyah-jama’ah) dalam menyentuh
kebutuhan riil masyarakat luas dibidang usaha/ekonomi, lingkungan-sosial, sumber daya
manusia-kaderisasi, kebijakan-politik, hukum, iptek dan lain sebagainya.
Program kerja lima (5) tahun ini adalah amanat Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul
Ulama Tlanakan untuk dilaksanakan oleh pengurus MWC NU masa khidmat 2021-2026 yang
akan datang. Program kerja ini diajukan kepada Konferensi MWC NU untuk dibahas dan
ditetapkan sebagai pedoman kerja MWC NU untuk satu masa khidmat kepengurusan.
Program kerja ini merupakan perwujudan dari upaya untuk mencapai visi-misi dan tujuan
NU.
Program kerja ini juga berfungsi sebagai acuan bagi kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh
keseluruhan kepengurusan MWC NU, lembaga dan badan otonom sekaligus sebagai tolok
ukur keberhasilan Pengurus MWC NU selama 5 tahun masa khidmat kepada umat.

B. VISI
Terwujudnya NU  sebagai  organisasi sosial keagamaan yang berhaluan Ahlussunnah wal
Jama’ah yang mashlahat  bagi umat  menuju   masyarakat   yang bertakwa,  sejahtera,
berkeadilan, demokratis dan mandiri.

C. MISI
1. Melaksanakan Dakwah Islamiyah Ahlussunnah wal-Jamaah an-Nahdliyah dalam
membimbing umat  menuju masyarakat yang bermartabat tinggi,
2. Memberdayakan lembaga pendidikan dan pesantren untuk meningkatkan kualitas sumber
daya insani  yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berakhlaq mulia,
3. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan ekonomi umat,
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penegakan hukum yang berkeadilan,
5. Menumbuhkembangkan budaya demokrasi yang jujur dan adil,
6. Mendorong kemandirian dalam  kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
7. Menumbuhkan komitmen, loyalitas dan integritas ke-NU-an baik sebagai jam’iyah
maupun jama’ah dalam mengaktualisasikan peran serta fungsinya sebagai organisasi
sosial keagamaan,
8. Mempersiapkan kader-kader NU yang militan, cerdas dan berkepribadian luhur untuk
mendorong gerakan sosial masyarakat menuju kesejahteraan,

32 | P a g e
D. ISU-ISU STRATEGIS
1. Membangun daya pikir yang kritis, logis dan bijaksana dalam menyikapi kebijakan-
kebijakan publik sehingga dapat memberikan kontribusi nyata menuju kehidupan yang
lebih baik,
2. Pentingnya melestarikan dan menyelamatkan aset-aset NU
3.  Pentingnya mengakomodasi berbagai persoalan organisasi dari semua elemen NU
terutama dalam persoalan pengkaderan.
4. Kegiatan MWC NU Tlanakan belum banyak menyentuh pada aspek kesejahteraan
ekonomi umat, kesehatan, SDM, lingkungan, hukum, teknologi dan lain sebagainya,
5. Keresahan atas banyaknya persoalan sosial yang terjadi seperti kriminalitas, perjudian
multi media, pengaruh narkoba, kenakalan remaja, pergaulan bebas, perselingkuhan,
kehamilan diluar nikah dan lain sebagainya.
6. Belum adanya kantor MWC NU yang dapat digunakan oleh semua unsur NU secara baik
dan memadai.

E. LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
1. Menggalang seluruh potensi NU secara integral dalam rangka melakukan gerakan
pemberdayaan jama’ah secara menyeluruh menuju masyarakat madani dan menjalin
kemitraan sinergis dengan pemerintah untuk bersama-sama membangun bangsa.
2. Mengamankan, memanfaatkan, mengoptimalkan serta menyelamatkan semua aset-aset
NU baik yang berupa kekayaan berwujud maupun tidak berwujud, termasuk labelisasi
dan sertifikasi Majid dan Musholla di lingkugan NU
3. Mengidentifikasi, menghimpun, memperdayakan dan mendayagunakan kader NU
terutama di kalangan remaja untuk bersama-sama memajukan dan mengembangkan
jam’iyah dan jama’ah Nahdlatul Ulama,
4. Defersifikasi kegiatan jama’ah NU secara multi fungsi yaitu disamping fungsi ritual juga
mengembangkan fungsi kontrol sosial, fungsi masyarakat, dan pengembangan ekonomi
syari’ah melalui BMT dan badan usaha produktif lainnya.
5. Mengembangkan prinsip dan nilai-nilai aswaja seperti jujur, adil, tanggap terhadap
persoalan sosial, amar ma’ruf nahi mungkar, cerdas, pro-aktif dan dinamis dalam
perikehidupan,
6. Melakukan program-program strategis dalam menggali, menggalang dan memenej dana
secara professional dan syar’i untuk pembangunan kantor MWC NU.

F. PENUTUP
Dalam melaksanakan program ini, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Tlanakan harus
senantiasa mendasarkan seluruh kegiatannya kepada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal-
Jama’ah an Nahdliyah dan khittah NU 1926.
Selain itu komitmen NU untuk menegakkan kebenaran, keadilan, demokrasi, kesejahteraan
dan kedaulatan serta keutuhan bangsa seyogyanya selalu menjadi api perjuangan yang
menggelorakan semangat jama’ah nahdliyah untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rumusan-rumusan program yang ada dalam program kerja ini lebih merupakan rumusan
dasar (pokok-pokok program), maka perlu penjabaran baik pada tingkat satuan kegiatan/
program aksi, strategis pelaksanaannya maupun pengembangan dan pelaksanaannya.
Semoga Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Tlanakan kali ini menjadi awal
komitmen dan awal tekad bersama dalam berkhidmat meraih kebesaran jam’iyah Nahdlatul
Ulama yang sesungguhnya. Aamiin.
Ditetapkan di : Tlanakan
    Pada Tanggal : 31 Januari 2021
KONFERENSI MAJELIS WAKIL CABANG
NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN
PIMPINAN SIDANG
Ketua Sekretaris

……………………………….. …………………………………
33 | P a g e
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 12/KONF.MWC/34.01/I/2021

Tentang
Pengesahan Hasil Sidang Komisi Rekomendasi
Konferensi MWC NU Tlanakan

Pimpinan sidang pleno IV Konferensi MWC NU Tlanakan, Setelah :

Menimbang : 1. Bahwa untuk kelangsungan perkembangan MWC NU


Tlanakan masa khidmat 2021-2026 perlu ditetapkan pokok
pikiran rekomendasi MWC NU Tlanakan
2. Bahwa untuk melegitimasi dan menjalankan pokok pikiran
rekomendasi MWC NU Tlanakan, perlu dikeluarkan surat
keputusan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar (AD) NU Bab IX Pasal 23


2. Anggaran Rumah Tangga (ART) NU Bab XXI Pasal 81

Memperhatikan : Saran dan pendapat peserta sidang pleno IV Konferensi MWC


NU Tlanakan

Dengan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT serta memohon taufiq dan hidayahNya

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengesahkan pokok pikiran rekomendasi MWC NU


Tlanakan Tlanakan sebagai mana terlampir.
2. Mengamanatkan kepada Pengurus MWC NU Tlanakan
masa Khidmat 2021-2026 untuk menjalankan pokok pikiran
rekomendasi sebagaimana tersebut dalam poin 1.
3. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan hingga
berakhirnya masa khidmat MWC NU Tlanakan 2021-2026.
Serta akan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Tlanakan
    Pada Tanggal : 31 Januari 2021

KONFERENSI MAJELIS WAKIL CABANG


NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN

PIMPINAN SIDANG

Ketua Sekretaris

……………………………….. …………………………………

34 | P a g e
RANCANGAN MATERI
SIDANG KOMISI REKOMENDASI
I. MUQODDIMAH
Sebagai organisasi sosial  keagamaan, Nahdlatul Ulama’ sejak berdirinya telah berupaya
untuk membangun gerakan sosial, ekonomi dan politik, dengan melakukan pembelaan,
pendampingan, pemberdayaan  dan pelayanan.
Wilayah Tlanakan yang bermartabat dan beradab  adalah dambaan dan idaman semua warga
khususnya kaum Nahdliyin. Keshalehan spiritual dan keshalehan sosial harus bergerak
pararel agar bisa menuntaskan permasahan riil yang sedang terjadi di masyarakat, seperti
kemiskinan, kerusakan lingkungan dan sumber daya alam, korupsi, narkoba, penanggulangan
terorisme , ajaran sesat, kenakalan remaja dll. Untuk itu menuju satu abad NU di Tahun 2026
melalui Konferensi MWC NU Tlanakan di Kamppus STIEBA PP. Sumber Anyar Larangan
Tokol Tlanakan Pamekasan pada tanggal 31 Januari 2021 merekomendasikan hal-hal sebagai
berikut:
A. BIDANG AGAMA
1. Istilah pembaharuan agama yang selama ini dihembuskan oleh kelompok yang
mengaku dan mendeklarasikan diri sebagai pembaharu keagamaan baik yang berlatar
belakang tradisional maupun modern yang justru memunculkan faham dan perilaku
yang jauh dari nilai agama bahkan cenderung meresahkan masyarakat, maka
Konferensi MWC NU Tlanakan menekankan bahwa ide pembaharuan merupakan
suatu keharusan seiring berjalannya perubahan kehidupan namun harus tetap
berpegang pada kaidah al Muhahafadhah ‘ala al qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil
ashlah ( mempertahankan ide ide lama yang baik dan mengambil ide ide baru yang
lebih baik), selalu berpedoman pada faham Ahlu sunnah wal jama’ah ‘an Nahdliyah.
2. Sebagian dari kelompok konservatif radikal, yang sebenarnya dipengaruhi oleh
gerakan transnasional, tersebut telah mengarah pada gerakan intoleran, kekerasan,
ekstrimisme bahkan terorisme dengan mengatasnamakan jihad dan pelaksanaan
pemurnian agama. Yang penyebarannya tidak hanya melalui Masjid, pendidikan
formal maupun non formal bahkan sudah melalui segala aktifitas masyarakat yang
tentu akan mengganggu kehidupan masyarakat yang harmonis, kerukunan ummat
beragama bahkan integritas bangsa. Oleh karena itu Konferensi merekomendasikan
agar pemegang otoritas pemerintahan, para tokoh agama, muballigh dan pendidik :1)
menyadari bahaya berkembangnya paham Islam  radikal yang membahayakan
kehidupan bangsa. 2) Berupaya mengintensifkan penyebaran Islam yang rahmatan lil
alamin dengan mengedepankan prinsip Tasamuh (toleran), tawassuth (moderat), dan
tawazun (seimbang) sesuai dengan kondisi obyektif kemajmukan. 3) mewaspadai
munculnya radikalisme dan ekstrimisme di wilayah Tlanakan.
3. Perbaikan Akhlaq merupakan suatu hal yg tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
beragama dengan selalu berupaya memperbaiki diri secara pribadi maupun
organisasi. Oleh karena itu Konferensi ini merekomendasikan agar semua pihak ,
yang meliputi pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi keagamaan
untuk memperhatikan persoalan akhlaq dan karakter warga Tlanakan yang terus
dihadapkan dengan perkembangan sosial budaya pariwisata akibat dari gerak laju
globalisasi melalui berbagai upaya baik berupa dakwah, pendidikan, dan keteladanan
agar akhlak kita selamat dari pengaruh negatif globalisasi.
B. BIDANG PENDIDIKAN
1. Permasalahan kualitas pendidikan yang sampai sekarang menjadi permasalahan yang
sangat rumit di lembaga pendidikan bisa jadi disebabkan oleh karena rendahnya
kualitas guru, rendahnya motivasi dan minimnya sarana dan prasarana pendidikan.
Oleh karena itu Konferensi merekomendasikan agar dalam rangka peningkatan SDM
yang berkualitas merupakan unsur yang penting, pemerintah hendaknya
mengalokasikan anggaran pendidikan secara tepat guna untuk meningkatkan kualitas
35 | P a g e
pendidik dan pendidikan dengan pemenuhan sarana dan prasarana  serta peningkatan
kualitas pendidik baik di lingkungan pendidikan negeri maupun swasta.
2. Permasalahan pendidikan non formal (Pondok Pesantren, TPQ, Madrasah Diniyah
dll) yang selama ini mempunyai peran yang luar biasa dalam pembinaan masyarakat
dan belum sepenuhnya diakomodir oleh pemerintah dalam pemenuhan sarana
prasarana dan SDM nya, perlu mendapat perhatian khusus oleh semua pihak
khususnya pemerintah desa. Oleh Karena itu Konferensi merekomendasikan agar
pemerintah desa memberikan perhatian khusus pada lembaga non formal ini dengan
memberikan alokasi anggaran bagi pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan
peningkatan SDM pengelola / pelaksana lembaga tersebut.
3. Masih kurangnya perhatian satuan pendidikan terhadap pemahaman pendidikan
Aswaja/ke-NU-an serta kurangnya loyalitas satuan pendidikan dalam hal ini
madrasah terhadap LP. Ma’arif  NU sebagai induk organisasi. Oleh karena itu
Konferensi merekomendasikan agar satuan satuan pendidikan memberi pelajaran
Aswaja/ke-NU-an di setiap tingkatan serta menekankan kembali loyalitas  satuan
pendidikan terhadap LP Ma’arif dengan mengikuti program dan kebijakan yang di
diprogramkan LP Ma’arif NU Cabang .
4. Masih lemahnya SDM pengelola satuan pendidikan sehingga mengakibatkan
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap satuan pendidikan NU di wilayah
Tlanakan. Oleh sebab itu Konferensi merekomendasikan kepada pengelola satuan
pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap tantangan masa
depan pendidikan yang semakin kompleks agar menjadi satuan pendidikan yang
berkualitas dan mandiri.
C. BIDANG SOSIAL EKONOMI
1. Para petani yang sampai saat ini masih belum bisa beranjak dari permasalahn klasik
yaitu ketergantungan pada pupuk pabrikan/ pestisida dalam pegelolaan lahan
pertanian sehingga menyebabkan makin tingginmya biaya produksi. Oleh karena itu
Konferensi merekomendasikan kepada tokoh pertanian, dinas pertanian untuk
meningkatkan kualitas para kelompok tani untuk pengelolaan lahan yang efektif dan
efisien dengan teknologi yang ramah lingkungan.
2. Perhatian terhadap anak yatim dan masyarakat kurang mampu yang selama ini masih
dilakukan secara sporadis dan insidental oleh beberapa pihak sehingga anak yatim
masih menanggung beban berat kehidupannya. Oleh sebab itu Konferensi
merekomendasikan kepada pemerintah dan tokoh masyarakat dengan
mengalokasikan anggaran desa untuk memperhatikan kelangsungan hidup dan
pendidikan mereka.
3. Munculnya beberapa panyakit masyarakat dari pengaruh teknologi, narkoba dan
munculnya aliran yang meresahkan masyarakat. Oleh karena itu Konferensi
merekomendasikan agar NU, pemerintah dan tokoh masyarakat manjalin komunikasi
yang aktif dengan memasyarakatkan kegiatan yang positif baik kegiatan keagamaan
maupun kegiatan ekonomi masyarakat untuk mencegah meluasnya penyakit
masyarakat ini.
II. PENUTUP
Demikian rekomendasi ini disusun agar dapat menjadi pertimbangan bagi pengambilan
kebijakan di tingkat kecamatan dan desa dalam penyusunan program-program pemerintah,
organisasi politik dan kemasyarakatan termasuk Nahdlatul Ulama.
Ditetapkan di : Tlanakan
    Pada Tanggal : 31 Januari 2021
KONFERENSI MAJELIS WAKIL CABANG
NAHDLATUL ULAMA TLANAKAN
PIMPINAN SIDANG
Ketua Sekretaris

……………………………….. …………………………………

36 | P a g e
37 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai