Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan 10

Pola Manajemen Bank Syariah

1. Kedudukan Manajemen dalam Syariah Islam


Beberapa prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada relevansinya dengan Al Qur’an atau Al Hadits
antara lain sebagai berikut :

a. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Menyeru kepada kebajikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemunkaran (nahi munkar) adalah wajib
sebagaimana firman Allah SWT: “Hendaklah ada diantara kamu ummat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan keji” (QS 3 : 104) Untuk melaksanakan prinsip
tersebut, ilmu manajemen harus dipelajari dan dilaksanakan secara sehat, baik dan bijak.

b. Kewajiban Menegakkan Kebenaran


Kebenaran menurut norma Islam, antara lain tersirat di dalam firman Allah Surat Al Isra : 81: “Katakanlah ya
Muhammad ! Telah datang kebenaran dan telah sirna yang batil. Sesungguhnya yang batil itu akan lenyap”.
Manajemen sebagai suatu metode pengelolaan yang baik&benar,untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan
dan menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus ditaati oleh manusia.
Dengan demikian manajemen yang disusun oleh manusia untuk menegakkan kebenaran itu menjadi wajib.

c. Kewajiban Menegakkan Keadilan.


Hukum syariah mewajibkan kita menegakkan keadilan, kapan dan di manapun. Allah berfirman dalam Surat Al
A’raf ayat 29 menyatakan bahwa: Katakanlah ya Muhammad ! “ Tuhanku memerintahkan bertindak adil “.
Semua perbuatan harus dilakukan dengan adil. Adil dalam menimbang, adil dalam bertindak, dan adil dalam
menghukum. Tiap muslim harus adil kepada dirinya sendiri dan adil pula terhadap orang lain.

d. Kewajiban Menyampaikan Amanah


Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanat dari pemegang sahamnya, yang wajib mengelola
perusahaan dengan baik, sehingga menguntungkan pemegang saham dan memuaskan konsumennya.
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap hamba itu adalah pengembala (pemelihara) harta tuannya, dan ia
bertanggung jawab atas harta yang dikelolanya”. (HR Muslim) Sebaliknya orang-orang yang menyalah-
gunakan amanat (berkhianat) adalah berdosa di sisi Allah, dan dapat dihukum di dunia maupun di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya pengurus-pengurus (manajer) yang buruk akan disiksa, berhati-
hatilah engkau untuk menjadi mereka (manajer) “.(HR Muslim)

2. Dasar dan Tujuan Manajemen


Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang bersifat publik ataupun lembaga-
lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan motivasi dari
pendiriannya. Bank syariah mendasarkan tujuan manajemennya pada :

a. Kebutuhan fitrah manusia sebagai dasar manajemen


Secara singkat dapat dikatakan bahwa manusia yang terdiri dari keseluruhan sifat-sifat fisik, biologis,
intelektual, spiritual dan sosiologis dan memiliki kebutuhan masing-masing yang dipadukan bersama-sama.
Allah swt telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, yang terdiri dari berbagai unsur
yang terorganisir dengan rapi dan interaksi antar unsur-unsur yang ada mencerminkan suatu sistem
manajemen yang sangat sempurna dan canggih. Sudah seharusnya manusia membangun suatu sistem
organisasi dan manajemen yang baik. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di
jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh” (QS 61: 4)

b. Tujuan hidup manusia sebagai tujuan manajemen


Beberapa faktor strategis dan fundamental harus dipertimbangkan dalam menentukan penilaian dasar dan
tujuan manajemen yaitu:

(a) Hak Asasi Manusia


Bahwa manusia adalah makhluk termulia yang diciptakan Tuhan (QS 17:70). Oleh karena itu semua kegiatan
manusia haruslah dalam rangka memelihara nilai kemuliaannya itu. Manajemen harus bertolak dari prinsip
memelihara nilai-nilai kemuliaan manusia, yang telah diberikan contoh oleh Allah . Nilai-nilai serta hakekat dari
manusia tidak boleh dikurangi, atau diabaikan dalam pelaksanaan manajemen, karena semua yang ada di
permukaan bumi ini disediakan untuk manusia.

(b) Hak dan kewajiban bekerja


Ajaran Islam tidak mengenal kelas dalam masyarakat yang membagi manusia menurut tingkat-tingkat yang
dibuat oleh manusia itu sendiri Ajaran Islam juga tidak mengenal adanya kelas manajer, karena adanya
sekelompok orang yang berfungsi sebagai manajer hanya dapat dilihat dari pembagian kerja, atas dasar
persetujuan bersama, atau atas dasar kemampuan manajerial semata. Disini Islam hanya mengenal konsep
pembagian kerja yang didasarkan pada kemampuan fisik, ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing
manusia. Adanya jenjang-jenjang dalam organisasi kerja hendaknya semata-mata dimaksudkan agar setiap
potensi, baik potensi fisik, ilmu dan teknologi dapat disinergikan.

(c) Akhlaqul karimah


Ajaran Islam didasarkan dan ditujukan untuk membentuk akhlak yang luhur. Dengan akhlak yang luhur,
manusia diharapkan melakukan perbuatan yang baik, indah, serasi dan harmonis. Dengan demikian, prinsip
manajemen dan pelaksanaannya wajib dijiwai, dipimpin dan diarahkan untuk mencapai kebaikan (mashlahat),
berdasarkan konsepsi dan norma-norma yang ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya.

3. Unsur-Unsur Manajemen
(a) Perencanaan.

Semua dasar dan tujuan manajemen seperti tersebut di atas haruslah terintegrasi, konsisten dan saling
menunjang satu sama lain. Untuk menjaga konsistensi kearah pencapaian tujuan manajemen maka setiap
usaha itu harus didahului oleh proses perencanaan yang baik. Allah berfirman : ” Wahai orang-orang yang
beriman bertaqwalah kepada Allah dan rencanakanlah masa depanmu. Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Tahu atas apa-apa yang kalian perbuat” (QS 59:18). Suatu perencanaan yang baik
dilakukan melalui berbagai proses kegiatan yang meliputi :

a. Forecasting
Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling mungkin memperoleh sesuatu di
masa yang akan datang, dengan dasar penaksiran dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta
yang ada. Fungsi perkiraan adalah untuk memberi informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.

b. Objective
Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau Badan Usaha. Untuk
mencapai tujuan itu dia bersedia memberi pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai itu terjangkau.
Tujuan suatu organisasi harus dirumuskan dengan jelas, realistis dan dapat diketahui oleh semua orang yang
terlibat dalam organisasi, agar mereka dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaraan.

c. Policies
Policies dapat berarti rencana kegiatan (plan of action) atau juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman
pokok (guiding principles) yang diadakan oleh suatu Badan Usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-
ulang. Suatu policies dapat dikenal dengan dua macam sifat, yaitu pertama merupakan prinsip-prinsip dan
kedua sebagai aturan untuk kegiatan-kegiatan (rules of actions). Oleh karena itu policies merupakan prinsip
yang menjadi aturan dalam kegiatan yang terus-menerus, setidak-tidaknya selama jangka waktu pelaksanaan
rencana suatu organisasi.
Bidang kegiatan bank yang perlu dirumuskan dalam wujud kebijakan dasar (basic policies) umumnya meliputi
bidang penting bagi aktivitas bank, yaitu sebagai berikut:

i. Tipe nasabah yang dilayani


Bank harus menetapkan tipe nasabah yang menjadi sasaran bagi pemasaran produknya. Melalui berbagai
pertimbangan, bank dapat memutuskan untuk hanya melayani usaha kecil dan menengah saja, sedangkan
usaha besar tidak. Dengan pertimbangaannya sendiri bank lain juga dapat memutuskan untuk melayani
semua jenis nasabah, baik usaha besar, usaha menengah, usaha kecil maupun perorangan.

ii. Jenis layanan yang disediakan bagi nasabah


Jenis layanan yang disediakan oleh bank biasanya berkaitan erat dengan tipe nasabah yang ingin dilayani.
Jenis nasabah tertentu cukup dilayani melalui beberapa produk seperti tabungan, pinjaman, transfer dan
inkaso, tetapi nasabah lain memerlukan jasa yang lebih terkait dengan informasi dan pelayanan bisnis
perusahaan seperti trust and corporate services. Ada juga bank yang memutuskan untuk melayani kebutuhan
kelancaran urusan rumah-tangga nasabah seperti pembayaran rekening listrik, air, telepon, pajak, servis mobil
dan lain sebagainya. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan bank, apakah akan menyediakan
semua jenis layanan perbankan (universal banking) ataukah hanya menekankan pada atau memberikan
perhatian yang besar pada penyediaan jenis layanan tertentu saja, bukan hanya tergantung pada kesempatan
meraih potensi pasar yang mereka hadapi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, seperti
permodalan, kemampuan organisasi dan sumber daya manusia, kemampuan teknologi dan sebagainya.

iii. Daerah atau wilayah pelayanan


Pertimbangan wilayah pelayanan berkaitan dengan perencanaan jaringan kerja, pembukaan kantor-kantor
cabang dan besar kecilnya kantor-kantor cabang tersebut. Sentra-sentra ekonomi harus ditelaah terlebih
dahulu, yaitu seperti pertanian, industri, perdagangan dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan kebijakan
manajemen dan wewenang.

iv. Sistem penyampaian (delivery system) produk & jasa bank


Kebijakan ini berkaitan dengan pola perluasan jangkauan pemasaran dan penyampaian produk dan jasa bank.
Sebagian bank mengutamakan penggunaan jaringan yang dimilikinya sendiri seperti kantor cabang, kantor
kas dsb. Sebagian bank lain memilih melakukan outsourcing dengan mempergunakan agen-agen.

v. Distribusi aktiva produktif


Dalam menerapkan distribusi aktiva produktif perlu disusun kebijakan alokasi dana, baik menurut sektor
ekonomi, sektor industri maupun daerah atau wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan
sektor industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan, sekian persen untuk riil estat, sekian persen
untuk investasi dan penyertaan. Demikian juga ratio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya, dengan
memperhatikan penyebaran sumber daya (speading resources) dan penyebaran resiko (spreading risk).

vi. Preferensi likuiditas


Hal ini adalah suatu yang sangat penting, kerena erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat terhadap
kelanggengan bank. Sumber-sumber dana inti (core funds) yang stabil memberikan pengaruh yang kuat pada
kemampuan likuiditas bank.

vii. Persaingan
Kebanyakan bank sangat peka dan berlaku kompetitif dalam merebut hati para nasabah. Ketepatan dan
kecepatan pelayanan dengan biaya yang relatif murah adalah harapan nasabah. Karena itu bank harus
tanggap dan berupaya menciptakan suasana memuaskan nasabah melalui pelayanan prima agar mampu
bersaing dengan baik. Allah berfirman : ” Dan bagi tiap-tiap sesuatu mempunyai sasaran (tujuan) yang
dihadapinya. Maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan di mana saja kalian berada. Pasti Allah akan
mengumpulkan kalian semuanya. Sesungguhnya Allah itu berkuasa atas segala sesuatu” (QS 2 : 148).

viii. Pengembangan dan pelatihan staf


Pengembangan dan pelatihan staf haruslah merupakan kebijakan utama manajemen bank. Allah menyuruh
Nabi untuk memperbaiki kondisi dan skill ummat dengan cara memberikan kepada mereka latihan-latihan atau
training. Untuk menambah keimanan dan keyakinan merekapun memerlukan training. Hal ini dapat kita jumpai
antara lain dalam Surah Al Anfal (8): 65 dan Surah At Taubah (9): 33 sebagai berikut : ” Wahai Nabi, timbulkan
hasrat orang beriman sampai mereka mampu sekalipun untuk berperang. Dan sekiranya kalian berjumlah dua
puluh orang akan mampu mengalahkan dua ratus orang, dan sekiranya kalian berjumlah dua ratus orang akan
mampu mengalahkan seribu orang dari orang-orang kafir, disebabkan karena orang-orang kafir itu tidak
memahami” (QS 8 : 65)

i. Programmes
Programmes adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies. Program itu
merupakan rencana kegiatan yang dinamis yang biasanya dilaksanakan secara bertahap, dan terikat dengan
ruang (place) dan waktu (time). Program itu harus merupakan suatu kesatuan yang terkait erat dan tidak dapat
dipisahkan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi (closely integrated).

j. Schedules
Schedules adalah pembagian program yang harus diselesaikan menurut urut-urutan waktu tertentu. Dalam
keadaan terpaksa schedules dapat berubah, tetapi program dan tujuan tidak berubah.

k. Procedures
Prosedur adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Perbedaannya dengan program adalah program menyatakan apa yang harus dikerjakan, sedangkan prosedur
berbicara tentang bagaimana melaksanakannya.

l. Budget
Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang diharapkan
diperoleh di masa yang akan datang. Dengan demikian, budget dinyatakan dalam waktu, uang, material dan
unit-unit yang malaksanakan pekerjaan guna memperoleh hasil yang diharapkan.

(b) Pengorganisasian.

Pengorganisasian atau Perencanaan dan pengembangan organisasi adalah meliputi pembagian kerja yang
logis, penetapan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas, pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang
dicapai. Apa saja jabatan yang disandang seseorang merupakan amanat, maka jabatan yang dipegang
seseorang merupakan ujian baginya. Kalau ia menyalah gunakan jabatan tadi, sesungguhnya siksa Allah
sangat cepat. Sedang bagi mereka yang bersalah dalam melaksanakan tugas jabataannya, tanpa disengaja,
maka Allah itu maha pengampun lagi penyayang .

Beberapa pendekatan yang lazim dalam menetapkan organisasi bank adalah sebagai berikut :
 Pendekatan fungsional
Pendekatan tradisional dalam menyusun organisasi bank adalah melalui pengintegrasian fungsi-fungsi.
Biasanya fungsi-fungsi itu ditetapkan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang tergambar dalam neraca, seperti
pembiayaan, investasi, kas, penerimaan dana-dana. Pada bank dengan layanan tradisional, struktur
organisasinya terbagi dalam tiga fungsi dasar yaitu (1) fungsi pembiayaan, (2) fungsi operasi dan (3) fungsi
investasi.

Sejalan dengan perkembangannya fungsi-sungsi tersebut dapat dibagi-bagi lagi dalam beberapa kegiatan.
Dalam perbankan syariah, fungsi pembiayaan dapat dibagi dalam pembiayaan piutang (debt financing)
berdasarkan prinsip jual-beli (murabahah, salam atau istishna), atau sewa-beli (ijarah), pembiayaan modal
(equity financing) berdasarkan prinsip mudharabah (trustee financing) atau musyarakah (jount venture profit
sharing). Fungsi operasi dapat dibagi dalam tellers, pembukaan rekening (opening new account), penerimaan
simpanan (deposit), pemrosesan simpanan (deposit) dan layanan yang berkaitan dengan simpanan (deposit
related services) seperti pemindah – bukuan, pengiriman uang (money transfer), inkaso (collections),
pembayaran tagihan (bill paying) dan sebagainya.

 Pendekatan Pasar
Perbankan telah mengembangkan berbagai produk yang merupakan kombinasi dari beberapa kegiatan dasar
dalam satu paket, untuk memperooleh keuntungan dan pendapatan fee. Produk dasar dari bank meliputi:
- produk-produk pembiayaan (financing),
- produk-produk operasional yaitu produk dana dan pemindahan dana (deposit related services) serta layanan
lain (non deposit functions) seperti safekeeping dan data processing
- produk-produk investasi
Produk-produk itu menghasilkan penciptaan paket-paket produk termasuk paket-paket layanan yang berkaitan
dengan jasa keuangan (interrelated financial services) untuk menarik para investor.

Dewasa ini kecenderungan yang ada di dalam organisasi bank adalah suatu konsep hubungan perbankan
(relationship banking). Konsep ini mengkaitkan usaha penawaran paket jasa-jasa yang dipakai oleh tipe
nasabah tertentu ke dalam struktur organisasi bank yang dingggap merupakan cara terbaik untuk
penyampaian peket-paket layanan perbankan. Ada tiga kelompok besar dari nasabah, yaitu retail, wholesale,
dan trust. Perbankan retail didifinisikan sebagai pasar nasabah yang terdiri dari para konsumer. Perbankan
wholesale meliputi corporate, institutional (correspondent banking) dan lembaga-lembaga pemerintah. Bukan
hanya nasabah konsumer dan korporat yang memerlukan layanan perbankan. Bank juga memerlukan layanan
perbankan. Bank kecil biasanya hanya sebagai respondent sedang bank besar bertindak sebagai
correspondent bank.

 Fungsi Staf
Prinsip musyawarah sangat dianjurkan dalam organisasi yang berdasarkan prinsip syariah. Oleh karena itu di
dalam proses perumusan kebijakan, pengambilan keputusan perlu dilakukan secara musyawarah. Untuk
keperluan tersebut, disamping organisasi lini. dapat dibentuk wadah yang menjalankan fungsi staf. Biasanya
dalam organiasi bank juga terdapat beberapa komite, seperti komite anggaran (budget committee), komite
kebijakan pembiayaan (committee of financing policy), Komite pemutus pembiayaan (financing committee),
komite aset & liabilitas, komite personalia (personnel committee) dan lain-lain. Komite-komite tersebut
biasanya beranggotakan para officer senior dari berbagai bidang dipimpin oleh direksi. Apabila keputusan
telah diambil, maka adalah menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat lini untuk melaksanakan keputusan-
keputusan itu sebagaimana mestinya.

 Struktur Personalia
Struktur organisasi bank melibatkan berbagai tingkat wewenang dan tanggung jawab. Bank harus mempunyai
Pengurus (board of Directors) dan manajemen. Bank juga membentuk beberapa komite yang terdiri dari para
anggota direksi dan para personil yang terkait dalam tingkat manajemen.

Bank adalah badan usaha yang sangat diatur keberadaan dan aktivitasnya oleh hukum dan peraturan
perundang-undangan (highly regulated). Sebelum diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
atau Rapat Anggota (RAT) para calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia selaku bank sentral setelah melalui proses penelitian integritas
dan kompetensi (fit and propre test). Sedang para calon anggota DPS (Dewan Pengawas Syariah) harus
terdiri dari para pakar di bidang syariah muamalah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).

(c) Pengawasan

Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak (top management). Melalui
pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai atau tidaknya harapan mereka. Pengawasan juga
dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik.

Kata pengawasan dipakai sebagai arti harfiah dari kata controling. Dengan demikian pengertian pengawasan
meliputi segala kegiatan penelitian, pengamatan dan pengukuran terhadap jalannya operasi berdasarkan
rencana yang telah ditetapkan, penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta,
melakukan tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan antara hasil (output) yang dicapai dengan
masukan (input) yang digunakan.

Proses pengawasan
Dari pengertian di atas maka menurut prosesnya, pengawasan meliputi kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
a. Menentukan standar sebagai ukuran pengawasan.
b. Pengukuran dan pengamatan terhadap jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.
c. Penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta.
d. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
e. Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai