Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Rumah Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Imam Bonjol...

PASAR UANG DAN PASAR MODAL


DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
SRI RAMADHAN
Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: sal_ila@yahoo.com

Abstract
The research theme is the financial and banking institutions. This article aims to look at the money market and
the capital market in the perspective of Islam. The article is the result of the study of literature. Differences in
the Islamic capital market with conventional capital market can be seen in the instruments and mechanisms
of the transaction. Islamic stock index difference with conventional stock indexes lies in the issuer’s shares
of criteria that must comply with the principles of sharia. The main instruments are traded in the Islamic
capital markets and capital markets are conventional stocks. Expected to Islamic capital market is really a
meeting place between people who are in need of capital to investors who want to invest in productive sectors.

Keywords: Money Markets, Capital Markets, Islamic Economics

PENDAHULUAN sarana investasi jangka pendek yang bersifat


Sektor non riil atau sektor moneter secara spekulatif guna mendapatkan keuntungan
garis besar dapat dibagi dalam dua katagori (gain) yang cepat dan besar (Al-Adnani, 1984).
yakni pasar uang dan pasar modal. Pasar uang Di tengah kemerosotan, skandal dan
adalah bertemunya permintaan dan penawaran resiko yang menimpa pasar modal dan uang
terhadap mata uang lokal dan asing atau konvensional tersebut, kini dunia mulai
dengan kata lain pasar yang memperdagangkan melirik Islam sebagai alternatif. Didahului oleh
valas, sedangkan pasar modal adalah transaksi pendirian bank syariah dan lembaga asuransi
modal antara pihak penyedia modal (investor) syariah di negeri-negeri Islam termasuk di
dengan pihak yang memerlukan modal Barat sendiri, kini upaya untuk menerapkan
(pengusaha) dengan menggunakan instrumen dan mensosialisaikan pasar modal syariah
saham, obligasi, reksa dana dan instrumen semakin gencar.
turunannya (derivatif instrument). Pada 14 Maret 2003 yang lalu, pemerintah
Pada masa sekarang arus uang dan modal yang diwakili Menteri Keuangan, Bapepam dan
jarang dihubungkan dengan keperluan MUI secara resmi meluncurkan pasar modal
transaksi perdagangan internasional dan syariah. Sebelumnya pada tahun 2000 PT
kebutuhan modal untuk investasi jangka Bursa Efek Jakarta (BEJ) bekerjasama dengan
panjang. Tetapi perekonomian konvensional PT Danareksa Investment Management
melihat pasar uang dan pasar modal sebagai (DIM) telah meluncurkan Jakarta Islamic
198 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Index, sementara itu reksa dana syariah satu dengan perak yang lain (atau berbeda
pertama sudah ada pada tahun 1997, serta sejenisnya) semisal emas dan perak, dengan
diterbitkannya Obligasi Syariah Mudharabah menyamakan atau melebihkan antara jenis
Indosat pada tahun 2002. Yang lebih menarik yang satu dengan jenis yang lain (An-Nabhani,
lagi, di pusat keuangan kapitalis dunia Wall 1996).
Street, Dow Jones pada Februari 1999 telah Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik
meluncurkan Dow Jones Islamic Market suatu kesimpulan bahwa al sharf merupakan
Indexes (DJIMI). Perkembangan tersebut suatu perjanjian jual beli suatu valuta dengan
disambut gembira oleh banyak pihak. valuta lainnya, transaksi jual beli mata uang
Merupakan suatu hal yang menggembirakan yang sejenis seperti rupiah dengan rupiah,
ketika dunia khususnya negeri-negeri Islam maupun yang tidak sejenis seperti rupiah
mulai melirik Islam sebagai sistem alternatif. dengan dolar atau sebaliknya. Dalam literatur
Akan tetapi kita harus bersikap kritis atas klasik, ditemukan dalam bentuk jual beli dinar
konsep baru yang ditawarkan tersebut. Yakni dengan dinar, dirham dengan dirham atau
apakah pasar modal syariah tersebut secara dinar dengan dirham. Tukar menukar seperti
prinsip tidak jauh berbeda dengan pasar ini di dalam hukum Islam termasuk salah satu
modal konvensional? Atau apakah konsep cara jual beli, dan dalam hukum perdata Barat
dan aplikasi pasar modal syariah sudah sesuai disebut dengan barter.
dengan syari’at Islam? An-Nabhani (1996) menyatakan bahwa
jual beli mata uang atau pertukaran mata uang
PEMBAHASAN
merupakan transaksi jual beli dalam bentuk
Pasar Uang dan Modal finansial yang menurutnya mencakup:
Istilah al sharf yang berarti jual beli valuta 1. Pembelian mata uang dengan mata uang yang
asing dapat ditemukan dalam beberapa serupa seperti pertukaran uang kertas dinar
kamus. Al-Adnani mendefinisikan al sharf baru Irak dengan uang kertas dinar lama.
dengan tukar-menukar uang (Al-Adnani, 2. Pertukaran mata uang dengan mata uang
1984). Dalam Kamus al Munjid fi al Lugah asing seperti pertukaran dolar dengan
(Ma’luf, 1986) disebutkan bahwa al sharf Pound Mesir.
berarti ‫( ﺑﻴﻊ اﻟﻨﻘﻮد ﺑﻨﻘﻮد‬menjual uang dengan 3. Pembelian barang dengan uang tertentu
uang lainya). Yang dalam istilah inggris serta pembelian mata uang tersebut dengan
adalah money changer (Al-Baklabaki, 1984). mata uang asing seperti membeli pesawat
An-Nabhani mendefinisikan al sharf dengan dengan dolar, serta pertukaran dolar dengan
pemerosotan harga dengan harta lain, dalam dinar Irak dalam suatu kesepakatan.
bentuk emas dan perak, yang sejenis dengan
4. Penjualan barang dengan mata uang,
saling menyamakan antara emas yang satu
misalnya dengan dolar Australia serta
dengan emas yang lain, atau antara perak yang
pertukaran dolar dengan dolar Australia.
Pasar Uang dan Pasar Modal (Sri Ramadhan) 199

5. Penjualan promis (surat perjanjian untuk


‫اﻟﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻔﻀﺔ واﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎﻟﺬﻫﺐﻛﻴﻒ ﺷﺌﺘﻢ‬
membayar sejumlah uang) dengan mata “Janganlah engkau menjual emas dengan emas, kecuali
uang tertentu. seimbang, dan jangan pula menjual perak dengan perak
kecuali seimbang. Juallah emas dengan perak atau perak
6. Penjualan saham dalam perseroan tertentu dengan emas sesuka kalian”
dengan mata uang tertentu.
‫ﻲ اﻟﻨﱯ ص م ﻋﻦ اﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎاﻟﻔﻀﺔ واﻟﺬب‬
Dewasa ini jual beli uang biasanya terjadi di
bursa valuta asing (valas). Bursa valas ini diartikan ‫ﺑﺎﻟﺬﻫﺐ إﻻ ﺳﻮاء ﺑﺴﻮاء وأﻣﺮﻧﺎ أن ﻧﺒﺘﺎع‬
dengan mekanisme, di mana orang dapat
mentransfer daya beli antar negara, memperoleh ‫اﻟﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻔﻀﺔ ﻛﻴﻒ ﺷﺌﻨﺎ‬
“Nabi melarang menjual perak dengan perak, emas dengan
atau menyediakan kredit untuk transaksi emas, kecuali seimbang. Dan Nabi memerintahkan untuk
perdagangan internasional dan meminimalkan menjual emas dengan perak sesuka kami, dan menjual
perak dengan emas sesuka kami”
kemungkinan resiko kerugian akibat terjadinya
fluktuasi kurs suatu mata uang (Siamat, 1999). ‫أﻣﺮﻧﺎ أن ﻧﺸﱰي اﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎﻟﺬﻫﺐ ﻛﻴﻒ ﺷﺌﻨﺎ‬
Transaksi di pasar valuta asing terdiri dari dua jenis
tingkatan, yaitu antar bank (wholesale market) ‫ ﻓﺴﺄﻟﻪ‬.‫وﻧﺸﱰي اﻟﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻔﻀﺔﻛﻴﻒ ﺷﺌﻨﺎ‬
dan klien (retail market). Transaksi individu
‫رﺟﻞ ﻓﻘﺎل ﻳﺪا ﺑﻴﺪ ﻓﻘﺎل ﻫﻜﺬا ﲰﻌﺖ‬
dalam pasar antar bank biasanya berjumlah “Kami telah diperintahkan untuk membeli perak dengan
sangat besar, misalnya dalam kelipatan jutaan dengan emas sesuka kami dan membeli emas dengan perak
sesuka kami. Lalu seorang laki-laki bertanya, kemudian
dolar. Sedangkan kontrak antar bank dengan beliau menjawab: Harus tunai. Dan (perawi) berkata:
nasabah biasanya dibuat dalam jumlah tertentu demikianlah yang aku dengar”.

dan bisa dalam jumlah yang relatif kecil. Peserta


Dari beberpa hadits di atas dapat dipahami
yang aktif melakukan transaksi pada tingkat
bahwa hadis pertama dan kedua merupakan
pasar tersebut terdiri dari empat golongan,
dalil tentang diperbolehkannya al sharf serta
yaitu: Dealer Valuta Asing baik bank ataupun
tidak boleh adanya penambahan antara suatu
non-bank, perusahaan dan individu (importir,
barang yang sejenis (emas dengan emas atau
investor internasional, perusahaan-perusahaan
perak dengan perak), karena kelebihan antara
multinasional), spekulator dan arbitrase dan
dua barang yang sejenis tersebut merupakan
bank sentral.
riba al fadl yang jelas-jelas dilarang oleh
Praktek al sharf hanya terjadi dalam Islam. Sedangkan Hadits ketiga, selain bisa
transaksi jual beli, di mana praktek ini dijadikan dasar diperbolehkannya al sharf,
diperbolehkan dalam Islam berdasarkan hadits juga mengisyaratkan bahwa kegiatan jual beli
Rasulullah: tersebut harus dalam bentuk tunai, yaitu untuk
menghindari terjadinya riba nasi’ah.
‫ﻻ ﺗﺒﻴﻌﻮا اﻟﺬﻫﺐ ﺑﺎاﻟﺬﻫﺐ إﻻﺳﻮاء ﺑﺴﻮاء‬
Dengan demikian, dapat disimpulkan
‫واﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎاﻟﻔﻀﺔ إﻻ ﺳﻮاء ﺑﺴﻮاء وﺑﻴﻌﻮا‬ bahwa jual beli mata uang harus dilakukan
200 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

sama-sama tunai serta tidak melebihkan antara melalui sektor yang “riil”. Inilah salah satu
satu barang dengan barang lain dalam mata sebab mengapa membungakan uang, dalam
uang yang sejenis. Begitu juga pertukaran bentuk riba dan perjudian dilarang. Salah satu
antara dua jenis mata uang yang berbeda, sebab pelarangan riba, serta pengenaan zakat
hukumnya mubah. Bahkan tidak ada syarat sebesar 2,5 % terhadap uang adalah untuk
harus sama atau saling melebihkan, namun mendorong aktivitas ekonomi, perputaran
hanya disyaratkan tunai dan barangnya sama- dana, serta sekaligus mengurangi spekulasi
sama ada An Nabhani (1996). serta penimbunan.
Penciptaan mata uang adalah dalam Secara normatif huum Islam, jual beli
rangka untuk diedarkan di masyarakat dan valuta asing yang dilakukan saat sekarang
menjadi penyeimbang bagi semua harta benda tidaklah merubah fungsi uang dalam Islam.
dengan adil dan sebagai perantara benda-benda Karena al sharf yang dijadikan sebagai salah
yang lain. Sekalipun uang memiliki nilai, tetapi satu jasa perbankan tidaklah sama dengan
yang diperlukan bukanlah bendanya. Uang perdagangan uang atau memperjual-belikan
mempunyai nilai yang sama terhadap semua uang yang dalam banyak hal telah merugikan
benda, bahkan Al Gazali seperti yang dikutip masyarakat banyak, terutama dalam kasus
Karim (2002) dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin Indonesia.
mengibaratkan uang agaikan cermin. Cermin Perbedaan antara al sharf dengan
tidak punya warna namun dapat merefleksikan perdagangan uang atau jual beli uang, terletak
semua harga. Uang bukan komoditi dan oleh pada hukum yang diterapkan pada al sharf.
karenanya tidak dapat diperjual belikan. Walaupun al sharf itu merupakan salah
Uang merupakan modal serta salah satu satu variasi dari jual beli, akan tetapi tidak
faktor produksi yang penting, tetapi “bukan dihukumi dengan konsep jual beli secara
terpenting”. Manusia menduduki tempat umum, karena dalam konsep jual beli boleh
di atas modal disusul sumber daya alam. untuk ditangguhkan. Sedangkan dalam variasi
Pandangan ini berbeda dengan pandangan jual beli mata uang denagn mata uang lain
sementara pelaku ekonomi modern yang memakai hukum khusus yang tidak terdapat
memandang uang sebagai segala sesuatu, dalam bai’ al muthlaq (jual beli barang dengan
sehingga tidak jarang manusia atau sumber uang) dan bai’ al muqayyadah (jual beli barang
daya alam dianiaya atau ditelantarkan. dengan barang) yaitu dalam time setlement-nya.
Modal tidak boleh disalahgunakan. Artinya dalam akad al sharf ini harus dilakukan
Manusia harus mengunakanya dengan secara tunai (tidak boleh ditanguhkan).
baik agar ia terus produktif dan tidak habis Sebagaimana diketahui, bahwa jual beli itu
digunakan. Oleh karena itu, modal tidak bisa berupa ayn (good dan service) yang berarti
boleh menghasilkan “keuntungan” dari dirinya barang dan jasa, atau juga berupa dayn (financial
sendiri, tetapi harus dengan usaha manusia obligation). Obyek jual beli berupa dayn dengan
Pasar Uang dan Pasar Modal (Sri Ramadhan) 201

dayn, hukumnya adalah hukumnya tidak sah Aktivitas perdagangan valuta asing harus
karena hal tersebut telah menjadikan dayn terbebas dari unsur riba, maisir, dan gharar.
dengan ayn. Akan tetapi, ketika kedua bentuk Dalam pelaksanaannya haruslah memperhatikan
dayn itu adalah berupa mata uang, maka ia beberapa batasan. Mengacu pada hadis-hadis
adalah al sharf yang hukumnya boleh (mubah) yang dijadikan dasar diperbolehkannya kegiatan
dengan syarat kedua mata uang tersebut harus jual beli valuta asing, maka batasan-batasan yang
diserahkan secara langsung (tunai) sebelum perlu diperhatikan dalam melakukan transaksi
para pihak berpisah. Sehingga aqad al sharf ini tersebut adalah:
bisa disebut sebagai pengecualianvdari akad 1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara
lain yang obyeknya berupa dayn. tunai (bai’ naqd), artinya masing-masing
Tujuan dari keharusan tunai dalam pihak harus menerima atau menyerahkan
akad al sharf adalah untuk menghindari masing-masing mata uang pada saat yang
adanya garar yang terdapat dalam riba fadl. bersamaan.
Garar dalam akad sharf ini akan lenyap 2. Motif pertukaran adalah dalam rangka
karena time of setlment-nya dilaksanakan mendukung transaksi komersil, yaitu
secara tunai. Sedangkan dalam akad yang transaksi perdagangan barang dan jasa antar
obyeknya berupa barang, maka selain masa bangsa, bukan dalam rangka spekulasi.
penyerahannya yang harus tunai, juga harus 3. Harus dihindari jual beli bersyarat.
sama dalam hal kualitas dan kuantitasnya. Misalnya A setuju membeli barang dari B
Justeru merupakan hal yang tepat, ketika hari ini, dengan syarat B harus membelinya
Ibnu Taimiyah mensyaratkan harus dilakukan kembali pada tangal tertentu di masa
secara simultan (taqabud) dalam transaksi mendatang. Hal ini tidak diperbolehkan
perdagangan uang (Abdurrahman, 1963). karena selain untuk menghindari riba, juga
Sebagai salah satu variasi jual beli, al sharf karena jual beli bersyarat itu membuat
juga tentu saja harus memenuhi persyaratan hukum jual beli menjadi belum tuntas.
sebagaimana halnya variasi jual beli yang 4. Transaksi berjangka harus dilakukan
lain seperti bai’ al mutlak dan muqayyadah. dengan pihak-pihak yang diyakini
Karena, agar akad jual beli itu terbentuk dan mampu menyediakan valuta asing yang
sah, diperlukan sejumlah syarat, yaitu syarat dipertukarkan.
adanya akad jual beli dan syarat sah-nya jual
5. Tidak dibenarkan menjual barang yang
beli. Sehingga akad jual beli itu tidak saja ada
belum dikuasai, atau dengan kata lain
dan terbentuk, akan tetapi juga sah secara
tidak dibenarkannya jual beli tanpa
hukum. Dengan demikian hukum tentang
kepemilikan (bai’ inah) (Antonio, 1999).
al sharf yang biasa diartikan dengan jual beli
valuta asing tidak diragukan lagi kebolehannya Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
dari sudut hukum Islam. bahwa pertukaran uang dengan cara qabadh
202 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

(penerimaan barang ditempatkan) merupakan 3. Badan Pelaksana Pasar Modal


syarat sah jual beli mata uang, baik emas 4. Bursa Efek
dengan emas atau perak dengan perak. Hanya 5. Perantara Perdagangan Efek
saja disyaratkan hulul dan qabadh. Dibenarkan
Efek yang diperdagangkan dalam bursa
adanya kurang tau lebih, tapi tidak dibenarkan
hanya boleh ditransaksikan melaui perantara,
adanya tangguh atau bertempo. Dengan
yaitu makelar (broker) dan komisioner.
demikian, maka dibenarkan bank untuk
a. Makelar adalah pihak yang melakukan
memperdagangkan uang yang berlainan,
pembelian dan penjualan efek untuk
asalkan memenuhi syarat di atas dan boleh
kepentingan orang lain dengan
memperjual-belikannya dengan selisih
memperoleh imbalan.
harga. Seperti suatu bank menjual 1 dolar
dengan 10 real, sedangkan bank lain menjual b. Komisioner adalah pihak yang
3 dolar dengan 11 real. Transaksi seperti melakukan pembelian dan penjualan
ini diperbolehkan selama tidak ada unsur efek untuk kepentingan sendiri atau
pemerasan dan sesuai dengan keadaan masing- orang lain dengan memperoleh imbalan.
masing negara, sebab pemerasan adalah haram. 6. Investor
Pasar modal identik dengan sebuah tempat Di dalam pasar modal proses perdagangan
di mana modal diperdagangkan antara pihak efek (saham dan obligasi) melalui tahapan
yang memiliki kelebihan modal (investor) pasar perdana kemudian pasar sekunder.
dengan orang yang membutuhkan modal Pasar perdana adalah penjualan perdana
(issuer) untuk mengembangkan investasi. saham dan obligasi oleh emiten kepada
Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. para investor. Kedua pihak yang saling
8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan memerlukan ini tidak bertemu secara
sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan langsung dalam bursa, tetapi melalui pihak
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, perantara. Dari penjualan saham dan
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek efek di pasar perdana ini, pihak emiten
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi memperoleh dana yang dibutuhkan untuk
yang berkaitan dengan Efek”. mengembangkan usahanya (Anoraga dan
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam Pakarti, 2001). Sedangkan pasar sekunder
pasar modal adalah: adalah pasar yang terjadi sesaat atau setelah
pasar perdana. Maksudnya setelah saham
1. Emiten
dan obligasi yang dibeli investor dari
2. Perantara Emisi yang meliputi:
emiten, maka investor tersebut menjual
a. Penjamin Emisi kembali saham dan obligasi kepada
b. Akuntan Publik investor lainnya, baik dengan tujuan
c. Perusahaan Penilai mengambil untung dari kenaikan harga
Pasar Uang dan Pasar Modal (Sri Ramadhan) 203

(capital gain) maupun untuk menghindari suatu persoalan jika ada emiten yang menjual
kerugian (capital loss). Perdagangan di sahamnya di bursa bergerak di sektor usaha
pasar sekunder inilah yang secara reguler yang bertentangan dengan Islam atau yang
terjadi di bursa efek setiap harinya. memiliki sifat merusak kehidupan masyarakat.
Misalnya pada awal tahun 2003 yang lalu, di
Perbedaan Pasar Modal Syariah dengan
Australia ada rumah bordir (pelacuran) yang
Konvensional
masuk ke bursa efek setempat.
Ada dua hal utama dalam pasar modal
Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ), menurut
syariah yaitu indeks Islam dan pasar modal
Karim (2002) dari 333 emiten yang tercatat
syariah itu sendiri. Indeks Islam menunjukkan
236 saham di antaranya tergolong sesuai
pergerakan harga-harga saham dari emiten
syariah. Sedangkan sisanya 59 saham tergolong
yang dikatagorikan sesuai syariah, sedangkan
“haram” atau tidak sesuai dengan prinsip
pasar modal syariah merupakan institusi pasar
syariah, seperti saham perbankan, minuman
modal sebagaimana lazimnya yang diterapkan
keras dan rokok. Sisanya 34 saham tergolong
berdasarkan “prinsip-prinsip syariah.”
subhat seperti saham industri perhotelan dan
a. Indeks Saham Konvensional dan Indeks empat saham mudharat.
Saham Islam
Dari uraian di atas dapat ditarik garis
Indeks Islam tidak hanya dapat dikeluarkan
pemisah antara indeks Islam dan indeks
oleh pasar modal syariah saja tetapi juga oleh
konvensional. Pertama, jika indeks Islam
pasar modal konvensional. Bahkan sebelum
dikeluarkan oleh suatu institusi yang bernaung
berdirinya institusi pasar modal syariah di
dalam pasar modal konvensional, maka
suatu negeri, bursa efek setempat yang tentu
perhitungan indeks tersebut berdasarkan
saja berbasis konvensional terlebih dahulu
kepada saham-saham yang digolongkan
mengeluarkan indeks Islam. Di Bursa Efek
memenuhi kriteria-kriteria syariah sedangkan
Jakarta misalnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ)
indeks konvensional memasukkan semua
bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment
saham yang terdaftar dalam bursa efek tersebut.
Management (DIM) meluncurkan Jakarta
Kedua, jika indeks Islam dikeluarkan oleh
Islamic Index (JII) sebelum pasar modal
institusi pasar modal syari’ah, maka indeks
syariah sendiri diresmikan.
tersebut didasarkan pada seluruh saham yang
Perbedaan mendasar antara indeks terdaftar di dalam pasar modal syariah yang
konvensional dengan indeks Islam adalah indeks sebelumnya sudah diseleksi oleh pengelola.
konvensional memasukkan seluruh saham
b. Instrumen
yang tercatat di bursa dengan mengabaikan
aspek halal haram, yang penting saham emiten Dalam pasar modal konvensional
yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan instrumen yang diperdagangkan adalah
yang berlaku (legal). Akibatnya bukanlah surat-surat berharga (securities) seperti saham,
204 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

obligasi, dan instrumen turunannya (derivatif) diterbitkan reksa dana tersebut (Anoraga dan
opsi, right, waran, dan reksa dana. Pakarti, 2001).
Saham merupakan surat tanda penyertaan Dalam pasar modal syariah, instrumen
atau pemilikan seseorang atau badan terhadap yang diperdagangkan adalah saham, obligasi
perusahaan yang menerbitkan saham syariah dan reksa dana syariah, sedangkan opsi,
tersebut, sedangkan obligasi merupakan bukti waran dan right tidak termasuk instrumen
pengakuan utang dari perusahaan kepada yang dibolehkan.
para pemegang obligasi yang bersangkutan Adapun yang dimaksud saham dalam pasar
(Anoraga dan Pakarti, 2001). modal syariah sama dengan saham dalam pasar
Opsi merupakan produk turunan modal konvensional. Hanya bedanya saham
(derivatif) dari efek (saham dan obligasi). Opsi yang diperdagangkan dalam pasar modal syariah
sebagai produk efek yang akan memberikan harus datang dari emiten yang memenuhi
hak kepada pemegangnya (pembeli) untuk kriteria-kriteria syariah sebagaimana yang
membeli atau menjual sejumlah tertentu dari disebutkan dalam pembahasan indeks Islam.
aset finansial tertentu, pada harga tertentu, Sementara obligasi syariah berbeda dengan
dan dalam jangka waktu tertentu (Anoraga obligasi konvensional. Obligasi konvensional
dan Pakarti, 2001). merupakan suatu jenis produk keuangan
Adapun right adalah efek yang memberikan yang tidak dibenarkan dalam Islam karena
hak kepada pemegang saham lama untuk menggunakan bunga sebagai daya tariknya.
membeli saham baru yang akan dikeluarkan Menurut Muhammad al-Amin, intrumen
emiten pada proporsi dan harga tertentu obligasi syariah dapat diterbitkan dengan
(Anoraga dan Pakarti, 2001). menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah,
Waran merupakan turunan dari saham ijarah, istisna’, salam, dan murabahah sehingga
biasa yang bersifat jangka panjang dan dari prinsip ini nama obligasi syariah tergantung
memberikan hak kepada para pemegangnya pada prinsip yang mana yang digunakan emiten
untuk membeli saham atas nama dengan harga (Al-Bashir, 2001).
tertentu (Anoraga dan Pakarti, 2001). Di Indonesia penerbitan obligasi syariah ini
Sedangkan reksa dana (mutual fund) adalah dipelapori oleh Indosat dengan menerbitkan
perusahaan investasi yang mengelola investasi Obligasi Syariah Mudharabah Indosat senilai
saham, obligasi, dan lain-lainnya, dengan Rp 100 milyar pada Oktober 2002 yang
menerbitkan surat berharga tersendiri yang lalu. Obligasi ini mengalami oversubribed
ditujukan kepada para investor, sehingga para dua kali lipat sehingga Indosat menambah
investor tersebut tidak perlu lagi melakukan jumlah obligasi yang ditawarkan menjadi Rp
investasi langsung terhadap berbagai surat 175 milyar. Langkah Indosat ini diikuti Bank
berharga yang diperdagangkan di bursa efek Muamalat dan Bank Syariah Mandiri (BSM)
tetapi cukup membeli surat berharga yang pada tahun ini.
Pasar Uang dan Pasar Modal (Sri Ramadhan) 205

Dalam konsep Obligasi Syariah Mudharabah, belum dimiliki dan membelinya belakangan
emiten menerbitkan surat berharga jangka (short selling). Sementara itu Obaidullah
panjang untuk ditawarkan kepada para investor mengemukakan etika di pasar modal syariah,
dan berkewajiban membayar pendapatan berupa yaitu setiap orang bebas melakukan akad
bagi hasil atau margin fee serta pokok utang (freedom contract) selama masih sesuai syariah,
obligasi pada waktu jatuh tempo kepada para bersih dari unsur riba (freedom from al-riba),
pemegang obligasi tersebut. Dalam hal ini pihak gharar (excessive uncertainty), al-qimar/judi
emiten berfungsi sebagai mudharib sedangkan (gambling), al-maysir (unearned income),
investor pemegang obligasi sebagai shahibul mal. manipulasi dan kontrol harga (price control
Sementara emiten yang menerbitkan obligasi and manipulation), darar (detriment) dan tidak
syariah harus memenuhi persyaratan seperti merugikan kepentingan publik (unrestricted
persyaratan emiten yang masuk dalam kriteria public interest), juga harga terbentuk secara
indeks Islam. fair (entitlement to transact at fair price) dan
Instrumen ketiga yang diperdagangkan terdapat informasi yang akurat, cukup dan
dalam pasar modal syariah adalah Reksa Dana apa adanya (entitlement to equal, adequate,
Syariah. Reksa Dana Syariah merupakan sarana and accurate infromation) (Obaidullah, 2001).
investasi campuran yang menggabungkan Irfan Syauqi menjelaskan perihal
saham dan obligasi syariah dalam satu spekulasi ini, pertama, spekulasi hakikatnya
produk yang dikelola oleh manajer investasi. bukanlah kegiatan investasi, kedua, spekulasi
Manajer investasi menawarkan Reksa Dana menyebabkan peningkatan pendapatan bagi
Syariah kepada para investor yang berminat, sekelompok masyarakat tanpa memberikan
sementara dana yang diperoleh dari investor konstribusi apapun baik yang bersifat
tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk positif maupun produktif, ketiga, spekulasi
ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah merupakan sumber penyebab krisis keuangan,
yang dinilai menguntungkan. dan keempat, spekulasi datang dari mental
c. Mekanisme transaksi “ingin cepat kaya”.

Dalam konteks pasar modal syariah, Dalam mekanisme transaksi produk pasar
menurut Alhabshi, idealnya pasar modal modal syariah, Irfan Syauqi mengemukakan
syariah itu tidak mengandung transaksi wacana bahwa transaksi pembelian dan
ribawi, transaksi yang meragukan (gharar), penjualan saham tidak boleh dilakukan secara
dan saham perusahaan yang bergerak pada langsung. Dalam pasar modal konvensional
bidang yang diharamkan. Pasar modal investor dapat membeli atau menjual saham
syariah harus bebas dari transaksi yang tidak secara langsung dengan menggunakan jasa
beretika dan amoral, seperti manipulasi broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan
pasar, transaksi yang memanfaatkan orang bagi para spekulan untuk mempermainkan
dalam (insider trading), menjual saham yang harga. Akibatnya perubahan harga saham
206 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena institusi (badan usaha) yang bernama
nilai intrinsik saham itu sendiri. Menurut perseroan terbatas (PT) karena perseroan
Irfan Syauqi hal ini dilarang dalam Islam. terbataslah yang menerbitkan saham dan
Untuk itu dalam proses perdagangan saham, sebagai emiten mencatatkannya di bursa efek
emiten memberikan otoritas kepada agen di untuk diperdagangkan, juga saham merupakan
lantai bursa, selanjutnya agen tersebut bertugas instrumen yang paling utama diperdagangkan
untuk mempertemukan emiten dengan calon dalam pasar modal.
investor tetapi bukan untuk menjual dan Meskipun dalam konsep pasar modal
membeli saham secara langsung. Kemudian syariah disebutkan bahwa saham yang
saham tersebut dijual/dibeli karena sahamnya diperdagangkan harus berasal dari perusahaan
memang tersedia dan berdasarkan prinsip first yang bergerak dalam sektor yang memenuhi
come - first served. kriteria syariah dan terbebas dari unsur riba,
Dalam perdagangan obligasi syariah, serta transaksi saham dilakukan dengan
menurut Muhammad Gunawan tidak boleh menghindarkan berbagai praktik spekulasi,
diterapkan harga diskon atau harga premium hal itu tetap tidak membedakan pasar modal
yang lazim dilakukan pada obligasi konvensional. syariah dengan pasar modal konvensional
Prinsip transaksi obligasi syariah adalah al- secara menyeluruh.
hawalah (transfer service atau pengalihan piutang Bagaimana kegiatan bisnis dilakukan
dengan tanggungan bagi hasil), sehingga jual beli dan bagaimana bentuk perseroan adalah
obligasi syariah hanya boleh pada harga nominal dua masalah yang berbeda. Sepakat bahwa
pelunasan jatuh tempo obligasi. suatu badan usaha harus bergerak pada
Sedangkan untuk perdagangan Reksa Dana sektor-sektor dan mekanisme transaksi yang
Syariah, manajer investasi menawarkan kepada dibolehkan syariat Islam. Hanya saja kita tidak
pembeli Reksa Dana Syariah yang bersifat sepakat dengan bentuk badan usaha berupa
jangka pendek di pasar uang dan Reksa Dana perseroan terbatas, apalagi permasalahan
Syariah jangka panjang di pasar saham. Misalnya ini tidak disentuh dalam perkembangan
Danareksa Syariah mengalokasikan 80% wacana pasar modal syariah karena memang
investasinya di saham dan 20% di pasar uang instrumen utama yang diperdagangkan di
atau surat utang. Keuntungan yang diperoleh pasar modal syariah adalah saham sedangkan
investor dalam Reksa Dana Syariah ini sangat penerbitan saham itu sendiri merupakan
bergantung pada bagaimana manajer investasi metode manajemen suatu perseroan terbatas
menginvestasikan dana yang dikelolanya. untuk memperoleh pendanaan atas kegiatan
usahanya.
Pasar Modal Syariah dari Sisi Syari’at Islam
a. Syarat perseroan (syirkah) dalam Islam
Untuk menilai pasar modal syariah,
adalah sangat penting bagi kita menelaah Perseroan (syirkah) dari segi bahasa memiliki
makna penggabungan dua bagian atau lebih
Pasar Uang dan Pasar Modal (Sri Ramadhan) 207

sehingga tidak bisa dibedakan lagi satu bagian Sistem perseroan dengan tanggung
dengan bagian yang lain. Sedangkan menurut jawab terbatas bertentangan dengan hukum
syara’,an-Nabhani mengungkapkan bahwa syara’ yang menuntut ditunaikannya seluruh
perseroan adalah transaksi antara dua orang kewajiban mereka terhadap pihak lain di dunia
atau lebih yang bersepakat untuk melakukan ini, sebagaimana hadits Nabi Muhammad
kerja yang bersifat finansial dengan tujuan SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
mencari keuntungan (An-Nabhani, 2000). dari Abu Hurairah:
“Siapa saja yang mengambil harta orang dan bermaksud
Transaksi perseroan tersebut mengharuskan untuk melunasinya, maka Allah akan menolongnya untuk
adanya ijab dan qabul sebagaimana yang melunasinya. Dan siapa saja yang mengambil harta orang
dan bermaksud merusaknya, maka Allah akan merusak
dilakukan dalam transaksi lainnya di mana orang itu.”
salah satu di antara mereka mengajak yang
lain untuk mengadakan kerjasama dalam Juga dalam hadits yang lain:
“Sungguh hak-hak itu pasti akan ditunaikan kepada
suatu masalah, sehingga kesepakatan tersebut para pemiliknya pada hari kiamat nanti, hingga seekor
belum cukup hanya dengan kesepakatan untuk domba betina tak bertanduk akan mendapat kesempatan
membalas karena pernah ditanduk oleh domba betina
melakukan perseroan saja atau memberikan bertanduk.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah).
modal untuk perseroan saja, tetapi harus “Perbuatan orang kaya menunda-nunda pembayaran
mengandung makna bekerjasama dalam suatu utangnya adalah suatu kezhaliman.” (HR. Imam
Bukhari dari Abu Hurairah).
urusan (An-Nabhani, 2000). “…sebaik-baik orang di antara kalian, adalah yang
Dalam Islam perseroan yang dibolehkan paling baik dalam penunaian hak (pembayaran utang,
dan lain-lain).” (HR. Imam Bukhari).
dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu
perseroan inan, abdan, mudharabah, wujuh, c. Perseroan terbatas tidak memenuhi
dan mufawadhah. syarat perseroan dalam Islam
Kebatilan perseroan terbatas yang lain
b. Tanggung jawab terbatas dalam
adalah bahwa pihak-pihak yang ikut serta dalam
perseroan terbatas
perseroan terbatas meleburkan dirinya dengan
Sementara itu kebatilan perseroan terbatas
jalan pembagian komposisi kepemilikan saham
dalam ekonomi konvensional terletak pada
oleh para pendiri pada saat perseroan terbatas
tanggung jawab terbatas. Jika perusahaan
tersebut pertama kali didirikan, kemudian
rugi atau bangkrut para kreditur dan pemilik
pihak yang datang belakangan dengan jalan
hak lainnya tidak dapat menuntut para
membeli saham yang dijual manajemen
persero perusahaan sedikitpun, berapapun
perseroan terbatas pada saat IPO atau di pasar
kewajiban perusahaan terhadap mereka.
perdana, dan pihak yang membeli saham dari
Mereka hanya bisa menuntut atas haknya
pihak lain di pasar sekunder. Dengan demikian
sebatas aset perusahaan yang tersisa. Dengan
di dalam perseroan terbatas tidak terdapat dua
demikian sistem perseroan ini merupakan
pihak atau lebih yang melakukan akad serta ijab
suatu perlindungan sistematis bagi para
dan qabul tetapi yang ada berupa pembelian
pemilik modal dan pengelola perusahaan.
208 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

saham oleh siapa saja sebagai kehendak hak milik terhadap suatu perseroan terbatas
pribadinya yang bersifat sepihak. Artinya untuk atau sebagai bagian dari orang yang turut
menjadi rekanan/patner bagi seseorang dalam andil dalam perseroan terbatas, namun tidak
suatu perseroan terbatas maka cukup baginya memenuhi syarat sah seseorang yang bergabung
dengan membeli saham perseroan terbatas dalam suatu perseroan menurut hukum syara’.
tersebut (An-Nabhani, 2000). Apalagi dalam prakteknya jual beli saham
Jelaslah kebatilan dalam perseroan terbatas di pasar modal syari’ah sekalipun sangat
tersebut karena tidak memenuhi adanya sulit untuk menghindarkan dari kegiatan
akad serta ijab dan qabul yang disyaratkan spekulasi, maksudnya sesuatu hal yang sulit
dalam Islam. Mereka yang ikut serta dalam untuk dicapai jika semua transaksi dalam pasar
perseroan terbatas hanyalah rekanan dalam modal syariah didasarkan pada investasi jangka
modal (syarikul mal) saja (An-Nabhani, panjang. Karena perdagangan reguler yang
2000). Masalah perseroan terbatas inilah yang dominan dalam pasar modal syariah bukan
terlewatkan dalam pembahasan konsep dan di pasar perdana tetapi di pasar sekunder. Di
aplikasi pasar modal syariah. pasar sekunder inilah sangat terbuka bagi setiap
d. Perdagangan saham bertentangan pihak untuk ambil untung dengan melakukan
dengan syara’ . transaksi jangka pendek dan di sinilah biasanya
terjadi spekulasi.
Karena perseroan terbatas merupakan
suatu bentuk perseroan yang batil, maka saham Seandainya seluruh perdagangan saham
yang diterbitkan perseroan terbatas dengan baik di pasar primer maupun di pasar sekunder
tujuan menambah modal dan diperdagangkan dilakukan atas dasar investasi maka kecepatan
dalam pasar modal menjadi batil pula. transaksi dan nilai kapitalisasi saham yang
diperdagangkan akan sangat jauh berbeda
Adapun pembahasan pembelian saham di
dengan apa yang terjadi di pasar modal
pasar modal syariah harus dilakukan dengan
konvensional selama ini. Dengan asumsi ini
tujuan berinvestasi bukan berspekulasi –
maka dalam kacamata ekonomi sekarang pasar
artinya seseorang atau suatu badan usaha yang
modal yang seperti itu tidak akan menarik
membeli saham berniat melakukan investasi
minat banyak orang. Karena perdagangan
jangka panjang – di mana fokus keuntungan
saham terjadi dengan sangat lambat. Para
yang ingin dia peroleh hanya dari pembagian
investor yang ingin masuk dalam suatu
deviden dan keikutsertaannya dalam perseroan
perseroan harus menunggu suatu perseroan
terbatas dengan hak suara yang dimilikinya,
terbatas yang diminatinya menjual sahamnya
maka itupun tidak menghilangkan kebatilan
di pasar perdana. Kemudian di pasar sekunder
dalam pasar modal syariah. Karena apa yang
para investor harus menunggu dengan lama
dia lakukan dengan membeli saham tersebut
pihak pemegang saham suatu perseroan
sehingga berdasarkan hukum yang berlaku
terbatas melepaskan sahamnya di lantai bursa.
di negara yang bersangkutan dia memiliki
Pasar Uang dan Pasar Modal (Sri Ramadhan) 209

Permasalahan muncul lagi dari emiten memenuhi prinsip-prinsip syariah. Penerbitan


yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal indeks saham Islam ini dapat dilakukan
syariah. Meskipun pengelola pasar modal oleh pasar modal syariah dan pasar modal
syariah sudah membersihkan emiten mana konvensional.
saja yang berhak masuk dalam pasar modal Hanya saja secara menyeluruh konsep
syariah melalui seleksi ketat. Akan tetapi ada pasar modal syariah dengan pasar modal
satu yang bolong dari proses seleksi tersebut, konvensional tidak jauh berbeda. Karena
yakni pembatasan suatu emiten tidak boleh instrumen utama yang diperdagangkan
terlibat transaksi dan utang piutang ribawi dalam pasar modal syariah dan pasar modal
dalam batas-batas maksimal tertentu. Biasanya konvensional adalah saham. Meskipun dalam
batasan aset yang mengandung riba adalah pasar modal syariah emiten yang sahamnya
30% dari total aset emiten. Muncul pertanyaan diperdagangkan harus bergerak pada sektor
apakah terjamin aset suatu emiten yang yang tidak bertentangan dengan Islam, tetapi
mengandung unsur riba tidak lebih dari 30%. hal tersebut tidak membedakan zat dan sifat
Di sini permasalahannya bukan pada saham dalam pasar modal konvensional.
berapa persentasi unsur ribawi, sebab sedikit Selanjutnya mengenai penilaian terhadap
atau banyak yang namanya riba tetap haram. konsep pasar modal syariah itu sendiri, yakni
Dengan demikian saham yang diterbitkan yang berkaitan dengan saham sebagai instrumen
dan diperdagangakan dari suatu emiten yang utama di dalam pasar modal syariah, maka
terlibat unsur ribawi menjadi haram. Sebab syara’ tidak membolehkan perdagangan saham.
terjadi percampuran antara modal yang halal Begitu pula menerbitkan saham dengan
dengan modal yang haram, sehingga tidak tujuan menambah permodalan perusahaan,
bisa dipilah-pilah lagi mana modal murni membeli saham dengan tujuan investasi dan
dengan bunganya (An-Nabhani, 2000). Saat memperdagangkannya untuk mengambil
ini di Indonesia dan di belahan dunia lainnya, keuntungan (capital gain) dari selisih harga
sangat sulit untuk menemukan suatu perseroan (margin) merupakan kegiatan batil dalam Islam.
terbatas yang terbebas dari unsur-unsur ribawi.
a. Interpretasi Penelitian
KESIMPULAN 1. Suatu perusahaan yang memerlukan
Dari paparan dan analisis di atas, dapat modal harus bergerak pada sektor yang
disimpulkan bahwa perbedaan pasar modal tidak bertentangan dengan Islam dan
syariah dengan pasar modal konvensional tidak terkait dengan riba.
dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme 2. Untuk melakukan investasi pada suatu
transaksinya. Sedangkan perbedaan indeks perusahaan, seorang investor muslim
saham Islam dengan indeks saham konvensional harus memilih perusahaan-perusahaan
terletak pada kriteria saham emiten yang harus yang bentuknya memenuhi kriteria
210 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Islam seperti syirkah inan, abdan, DAFTAR PUSTAKA


mudharabah, wujuh dan mufawadhah.
Abdurrahman, 1963. Majmu’ Fatawa
Memang bentuk-bentuk syirkah
Taqiyuddin Ibn Aimiyah. Riyadh:
Islam tersebut kurang dikenal dalam
Maktabah al Riyadh.
masyarakat dan peraturannya di
Indonesia belum ada. Karena itu pasar Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001.
modal syariah harus mengembangkan Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka
dan mensosialisasikan bentuk-bentuk Cipta, 2001.
syirkah Islam ke masyarakat, serta
Antonio, Syafei. 1999. Bank Syariah Suatu
bersama masyarakat mendesak
Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute
pemerintah mengeluarkan peraturan
dan BI.
yang mengayomi syirkah Islam,
bukannya merubah sebagian konsep Al-Adnani, Muhammad. 1984. Mu’jam al
pasar modal konvensional saja sehingga Aghlat al Lugawiyah al Mu’ashirah. Beirut:
kesan yang didapat pada pasar modal Maktabah Libanon.
syariah selama ini adalah labelisasi Al-Baklabaki, Munir. 1984. Al Mawrid A
Islam pada lembaga perekonomian Modern English-Arabic Dictionar. Beirut:
kapitalis yang telah eksis. Dar al Ilmi Li al Malayin.
3. Sa r a n a - s a r a n a i n v e s t a s i y a n g An-Nabhani, Taqiyuddin. 1996. Membangun
dikembangkan dalam pasar modal Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam.
syariah haruslah yang telah memenuhi Surabaya: Risalah Gusti.
kriteria Islam dan mengikuti/
disesuaikan dengan bentuk-bentuk An-Nabhani, Taqyuddin. 2000. Membangun
syirkah Islam, sehingga nantinya tidak Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif
terdapat keraguan sedikitpun pada Islam (An-Nidlam Al-Iqtishadi Fil Islam).
pasar modal syariah. Surabaya: Risalah Gusti.

Dengan mengembangkan pola di atas, Karim, Adiwarwan. 2002. Sejarah Pemikiran


diharapkan pasar modal syariah benar-benar Ekonomi Islam. Jakarta: The International
merupakan tempat pertemuan antara orang- Institute of Islamic Thought (IIIT).
orang yang membutuhkan modal dengan para
Ma’luf, Louis. 1986. Al Munjid fi al Lugah wa
investor yang ingin menanamkan modalnya di
al a’lam. Beirut: Maktabah Al Syarqiyah.
sektor produktif, sehingga kedua-duanya dapat
melakukan kerja sama ataupun sama-sama Obaidullah, Muhammad. 2001. Ethics and
meleburkan diri dalam suatu syirkah Islam Efficiency in Islamic Stock Markets,
dalam mengelola dan mengembangkan harta. International Journal of Islamic Financial
Services, 3 (2) 3-6.

Anda mungkin juga menyukai