Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN TATA TERTIB

KONFERENSI WILAYAH KE- IX


HIMPUNAN MAHASISWA AL-WASHLIYAH (HIMMAH) ACEH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Konferensi Wilayah ke- IX Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah Aceh tahun 2021 adalah pemegang
kekuasaan tertinggi Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah Aceh yang selanjutnya dalam Tata Tertib ini
disebut Konferwil HIMMAH Aceh.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2

Tugas dan wewenang Konferwil adalah :


1. Mengevaluasi masa kerja kepengurusan Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah
(PW. HIMMAH) Aceh dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban PW. HIMMAH Aceh
Sebelumnya.
2. Menetapkan Program Kerja dan kebijakan organisasi lainnya.
3. Memilih dan menetapkan Ketua Umum/Anggota formatur Konferwil VII PW. HIMMAH Aceh
4. Memilih dan menetapkan Pengurus Pimpinan Wilayah HIMMAH Aceh Periode 2021-2024

BAB III
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 3

1. Konferwil dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.


2. Peserta Konferwil adalah :
a. Unsur DPP. HIMMAH
b. Pengurus PW. HIMMAH Aceh
c. Pimpinan Cabang HIMMAH Kabupaten/Kota Se Aceh
d. Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi
3. Peninjau Konferwil adalah :
a. Unsur Pimpinan Wilayah Al-Jam’iyatul Washliyah Aceh
b. Unsur Pimpinan Daerah Al-Jam’iyatul Washliyah Banda Aceh dan Aceh Besar
c. Pimpinan Komisariat se- Banda Aceh dan Aceh Besar
d. Organ Bagian Al-Jam’iyatul Washliyah setingkat.
4. Peserta Konferwil VII memiliki hak bicara dan hak suara.
5. Peninjau memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara.

BAB IV
HAK PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 4

1. Penggunaan hak suara oleh peserta melalui Pimpinan Sidang.


2. Peserta dan peninjau dapat mengajukan pertanyaan, usul dan/atau pendapat baik secara lisan
maupun tulisan.
3. Peserta dan peninjau mempunyai kesempatan dan kebebasan untuk menyampaikan
pendapat/sumbangan pemikiran yang bersifat membangun tanpa tekanan dari pihak manapun,
yang penggunaannya diatur oleh Pimpinan Sidang.

Pasal 5

1. Pernyataan atau pendapat yang diajukan harus disusun secara singkat serta jelas untuk
disampaikan melalui Pimpinan Sidang.
2. Apabila dipandang perlu, bentuk, isi dan sifat pertanyaan/pendapat penanya/pengusul dapat
diperjelas oleh Pimpinan Sidang.
3. Pimpinan Sidang berhak mengambil kesimpulan atas pertanyaan/pendapat itu.
BAB V
ALAT-ALAT KELENGKAPAN
Pasal 6

Alat-alat kelengkapan Konferwil adalah :


1. Pimpinan Konferwil.
2. Panitia Pengarah.
3. Panitia Pelaksana.
4. Pimpinan Sidang-Sidang Pleno.
5. Komisi-komisi Konferwil.
6. Tim Perumus Hasil Persidangan.
7. Formatur Konferwil.
Pasal 7

Pimpinan Konferwil adalah Pengurus PW.HIMMAH Aceh

Pasal 8

Pimpinan Konferwil bertanggung jawab :


1. Atas ketertiban dan kelancaran peyelenggaraan Konferwil
2. Agar Konferwil dapat berlangsung dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.

Pasal 9

1. Konferwil membentuk Komisi-komisi yang terdiri dari :


- Komisi A : Program Kerja PW. HIMMAH Aceh periode 2021-2024.
- Komisi B : Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi
2. Konferwil dapat membentuk Komisi Khusus bila dipandang perlu.

Pasal 10

Tugas dan wewenang Komisi Konferwil adalah :


1. Musyawarah dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang menjadi lingkup tugasnya.
2. Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno Konferwil.

Pasal 11

1. Hasil-hasil Sidang Komisi yang dilaporkan akan mendapat penilaian dan pengesahan oleh Sidang
Pleno Konferwil.
2. Hasil-hasil Sidang Komisi yang sudah disahkan oleh Sidang Pleno Konferwil, ditanda tangani oleh
Pimpinan Sidang Pleno Konferwil.

Pasal 12

1. Setiap Peserta harus menjadi anggota salah satu Komisi Konferwil


2. Setiap Peninjau berhak menjadi anggota salah satu Komisi Konferwil
3. Jumlah anggota masing-masing Komisi disusun secara Proporsional.
4. Pimpinan Konferwil dapat menghadiri dan turut serta dalam semua Sidang Komisi dalam rangka
koordinasi penyelenggaraan Konferwil.

BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT
Pasal 13

Musyawarah dan Rapat-rapat Konferwil terdiri dari :


1. Sidang Pleno.
2. Sidang Komisi.
3. Sidang Komisi khusus dan/atau Sub Komisi bila dianggap perlu.
4. Rapat Formatur
5. Rapat Pimpinan Konferwil bila dianggap perlu.

Pasal 14

1. Setiap sidang yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari unsur
PW. HIMMAH Aceh, PC. HIMMAH dan PK. HIMMAH.
2. Pimpinan sidang berkewajiban :
a. Memimpin Persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.
b. Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraan, mendudukkan persoalan
serta meluruskan pembicaraan sesuai acara persidangan.

Pasal 15

1. Pimpinan Sidang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Anggota.
2. Pimpinan Sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan.

BAB VII
TATA CARA BERBICARA

Pasal 16

1. Demi ketertiban dan kelancaran persidangan peserta dan peninjau berbicara melalui/seizin
Pimpinan Sidang.
2. Setiap pembicara baik peserta maupun peninjau berbicara atas nama utusan yang diwakilinya.

Pasal 17

1. Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara di atur oleh Pimpinan Sidang.
2. Bilamana pembicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, Pimpinan Sidang memperingatkan
pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus mentaati peringatan itu.

Pasal 18

1. Sebelum berbicara, setiap pembicara mendaftarkan pada Pimpinan Sidang terlebih dahulu.
2. Pembicara yang belum mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, tidak
berhak berbicara kecuali bila menurut Pimpinan Sidang ada alasan - alasan yang dapat diterima.
Pasal 19

Setiap peserta dapat menyampaikan interupsi untuk :


1. Memintakan penjelasan tentang duduk perkara sebenarnya mengenai soal yang dibicarakan.
2. Mengajukan usul prosedur mengenai soal yang sedang dibicarakan
3. Memberikan penjelasan terhadap masalah yang dibicarakan.
4. Mengajukan kebenaran terhadap materi pembicaraan di luar masalah yang sedang dibahas.

Pasal 20

Terhadap pembicara mengenai hal-hal tersebut dalam pasal 19 tata tertib ini mengingat waktu yang
tersedia tidak boleh melebihi waktu 3 (tiga) menit.

Pasal 21

1. Apabila pembicara menyimpang dari pokok-pokok pembicaraan maka Pimpinan Sidang dapat
memperingatkan dan meminta supaya kembali kepada pokok pembicaraan.
2. Penyimpangan dari pokok pembicaraan kecuali dalam hal-hal tersebut dalam pasal 19 tata tertib ini
tidak diperkenankan.
Pasal 22

1. Apabila seseorang pembicara dalam Sidang mempergunakan kata-kata yang menyinggung harkat
pribadi seseorang atau menganjurkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan hukum, Pimpinan Sidang dapat memberikan nasihat, dan memperingatkan supaya
pembicara tertib kembali.
2. Dalam hal demikian Pimpinan Sidang memberi kesempatan kepada pembicara yang bersangkutan
untuk menarik kembali kata-kata yang menyebabkan ia diberi peringatan.

Pasal 23

1. Apabila seorang Peserta atau Peninjau melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban Sidang,
Pimpinan Sidang memperingatkan agar peserta atau peninjau tersebut menghentikan
perbuatannya itu.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 pasal ini tidak diindahkan, Pimpinan Sidang dapat menyuruh
utusan atau peninjau untuk meninggalkan ruang sidang.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 24

1. Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ jumlah peserta sebagaimana diatur
dalam Pasal 3 Tata Tertib ini.
2. Dalam hal pemilihan Ketua/AnggotaFormatur, Sidang Pleno Konferwil sekurang-kurangnya dihadiri
oleh lebih dari ½ jumlah utusan.

Pasal 25

1. Setiap Sidang Pleno memerlukan quorum seperti tersebut dalam pasal. 24 ayat (1) Tata tertib ini.
2. Apabila hal dimaksud dalam ayat 1 pasal ini tidak tercapai, maka Sidang ditunda paling banyak 2
kali dengan selang waktu paling lama 30 menit.
3. Apabila setelah 2 kali penundaan masih juga hal tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini belum
tercapai, maka Sidang dianggap memenuhi quorum dan dapat mengambil keputusan.

Pasal 26

Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan secara musyawarah atau mufakat dan apabila hal
ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 27

Keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat juga diambil apabila keputusan musyawarah atau
mufakat sudah tidak mungkin diusahakan karena adanya pendirian sebagian Peserta atau Peninjau
yang tidak dapat dipertemukan lagi atau faktor waktu yang mendesak.

Pasal 28

1. Pengambilan Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila :


a. Diambil di dalam Sidang yang memenuhi quorum.
b. Disetujui oleh lebih dari 1/2 jumlah utusan yang hadir memenuhi quorum.
2. Apabila di dalam mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang sama,
maka pemungutan suara diulang.
3. Apabila dari pemungutan suara yang diulang menghasilkan perolehan suara yang sama, maka
dilakukan pemungutan suara sekali lagi untuk yang terakhir kali; selanjutnya apabila dari hasil
pemungutan suara yang terakhir ini masih menghasilkan perolehan suara yang sama, maka
usul/hal yang hendak diputuskan itu ditolak.
BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
PW. HIMMAH ACEH
Pasal 29

1. Laporan Pertanggung Jawaban PW.HIMMAH Aceh Periode 2018-2021 disampaikan di dalam


Sidang Pleno Konferwil.
2. Penilaian atas laporan pertanggung jawaban PW.HIMMAH Aceh disampaikan melalui pandangan
umum dalam Sidang Pleno Konferwil

Pasal 30

Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban PW. HIMMAH Aceh Periode 2018-2021 setelah melalui
proses seperti tersebut pada Pasal 29 Tata Tertib ini.

BAB X
TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
DAN PEMBENTUKAN PENGURUS WILAYAH
HIMMAH ACEH

Pasal 31
Pemilihan Ketua Umum dan Pembentukan Pengurus PW. HIMMAH Aceh dilaksanakan dengan tahap
sebagai berikut :
1. Pencalonan Ketua Umum
2. Pemilihan Ketua Umum/Ketua Formatur
3. Pemilihan Anggota Formatur
4. Pembentukan Dewan Pengurus PW. HIMMAH Aceh

Pasal 32

Penggunaan hak suara dalam tahap pencalonan Ketua dilaksanakan oleh :


1. Calon Ketua Umum dapat mengajukan diri
2. Calon Ketua Umum dapat diajukan oleh peserta Konferwil

Pasal 33

1. Bakal Calon Ketua Umum dipilih dan ditetapkan oleh Peserta Konferwil didalam Sidang Pleno;
2. Ketua Umum dipilih dari calon-calon ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh
pimpinan sudang didalam Sidang Pleno;
3. Persyararatan menjadi Calon Ketua Umum PW. HIMMAH Aceh adalah :
a. Pernah mengikuti LKD dan LKM
b. Sedang/pernah aktif menjadi Pengurus PW. HIMMAH Aceh
c. Sedang/pernah aktif menjadi Pengurus PC. HIMMAH Kab/Kota
d. Sebagai Mahasiswa Aktif dan/atau 3 tahun setelah diwisuda dengan menunjukkan kartu
mahasiswa
e. Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap organisasi dan tidak pernah tercela dan bebas
Narkoba serta bersedia bertanggung jawab untuk melaksanakan amanat organisasi hingga
akhir masa jabatan
f. Menyampaikan Kesediaan untuk dipilih sebagai Calon Ketua Umum PW. HIMMAH Aceh
Periode 2021-2023 kepada Pimpinan Sidang, selambat-lambatnya sebelum Pemilihan
dilaksanakan.

Pasal 34

1. Pencalonan Ketua dilakukan melalui tiga tahap.


2. Tahap Pertama :
a. Calon-calon Ketua Umum yang dinyatakan sah diminta untuk menyampaikan visi, persepsi
dan interpretasi dalam upaya mengemban amanah Organisasi
c. Apabila jumlah calon Ketua hanya 1 (satu), maka tidak dilakukan pemilihan tahap ke-2 dan
langsung dinyatakan sebagai Ketua terpilih oleh Pimpinan Sidang Pleno.
3. Tahap Kedua :
a. Pencalonan tahap kedua dilakukan untuk memilih Ketua Umum guna ditetapkan sebagai
Ketua terpilih
b. Apabila pemilihan menghasilkan perolehan suara yang sama, maka dilakukan pemilihan ulang
sampai terdapat selisih.

4. Tahap Ketiga :
a. Ketua Terpilih diumumkan oleh Pimpinan Sidang dalam Sidang Pleno Konferwil
b. Ketua terpilih bersama-sama Anggota Formatur menyusun Kepengurusan Pimpinan Wilayah
HIMMAH Aceh periode 2021-2023.

Pasal 35

1. Pemilihan Formatur dilaksanakan dalam Sidang Pleno Konferwil.


2. Pengambilan Keputusan untuk memilih Formatur sama dengan cara pengambilan keputusan pada
Bab XI (tentang quorum dan Tata Cara Pengambilan Keputusan) Tata Tertib ini.
3. Formatur ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang unsur DPP. HIMMAH (apabila ada)
b. 1 (satu) orang unsur Pengurus PW. HIMMAH Aceh
c. 1 (satu) orang Ketua Terpilih
d. 1 (satu) Orang unsur PC. HIMMAH

4. Komposisi Formatur terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang Sekretaris
merangkap Anggota dan anggota-anggota.
5. Ketua Tim Formatur adalah Ketua Terpilih.
6. Formatur mempunyai mandat penuh untuk menyusun kepengurusan dengan memperhatikan
usulan nama-nama resmi yang direkomendasikan oleh PC yang telah ditetapkan sebagai Peserta
maupun Peninjau Konferwil.

Pasal 36

1. Ketua Terpilih bersama-sama Anggota Formatur menyusun kepengurusan PW. HIMMAH Aceh
Periode 2021-2023.
2. Hasil Rapat Formatur Konferwil diumumkan dalam Sidang Pleno Konferwil sebelum Penutupan
Konferwil.
3. Struktur dan Jumlah Kepengurusan PW. HIMMAH Aceh disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

BAB XI
PELANTIKAN

Pasal 37

Hal-hal yang berkaitan dengan pelantikan PW. HIMMAH Aceh akan diatur tersendiri oleh Pengurus PW.
HIMMAH Aceh terpilih.
BAB XII
RISALAH
Pasal 38

Untuk setiap Sidang dibuat Risalah, yakni laporan jalannya Sidang secara tertulis yang berisi :
1. Tempat dan Acara Sidang
2. Hari/tanggal Sidang dan Jam Permulaan serta Penutupan Sidang
3. Pimpinan Sidang
4. Nama-nama utusan dan peninjau yang hadir
5. Juru bicara dan pendapat masing-masing
6. Keputusan/kesimpulan Sidang
7. Dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk dicatat
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 39

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diputuskan oleh Konferwil.

Pasal 40

Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Banda Aceh


Pada Tanggal : 13 November 2021
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA/
PANITIA PENGARAH KONFERENSI WILAYAH IX
HIMPUNAN MAHASISWA AL-WASHLIYAH (HIMMAH) ACEH

Ketua Sekretaris

Hifjir Bin Tarmizi, M.Pd Miswardi Ilyas, S.Pd

Anggota

Said Mustawa Taisir, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai