Anda di halaman 1dari 6

SNPPM (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2022

Spesial Issue Pra-Muktamar Muhammadiyah ke 48


E-ISSN 2962-8148 | P-ISSN 2962-2018
Universitas Muhammadiyah Metro
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/issue/view/8

GERAKAN EKONOMI DALAM AMAL USAHA

Febriyanto1
1*
Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Indonesia
E-mail: febriyanto0223027901@gmail.com 1*

ABSTRAK
Muhammadiyah telah memiliki amal usaha dengan jumlah cukup banyak dan tentu menjadi bagian
penting. Gerakan Muhammadiyah mencakup bidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Ekonomi
telah menjadi rujukan bagi sebuah program pembangunan. Peran Muhammadiyah dalam gerakan
ekonomi melalui amal usaha dengan mengoptimalkan faktor-faktor produksi yang dimiliki
persyarikatan, yaitu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya, mengembangkan jiwa
enterpreneur warga Muhammadiyah dan meningkatkan produktivitas aset. Beberapa faktor yang
menjadi program strategis agar setiap amal usaha menjadi bagian gerakan bidang ekonomi sesuai
salah satu pilar utama gerakan Muhammadiyah yang telah ditetapkan pada muktamar Makasar.
Program yang perlu dijadikan sebagai faktor penggerak adalah optimalisasi kekuatan bidang ekonomi
berbasis warga Muhammadiyah, memaksimalkan potensi Sunber Daya Manusia yang menjadi modal
penggerak, memajukan dan mengoptimalkan diversifikasi gerakan ekonomi dalam aktifitas amal
usaha, membentuk konsep gerakan ekonomi amal usaha dengan mengembangkan amal usaha milik
Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi. Mengoptimalkan peran
koperasi bagi anggota Muhammadiyah dan memberdayakan warga Muhammadiyah di bidang
kegiatan ekonomi dengan mengembangkan usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah sebagai
bentuk optimalisasi gerakan ekonomi dalam amal usaha.

Kata Kunci: amal usaha, gerakan ekonomi, sunber daya manusia.

PENDAHULUAN
Muhammadiyah dalam gerakannya tetap menyeimbangkan kegiatan ekonomi, memberi teladan
dengan menjalankan bisnis sekaligus berdakwah. Muhammadiyah selalu membawa prinsip amar
ma’ruf nahi munkar. Namun disisi lain ia tidak terlepas dari sektor kegiatan ekonomi sebagai
penompang kokohnya dakwah. Sumber utama kekuatan ekonomi Muhammadiyah yaitu simpatisme
anggota dari setiap individunya. Pendiri Muhammadiyah dalam menggerakkan organisasi
persyaraikatan telah memberi teladan dengan menjalankan bisnis sekaligus berdakwah. Dimulai dari
kelahirannya, Muhammadiyah telah menetapkan visinya dalam dakwah dengan prinsip amar ma’ruf
nahi munkar untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujudnya
masyarakat Islam yang diridhai Allah SWT (masyarakat utama yang sejahtera lahir dan batin).
Kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dalam kaitanya dengan kondisi ekonomi. Salah satu
pilar utama gerakan Muhammadiyah yang telah ditetapkan pada Muktamar Makasar (2015) adalah
bidang ekonomi. Oleh karena itu kegiatan bidang ekonomi adalah program strategis, dan sudah
selayaknya untuk terus memaksimalkan peran Majelis bidang ekonomi atau membuat Badan Usaha
Milik Muhammadiyah (BUMM).
Muhammadiyah saat ini telah memiliki amal usaha dengan jumlah sedemikian banyak, tentu
menjadi bagian penting dari pembangunan bangsa. Gerakan Muhammadiyah yang mencakup dalam
bidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Ekonomi telah menjadi rujukan bagi sebuah program
pembangunan.

1
SNPPM (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2022
Spesial Issue Pra-Muktamar Muhammadiyah ke 48
E-ISSN 2962-8148 | P-ISSN 2962-2018
Universitas Muhammadiyah Metro
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/issue/view/8

Program pembangunan tidak terlepas dari persoalan kemiskinan dan kesejahteraan. Kajian
persoalan tersebut tentu perlu membahas aktivitas dan gerakan ekonomi sebagai salah satu ukuran
tingkat pertumbuhan atau pembangunan suatu masyarakat. Gerakan ekonomi yang dimaksud
bukanlah idiologisasi ekonomi, namun gerakan yang mengusahakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan potensi ekonomi yang ada, sehingga mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapi. Keterlibatan dan kerjasama warga menjadi faktor utama dalam mewujudkan
keberhasilan gerakan tersebut. Gerakan ekonomi sangat identik dengan konsep Community Based
Economic Development (CBED).
Instrumen perkembangan dan pertumbuhan ekonomi sebuah komunitas mencakup; investasi,
industri, teknologi informasi, dan individual consumers. Instrumen tersebut merupakan faktor yang
memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan perekonomian. Pembangunan ekonomi masyarakat
dipandang searah dengan peningkatan pertumbuhan pekerjaan, pendapatan dan aktivitas bisnis.
Pengembangan ekonomi berbasis komunitas dipandang sebagai mitra kerja bersama untuk
mempromosikan kepentingan ekspansi ekonomi bersama. Aktifitas bisnis lebih cenderung pada
kemitraan dengan bekerja sama melalui komunitas atau institusi agar dapat berkembang dan mampu
bersaing di lingkup pasar yang lebih besar. Mereka menjalankan aktifitas bisnis dibawah payung dan
tujuan yang sama untuk menciptakan stabilitas, kemandirian, keberlanjutan, kesetaraan dan
menciptakan kualitas hidup yang memadai. Sesuai dengan tujuan pengembangan ekonomi
masyarakat, yaitu; meningkatkan solidaritas komunitas, keadilan distribusi dan meningkatkan kualitas
hidup. Lembaga - lembaga ekonomi harus diorganisir untuk mempromosikan kerjasama daripada
kompetisi (yaitu, harus menggabungkan pembangunan sosial dengan pembangunan ekonomi).
(Hakim : 2022)
PEMBAHASAN
Muhammadiyah dalam merencanakan, pengembangan dan pendirian Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM) terkait menumbuhkan praktek bisnis, di bawah wewenang Majelis Ekonomi
dan Kewirausahaan (MEK). Muhammadiyah telah memiliki sumber daya yang potensial, semestinya
tidak hanya bergerak dibidang pendidikan dan social keagamaan saja, tapi juga dalam bidang bisnis
(Setyawan, 2013).
Muhammadiyah adalah bagian besar dari negara yang memiliki potensi kuat untuk terus terlibat
dalam proses kemajauan bangsa. Muhammadiyah mempunyai syarat yang kuat bagi tersedianya
instrumen pertumbuhan. Sektor finansial, Muhammadiyah memiliki cash flow/dan aset yang luar
biasa besar. Sumber daya finansial dan aset ini dapat dikonsolidasikan, diintegrasikan dengan sumber
daya lain, seperti Perguruan Tinggi, Baitut Tamwil Muhammadiyah atau BPRS milik Muhammadiyah
untuk penciptaan, peningkatan, dan pengembangan industri dan teknologi informasi. Sumber daya
anggota, kader, dan simpatisannya yang ada merupakan individual consumers sebagai market table-
nya.
Melalui potensi ekonomi yang dimiliki, Muhammadiyah diharapkan terus menggerakkan
aktivitas amal usaha dan organisasinya melalui pengembangan dan menumbuhkan investasi,
pembangunan industri sebagai penunjang amal usaha di bidang pendidikan maupun kesehatan, serta
membangun sistem ekonomi jamaah sebagai bentuk konsolidasi warga, anggota, kader, dan
simpatisan Muhammadiyah. Upaya ini harus menjadi program atau rencana aktivitas gerakan
ekonomi Muhammadiyah dalam melangkah pada tahap abad kedua. Jika rencana tersebut dapat
terwujud dan dilaksanakan oleh Muhammadiyah melalui warga, anggota, kader, dan simpatisan,
maka Muhammadiyah akan kembali menjadi kekuatan civil society sebagaimana masa awal
perkembangannya yang didukung kelas menengah pengusaha dan kekuatan ekonomi organisasi.
Menurut Rahardjo, (2000), Muhammadiyah tidak hanya mengimbau tanggung jawab sosial amal
usaha untuk bisa membiayai dakwah dan amal organisasi dalam rangka memberikan pelayanan sosial
kepada umat, namun Muhammadiyah perlu memaksimalkan pembinaan ekonomi kepada anggotanya.
Muhammadiyah sebagai gerakan organisasi keagamaan dalam ruang dakwah untuk
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, namun di sisi lain tidak lepas dari sektor pembangunan
ekonomi sebagai penopang kekuatan dakwah. Jika pada masa awal didukung oleh kelas menengah
pengusaha, pada abad keduanya gerakan Muhammadiyah bukan saja didukung kelas menengah

2
SNPPM (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2022
Spesial Issue Pra-Muktamar Muhammadiyah ke 48
E-ISSN 2962-8148 | P-ISSN 2962-2018
Universitas Muhammadiyah Metro
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/issue/view/8

pengusaha secara personal, tapi juga ditopang lembaga atau amal usaha dalam bidang ekonomi,
seperti industri keuangan, industri pangan dan pertanian, serta industri transportasi dan otomotif yang
didukung oleh teknologi made in Indonesia.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Ekonomi harus bisa mengoptimalkan faktor-faktor produksi
yang dimiliki persyarikatan, antara lain melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya,
mengembangkan jiwa enterpreneur warga Muhammadiyah sekaligus meningkatkan produktivitas
aset. (Wahyuddin : 2010). Faktor pendukung dalam memajukan gerakan ekonomi Muhammadiyah
dianataranya adalah:

1. Optimalisasi Kekuatan Bidang Ekonomi berbasis Warga Muhammadiyah


Pendiri Muhammadiyah sangat menyadari betapa pentingnya aspek ekonomi dalam suatu gerakan
untuk mencapai cita-cita. Sumber kekuatan dakwah yang didukung oleh para pelaku ekonomi yang
memiliki pengetahuan sekaligus disinari dengan keimanan, sehingga mampu menyebarkan nilai-nilai
keislaman ke berbagai daerah. Munculnya kekuatan dalam bidang ekonomi disebabkan oleh daya
yang mendasari lebih awal, yaitu, kekuatan iman dan ilmu pengetahuan. Orang beriman pasti
memiliki etos kerja yang baik, karena ia sadar bahwa umat yang terbaik itu adalah yang mampu
memberikan solusi atas masalah yang dihadapi manusia.
Jumlah anggota Muammadiyah dan simpatisan di seluruh Indonesia serta amal usahanya, jika
persyarikatan Muhammadiyah mampu mengakomodir dengan sebaik mungkin, maka kekuatan
ekonomi Muhammadiyah akan menjadi hal yang memberikan pengaruh perubahan yang signifikan.
Secara riil, amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan telah memiliki kekuatan untuk
menyubsidi kepentingan persyarikatan dalam sunber daya manusia dan sumber daya ekonomi.
Muhammadiyah dengan segala potensi yang dimiliki melalui amal usahanya itu memerlukan
strategi yang lebih riil kearah yang lebih spesifik dengan melibatkan elemen-elemen Muhammadiyah
yang terkait. Amal usaha yang paling terkecil sekalipun pasti punya potensi nilai ekonomi yang dapat
menjadi sebuah kekuatan bagi persyarikatan. Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai instrument
bisnis dalam posisi sebagai produsen, konsumen atau lainnya. Muhammadiyah telah berada di seluruh
nusantara, dan warganya pasti ada yang mengetahui potensi ekonomi di daerahnya. Data yang
diperoleh itu dikaji melalui majelis terkait dengan melibatkan PTM, kemudian hasilnya
ditransformasikan kepada warga Muhammadiyah sebagai pelaku ekonomi.

2. Memaksimalkan potensi Sunber daya manusia yang menjadi modal penggerak


Pergerakan dapat eksis melintasi zaman karena didasari dengan nilai keimanan dan rasionalitas
yang dimiliki oleh pendirinya dan generasi selanjutnya. Kebesaran persyarikatan Muhammadiyah
akan terus maju dan berkembang, karena kemampuannya mempertahankan nilai-nilai yang selama ini
menjadi dasar dalam beraktifitas. K.H. Ahmad Dahlan telah memberi contoh dalam mengembangkan
Muhammadiyah yaitu, “tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicelah dan dikitik”.
Pesan ini bukanlah hal mudah melekat pada setiap manusia, khususnya bagi warga Muhammadiyah,
jika tidak didorong oleh nilai-nilai keIslaman tersebut. Sifat tidak dendam muncul karena orang
memiliki nilai keimanan dan pertimbangan rasional. Suatu pergerakan tidak mampu bertahan lama
karena pendukungnya mudah tersinggung, mudah putus asa. Akhirnya, mereka mengundurkan dari
dan mengambil sikap keluar dari perkumpulan, bahkan kembali mencelah dan mengkritik.
K.H. Ahmad Dahlan sangat yakin bahwa Muhammadiyah ini akan diterima dengan baik oleh
siapapun dikemudian hari, apabila diberikan penjelasan secara rasional, metode yang baik, dan
disertai petunjuk dari Allah SWT. Telah banyak kisah berlalu bahwa sejumlah orang dulunya sangat
anti-Islam, anti-Muhammadiyah, tetapi kemudian berbalik menjadi pembela dan penggerak yang
sangat produktif bagi misi Islam dan/atau misi Muhammadiyah.
Beraktifitas melalui wadah Muhammadiyah adalah dalam rangka ibadah dengan penuh keikhlasan
karena mengharap keridhaan Allah semata. Muhammadiyah yang semakin besar dan menjanjikan
kegiatan ekonomi bisnis menguntungkan, menjanjikan pendapatan besar dan juga kekuasaan yang
menggiurkan. Melalui amal usaha di bidang pendidikan telah melahirkan para sarjana yang rasional,

3
SNPPM (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2022
Spesial Issue Pra-Muktamar Muhammadiyah ke 48
E-ISSN 2962-8148 | P-ISSN 2962-2018
Universitas Muhammadiyah Metro
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/issue/view/8

memiliki konsep dan teori yang dikembangkan dapat menjadi sebuah kekuatan bagi persyarikatan
sekaligus dapat menjadi sebuah ancaman.
Majunya suatu pergerakan memerlukan dukungan dari orang-orang yang berpikiran maju dan
berakhlak yang tinggi, juga memerlukan dukungan material. Sunber daya manusia yang menjadi
modal penggerak, Muhammadiyah memerlukan konsep rasional, produktif dan implementatif.

3. Memajukan diversifikasi gerakan ekonomi dalam amal usaha


Muhammadiyah memiliki peluang ekonomi yang sangat potensial sekiranya mampu mengelolanya
dengan baik dengan dasar profetik. Upaya Muhammadiyah untuk menjalankan dakwah melalui
gerakan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai macam bentuk perekonomian. Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan diantarnya:
a. Memaksimalkan gerakan orang-orang yang terlibat dalam amal usaha dan tidak hanya sebagai
penganjur atau pengamat ekonomi atau sebagai ahli retorika, tetapi sebagai pelaku yang ambil
bagian untuk menjalankan;
b. Optimalisasi hubungan kerjasama yang bersinergi antar warga dan amal usaha persyarikatan
Muhammadiyah;
c. Pengambil kebijakan dalam tubuh Muhammadiyah fokus secara maksimal dalam tataran
implementasi terhadap apa yang telah diputuskan dalam persyarikatan;
d. Memaksimalkan etos kerja warga Muhammadiyah seperti yang dicontohkan oleh pendiri
Muhammadiyah;
e. Kerjasama dan sinergi antara para pelaku bisnis Muhammadiyah, termasuk dengan sesama amal
usaha.
Anggota Muhammadiyah secara individual menjalankan usahanya dan akan berhasil jika memiliki
etos kerja yang baik dan terhindar dari birokrasi yang berbelit-belit. Mampu mengelola usaha dengan
penuh ketekunan dan kesabaran. Persoalan ekonomi dalam Muhammadiyah perlu disesuaikan agar
gerakan ekonomi Muhammadiyah tetap eksis.
Muhammadiyah dalam kiprah pembinaan dakwahnya pada berbagai kalangan telah banyak
berhasil mengklasifikasikan dari aspek umur, aspek jenis kelamin. Sementara itu, tataran berdakwah
melalui peluang-peluang ekonomi masih terbatas. Potensi ekonomi pada setiap wilayah, daerah,
cabang dan ranting Muhammadiyah sangat besar. Kegiatan bidang ekonomi harus menjadi pilihan
penting bagi warga Muhammadiyah dalam memilih profesi berkehidupan. Menjadi saudagar,
pedagang, pebisnis, wirausaha, interpreneur, Sosiopreneur, digitalpreneur, internet marketer atau yang
lainya, harus mulai menjadi “jalan hidup” bagi warga Muhammadiyah.

4. Konsep Gerakan Ekonomi Amal Usaha Muhammadiyah


Jaringan kerja dakwah melalui majelis yang ada di Muhammadiyah memiliki peluang besar dalam
memformulasikan model gerakan ekonomi dalam amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah dalam
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi apabila dikordinasi dan dikelola akan menjadi peluang
bisnis yang menjanjikan untuk menopang kekuatan ekonomi Muhammadiyah dan menggerakan
pertumbuhan ekonomi warga.
Agama Islam sudah menggariskan bahwa orang masuk surga hanya dengan ridha Allah melalui
iman dan amal salih. Mewujudkan seseorang menjadi berdaya, orang harus bekerja, dan untuk
bekerja, orang harus berpikir. Kelemahan pada beberapa gerakan ekonomi Muhammadiyah
dikarenakan pelakunya belum memiliki skill yang standar dan etos kerja terbaik. Sehingga,
Muhammadiyah perlu memaksimalkan peran lembaga khusus, seperti BLKM (Balai Latihan Kerja
Muhammadiyah) yang memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan sharing ilmu
pengetahuan.
Model ekonomi Muhammadiyah perlu terus mendapat dukungan dan bentuk nyata peran dari
perguruan tinggi Muhammadiyah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sumber
daya manusia. Dukungan ini berupa pendampingan seperti yang dilakukan oleh Majelis
Pemberdayaan masyarakat, namun kapasitasnya perlu ditingkatkan dan lebih fokus terhadap
kualitasnya. Majelis Pembina Ekonomi Muhammadiyah telah merumuskan tiga hal, yaitu:

4
SNPPM (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2022
Spesial Issue Pra-Muktamar Muhammadiyah ke 48
E-ISSN 2962-8148 | P-ISSN 2962-2018
Universitas Muhammadiyah Metro
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/issue/view/8

a. Mengembangkan amal usaha milik Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan ekonomi


organisasi Muhammadiyah.
b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan mengembangkan usaha-
usaha milik anggota Muhammadiyah.
Mengembangkan gerakan ekonomi Muhammadiyah dengan meberdayakan atau memberikan
peluang untuk lebih kreatif bagi para pelaku ekonomi Muhammadiyah akan memberikan dampak
yang lebih positif bagi Muhammadiyah dan warganya. Amal usaha Muhammadiyah yang digerakkan
diawali dengan proses bottom-up (warga Muhammadiyah secara pribadi dan simpatisan), selanjutnya
secara ikhlas menyerahkannya kepada Muhammadiyah untuk dikelola secara terorganisasi.
Muhammadiyah juga merintis proses Top down, secara struktural Muhammadiyah menjadi mediator
kerja sama dalam bidang bisnis antar intitusi dengan intitusi, antar institusi dengan warganya dan juga
antara warga Muhammadiyah. Hal yang terpenting adalah dengan mengoptimalkan pasar yang
dimiliki. Muhammadiyah sebagai salah satu komponen kekuatan sosial bangsa mengambil sikap dan
melakukan aksi yang mampu menyumbangkan peran dan upaya pemulihan ekonomi bangsa, reponsif
terhadap kemajuan tehnologi informasi, dan melakukan langkah-langkah antisipatif dalam
menghadapi konsekwensi era global.
Melalui peran Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan akan merumuskan dan menjalankan program
kerja dalam mewujudkan cita-cita pilar ketiga gerakan Muhammadiyah yaitu pengembangan ekonomi
organisasi dan ekonomi masyarakat. Mendesain model gerakan ekonomi secara internal melalui
pelibatan anggota Muhammadiyah, anggota ortom Muhammadiyah dan keluarganya dan amal usaha
Muhammadiyah dengan segala perangkatnya: Model gerakan ekonomi secara eksternal dengan
memberdayakan anggota Muhammadiyah yang memiliki relasi dengan dunia luar, amal usaha
Muhammadiyah yang memiliki hubungan dengan lembaga-lembaga lain. Kedua potensi tersebut
sebagai potensi kegiatan ekonomi yang perlu dikelola secara professional dengan memposisikan pada
tiga bagian, yaitu: produsen, penyalur dan konsumen.
Berdakwah amar ma’ruf nahi munkar, apabila dilihat pada kecenderungan manusia modern,
peluang yang sangat efektif adalah melalui bidang ekonomi. Kebutuhan manusia modern semakin
konsumtif dan materialistik, sehingga model gerakan dakwah Muhammadiyah dilakukan secara
simultan dengan Majelis terkait untuk menerapkan model gerakan dakwah yang spesifik, unik dan
impelementatif, serta terjangkau ke seluruh sasaran. Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu
tampil terdepan mengantarkan masyarakat untuk berprilaku Islami dalam dunia bisnis. Pola
perkaderan dalam Muhammadiyah perlu dimasukkan ke dalam sistim ekonomi ala Muhammadiyah
yang berkemajuan (berdaya saing tinggi) pada semua lini, sebagaimana Rasulullah SAW, pernah
berdagang dan sukses karena memiliki intergritas diri yang bernuansa ilahiah, yaitu kejujuran dan
keikhlasan.

KESIMPULAN
Peran Muhammadiyah dalam gerakan ekonomi melalui amal usaha dengan mengoptimalkan
faktor-faktor produksi yang dimiliki persyarikatan, yaitu peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusianya, mengembangkan jiwa enterpreneur warga Muhammadiyah sekaligus meningkatkan
produktivitas aset. Selain hal tersebut, beberapa hal yang menjadi program strategis amal usaha
sebagai gerakan bidang ekonomi sesuai salah satu pilar utama gerakan Muhammadiyah yang telah
ditetapkan pada muktamar Makasar adalah optimalisasi kekuatan bidang ekonomi berbasis warga
Muhammadiyah, memaksimalkan potensi Sunber Daya Manusia yang menjadi modal penggerak,
memajukan diversifikasi gerakan ekonomi dalam amal usaha, membentuk konsep gerakan ekonomi
amal usaha Muhammadiyah dengan mengembangkan amal usaha milik Muhammadiyah yang
mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah. Mengembangkan wadah koperasi
bagi anggota Muhammadiyah dan memberdayakan warga Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan
mengembangkan usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.

DAFTAR PUSTAKA

5
SNPPM (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2022
Spesial Issue Pra-Muktamar Muhammadiyah ke 48
E-ISSN 2962-8148 | P-ISSN 2962-2018
Universitas Muhammadiyah Metro
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/issue/view/8

Hakim, I. (2018). Muhammadiyah’s Framework on The Community Economic Empowerment.


FALAH Jurnal Ekonomi Syariah, 3(2), 106–118.

Hakim, I., & Muslikhati, M. (2022). Model Gerakan Ekonomi Muhammadiyah Pasca Muktamar ke
47. Jurnal Sinar Manajemen, 9(2), 325-334.

Rahardjo, D. (2000). Format dan Strategi Pengembangan Ekonomi Muhammadiyah dalam melenium
ke tiga. In Meretas jalan baru ekonomi Muhammadiyah (pp. 117–135). Tiara Wacana.

Setyawan, D. (2013). Analisis Hubungan Ijtihad Dan Tajdid Pemikiran Ekonomi Terhadap
perkembangan Usaha (Studi kasus Pada Amal Usaha Organisasi Masyarakat
Muhammadiyah). Jurnal EKONOMI ISLAM, 2(1), 105–134

Wahyuddin, M. (2010). Retrospeksi pemikiran muhammadiyah sebagai gerakan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai