Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMIKIRAN EKONOMI AL-MAQRIZI DAN NASIRUDDIN THUSI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester II
Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Dosen Pembimbing :
H. Muh. Syafi’i Budi Santoso. M.E

Disusun oleh :
Syamsiyah Rosydatul Qur’ani
Devinta Eka

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH BABUSSALAM


KALIBENING MOJOAGUNG JOMBANG TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas


segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita semua termasuk
terselesaikannya makalah ini. Makalah ini mengambil tema Pemikiran Ekonomi
Al-Maqrizi dan Nasiruddin Thusi sebagaimana amanat yang diberikan kepada
kami di dalam memenuhi tugas Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam .
Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan
begitu kita akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan
Kalimat yang pasti akan bermanfaat menambah keilmuan dan pengetahuan kita.
Dalam kesempatan ini perkenankan kami menghaturkan rasa terima kasih
tak terhingga kepada H. Muh. Syafi’i Budi Santoso. M.E yang telah
membimbing kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu sumbang saran maupun masukan sangat kami harapkan.
Atas segala kekurangan tersebut, kami mohon dibukakan pintu maaf seluas-
luasnya.
Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah
ini dapat tercapai. Amiin.

Jombang, 27 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................
C. Tujuan...............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup al-Maqrizi................................................
B. Karya-karya Al-Maqrizi...................................................
C. Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi.......................................
D. Riwayat Hidup Nasiruddin Thusi.....................................
E. Karya-karya Nasiruddin Thusi.........................................
F. Pemikiran Ekonomi Nasiruddin Thusi.............................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Ekonomi Islam menjadi sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan sejarah Islam, perkembangan Ekonomi Islam yang
telah ada sejak tahun 600M kurang begitu dikenal masyarakat. Ekonomi Islam
kurang mendapat perhatian yang baik, sebab masyarakat tidak mendapatkan
informasi yang memadai.
Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak Muhammad SAW ditunjuk
sebagai seorang Rosul. Selanjutnya, kebijakan-kebijakan Rosululloh SAW
menjadikan pedoman oleh para Khalifah sebagai penggantinya dalam
memutuskan masalah-masalah ekonomi. Al-Qur’an dan Al-Hadist digunakan
sebagai dasar teori ekonomi oleh para khalifah juga digunakan oleh para
pengikutnya dalam menata kehidupan ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Al-Maqrizi ?
2. Apa saja karya-karya Al-Maqrizi ?
3. Bagaimana pemikiran ekonomi Al-Maqrizi ?
4. Bagaimana riwayat Nasiruddin Thusi ?
5. Apa saja karya-karya Nasiruddin Thusi ?
6. Bagaimana pemikiran ekonomi Nasiruddin Thusi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Al-Maqrizi
2. Untuk mengetahui karya-karya Al-Maqrizi
3. Untuk mengetahui pemikiran ekonomi Al-Maqrizi
4. Untuk mengetahui riwayat hidup Nasiruddin Thusi
5. Untuk mengetahui karya-karya Nasiruddin Thusi
6. Untuk mengetahui pemikiran ekonomi Nasiruddin Thusi
7.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Al-Maqrizi


Nama lengkap Al-Maqrizi adalah Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin
Ali bin Abdul Qadir Al-Husaini. Ia lahir di desa Barjuwan, Kairo, pada tahun 766
H (1364-1365 M). Sejak kecil ia gemar melakukan rihlah ilmiah seperti fiqh,
hadits, dan sejarah dari para ulama besar yang hidup pada massanya. Tokoh
terkenal yang sangat mempengaruhi pemikirannya adalah Ibnu Khaldun (seorang
ulama besar, penggagas ilmu sosial dan ekonomi).
Pada usia 22 tahun tepatnya pada tahun 788 H (1386 M), Al-Maqrizi
memulai kiprahnya sebagai pegawai di Diwan Al-Insya semacam sekretaris
negara pada massa pemerintahan dinasti Mamluk. Pada tahun 791 H (1389 M),
Sultan Barquq mengangkat Al-Maqrizi sebagai muhtasib di Kairo. Pada tahun 811
H (1408 M), Al-Maqrizi diangkat sebagai pelaksana administrasi wakaf di
Qalanisiyah, sambil bekerja di rumah sakit An-Nuri, Damaskus. Pada tahun yang
sama, ia menjadi guru hadits di Madrasah Asyrafiyyah dan Madrasah Iqbaliyyah.
Pada tahun 834 H (1430 M), ia bersama keluarganya menunaikan ibadah haji dan
bermukim di Makkah selama beberapa waktu untuk menuntut ilmu serta
mengajarkan hadits dan menulis sejarah. Al-Maqrizi meninggal dunia di Kairo
pada tanggal 27 Ramadhan 845 H atau bertepatan dengan tanggal 9 Februari
1442.

B. Karya-karya al-Maqrizi
Al-Maqrizi mengelompokkan buku-buku karangan dalam empat kategori,
yakni:
1. Buku yang membahas beberapa peristiwa sejarah Islam umum, seperti kitab
Al-Niza’ wa Al-Takhashum fi ma baina Bani Umayyah wa Bani Hasyim.
2. Buku yang berisi ringkasan sejarah beberapa penjuru dunia Islam yang belum
terbahas oleh para sejarawan lainnya, seperti kitab Al-Ilmam bi Akhbar Man
bi Ardh Al-Habasyah min Muluk Al-Islam.

2
3. Buku yang menguraikan biografi singkat para raja, seperti kitab Tarajim
Muluk Al-Gharb dan kitab Al-Dzahab Al-Masbuk bi Dzikr Man Hajja min
Al-Khulafa wa Al-Muluk.
4. Buku yang mempelajari beberapa aspek ilmu murni atau sejarah beberapa
aspek sosial dan ekonomi di dunia Islam pada umumnya, dan di Mesir pada
khususnya, seperti kitab Syudzur Al-‘Uqud fi Dzikr Al-Nuqud, kitab Al-
Akyal wa Al-Auzan Al-Syar’iyyah, kitab Risalah fi Al-Nuqud Islamiyyah
dan kitab Ighatsah Al-Ummah bi Kasyf Al-Ghummah.

C. Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi


Al-Maqrizi berada pada fase kedua dalam sejarah pemikiran ekonomi
Islam, sebuah fase yang mulai terlihat tanda-tanda melambatnya berbagai kegiatan
intelektual yang inovatif dalam dunia Islam. Dalam pada itu, Al-Maqrizi
merupakan pemikir ekonomi Islam yang melakukan studi khusus tentang uang
dan inflasi
1. Konsep Uang
a. Sejarah dan fungsi uang
Menurut Al-Maqrizi, baik pada masa sebelum maupun setelah
kedatangan Islam, mata uang digunakan oleh umat manusia untuk
menentukan berbagai harga barang dan biaya tenaga kerja. Untuk
mencapai tujuan ini, mata uang yang dipakai hanya terdiri dari emas dan
perak. Berbagai fakta sejarah tersebut, menurut Al-Maqrizi,
mengindikasikan bahwa mata uang yang dapat diterima sebagai standar
nilai, baik menurut hukum, logika, maupun tradisi, hanya yang terdiri dari
emas dan perak. Oleh karena itu, mata uang yang menggunakan bahan
selain kedua logam ini tidak layak sebagai mata uang. Lebih lanjut, ia
menyatakan bahwa keberadaan fulus tetap diperlukan sebagai alat tukar
terhadap barang-barang yang tidak signifikan dan untuk berbagai biaya
kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Dengan kata lain, penggunaan fulus
hanya diizinkan dalam berbagai transaksi yang berskala kecil. Penggunaan
mata uang emas dan perak tidak serta merta menghilangkan inflasi dalam
perekonomian karena inflasi juga dapat terjadi akibat faktor alam dan
tindakan sewenang-wenang dari penguasa.

3
b. Implikasi Penciptaan Mata Uang Buruk
Al-Maqrizi menyatakan bahwa penciptaan mata uang dengan
kualitas yang buruk akan melenyapkan mata uang yang berkualitas baik.
Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh pergantian penguasa
dan dinasti yang menerapkan kebijakan yang berbeda dalam pencetakan
bentuk serta nilai dinar dan dirham. Konsekuensinya, terjadi
ketidakseimbangan dalam kehidupan ekonomi ketika persediaan logam
bahan mata uang tidak mencukupi untuk memproduksi sejumlah unit mata
uang. Begitu pula, ketika harga emas atau perak mengalami penurunan.
c. Konsep Daya Beli Uang
Menurut Al-Maqrizi, pencetakan mata uang harus disertai dengan
perhatian yang lebih besar dari pemerintah untuk menggunakan mata uang
tersebut dalam bisnis selanjutnya. Al-Maqrizi memperingatkan para
pedagang agar tidak terpukau dengan peningkatan laba nominal mereka.
Menurutnya, mereka akan menyadari hal tersebut ketika membelanjakan
sejumlah uang yang lebih besar untuk berbagai macam pengeluarannya.
2. Teori Inflasi
Menurut Al-Maqrizi, inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum
mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Al-Maqrizi membagi
Inflasi menjadi dua yatu Inflasi akibat berkurangnya persediaan barang
(natural inflation) dan inflasi akibat kesalahan manusia. Inflasi jenis pertama
ini juga terjadi di masa Rasulullah dan khulafaur Rasyidin, yaitu karena
kekeringan dan pengangguran. Sementara untuk jenis inflasi yang kedua,
menurut Al-Maqrizi sama dengan penyebab yang mendasari terjadinya krisis
di Mesir, yakni: korupsi dan administrasi pemerintahan yang buruk, pajak
berlebihan yang memberatkan petani, dan jumlah fulus yang berlebihan. Ini
jelas lebih komprehensif dengan yang dikemukakan oleh Milton Friedman
(bapaknya kaum monetaris) yang menganggap bahwa inflasi hanyalah
semacam fenomena moneter.
Beredarnya fulus yang berlebihan mendapat perhatian khusus dari Al-
Maqrizi. Dalam pengamatannya, ternyata kenaikan harga-harga (inflasi) yang
terjadi adalah dalam bentuk jumlah fulusnya. Misalnya; untuk pakaian yang

4
sama ternyata dibutuhkan lebih banyak fulus. Akan tetapi apabila nilai barang
diukur dengan dinar atau emas, jarang terjadi kenaikan harga. Untuk itulah
Al-Maqrizi menyarankan agar sejumlah fulus dibatasi secukupnya saja,
sekedar untuk melayani transaksi pecahan kecil.
Kajian dampak inflasi menurut Al-Maqrizi dengan membagi
masyarakat Mesir menjadi tujuh kelompok strata sosial. Dengan pembagian
itu, tampaknya ia ingin melihat segmen masyarakat yang mana yang paling
parah terkena dampak inflasi yang menggila itu. Upaya semacam ini
merupakan gagasan orisinilnya yang sagat boleh jadi belum pernah dilakukan
oleh ilmuwan sebelumnya, antara lain 1)Peguasa dan para pembantunya,
2)para penguasa, pedagang besar dan orang yang hidupnya mewah,
3)golongan menengah dari penguasa dan pedagang besar termasuk kaum
prodesional, 4)petani yang umumnya hidup di pedesaan, 5)golongan fakir
yang menurut Al-Maqrizi adalah semua fukaha, 6)mahasiswa dan prajurit,
7)para pekerja kasar dan para nelayan, 8)golongan papa dan meminta-minta
Setelah membagi strata masyarakat Mesir menjadi tujuh kelompok,
Al-Maqrizi kemudian melihat satu persatu kelompok tersebut dan
menegaskan intensitas kepedihan dan penderitaan yang dialaminya akibat
hyperinflation ini. Golongan pertama, mereka menerima nominal income
lebih tinggi, tetapi purchasig power mereka menurun drastis karena real
income mereka merosot tajam akibat inflasi. Golongan ini tidak terlalu parah
terkena inflasi. Golongan yang kedua yang terdiri dari para pedagang dan
penguasa besar ini, menurut Al-Maqrizi, aset mereka mengalami penurunan
karena dimakan oleh biaya yang terus membengkak dan inflasi. Golongan
yang ketiga yang merupakan kaum profesional mendapat upah yang
meningkat secara nominal, tetapi karena melonjaknya harga-harga yang
menyebabkan tingkat kehidupannya tetap seperti sebelumnya. Untuk
golongan keempat, Al-Maqrizi membaginya menjadi dua kelompok yaitu
petani menengah atas dan petani menengah bawah. Kelompok pertama
diuntungkan oleh krisis moneter sehingga aset kekayaan mereka meningkat.
Sedangkan kelompok yang kedua, sangat dirugikan karena harga yang begitu
tinggi tidak sebanding dengan hasil pertanian mereka. Golongan yang kelima

5
yang terdiri dari para guru, fuqaha, mahasiswa dan tentara ini, golongan yang
paling menderita dari lima golongan yang pertama. Hal ini menurutnya
disebabkan karena pendapatan mereka yang berupa gaji dan upah bersifat
tetap. Golongan yang keenam dan ketujuh mereka adalah segmen masyarakat
yang tidak saja terparah penderitaannya bahkan kebanyakan dari mereka
terutama golongan tujuh mati kelaparan.
Jelaslah bahwa bedasarkan penggolongan strata masyarakat Mesir
oleh Al-Maqrizi ini dapat disimpulkan bahwa dampak krisis moneter pada
masa itu tergantung pada hakikat pendapatan (income) dan kekayaan (wealth)
masing-masing golongan. Jika pendapatan bersifat tetap atau meningkat tetapi
lebih rendah dari laju inflasi, maka kondisinya parah. Sebaliknya jika
pendapatannya meningkat lebih tinggi dari laju inflasi, maka kesejahtraan
material mereka meningkat. Begitu juga kekayaan yang berupa uang, meraka
juga mengalami kerugian di samping itu mereka juga harus meningkatkan
biaya untuk memenuhi kebutuhan yang harganya terus meningkat.

D. Riwayat Hidup Nasiruddin Thusi


Nashiruddin ath-Thusi bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin
al-Hasan at-Thūsī. Ia punya beberapa nama sapaan, termasuk Muhaqqiq, Khuwaja
Thusi, Khuwaja Nasir, al-Din Tusi, atau hanya dipanggil Tusi saja di kalangan
Barat. Tusi dilahirkan pada 18 Februari 1201 M di Tus, Korasan, dekat Mashed,
Persia (sekarang Iran).
Nashiruddin ath-Thusi sudah menjadi anak yatim sejak usia muda.
Sebelum wafat, sang ayah berpesan kepadanya untuk menempuh pendidikan
setinggi mungkin. Maka, sejak saat itu, Tusi tidak lelah untuk mempelajari segala
sesuatu, menimba ilmu kepada banyak guru. Nashiruddin ath-Thusi menerima
pendidikan pertamanya di kota tempat ia lahir, Tus.
Guru pertamanya bernama Kamal al-Din ibnu Yunus. Sejak kecil, Tusi
digembleng ilmu agama, seperti fiqih, ushul fiqih, hikmah, dan kalam, terutama
pemikiran Ibnu Sina dari Mahdar Fariduddin Damad dan matematika dari
Muhammad Hasib. Dari kampung halamannya, Tusi pindah ke Nishapur (masih
termasuk Persia) untuk belajar filsafat di bawah Farid al-Din Damad. Selain itu,

6
ilmu matematika didapatnya dari Muhammad Hasib. Nashiruddin ath-Thusi juga
mempelajari sufi dan teologi dari Attar Nishapur.

E. Karya-karya Nashiruddin ath-Thusi


Nashiruddin Thusi banyak menerjemahkan maupun menyunting karya-
karya Yunani Kuno ke dalam bahasa Persia. Kumpulan terjemahan ini diberi tajuk
kitab Al-Mutawassitat Bain al-Handasa wal Hai’a atau Buku-buku Pengetahuan
antara Geometri dan Astronomi. Karya terkenal Tusi lainnya adalah kitab Al-
Tazkira fil Ilm Al-Hai’a atau Memorial Astronomi, berisi tentang hasil penelitian
astronomi yang begitu lengkap pada masanya. Bahkan, kitab ini dijadikan rujukan
sarjana astronomi dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia Timur
maupun Barat. Nashiruddin ath-Thusi juga dianggap sebagai penemu torquetum
atau turquet, yakni instrumen astronomi yang dirancang untuk mengambil dan
mengubah pengukuran yang dibuat dalam tiga set koordinat: horizon,
khatulistiwa, dan ekliptika. Dalam arti tertentu, torquetum adalah komputer
analog dan sangat populer pada abad 15 dan 16.
Berikut ini beberapa karya yang pernah dihasilkan oleh Nashiruddin ath-
Thusi:
 Al-Mutawassitat Bain al-Handasa wal Hai’a tentang ilmu geometri dan
astronomi.
 Al-Tazkira fil Ilm Al-Hai’a atau Memorial Astronomi, tentang hasil
penelitian astronomi.
 Mukhtasar fil Ilm al-Tanjim wa Marifat al-Taqwim atau Ikhtisar Astrologi
dan Penanggalan.
 Al-Barifi Ulum al-Taqwim wa Harakat al-Aflak wa-Ahkam al-Nujum,
tentang almanak, gerak bintang-bintang dan astrologi. Sayr wa-Suluk, tentang
ilmu pelayaran.
 Al-Shakl al-qattā, buku ilmu matematika, khususnya membahas segi empat
lengkap dan ringkasan lima volume trigonometri.
 Al-Tadhkirah fi'ilm al-hay'ah, memoar tentang ilmu astronomi. Akhlaq-i
Nasiri, tentang etika.

7
 Al-Risalah al-Asturlabiyah, sebuah risalah tentang astrolabe, instrumen
astronomi yang digunakan untuk menentukan posisi benda-benda langit.
 Zij-i Ilkhani atau Tabel Ilkhani, risalah tentang astronomi utama. Awsaf al-
Ashraf, sebuah karya pendek mistis-etis dalam bahasa Persia.
 Tajrīd al-Iʿtiqād, komentar tentang doktrin Syiah. Dan masih banyak lagi.

F. Pemikiran Ekonomi Nasiruddin Thusi


Thusi menyebut ekonomi sebagai political economy, sebagaimana
terungkap dalam kata, siyasah-e-mudun yang ia gunakan. Kata ini berasal dari dua
kata dalam bahasa Arab, yaitu siyasah (politik) dan mudun (kota dan struktur
perekonomiannya). Ia menyatakan bahwa spesialisasi dan pembagian tenaga kerja
telah menciptakan surplus ekonomi sehingga memungkinkan terciptanya kerja
sama dalam masyarakat untuk saling menyediakan barang dan jasa kebutuhan
hidup. Hal ini merupakan tuntutan alamiah sebab seseorang tidak bisa
menyediakan semua kebutuhannya sendiri sehingga menimbulkan ketergantungan
satu dengan lainnya. Akan tetapi, jika proses ini dibiarkan secara alamiah,
kemungkinan manusia akan saling bertindak tidak adil dan menuruti
kepentingannya sendiri-sendiri. Orang yang kuat akan mengalahkan yang lemah.
Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi (siyasah/politik) yang mendorong
manusia untuk saling bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
At-Thusi sangat menekankan pentingnya tabungan dan mengutuk
konsumsi yang berlebihan serta pengeluaran- pengeluaran untuk aset-aset yang
tidak produktif, seperti perhiasan dan penimbunan tanah tidak produktif. Ia
memandang pentingnya pembangunan pertanian sebagai fondasi pembangunan
ekonomi secara keseluruhan dan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Ia
juga merekomendasikan pengurangan pajak, di mana berbagai pajak yang tidak
sesuai dengan syariah Islam harus dilarang.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nama lengkap Al-Maqrizi adalah Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali
bin Abdul Qadir Al-Husaini. Ia lahir di desa Barjuwan, Kairo, pada tahun 766
H (1364-1365 M). Sejak kecil ia gemar melakukan rihlah ilmiah seperti fiqh,
hadits, dan sejarah dari para ulama besar yang hidup pada massanya. Tokoh
terkenal yang sangat mempengaruhi pemikirannya adalah Ibnu Khaldun
(seorang ulama besar, penggagas ilmu sosial dan ekonomi). Al-Maqrizi
meninggal dunia di Kairo pada tanggal 27 Ramadhan 845 H atau bertepatan
dengan tanggal 9 Februari 1442.
2. Al-Maqrizi mengelompokkan buku-buku karangan dalam empat kategori,
yakni: buku yang membahas beberapa peristiwa sejarah Islam umum,
ringkasan sejarah beberapa penjuru dunia Islam yang belum terbahas oleh
para sejarawan lainnya, menguraikan biografi singkat para raja, dan Buku
yang mempelajari beberapa aspek ilmu murni atau sejarah beberapa aspek
sosial dan ekonomi di dunia Islam pada umumnya dan di Mesir pada
khususnya.
3. Al-Maqrizi merupakan pemikir ekonomi Islam yang melakukan studi khusus
tentang uang dan inflasi.
4. Nashiruddin ath-Thusi bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin al-
Hasan at-Thūsī. Ia punya beberapa nama sapaan, termasuk Muhaqqiq,
Khuwaja Thusi, Khuwaja Nasir, al-Din Tusi, atau hanya dipanggil Tusi saja
di kalangan Barat. Tusi dilahirkan pada 18 Februari 1201 M di Tus, Korasan,
dekat Mashed, Persia (sekarang Iran). Nashiruddin ath-Thusi sudah menjadi
anak yatim sejak usia muda.
5. Karya terkenal Tusi lainnya adalah kitab Al-Tazkira fil Ilm Al-Hai’a atau
Memorial Astronomi, berisi tentang hasil penelitian astronomi yang begitu
lengkap pada masanya dan masih banyak lagi.
6. Ia menyatakan bahwa spesialisasi dan pembagian tenaga kerja telah
menciptakan surplus ekonomi sehingga memungkinkan terciptanya kerja
sama dalam masyarakat untuk saling menyediakan barang dan jasa kebutuhan
hidup. At-Thusi sangat menekankan pentingnya tabungan dan mengutuk

9
konsumsi yang berlebihan serta pengeluaran- pengeluaran untuk aset-aset
yang tidak produktif, seperti perhiasan dan penimbunan tanah tidak produktif

10
DAFTAR PUSTAKA

Hhtp://isnapuriana.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-pemikiran-
ekonomi-islammenuru.html diakses tanggal 4 November 2019 pukul
19:33.

Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies, Volume 2 Nomor


1 Maret 2012. Karim, Adiwarman Azwar. 2014. Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saprida. 2017. Sejarah


Pemikiran Ekonomi Islam. Palembang: Amanah.

WikiShia, Kajah Nashiruddin al-Thusi, diakses melalui


http://id.wikishia.net/view/ Khajah_Nashiruddin_al-Thusi, pada tanggal 29
Oktober 2019 pukul 20.44 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai