BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Konferensi Wilayah ke- IX Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah Aceh tahun 2021 adalah pemegang
kekuasaan tertinggi Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah Aceh yang selanjutnya dalam Tata Tertib ini
disebut Konferwil HIMMAH Aceh.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
BAB III
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 3
BAB IV
HAK PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 4
Pasal 5
1. Pernyataan atau pendapat yang diajukan harus disusun secara singkat serta jelas untuk
disampaikan melalui Pimpinan Sidang.
2. Apabila dipandang perlu, bentuk, isi dan sifat pertanyaan/pendapat penanya/pengusul dapat
diperjelas oleh Pimpinan Sidang.
3. Pimpinan Sidang berhak mengambil kesimpulan atas pertanyaan/pendapat itu.
BAB V
ALAT-ALAT KELENGKAPAN
Pasal 6
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
1. Hasil-hasil Sidang Komisi yang dilaporkan akan mendapat penilaian dan pengesahan oleh Sidang
Pleno Konferwil.
2. Hasil-hasil Sidang Komisi yang sudah disahkan oleh Sidang Pleno Konferwil, ditanda tangani oleh
Pimpinan Sidang Pleno Konferwil.
Pasal 12
BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT
Pasal 13
Pasal 14
1. Setiap sidang yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari unsur
PW. HIMMAH Aceh, PC. HIMMAH dan PK. HIMMAH.
2. Pimpinan sidang berkewajiban :
a. Memimpin Persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.
b. Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraan, mendudukkan persoalan
serta meluruskan pembicaraan sesuai acara persidangan.
Pasal 15
1. Pimpinan Sidang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Anggota.
2. Pimpinan Sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan.
BAB VII
TATA CARA BERBICARA
Pasal 16
1. Demi ketertiban dan kelancaran persidangan peserta dan peninjau berbicara melalui/seizin
Pimpinan Sidang.
2. Setiap pembicara baik peserta maupun peninjau berbicara atas nama utusan yang diwakilinya.
Pasal 17
1. Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara di atur oleh Pimpinan Sidang.
2. Bilamana pembicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, Pimpinan Sidang memperingatkan
pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus mentaati peringatan itu.
Pasal 18
1. Sebelum berbicara, setiap pembicara mendaftarkan pada Pimpinan Sidang terlebih dahulu.
2. Pembicara yang belum mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, tidak
berhak berbicara kecuali bila menurut Pimpinan Sidang ada alasan - alasan yang dapat diterima.
Pasal 19
Pasal 20
Terhadap pembicara mengenai hal-hal tersebut dalam pasal 19 tata tertib ini mengingat waktu yang
tersedia tidak boleh melebihi waktu 3 (tiga) menit.
Pasal 21
1. Apabila pembicara menyimpang dari pokok-pokok pembicaraan maka Pimpinan Sidang dapat
memperingatkan dan meminta supaya kembali kepada pokok pembicaraan.
2. Penyimpangan dari pokok pembicaraan kecuali dalam hal-hal tersebut dalam pasal 19 tata tertib ini
tidak diperkenankan.
Pasal 22
1. Apabila seseorang pembicara dalam Sidang mempergunakan kata-kata yang menyinggung harkat
pribadi seseorang atau menganjurkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan hukum, Pimpinan Sidang dapat memberikan nasihat, dan memperingatkan supaya
pembicara tertib kembali.
2. Dalam hal demikian Pimpinan Sidang memberi kesempatan kepada pembicara yang bersangkutan
untuk menarik kembali kata-kata yang menyebabkan ia diberi peringatan.
Pasal 23
1. Apabila seorang Peserta atau Peninjau melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban Sidang,
Pimpinan Sidang memperingatkan agar peserta atau peninjau tersebut menghentikan
perbuatannya itu.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 pasal ini tidak diindahkan, Pimpinan Sidang dapat menyuruh
utusan atau peninjau untuk meninggalkan ruang sidang.
BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 24
1. Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ jumlah peserta sebagaimana diatur
dalam Pasal 3 Tata Tertib ini.
2. Dalam hal pemilihan Ketua/AnggotaFormatur, Sidang Pleno Konferwil sekurang-kurangnya dihadiri
oleh lebih dari ½ jumlah utusan.
Pasal 25
1. Setiap Sidang Pleno memerlukan quorum seperti tersebut dalam pasal. 24 ayat (1) Tata tertib ini.
2. Apabila hal dimaksud dalam ayat 1 pasal ini tidak tercapai, maka Sidang ditunda paling banyak 2
kali dengan selang waktu paling lama 30 menit.
3. Apabila setelah 2 kali penundaan masih juga hal tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini belum
tercapai, maka Sidang dianggap memenuhi quorum dan dapat mengambil keputusan.
Pasal 26
Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan secara musyawarah atau mufakat dan apabila hal
ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 27
Keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat juga diambil apabila keputusan musyawarah atau
mufakat sudah tidak mungkin diusahakan karena adanya pendirian sebagian Peserta atau Peninjau
yang tidak dapat dipertemukan lagi atau faktor waktu yang mendesak.
Pasal 28
Pasal 30
Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban PW. HIMMAH Aceh Periode 2018-2021 setelah melalui
proses seperti tersebut pada Pasal 29 Tata Tertib ini.
BAB X
TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
DAN PEMBENTUKAN PENGURUS WILAYAH
HIMMAH ACEH
Pasal 31
Pemilihan Ketua Umum dan Pembentukan Pengurus PW. HIMMAH Aceh dilaksanakan dengan tahap
sebagai berikut :
1. Pencalonan Ketua Umum
2. Pemilihan Ketua Umum/Ketua Formatur
3. Pemilihan Anggota Formatur
4. Pembentukan Dewan Pengurus PW. HIMMAH Aceh
Pasal 32
Pasal 33
1. Bakal Calon Ketua Umum dipilih dan ditetapkan oleh Peserta Konferwil didalam Sidang Pleno;
2. Ketua Umum dipilih dari calon-calon ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh
pimpinan sudang didalam Sidang Pleno;
3. Persyararatan menjadi Calon Ketua Umum PW. HIMMAH Aceh adalah :
a. Pernah mengikuti LKD dan LKM
b. Sedang/pernah aktif menjadi Pengurus PW. HIMMAH Aceh
c. Sedang/pernah aktif menjadi Pengurus PC. HIMMAH Kab/Kota
d. Sebagai Mahasiswa Aktif dan/atau 3 tahun setelah diwisuda dengan menunjukkan kartu
mahasiswa
e. Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap organisasi dan tidak pernah tercela dan bebas
Narkoba serta bersedia bertanggung jawab untuk melaksanakan amanat organisasi hingga
akhir masa jabatan
f. Menyampaikan Kesediaan untuk dipilih sebagai Calon Ketua Umum PW. HIMMAH Aceh
Periode 2021-2023 kepada Pimpinan Sidang, selambat-lambatnya sebelum Pemilihan
dilaksanakan.
Pasal 34
4. Tahap Ketiga :
a. Ketua Terpilih diumumkan oleh Pimpinan Sidang dalam Sidang Pleno Konferwil
b. Ketua terpilih bersama-sama Anggota Formatur menyusun Kepengurusan Pimpinan Wilayah
HIMMAH Aceh periode 2021-2023.
Pasal 35
4. Komposisi Formatur terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang Sekretaris
merangkap Anggota dan anggota-anggota.
5. Ketua Tim Formatur adalah Ketua Terpilih.
6. Formatur mempunyai mandat penuh untuk menyusun kepengurusan dengan memperhatikan
usulan nama-nama resmi yang direkomendasikan oleh PC yang telah ditetapkan sebagai Peserta
maupun Peninjau Konferwil.
Pasal 36
1. Ketua Terpilih bersama-sama Anggota Formatur menyusun kepengurusan PW. HIMMAH Aceh
Periode 2021-2023.
2. Hasil Rapat Formatur Konferwil diumumkan dalam Sidang Pleno Konferwil sebelum Penutupan
Konferwil.
3. Struktur dan Jumlah Kepengurusan PW. HIMMAH Aceh disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
BAB XI
PELANTIKAN
Pasal 37
Hal-hal yang berkaitan dengan pelantikan PW. HIMMAH Aceh akan diatur tersendiri oleh Pengurus PW.
HIMMAH Aceh terpilih.
BAB XII
RISALAH
Pasal 38
Untuk setiap Sidang dibuat Risalah, yakni laporan jalannya Sidang secara tertulis yang berisi :
1. Tempat dan Acara Sidang
2. Hari/tanggal Sidang dan Jam Permulaan serta Penutupan Sidang
3. Pimpinan Sidang
4. Nama-nama utusan dan peninjau yang hadir
5. Juru bicara dan pendapat masing-masing
6. Keputusan/kesimpulan Sidang
7. Dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk dicatat
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 39
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diputuskan oleh Konferwil.
Pasal 40
Ketua Sekretaris
Anggota