Anda di halaman 1dari 6

Latar belakang

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang keberadaannya tidak diragukan lagi


perannya dalam perjuangan Indonesia dan juga sebagai gerakan dakwah yang memfokuskan
pada agama Islam. Kyai Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah menyebarkan agama
Islam dan tidak hanya menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Namun juga,
Muhammadiyah menjadi sebuah organisasi yang turt serta membantu bangsa Indonesia lepas
dari cengkeraman penjajah dan mendapatkan Kemerdekaannya. 
Sebagai ogranisasi sosial, Muhammadiyah terus dituntut untuk mengembangkan
perannya dalam memperkuat demokrasi, meningkatkan kesekahteraan rakyat, keadilan
ekonomi, politik, dan hukum, mendorong terwujudnya kepastian hukum dan pemberantasan
korupsi, menciptakan keharmonisasi dan kerukunan antar umat beragama, mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kesenjangan.
Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil dalam membentuk kemerdekaan Indonesia
karena jauh sebelum kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat terjadi
perdebatan tentang dasar-dasar negera. Begitu pula, ketika kemerdekaan banyak sekali figur-
figur Muhammadiyah didalam pembahasan dan perdebatan tersebut. Bahkan ketua PP
Muhammadiyah waktu itu Ki Bagoes Hadikoesoemo sangat berjasa dalam menyelamatkan
bangsa dan negara Indonesia. Dalam menjalankannya Muhammadiyah memiliki rencana, dasar
pemikiran dan anggara dasar yang telah ditetapkan dan semua kegiatan yang dilakukan tidak
boleh bertentangan dengan hal tersebut.
Selain itu, Muhammadiyah menyadari bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya
berdaulat, walaupun memiliki banyak kekayaan dan sumber daya alam yang melimpah. Namun
masih banyak hal harus dilakukan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Karena itu,
Muhammadiyah melakukan berbagai hal sebagai bentuk rasa tanggungjawab terhadap NKRI
dan sebagai salah satu pendiri NKRI. Maka dari itu , komitmen konstitusional dalam organisasi
Muhammadiyah. Muhammdiyah dinilai sebagai salah satu organisasi yang memiliki dokumen
keorganisasian, dasar-dasar dan pedoman organisasi yang paling lengkap dan mendasar untuk
dijadikan acuan yang sangat kuat.
Pembahasan : khittah muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Khittah artinya garis besar perjuangan. Khittah mengandung konsepsi(pemikiran)


perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah berjuang. Hal tersebut mempunyai
arti penting karena menjadi landasan berfikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan
anggota muhammadiyah.

Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab yang berarti rencana,
jalan, langkah atau garis (Kamus Al-Munawwir, 1997). Sedangkan secara terminologis yaitu
suatu pikiran untuk melaksanakan perjuangan ideologi atau keyakinan hidup.

Dari masa ke masa kepemimpinan Muhammadiyah, telah muncul atau lahir beberapa
Khittah. Khittah tersebut disusun dan dibuat berdasarkan perkembangan zaman  yang isinya
berdasarkan tujuan Muhammadiyah dan mununjukkan situasi ynag merujuk kepada situasi
yang sedang terjadi saat itu. Umunya suatu Khittah memiliki sifat pembinaan kepemimpinan
dan bimbingan untuk berjuang bagi para anggota Muhammadiyah. 

Pada dasarnya khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang merupakan aspek
atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah. Selain itu, khittah juga mengandung arti sebagai
pemikiran perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan akan kemana arah perjuangan
tersebut. Sehingga dalam hal ini, khittah mempunyai arti yang penting karena merupakan
sebuah landasan pemikiran bagi setiap pemimpin dan yang menjadi anggota muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi
mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa
Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq dan
muamalah dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara


merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi
mungkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga
masa awal setelah kemerdekaan Indonesia.
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi kemasyarakatan) yang
mengemban misi da’wah amar ma’ruf nahi mungkar senantiasa bersikap aktif dan kontruktif
dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional yang sesuai dengan khittah (garis)
perjuangan serta tidak akan tinggal diam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh
bangsa dan negara. Muhammadiyah senatiasa merasa terpanggil untuk berkiprah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai
berikut:

1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara


merupakan salah satu aspek dari ajaran islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-
dunyawiat) yang harus selalu dimotivasi,dijiwai, dan dibingkai oleh nilai nilai luhur
agama dan moral yang utama.
2. Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui
pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan
untuk membangun kehidupan dimana nilai-nilai ilahiyah melandasi dan tumbuh subur
bersama dengan tegaknya nilai-nilai
kemanusiaan,keadilan,perdamaian,ketertiban,kebersamaan,dan keadaban untuk
terwujudnya “baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur”.
3. Muhammadiyah memiliki perjuangan dalam kehidupan berbangsan dan bernegara
melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya
masyarakat madani(civil society) yang kuat sebagaimana tujuan muhammadiyah untuk
mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis
atau berorientasi pada kekuasaan (real politics). Untuk dijalankan oleh partai-partai
politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju
terciptanya sistem politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita
luhur bangsa dan negara.
5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dakwah
amar ma’ruf nahi mungkardengan jalan mempengaruhi prosesdan kebijakan negara
agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah
secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana
pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan
kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah senantiasa
mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan
fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar demi tegaknya sistem
politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan untuk
menggunakan hak pilihannya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-
masing . penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggung jawab sebagai
warga negara yang dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan
kepentingan muhammadiyah, demi kemaslahatan bangsa dan negara.
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk
benar benar melakanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan
mengedepankan tanggung jawab (amanah), akhlak mulia (akhlak al-karimah),
keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktifitas politik tersebut harus
sejalan dengan upaya memperjuangkan misi. Persyarikatan dalam melaksanakan
da’wah amar ma’ruf nahi mungkar.
9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan manapun
berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara kearah yang lebih
baik,maju,demokratis dan berkeadaban.
10. Muhamadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara
merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da’wah amar
ma’ruf nahi mungkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman
pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam
kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan
taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya
sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab dalam
mewujudkan “baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur”.

B.     Muhammadiyah Sebagai Bagian Dari Pendiri NKRI


Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas dapat dilihat dari
lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai plopor kebangkitan Islam di Indonesia sejaktahun
1912. Dalam Muhammadiyah sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk membangun
bangsa ini mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan sosial. Salah satu cotoh dari
organisasi kemuhammadiyahan ini yaitu terobosan baru dalam bidang pendidikan dengan
mengadopsi pendidikan berbasis Belanda namun masih berdasarkan pada Islam yang pada saat
itu masih dianggap asing bagi masyarakat di Kauman.
Selain itu kelahiran Muhammadiyah memberikan corak spirit dan cita-cita untuk
perkembangan zaman yang lebih baik sesuai dengan paham Islam yang sesungguhnya. Adapun
sesungguhnya tujuan dari gerakan Muhammadiyah ini yaitu perjuangan untuk kesejahteraan
bersama (masyarakat) berdasarkan pada tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah, hal inilah yang
menjadikan Muhammadiyah menjadi salah satu pendiri dari NKRI karena cita-cita
Muhammadiyah dan Kebangsaan Indonesia ini sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat Indonesia.
Seseorang atau sebuah organisasi yang ikut serta dalam membangun dan mendirikan
NKRI merupakan sebuah kesadaran diri ingin membangun bangsa ini dengan mewujudkan masa
depan bersama dalam sebuah negara yang besar.
Umat Islam Indonesia melalui partai-partai Islam telah terlibat aktif dalam proses politik.
Ini berati penerimaan pada demokrasi tidak lagi menjadi masalah alias sudah final. Selama ini
tokoh- tokoh Organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain- lain telah dapat
bekerja sama dengan pemerintah. Ini menunjukan bahwa demokrasi menjadi instrument politik
bangsa ini untuk mewadahi aspiras- aspirasi politik yang terus berkembang, dengan demokrasi
memungkinkan terjadinya kesepakatan- kesepakatan politik dicapai guna menjadi
keberlanjutan bangsa ini alam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang memiliki ideologi yang sama dengan
cita-cita Indonesia, yakni seperangkat paham tentang kehidupan dan strategi perjuangan untuk
mewujudkan cita- cita Bangsa, salah satu Ideologi Muhammadiyah yaitu ajaran atau ilmu
pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara- cara,
angan-angan, atau gambaran dalam pikiran untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup dan
kehidupan yang benar dan tepat berdasarkan tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah, salah satu
ideologi ini sama halnya dengan tujuan/ cita- cita bangsa yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa dan menciptakan keadilan dan kesejahtraan bagi rakyat Indonesia yang berdasarkan
pada tuntunan agama.
Meskipun Muhammadiyah telah menetapkan visinya tentang masyarakat ideal, namun
Muhammadiyah tidak memiliki niat untuk mendirikan negara Islam Indonesia.Muhammadiyah
harus memegang teguh kerangka NKRI dalam konteks nasionalisme karena beberapa alasan:
1.    Muhammadiyah menginginkan kesejahteraan umat (maslahah ummah) sebagai tujuan utama
perjuangan politik Muhammadiyah sebagai partai politik.
2.    Muhammadiyah sangat menyadari bahwa gerakan globalisasi mengandung “agenda baru atau
tersembunyi dari para pendukungnya, sehingga Muhammadiyah harus membangun konsep
negara demi kedaulatan negara, bangsa dan wilayah, dan untuk membentengi negara dari
intervensi negara lain sebagai akibat dari ketidakadilan global.

Daftar pustaka

 http://www.irmangusman.com/satu-abad-dan-peran-kebangsaan-muhammadiyah/
(diakses, 08 mei 2015)
 Akhsrullah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, (Makassar: Pdf , 2015), hlm. 9
 Hamdan Hambali, Ideologi Dan Strategi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2006), hlm. 153
 Hamdan Hambali, Ideologi Dan Strategi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2006), hlm. 154-156
 Muhammad Julijanto, Agama Agenda Demokrasi Dan Perubahan Sosial (Yogyakarta:
DEEPUBLISH, 2015), hlm.xx.
 Haedar Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2014), hlm.32.
 Fuad Fahrudin, Agama dan Pendidikan Demokrasi (Yogyakarta: INSEP, 2006), hlm.
149-150

Anda mungkin juga menyukai