Anda di halaman 1dari 5

TATA TERTIB Dok.

2
MUSYAWARAH PARIPURNA I PERWAKA UMUM AMBON

BAB I
Dasar, Kedudukan, Wewenang/Tugas dan Susunan
Pasal 1
1. Pelaksanaan Musyawarah Paripuna Persekutuan Warga Kamarian Amalohi didasar
kanpada Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 Ayat 2 Butir a dan Anggaran Rumah Tangga
bab VII pasal 17..
2. Musyawarah Paripuna berkedudukan sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi
dalam Organisasi dan dilaksanakan 4 (empat) tahun sekali.
3. Musyawarah Paripuna berwenang/bertugas untuk :
a. Merubah dan atau menetapkan AD dan ART PERWAKA
b. Menetapkan Keputusan dan Kebijakan Organisasi
c. Menetapkan Garis-Garis Besar Program selama 4 (empat) tahun
d. Memilih dan menetapkan Pengurus PERWAKA Umum
4. Susunan Musyawarah Paripuna terdiri dari:
a. Rapat Komisi
b. Rapat/Sidang Plenno/Paripurna.
c .Rapat Khusus/Rapat Formatur

BAB II
Pimpinan Musyawarah, Tugas & Wewenang
Pasal 2,
Pimpinan Musawarah
1. Pimpinan Musyawarah Paripuna dipimpin oleh Pengurus Perwaka Umum sebagai
Penanggung Jawab Musyawarah Paripurna untuk pembukaan Musyawarah (pembukaan
sidang-sidang sampai dengan selesai pemilihan dan penetapan Majelis Ketua) dan
selanjutnya Musyawarah akan dipimpin oleh Majelis Ketua yang dipilih dan ditetapkan
dalam Musyawarah Paripurna..
2. Majelis Ketua berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang Unsur Pengurus
Perwaka Umum dan 2 (dua) orang dari Unsur Peserta/Perutusan Sektor.
3. Pemilihan Majelis Ketua akan dipilih oleh Peserta Musyawarah Paripurna serta proses
dan mekanisme pemilihannya diatur melalui Pengurus Perwaka Umum.
4. Setelah terpilihnya Majelis Ketua, maka ditetapkan oleh Musyawarah Paripurna melalui
Pengurus Perwaka dalam hal ini yang memimpin sidang dengan Keputusan Musyawarah
Paripurna, kemudian penyerahan Palu Sidang bagi Majelis Ketua untuk melanjutkan dan
memimpin jalan-nya Sidang-Sidang dalam Musyawarah Paripurna sampai selesai.
5. Rapat-rapat komisi dipimpin oleh Pimpinan Komisi yakni terdiri dari seorang Ketua dan
Sekretaris.
6. Rapat-rapat panitia khusus atau Rapat Formatur dipimpin oleh panitia khusus/Ketua dan
Sekretaris Formatur.
Pasal 3
Tugas dan Wewenang Pimpinan Musyawarah
1. Mengundang untuk memulai dan mengakhiri rapat-rapat/sidang-sidang sesuai jadwal
yang telah ditetapkan Musyawarah Paripurna.
2. Memimpin jalannya rapat-rapat/siding-sidang pada Musyawarah Paripurna.
3. Mengundang dan mengatur secara berurutan kepada pembicara, agar waktu pembicaraan
dapat dimanfaatkan se-efektif mungkin.
4. Menegur dan bila perlu menarik hak berbicara apabila pembicara menyimpang dari
pokok pembahasan dan atau tata tertib Musyawarah Paripurna.
5. Jika perlu permasalahan telah selesai dibahas dalam Musyawarah Paripurna, pimpinan
Musyawarah Paripuna hendaknya menyimpulkan hasil pembahasan tersebut untuk
memberI arahan pengambilan keputusan.

BAB III
Peserta Musyawarah Paripurna, Hak dan Kewajiban
Pasal 4
Peserta Musyawarah Paripurna
Peserta Musyawarah Paripuna sesuai ART Bab VII Pasal 18 terdiri dari peserta biasa dan
luar biasa :
1. Peserta biasa terdiri dari
a. Pengurus PERWAKA Umum
b. Pembina PERWAKA Umum
c. Perutusan atau perwakilan PERWAKA Sektor berjumlah 9 (sembilan) orang yang
terdiri dari 5 (lima) orang pengurus dan 4 (empat) orang anggota yang ditunjuk
oleh Pengurus Sektor.
2. Peserta luar biasa yang terdiri dari;
a. Pembina PERWAKA Sektor
b. Utusan Perasatuan Pemuda Pelajar Kamarian Amalohi (PPPKA) berjumlah
7 (tujuh) orang
c. Undangan yang ditentukan oleh Pengurus PERWAKA Umum.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban
1. Peserta biasa mempunyai hak bicara dan suara
2. Pesesrta luar biasa mempunyai hak bicara
3. Setiap pembicara memiliki hak bicara selama 3 menit dan akan dicabut hak bicara
tersebut oleh pimpinan Musyawarah Paripuna jika ternyata telah melewati batas waktu.
4. Pesesrta yang telah diberhentikan pembicaraannya sebagaimana ayat 3 memiliki hak
untuk menyampaikan permasalahan yang belum dibicarakan secara tertulis kepada
pimpinan Musyawarah Paripurna.
5. Setiap peserta berhak untuk interupsi yang terdiri dari :
a. Informasi (Point of information)
b. Penjernihan Masalah (Poin of clarivication)
c. Menempatkan permasalahan sesuai dengan aturan pembahasan (poin of order)
d. Mencegah pelecehan nama baik seseorang (poin of self Previledge)
6. Menaati seluruh ketentuan Musyawarah Paripurna
7. Mengikuti seluruh kegiatan Musyawarah Paripunasesuai jadwal yang ditetapkan
Musyawarah Paripurna.
8. Menghadiri rapat-rapat/siding-sidang 15 menit sebelum rapat-rapat dimulai
9. Menandatangani daftar hadir.
10. Setiap kali hendak meninggalkan Musyawarah Paripunayang berlangsung wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pimpinan Musyawarah Paripunau untuk
mendapatkan persetujuan.
11. Setiap kali menghadiri rapat-rapat/siding-sidang harus menggunakan tanda pengenal.
12. Menghormati dalam hal ini tidak mengganggu setiap pembicara yang sedang
menggunakan hak bicaranya.

BAB IV
Tata Cara Pemilihan Pengurus PERWAKA
Pasal 6
1. Pemilihan bakal calon ketua dan sekretaris dilakukan secara terpisah
2. Setiap peserta biasa mengajukan 1 (satu) bakal calon ketua atau 1 (satu) bakal calon
sekretris pada kertas yang telah di sediakan oleh majelis ketua
3. Proses perhitungan suara dilaksanakan secara terpisah dan dicatat pada papan
perhitungan suara
4. Bakal Calon Ketua Umum dan Sekretaris Umum yang memiliki suara terbanyak
ditetapkan sebagai calon untuk selanjutnya dipilih dalam Musyawarah Paripurna.
5. Untuk melengkapi keseluruhan Struktur Pengurus PERWAKA dan Pembina Perwaka
periode masa bakti tahun 2022-2026, maka dibentuk tim Formatur yang ditunjuk
secara bijaksana oleh Majelis Ketua dengan persetujuan peserta Musyawarah Paripurna.
6. Apabila Bakal Calaon Ketua Umum dan Sekretaris Umum hanya suaranya tunggal, maka
dapat ditetapkan sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum periode masa bakti tahun
2022-2026 dengan meminta persetujuan Musyawarah.
7. Selanjutnya Kriteria, Prosedur Pencalonan dan Prosedur atau Tata Cara Pemilihan Ketua
Umum dan Sekretaris Umum PERWAKA, Pengurus Lengkap dan Pembina PERWAKA
diatur tersendiri dalam Komisi Kerja.

Pasal 7
Tata Cara Pembahasan
1. Setiap pokok masalah yang hendak ditetapkan sebagai keputusan Musyawarah Paripurna,
dibicarakan melalui dua babak pembahasan, kecuali terhadap pokok masalah yang karena
urgensinya oleh Pimpinan Musyawarah Paripunadipandang perlu untuk diadakan babak
pembahasan khusus.
2. Tata cara pembahasan pokok masalah yang ditetapkan sebagai keputusan Musyawarah
Paripuna sebagaimana ayat (1) dilaksanakan melalui dialog dan musyawarah, dimana setiap
peserta berkesempatan menyampaikan pandangannya.
3. Dalam rangka memelihara efisiensi dan efektivitas mekanisme Musyawarah Paripunadan
pengambilan keputusannya, tata cara pembahasan Laporan Umum dan Keuangan
dilaksanakan melalui dialog dan musyawarah, dimana penyampaian pandangan setiap
peserta diatur melalui pandangan umum perdelagasi, dan tiap delagasi ditetapkan lama
waktu penyampaian pandangan umum adala 7 (tujuh) menit.
Pasal 8
Kesimpulan Pembahasan
1. Jika suatu pokok permasalahan telah selesai dibahas oleh Musyawarah Paripurna, Pimpinan
Musyawarah Paripunahendaknya menyimpulkan hasil pembahasan tersebut untuk memberi
arah bagi pengambilan keputusan.
2. Apabila kesimpulan sebagaimana ayat (1) tidak dapat ditempuh Pimpinan Musyawarah
Paripunamengingat kompleksnya pokok permasalahan yang dibahas, maka dapat
diselesaikan oleh Rapat Khusus.

BAB V
Pengambilan Keputusan
Pasal 9
1. Pengambilan keputusan mengenai suatu pokok masalah dilakukan oleh peserta Biasa
Musyawarah Paripurna.
2. Setiap keputusan diambil dengan mengedepankan azas musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila musyawarah untuk mufakat sebagaimana ayat (2) tidak tercapai, keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak dari peserta biasa Musyawarah Paripurna.
4. Pengambilan keputusan mengenai orang dilakukan secara tertulis.

Pasal 10
Sahnya Musyawarah Paripurna
1. Musyawarah Paripuna dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga)
dari jumlah peserta biasa Musyawarah Paripurna.
2. Rapat-rapat Komisi dan atau Rapat Khusus/Rapat Formatur dianggap sah apabila dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta Rapat Komisi dan atau Rapat
Khusus.

BAB VI
Pasal 11
Ketentuan Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditentukan kemudian sesuai keputusan
Musyawarah Paripurna.
2. Tata Tertib ini digunakan untuk Musyawarah Paripuna PERWAKA Umum tahun 2022.
3. Tata Tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila masih terdapat kekeliruan
atau kesalahan akan dirubah sebagaimana mestinya dengan meminta persetujuan qorum
Musyawarah Paripurna.
Ditetapkan di : Ambon
Pada tanggal : 30 Juli 2022

PIMPINAN MUSYAWARAH

Anda mungkin juga menyukai