Anda di halaman 1dari 16

PASAR UANG DAN VALUTA ASING KONVENSIONAL

DAN YANG BERBASIS SYARIAH.


Oleh : Drs.H.Tarsi, S.H.,M.H.I.1/Wakil Ketua PA.Semarang.

A. PENDAHULUAN.
Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-
dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau
kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga
perbankan. Di pasar uang ini diperjualbelikan instrumen kredit jangka pendek.
Kredit yang dimaksud bisa berupa kredit harian (0n Call), kredit bulanan (
Prolongasi ) maupun kredit tiga bulanan (Belening).
Adanya pasar uang ini beranjak dari kondisi prekonomian dunia yang
tidak stabil, bahkan telah terjadinya krisis moneter secara global, sehinga
timbullah pemikiran untuk diadakannya sistem simpan pinjam, kredit baik jangka
pendek maupun jangka panjang seperti SBI, SBPU, SUN, Repurchase
Agrement, dan diharapkan dapat membantu di saat krisis moneter.
Instrumen pasar uang di Indonesia dijual belikan dalam pasar uang
yang jenisnya cukup banyak seperti Sertifikan Bank Indonesia ( SBI ), Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU), dan Sertifikat Deposito meliputi Commercial
Papar, Call Mony, Repuchase Agreseement, dan Banker’s Acceptence.
Di Indonesia dalam kehidupan ummat, untuk kesejahteraan hidupnya
memerlukan jasa perbankan, dan salah satu produk perbankan yang saat ini
berkembang adalah Valuta Asing. Untuk memenuhi berbagai keperluan
masyarakat dalam negeri atau yang sering bepergian kemanca negara,
diperlukan adanya pasar tempat pertukaran mata uang, atau transaksi jual beli
mata uang, baik antar mata uang sejenis maupun antar mata uang berlainan
jenis.
Dalam pandangan Islam, pada dasarnya transaksi jual beli adalah
sebagai sebuah aktivitas ekonomi dalam kehidupan manusia yang tidak
mungkin dihindari, hal ini memiliki dasar seperti tersebut dalam surah Al
Baqarah ayat 275.
1
Ketua Pengadilan Agama Stabat.
Bagi kaum muslimin, transaksi valuta asing sangat diperlukan dalam
rangka efisiensi dengan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Berkenaan dengan
hal ini, dalam ‘urf tijari (tradisi perdagangan) transaksi valuta asing dikenal pula
beberapa bentuk transaksi yang status hukumnya dalam pandangan Islam
berbeda-beda antara satu bentuk dengan bentuk yang lainnya. Dengan kata
lain, tidak semua jenis tansaksi valuta asing dibenarkan oleh hukum Islam.
Perbankan syari’ah sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi
perdagangan internasional tentu tidak dapat menghindarkan diri dari
keterlibatannya dalam transaksi valuta asing. Karena itu perbankan syariah yang
salah satunya bergerak dalam bisnis syari’ah harus menyusun kontruksi rancang
bangun transaksi valuta asing, tanpa harus terlibat pada mekanisme transaksi
valuta asing yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.
Bagi hakim-hakim Peradilan Agama tentu harus mengetahui dan
mengerti praktek transaksi valuta asing, karena hal ini terkait kompetensi
kewenangan mengadili, manakala dihadapkan sebuah kasus sengketa bisnis
syariah yang dalam kenyataannya terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip
syari’ah.
Permasalahan dalam tulisan ini, akan difokuskan pada transaksi valuta
asing yang berbasis syaria’ah dan konvensional sebagai studi kompratif,
kemudian memahami landasan hukum Islam tentang valuta asing dan
penerapannya pada legislasi di Indonesia yang dalam hal ini melalui fatwa
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, sehingga dari sini akan
diketahui konstrusi rancang bangun sebagai pedoman dalam transaksi valuta
asing ( valas ) pada lembaga keuangan yang berbasis syariah.

B. PENGERTIAN VALUTA ASING KONVENSIONAL DAN MENURUT SYARI’AH.


1. Valuta Asing Konvensional.
Valuta atau yang biasa disebut dengan valas, atau dalam bahasa
asing dikenal dengan foreign exchange ( Forex ) merupakan mata uang yang
dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing
akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan
valuta lainnya tanpa pembatasan. Dan tempat bertemunya penawaran dan
permintaan valuta asing disebut dengan bursa valuta asing atau foreign
exchange market.2
Pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan
perdagangan internasional dapat dilakukan di pasar valuta asing. Pasar uang
adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen-instrumen jangka pendek
yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang adalah
sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-
perusahaan non keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek
maupun untuk menempatkan dana atas kelebihan likuaditasnya.
Seperti yang kita ketahui disetiap negara memiliki mata uang yang
berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain, sehingga
dalam melakukan transaksi perdagangan dengan negara lain dibutuhkan
suatu perhitungan, suatu nilai tukar antar mata uang suatu negara terhadap
negara lain. Perhitungan ini lebih dikenal dengan kurs valuta asing. Kurs ini
bisa memberikan patokan berapa nilai mata uang asing dilihat dari rupiah kita.
Dari pengertian pasar uang dan valuta asing diatas dapat dimengerti
sebagai bentuk mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka
pendek untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya.
Mekanisme pasar uang ini ditekankan untuk mempertemukan pihak yang
mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.

2. Valuta Asing Menurut Syari’ah.


Dalam Islam valuta asing dapat diibaratkan dengan pertukaran antara
emas dan perak ( al-sharf ). Secara harfiah al–sharf berarti penambahan,
penukaran, penghindaran, pemalingan atau transaksi jual beli.3 Adapun
dalam referensi keuangan syari’ah, bai’al-sharf didefinisikan sebagai jual beli,
atau pertukaran mata uang asing dengan mata uang yang lain, seperti antara
rupiah dan dolar, dolar dengan yen dan sebagainya.4
Sebagai dalil dalam transaksi valuta asing, dapat merujuk pada Al
Qur’an surah An Nahal ayat 14, Surah Al Anbiya ayat 107, dan surah Al-

2 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah, (jakarta : Alvabet, 2002


hal. 199.
3Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Diskripsi dan ilustrasi,
( Yokyakarta : Ekonosia Kampus Ekonomi UII Yokya, 2005 ) hal. 5.
4 Zainul Arifin, 0p cit, hal. 24.
Jatsiyah ayat 13. Berdasarkan ayat-ayat ini, Ali Anwar menyimpulkan bahwa
tujuan ekonomi Islam adalah sebagai berikut :
a). Mewujudkan ekonomi umat yang makmur dengan cara melaksanakan
produksi barang dan jasa dengan kualitas dan kuantitas yang cukup, guna
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta menumbuhkan
kesejahteraan duniawi dan ukhrawi secara serasi dan seimbang.
b). Mewujudkan kehidupan ekonomi yang adil dan merata.
c). Mewujudkan kehidupan ekonomi yang menjamin kemerdekaan, baik dalam
memilih jenis barang dan jasa maupun sistem distribusi.
d). Mewujudkan kehidupan ekonomi yang tidak menimbulkan mafsadah.
e). Mewujudkan kehidupan ekonomi yang mandiri.5
Selain dalil-dalil Al Qur’an tersebut diatas, juga ditemukan beberapa
hadits Rasulullah SAW yang dapat dijadikan landasan hukum operasional
transaksi valuta asing seperti :
1). Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah dari Abu Sa’id Al Khudri.
6 ‫قال ر سول هللا صالي هللا عليه وسلم انما اليع عن تراض‬
Artinya : Rasulullah SAW bersabda “ Sesungguhnya jual beli itu hanya
boleh atas dasar kerelaan ( antara kedua belah pihak )”.
2). Hadits riwayat Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit, Abu Dawud, Turmudzi,
Nasa’i dan Ibnu Majah berbunyi :
‫الذ هب با لذ هب والفضه باالفضه والبر بالبر والشعير بالشعير والدمر بالدمر والملح بالملح مدال يمدل‬
7 ‫سواء يسواء يدا بيد فاذا اختلفت هذه الما صنا ف فبيعوا كيف شئتم اذا كا ن يدا بيد‬
Artinya : Juallah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam
dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara
tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara
tunai.
3 ). Hadits riwayat Muslim dari Abu Sa’id al Khudri berbunyi :
‫لما تبيعوا الذهب بالذهب اال مثال بمثل ولما تشبقوا بعضها علي بعض ولما تبيعوا الورق اال مثال بمثل ولما‬
8‫جز‬ ‫تشبقوا بعضها علي بعض ولما تبيعوا منها غائبا بنا‬

5 Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2002 ), hal. 135-137.
6 Abi Husen Muslim ibnu Hujjaj Ibnu Muslim, Shaheh Muslim, Juz I, Beirut,Dar Al
Fikri, 1994, hal 124
7 Ibid.
Artinya : Janganlah kamu menjual emas dengan emas, kecuali sama (
nilai ) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain.
Janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan
janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain, dan jangan
menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai.
4). Hadits riwayat Muslim dari Bara’ bin ‘Azib dan Zaid bin Arqam berbunyi :
9‫دينا‬ ‫انتهي رسول هللا صلي عليه وسلم عن بيع الورق بالذهب‬
Artinya : Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara
piutang (tidak tunai).
5). Hadits riwayat Turmudzi dari ‘Amr bin “Auf al-Muzani berbunyi :
‫الصلح جائز بين المسلمين اال صلحا حرم حالال او احل حراما والمسلمون علي شروطهم اال شرطا حرم‬
10 ‫حالال او احل حراما قال ابو عيسي هذا حديث حسن صحيح‬
Artinya : Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin keculi
perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali
syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
Dengan demikian pada dasarnya transaksi valuta asing dapat
diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu, sebagaimana yang akan
penulis kemukakan pada bagian selanjutnya.

C. MEKANISME KERJA PASAR VALUTA ASING KONVENSIONAL DAN


MENURUT SYARI’AH.
1. Praktek Transaksi Valuta Asing Konvensional.11
Dibursa valas ini orang dapat membeli ataupun menjual mata uang
yang diperdagangkan secara objektif untuk mendapatkan propil atau
keuntungan dari posisi transaksi yang dilakukan. Dibursa valas dikenal istilah
Lot dan Pip. 1 lot nilainya adalah $ 1.000 dan 1 pip nilainya $ 10. Sedangkan
nilai dolar dibursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal di bank-
bank. Nilai dolar dibursa valas sangat bervariasi, yaitu kisaran 6000/8000 dan
Rp 10.000,-.
8Abu Al Husen Muslim Ibnu Hujjaj Ibnu Muslim, Al Jami’us Shahih, Juz V,Beirut, Dar
alFikr, tth, hal 256.
9Ibid, hadits nomor 2970.
10Ibid, hadits nomor 2964.
11 http//www. Pasar Uang dan Valuta Asing Net.
Transaksi valuta asing dapat dilakukan dengan dua arah dalam
mengambil keuntungan. Seseorang dapat membeli dahulu ( open buy ), lalu
ditutup dengan menjual ( sell ) ataupun sebaliknya, melakukan penjualan
dahulu kemudian ditutup dengan membeli.
Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru
dan Australia yang berlangsung pukul 05.00-14.00 WIB, terus ke pasar Asia
yaitu Jepang, Singapura dan Hongkong yang berlangsung pukul 07.00-16.00
WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.00-
22.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.30-
10.30 WIB.
Dalam perkembangan sejarah, bank sentral milik negara-negara
dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan
oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.
Menurut hasil survei BIS ( Bank International for Settement, bank
sentral dunia ), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar
valuta asing mencapai lebih dari USD$ 1,4 triliun perharinya. Mengingat
tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta
asing juga menjadi salah satu alternatif yang paling populer karena ROI (retum
on investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan
didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat dari
pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki resiko
yang tinggi. Karena hal ini wajar ketika tahun 1997 terjadi krisis keuangan di
Negara Asia begitu pula tahun 1991 di Amerika.
Dalam pasar valas tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi
diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari
perdagangan valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana
mata uang yang berbeda diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung
artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata uang dolar melainkan kurs yang
berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang
bertransaksi’’. Namun dalam prakteknya perpedaan tersebut seringkali sangat
tipis.
Sebagai pihakpelaku transaksi di pasar uang itu adalah bank,
yayasan, Dana pensiun, perusahaan asuransi, perusahaan-perusahaan
besar, lembaga keuangan dan individu masyarakat. Jenis-jenis pasar
uang tersebut, dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti :
1. Pasar Modal yang terdiri dari pasar premer dan pasar sekunder, yang
terbagi lagi menjadi :
a. Pasar Saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan
saham dan merupakan saranan perdagangan saham.
b. Pasar 0bligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan
obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi.
c. Pasar Keuangan yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka
pendek dan investasi.
d. Pasar derivatif yang merupakan sarana untuk menyediakan instrumen
guna mengelola resiko keuangan.
e. Pasar berjangka yang merupakan sarana untuk menyediakan
standarisasi kontrak berjangka bagi perdagangan suatu produk pada
suatu tanggal dimasa mendatang.
f. Pasar Asuransi yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai resiko.
g. Pasar valuta asing yang memfasilitasi perdagangan valuta asing.

2. Pasar Komoditi yang memfasilitasi perdagangan komoditi.


Jenis-jenis Pasar Valas/ Valuta Asing
Kegiatan transaksi valuta asing, yang menjual belikan berbagaii
produk atau pinjam meminjam dengan nilai tukar mata uang untuk meraih
keuntungan bagi pemilik modal dalam prakteknya bermacam-macam. Ada
beberapa jenis transaksi yang terdapat pada pasar valuta asing tersebut
yaitu :
a. Transaksi Spot.
Menurut Koncoro transaksi spot ini terdiri dari transaksi valas yang
biasanya selesai maksimal 2 hari kerja, dan terdapat tiga macam
jenis transaksi spot yaitu : Cash, dimana pembayaran satu mata uang
dan pengiriman mata uang lain diselesaikan dalam hari yang sama.
Tom (tomorrow/besok) dimana pengiriman dilakukan hari berikutnya.
Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 24 jam setelah
perjanjian.
Contohnya.
Pada tanggal 22 Desember 1996 seorang ayah membutuhkan US$
10.000 untuk uang saku anaknya yang akan sekolah diluar negeri,
maka seorang ayah tersebut dapat menghubungi dan membuat
kesepakatan selling price pada tanggal tersebut. Apabila telah tercapai
kesepakatanm selling price pada tanggal 22 Desember 1996 adalah
US$1 = Rp 5.500 maka perhitungannya :
Jumlah Rupiah yang dibutuhkan = US$ yang dibutuhkan x selling price
= US$ 10.000 x Rp 5.500 = Rp 55.000.000,-Maka untuk mendapatkan
US$ 10.000 diperlukan Rp 55.000.000,- yang harus diserahkan paling
lambat tanggal 24 Desember 2004 ( 2 x 24 jam ).
b. Transaksi Forward.
Transaksi forward merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata
uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu dimasa akan datang. Kurs
dimana transaksi forward akan diselesaikan/ditentukan pada saat
kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual.
Waktu anatara ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uangmyang
sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun.
Jatuh tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam bulan.
Transaksi forward biasanya terjadi apabila eksportir, importir, atau
pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas harus membayar
atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu
dimasa mendatang.
Contohnya.
Apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1 juta mark Jerman, 90
hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari Jerman. Asumsikan
bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli mark Jerman
untuk pengiriman langsung ( yaitu dari pasar spot ) dengan kurs spot
$0,50 per mark. Berdasarkan kurs spot ini, maka perusahaan
membutuhkan $500.000 ($0,50 per mark x 1.000.000), namun
perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark.
Perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US
dolar dengan mark menurut kurs yang berlaku saat itu, tetapi
perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari sekarang.
Jika naik menjadi $0.60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan
$600.000 ( $0.60 per Mark x 1.000.000 Mark ). Dengan adanya ini,
maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000 akan lebih baik
perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang. Dimana kurs
forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan
dapat melakukan perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs
forward 90 hari dari sekarang, sehingga dana yang dibutuhkan
perusahaan sebesar $510.000 ($0.51 per mark x 1.000.000 mark).
Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir dengan
adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.
c. Transaksi Currency Futures/ Swap.
Menurut Madura (2000:67-68) Pasar Currency Futures adalah pasar
yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures. Suatu
kontrak currency futures menetapkan sutu volume standar suatu valuta
tertentu yang akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian
(settiement date) tertentu di masa depan. Sebuah MNC (multi national
corporation) yang ingin meng-hedge hutangnya akan membeli kontrak
corrency futures untuk mengunci harga suatu valuta di masa depan.
Contohnya.
Transaksi Currency Futures yaitu sebuah korporasi AS yang pada
tanggal 2 Januari menyadari kebutuhan akan 450.000 mark untuk
tanggal 11 Pebruari ( 40 hari kemudian ). Jika korporasi tersebut
berupaya untuk mengunci harga pembellian mark di masa depan
dengan kontrak futures, tanggal penyelesaian kontrak adalah hari Rabu
ketiga bulan Maret. Selain itu, jumlah mark yang dibutuhkan ( 450.000 )
lebih tinggi dari jumlah standarnya ( 125.000). Hal yang terbaik yang
bisa dilakukan korporasi adalah membeli tiga kontrak futures mark (
dengan total 375.000 mark) atau 4 kontrak futures mark ( 500.000 ).
Asumsi pada tanggal 11 Januari, harga futures mark untuk bulan Maret
adalah $0,5900 per mark pada hari ketiga bulan Maret. Dilain pihak,
siapapun yang menjual kontrak futures ini pada tanggal 11 Januari
wajib mengirimkan (menjual) Mark dengan harga $0,5900 per mark
pada hari Rabu ketiga bualn Maret. Karena satu unit kontrak futures
mark bernilai $125.000 Mark, maka perusahaan harus membeli 3 atau 4
unit kontrak futures mark. Maka jumlah dolar yang dibutuhkan adalah
$221.500 (3 unit kontrak futures mark x $125.000 x $0,5900) atau
295.000 ( 4 unit kontrak futures mark x $125.000 x $0,5900 ).
d. Transaksi Currency 0ptions.
Currency 0ptions adalah merupakan pasar yang memfasilitasi
perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat
diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call options
menyediakan hak untuk membeli l suatu valuta tertentu dengan harga
tertentu dalam suatu pride tertentu.
Currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang
valas yang harus dibayarkan dimasa depan. Currency put options
memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan harga
tertentu dalam suatu priode waktu tertentu. Currency put options
digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima
dimasa depan.
Contohnya.
Transaksi currency call options yaitu ada kemungkinan sebuah
perusahaan akan membutuhkan valuta asing dimasa depan, tetapi
perusahaan tidak begitu yakin. Misalnya anggaplah sebuah perusahaan
AS terlibat dalam tender sebuah proyek di Jerman. Jika proyek tersebut
jatuh kepada perusahaan tersebut, maka perusahaan akan
membutuhkan kira-kira DM625.00 untuk membeli bahan baku dan jasa
di Jerman, namun perusahaan tidak tahu apakah tawaran akan diterima
atau tidak sampai tiga bulan kedepan.
Asumsikan bahwa exercise price bagi mark adalah $0,50 dan premium
call options-nya adalah $ 0,02 per unit. Perusahaan akan membayar
$1250 per opsi ( 62.500 x $0,02 ) atau $12.500 untuk 10 kontrak.
Dengan adanya opsi tersebut, jumlah maksimum pengeluaran US Dolar
untuk membeli mark adalah $312.500 ( 62.500 x $0,5 ).

2. Praktek Transaksi Valuta Asing Berdasarkan Prinsip-Perinsip Syari’ah.


Sebagaimana telah dikemukakan penulis, aspek ekonomi sangat penting
peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Perdagangan merupakan salah satu jenis usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup. Allah SWT dan Rasulnya telah menetapkan pertukaran
barang dengan persetujuan antara kedua belah pihak dalam suatu transaksi
perdagangan sebagai suatu yang halal atau
dibolehkan dan melarang mengambil benda orang lain secara batil. Selain
untuk menjaga perdamaiandan ketertiban dalam masyarakat, hal ini juga
sangat penting untuk memelihara hubungan baik dan harmonis dikalangan
anggota masyarakat. Nabi Muhammad SAW telah meletak dasar-dasar
hukum dan peraturan guna melakukan transaksi-transaksidan juga telah
memberikan hak untuk meneruskan atau membatalkan transaksi dengan
syarat-syarat tertentu.12Dalam bagian ini, penulis mencoba memfokuskan
masalah pada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas transaksi
valuta asing dengan berbasis pada prinsip-prinsip syari’ah.
Heri Sudarsono dalam bukunya “ Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah
Deskripsi dan Ilustrasi “ menyebutkan beberapa ketentuan umum dalam al-
sharf sebagai berikut :
1). Nilai tukar yang diperjualbelikan harus tetap dikuasai, baik oleh pembeli
maupun oleh penjual, sebelum berpisah. Penguasaan tersebut dapat
berbentuk penguasaan secara material maupun hukum. Penguasaan
secara material. Misalnya pembeli langsung menerima dolar AS yang
dibeli dan penjual langsung menerima uang rupiah. Adapun penguasaan
secara hukum, misalnya pembayaran dengan menggunakan cek.
2). Transaksi valuta asing dari jenis yang sama harus dilakukan dengan mata
uang sejenis yang memiliki kuantitas dan kualitas yang sama, sekalipun
model mata uang itu berbeda.
3). Dalam sharf tidak dipersyaratkan dalam akadnya hak khiyar syarat bagi
pembeli. Khiyar syarat adalah hak pilih bagi pembeli untuk dapat
melanjutkan jual beli tersebut setelah selesai berlangsungnya transaksi
terdahulu tersebut.
4). Tidak ada tenggang waktu antara penyerahan mata uang yang
dipertukarkan, bagi sahnya sharf, penegasan objek akad harus
dilaksanakan secara tunai dan perbuatan saling menyerahkan itu harus
berlangsung sebelum kedua pihak yang melakukan jual beli valuta
berpisah.13

12 Nik Mustafa Hj Nil Hasan, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, dalam M.Rusli Karim
(E.d), Berbagai aspek Ekonomi Islam, ( Yokyakarta : Tiara Wacana dan P3EI UII, 1992 ),
hal.15.
13 Heri Sudarsono, op cit, hal.79.
Zainul Arifin dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah
menyebutkan prinsih-prinsip syari’ah dalam transasksi valuta asing sebagai
berikut :
a. Pertukaran harus dilakukan secara tunai (bai’ naqd), artinya masing-
masing pihak harus menerima atau menyerahkan masing-masing mata
uang pada saat bersamaan.
b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial,
transaksi perdagangan barang dan jasa atar bangsa, bukan dalam rangka
spekulasi.
c. Harus dihindari jual beli bersyarat, misalnya si A setuju membeli barang
hari ini dengan syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu
dimasa mendatang.
d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini
mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai, atau dengan kata
lain tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan ( bai’ ainaih).14
Berkenaan dengan hal ini, ada beberapa jenis transaksi valuta asing
yang biasa dilakukan pada transaksi valuta asing konvensional seperti
disebutkan terdahulu, dimana kalau dicermati pelaksanaannya mempunyai
motif komersial berupa ekspor impor, lalu lintas modal, funding berupa
pinjaman valuta asing dan kebutahan cashflow, investasi dan ada pula yang
bermotif spikulasi. Sehubungan hal ini menurut fatwa Dewan Nasional
Majelis Ulama Indonesia Nomor : 28/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002
tentang hukum transaksi valuta asing yang sekarang berjalan di pasar valas
sebagai berikut :
1. Transaksisport yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing
untuk penyerahan pada saat itu ( over the counter ) atau penyelesaiannya
paling lambat dalam jangka waktu 2 hari. Menurut syari’ah, hukumnya
transaksi yang seperti ini adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan

14Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah SAW telah melarang seseorang yang akan
menjual gandum sebelum memilikinya. Taus berkata bahwa ia telah bertanya kepada Ibnu
Abbas tentang alasan Rasulullah SAW melarang hal tersebut dan dijawab bahwa hal itu
sama saja dengan menjual uang untuk memperoleh uang karena tidak ada gandum yang
akan dibayar pada waktu itu. (H.R. Bukari) Lihat pula Zainul Arifin, op cit, hal. 215 – 216.
waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa
dihindari dan merupakan transaksin Internasional.
2. Transaksiforward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing
yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk
waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun,
hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga
yang diperjanjikan ( muwa’adah ) dan penyerahannya dilakukan
dikemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum
tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk
forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari ( li al-hajah
)
3. Transaksi Currency Futures/Swap yaitu kontrak pembelian dan
penjualan valuta asing dengan harga sport yang dikombinasikan dengan
pembelian antara penjual valuta asing yang sama dengan harga forward
dalam jangka waktu dimasa depan, atau dengan kata lain pertukaran mata
uang dengan mata uang lainnya tidak dilakukan dengan tunai melainkan
berjangka waktu yang cukup lama. Terhadap hal ini hukumnya haram,
karena mengandung maisir ( spikulasi ).
4. Transaksi Currency 0ptions, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam
rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas
sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal
akhir tertentu, hukumnya haram karena mengandung unsur maisir (
spikulasi ).15
Dengan demikian, jenis transaksi valuta asing yang memiliki dasar
syari’ah adalah transaksi spot yang dalam pelaksanaannya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’ah. Adapun jenis transaksi valuta asing lainnya,
nampaknya tidak sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah, karena dalam
prakteknya tidak dilakukan secara tunai dan mengandung unsur spikulasi.
Berkenaan dengan hal ini, perlu disadari bahwa pada dasarnya Islam
memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai barang dagangan
(komoditas). 0leh karena itu, motif permintaan uang adalah untuk memenuhi
kebutuhan transaksi, bukan untuk spikulasi. Dengan kata lain, dalam konsep

15 Tim Penulis Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa

Dewan Syari’ah Nasional, ( Jakarta : Intermasa, 2003 M/1424 H ), hal 173-174.


Islam tidak dikenal money demand for speculation karena spikulasi tidak
dibenarkan. Islam juga tidak mengenal konsep time value of money, namun
Islam mengenal konsep economic value of time, artinya bahwa yang dinilai
adalah waktu itu sendiri. Dalam hal ini uang adalah flow concept sehingga
harus selalu berputar dalam perekonomian.16 Dengan demikian, dalam
transaksi valuta asing, umat Islam perlu memperhatikan aturan main yang
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.
Di Indonesia, fatwa hukum Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia telah mengatur ketentuan dan batasan dalam transaksi valuta asing
melalui fatwa DSN Nomor : 28/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002.
Dalam fatwa tersebut dikemukakan beberapa prilaku perdagangan valuta
asing yang biasa dilakukan pada pasar valuta asing konvensional yang harus
dihindari seperti “Perdagangan tanpa penyerahan (future non delivery trading
atau margin trading), jual beli valuta asing bukan transaksi komersial,
melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli, dan melakukan
transaksi pure swap’’.17
Sementara itu DSN juga memberikan penjelasan tentang kebolehan
transaksi valuta asing dengan ketentuan “ Tidak untuk spikulasi (untung-
untungan, adanya kebutuhan transaksi untuk berjaga-jaga (simpanan),
transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis dan nilainya harus sama
serta dilakukan dengan tunai ( al-taqabudh ), apabila berlainan jenis, maka
harus dilakukan dengan nilai tukar ( kurs ) yang berlaku pada saat transaksi
dan dilakukan secara tunai.18

D. PENUTUP.
Berdasarkan beberapa ketentuan dan persyaratan seperti yang
dikemukakan di atas, merupakan prinsip dasar yang harus diberlakukan dalam
transaksi valuta asing yang berbasis syari’ah. Dan boleh jadi dalam dunia
perbankan Islam, transaksi valuta asing seperti ini masih menyisakan
perdebatan panjang ditinjau dari sisi fikih. Mengingat keterlibatan perbankan
Islam dalam dunia keuangan internasional yang tidak dapat dihindari, maka

16 Zainal Arifin, Op cit. hal. 17-18.


17Ibid,hal 215-216.
18 Tim Penulis Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Op cit, hal 172.
mengharuskan kita mengembangkan suatu kebijakan dan instrumen syari’ah
yang cocok dengan dunia perbankan saat ini, dengan standar acuan seperti
tidak untuk tujuan komersial atau spikulasi, karena adanya kebutuhan transaksi
(li al-hajjah), nilai tukar harus tetap dikuasai, baik oleh pembeli mapun penjual,
baik secara material maupun hukum, transaksi valuta asing itu harus dari jenis
yang sama/mata uang sejenis yang memiliki kuantitas dan kualitas yang sama
sekalipun model dari mata uang itu berbeda, dilakukan secara tunai sebelum
kedua belah pihak (pembeli dan penjual) berpisah, dan apabila berlainan jenis
mata uangnya, harus dilakukan dengan nilai tukar ( kurs) yang berlaku pada
saat transaksi dilakukan dan secara tunai, kemudian motif tarnsaksi itu untuk
perdagangan barang dan jasa.
Oleh Karena itu, dalam konteks kekinian valuta asing yang berbasis
syari’ah, merupakan hal yang harus dicermati sebagai tuntutan mayarakat
muslim yang bergerak sesuai dengan dinamika manusia dalam memenuhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Disinilah menurut penulis, wilayah ijtihad
hakim yang perlu dikembangkan dalam penyelesaian kasus sengketa bisnis
syari’ah sesuai tuntutan kontekstual yang berorientasi pada kemanusian li al
hajjah dan dalam konteks legislasi hukum di Indonesia seperti yang
dikembangkan melalui fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
yakni dengan tetap memperhatikan kaedah maslahah (memelihara maksud
syara’, yaitu memberikan kemamfatan dan menghindari hal-hal yang
merugikan).

DAFTAR PUSTAKA
Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2002 ),
hal. 135-137.

Abi Husen Muslim ibnu Hujjaj Ibnu Muslim, Shaheh Muslim, Juz I,
Beirut,Dar Al Fikri, 1994, hal 124

Abu Al Husen Muslim Ibnu Hujjaj Ibnu Muslim, Al Jami’us Shahih, Juz
V,Beirut, Dar alFikr, tth, hal 256.

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Diskripsi


dan ilustrasi, ( Yokyakarta : Ekonosia Kampus Ekonomi UII Yokya, 2005 )
hal. 5.

http//www. Pasar Uang dan Valuta Asing Net.

Nik Mustafa Hj Nil Hasan, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, dalam


M.Rusli Karim (E.d), Berbagai aspek Ekonomi Islam, ( Yokyakarta : Tiara
Wacana dan P3EI UII, 1992 ), hal.15.

Tim Penulis Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia,


Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, ( Jakarta : Intermasa, 2003
M/1424 H ), hal 173-174.

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah, (jakarta :


Alvabet, 2002), hal. 199.

Anda mungkin juga menyukai