Anda di halaman 1dari 4

A.

Konsep Uang dalam Islam

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensial. Dalam
ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, uang bukan capital.
Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Sering kali
istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik
(interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.1 Perbedaan lain adalah
bahwa dalam ekonomi Islam, uang adalah sesuatu yangbersifat flow concept dan capital adalah
sesuatu yang bersifat stock concept. sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa
pengertian.Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin cepat perputaran uang, maka
semakin besar income yang diperoleh. Fisher juga mengatakan bahwa sama sekali tidak ada
korelasi antara kebutuhan memegang uang dengan tingkat suku bunga. Konsep Fisher ini hampir
sama dengan konsep yang ada dalam ekonomi Islam, bahwa uang adalah flow concept, bukan stock
concept.

V = Tingkat perputaran uang

Marshall-Pigou mengatakan bahwa uang adalah stock concept. Oleh sebab itu, kelompok Cambridge
mengatakan bahwa uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan . Dari uraian di
atas, jelas bahwa kita tidak boleh gegabah untuk mengatakan bahwa perbedaan Islam dan
konvensional adalah Islam memandang uang sebagai flow concept, dan konvensional memandang
uang sebagai stock concept. Kelompok yang pertama mengatakan, misalnya Fisher, bahwa uang
adalah flow concept, sedangkan kelompok yang kedua menyatakan bahwa uang adalah stock
concept.

Uang yang ketika mengalir adalah public goods , lalu mengendap ke dalam kepemilikan
seseorang , uang tersebut menjadi milik pribadi .

Untuk lebih jelasnya, konsep private dan public goods masing-masing dapat diilustrasikan dengan
mobil dan jalan tol. Mobil adalah private good dan jalan tol adalah public good . Dengan kata
lain, jika dan hanya jika uang diinvestasikan dalam proses produksi, maka kita baru akan
mendapatkan lebih banyak uang. Sedangkan karena dalam konsep konvensional uang dan capital
dapat menjadi private goods, maka bagi mereka jika mobil diparkir di garasi ataupun digunakan di
jalan tol, mereka tetap akan menikmati ''Musyarakah syirkah adalah kerja sama bisnis antara dua
pihak atau lebih, dengan ketentuan jika memperoleh keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan
di awal akad dan jika menderita kerugian ditanggung sesuai dengan proporsi modal masing-masing
pihak.

Muzara'ah adalah jenis syirkah/musyarakah dalam bidang pertanian. Musaqah adalah jenis


syirkah/musyarakah dalam bidang perkebunan lebih jauh lihat Nazih Hammad, Mu'jam al-
Musthalahat al-lqdshadiyyah fi Lughah al-Fuqaha, , cet. Apakah uang diinvestasikan pada proses
produksi atau tidak, mereka tetap harus mendapat lebih banyak uang.

Ahmad Hasan menjelaskan bahwa kata nuqud tidak terdapat dalam


Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas, kata
dirham untuk menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak. Sedang kata fulus adalah alat tukar
tambahan yang digunakan untuk membeli barang-barang murah. Menurut Al-Ghazali dan Ibn
Khaldun, definisi uang adalah apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai
harga, media transaksi pertukaran, dan media simpanan.

Uang sebagai Ukuran Harga

Imam Ghazali menegaskan bahwa Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah di
antara seluruh harta agar seluruh harta bisa diukur dengan keduanya. Keduanya kira-kira sama
dengan satu ukuran, maka keduanya bernilai sama. Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk
mengukur harta maka wajib bersifat spesifik dan akurat, tidak meninggi dan tidak
menurun. Karena kalau unit nilai harga bisa naik dan turun seperti komoditas sendiri, tentunya kita
tidak lagi mempunyai unit ukuran yang bisa dikukuhkan untuk mengukur nilai komoditas.

Uang sebagai Media Transaksi

Uang menjadi media transaksi yang sah yang harus diterima oleh siapa pun bila ia ditetapkan oleh
negara. Inilah perbedaan uang dengan media transaksi lain seperti cek. Begitu pula dengan kartu
debet, kartu kredit dan alat bayar lainnya. Sebaliknya, emas dan perak tidak serta merta menjadi
uang bila tidak ada stempel negara.

" Imam Nawawi berkata "Makruh bagi rakyat biasa men-cetak sendiri dirham dan dinar, sekalipun
dari bahan yang murni, sebab pembuatan tersebut adalah wewenang pemerintah. Kemudian
apabila dirham magsyusah ter-sebut dapat diketahui kadar campurannya, maka boleh
menggunakannya baik de-ngan kebendaannya maupun dengan nilainya. Dan pendapat yang paling
shahih mengatakan hukumnya boleh. Sebab, yang dimaksudkan adalah lakunya di pasaran.

Dan Campuran dari tembaga yang terdapat pada dirham tersebut tidak
mempengaruhi, sebagaimana halnya adonan.

Uang Media Penyimpan Nilai

Maka dibuatlah uang dari emas, perak, dan logam. Ibn Khaldun juga mengisyaratkan uang sebagai
alat simpanan. "Dari ketiga fungsi tersebut jelaslah bahwa yang terpenting adalah stabilitas
uang, bukan bentuk uang itu sendiri, uang dinar yang terbuat dari emas dan diter-bitkan oleh Raja
Dinarius dari Kerajaan Romawi memenuhi kriteria uang yang nilainya stabil. " Ratu dari kerajaan
Sasanid Persia juga memenuhi kriteria uang yang stabil.

Dalam perkembangan selanjutnya ketika Daulah Islamiyah merambah ke wila-yah-wilayah


yang lebih luas dan terjadi benturan pengaruh dengan Romawi dan
Persia, maka muncul pemikiran untuk memiliki mata uang yang diterbitkan oleh pemerintahan
Islam. Namun saat itu, pemerintahan Islam belum mempunyai kemampuan mencetak mata uang
dari emas dan perak. Dalam Kitab al-Mudawwanah disebutkan bahwa hal tersebut karena fulus
telah memiliki stempel uang, sebagaimana halnya dinar dan dirham. "Menurut Mazhab Hanafi, fulus
menjadi nilai harga menurut istilah dan al-'urf sehingga hukumnya dapat disamakan dengan dinar
dan dirham sebagai sarana dalam "tukar-menukar.

Ibn Hajar menyatakan bahwa boleh hu-kumnya muamalah dengan al-magsyusah , sekalipun


dengan tanggungan al-dzimmah tanpa harus mengetahui kadar campuran yang ada pada uang
tersebut, sebab yang menjadi standar adalah al-'urf. Oleh karena itu, apabila fulus berlaku di
pasar, sebagaimana halnya dinar dan dirham, maka hukumnya dapat disamakan.

"Fungsi uang sebagai medium of exchange dapat digunakan dan diterima sebagai alat
pembayaran. " Sebelum ditemukannya koin, komoditi seperti hewan ternak berfungsi sebagai
uang, begitu juga dengan logam seperti emas dan perak yang digunakan pada masa lampau.

Commodity Money

Kita dapat mendefinisikan commodity money sebagai medium of exchange yang mempunyai nilai
komoditi apabila komoditi tersebut digunakan bukan sebagai uang. Jelas bahwa medium of
exchange harus tahan lama dan hal ini berhubungan dengan fungsi ketiga dari uang secara
konvensional yaitu sebagai store of value. Sebagai medium of exchange sangatlah nyaman apabila
unit tersebut mempunyai nilai tinggi sehingga tidak membutuhkan jumlah yang banyak dalam
melakukan transaksi. Perkembangan perdagangan dan skala bisnis yang semakin tinggi melebihi
kemampuan uang sebagai bentuk yang efisien untuk transaksi keuangan yang besar, maka akan
digunakan bentuk lain dari uang.

Token Money

Semakin tanda terima yang berputar di antara para depositor, maka goldsmith dan para bankir
akan mempunyai kesempatan lebih besar untuk menggunakan emas dan perak tersebut dan
memperoleh lebih banyak keuntungan. Tanda terima yang pertama dilakukan oleh goldsmith dan
kemu-dian oleh bank menjadi medium of exchange. Jelaslah sekarang bahwa tanda terima untuk
deposit, atau bank notes yang selanjutnya disebut token menggantikan commodity
money. Kemudian masyarakat zaman dahulu telah berusaha meningkatkan manfaat ang logam
dengan mencetak koin yang didasarkan pada satuan standar tertentu.

Karena stabilitas nilai uang adalah tanggung jawab pemerintah, maka pencetakan uang dimonopoli
oleh pemerintah dan masyarakat dilarang untuk mencetak dan me-ngedarkan uang palsu. Sejalan
dengan waktu, uang logam ini kemudian digantikan dengan paper notes dan mata uang .

Deposit Money
Semakin pesatnya pertumbuhan industri dalam rangka memenuhi kebutuhan yang semakin
meningkat, mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan uang dalam jumlah besar, misalnya untuk
keperluan pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian bahan baku dalam jumlah
besar, pengiriman barang dalam jumlah besar, juga transaksi antarnegara dalam jumlah
besar. Pihak yang menerima pembayaran akan memasukkan uang tersebut ke bank
mereka. Menurut Irving Fisher , cheque bukan uang, tetapi hanya merupa-kan order tertulis untuk
mentransfer uang. Transfer belum mempengaruhi bank deposit si pengirim sampai uang tersebut
dicairkan.

Bank akan membuka account atas nama orang tersebut dengan jumlah uang senilai
pinjaman. Dengan demikian, bank membuat uang baru , melebihi dan di atas notes dan coins yang
dibuat oleh pemerintah.

Seperti yang sudah diuaraikan di atas bahwa uang diakui hanya sebagai intermediary form, hanya
diakui sebagai medium of exchange dan unit of account tidak lebih dari ini.

Uang bukanlah suatu komoditi. Jadi dalam konsep Islam, uang tidak masuk dalam fungsi utility
kita, karena sebenarnya manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu sendiri, tetapi dari fungsi
uang. bisa kita lihat peran uang sangat sentral dalam teori ekonomi Islam. Oleh karena itu, menjadi
sangat naif apabila dikatakan bahwa dalam teori Islam tidak ada konsep uang

Anda mungkin juga menyukai