Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKAD SALAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah

Dosen Pengampu : YUNUS ZAMROJI, S.E.Sy., M.E.

Disusun Oleh : KELOMPOK 04

FAHRI SHAH FIRIZQI NIM : 2213111007

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARI'AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

BLOKAGUNG BANYUWANGI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata
kuliah fiqih muamalah dengan judul “AKAD SALAM”.

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami


hal-hal yang berkaitan dengan akad salam mula dari definisi, hukum, rukun,
syarat dan hal-hal lain yang diambil dari beberapa kitab salaf dan kontenporer.
Dengan demikian, tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
berguna bagi nusa dan bangsa.Amin

Blokagung 14 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I.PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1................................................................................................................
Latar Belakang......................................................................................1
1.2................................................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3................................................................................................................
Tujuan Masalah.....................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN...........................................................................2

A. Pegertian Akad Salam.....................................................................2


B. Rukun Dan Syarat Akad Salam......................................................3
C. Dasar Hukum Akad Salam..............................................................10
D. Hikmah Akad Salam.......................................................................14
BAB III. PENUTUP...................................................................................15

A. Kesimpulan.....................................................................................15
B. Saran...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1................................................................................................................
Latar Belakang

Kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang sudah dilakukan sejak


dulu, para ulama ahli fiqih mengelompokan kegiatan jual beli menjadi
beberapa macam, salah satunya adalah salam(pesan). Akad jual beli
salam ialah menjual suatu barang yang telah digambarkan
sifatnya,yang masih tanggungan(si penjual).

Dengan perkembangan zaman yang sedemikian cepat, banyak para


ilmuan yang membuat alat atau aplikasi yang bertujuan untuk
mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan finansial, dan
karena sebab itu akad salam kerap kali digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini penulis akan


menjelaskan tentang jual beli akad salam mulai dari apa itu akad
salam sampai pada apa saja yang dapat men-sah-kan transaksi jual beli
dengan akad selam(pesan).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian akad salam?
2. Apa saja rukun dan syarat akad salam?
3. Apa hukum akad salam?
4. Apa hikmah yang terkandung dalam akad salam?
1.3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang pengertian akad salam
2. Mengetahui rukun dan syarat akad salam
3. Mengetahui dasar hukum akad salam
4. Mengetahui apa hikmah yang terkandung dalam akad salam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akad Salam
jual beli salam(pesan) adalah menjual barang yang tidak hadir dan
belum bisa dilihat ketika akad sehingga masih disebutkan ciri-cirinya
saja dan menjadi tanggungan penjual untuk mendatangkannya.1

ّ ‫وف في‬G
‫ة وال‬GG‫الذ ّم‬ Gٍ G‫ٍئ موص‬G‫ع ش‬GG‫رعا َ بي‬GG‫ ٍد وش‬G‫نى واح‬GG‫السلم و السلف لغةً بمع‬
.‫يصح إال بإيجاب وقبول‬

Kata “salam” dan “salaf” menurut bahasa mempunyai makna satu


yaitu “pesanan”. Sedangkan menurut pengertian syara’ ialah menjual
sesuatu (barang) yang telah digambarkan sifatnya yang masih
tanggungan (si penjual). Salam (pesanan) tidak sah kecuali dengan
adanya ijab dan qabul (serah terima).2
Kata “salam” dan “salaf” menurut bahasa memiliki satu makna.
Menurut istilah atau syara’ salam (pesanan) adalah penjualan dalam
tanggungan terhadap barang yang ditentukan kriterianya. Salam tidak
sah, kecuali dengan (shighot) ijab dan qabul.3

: ‫ السّلم‬G‫تعريف‬
G.‫ وهو اإلستعجال والتّقديم‬،‫ السّلف‬: ً‫لغة‬
.‫ والسّلف لغةُ أهل العراق‬،‫والسّلم لغةُ أهل الحجاز‬
ّ ‫موصوف في‬
‫ ُد‬G‫ذا العق‬G‫ وإنّما س ِّمي ه‬.‫الذ ّمة بلفظ السّلم أو السّلف‬ Gٍ ‫ بيع شي ٍء‬: ً ‫شرعا‬
.‫ سلفا ً لتقديمه فيه‬G‫ وس ِّمي‬،‫المال في المجلس‬
ِ ‫سلما ً لتسليم رأس‬

1
Andi Ali Akbar,prinsip prinsip dasar transaksi syari’ah,(Banyuwangi;ponpes
Darussalam;2014),hal.35
2
Abu Hazim Mubarok,fiqh idola terjemah fathul qarib juz 2,(jawa barat;mukjizat;2017),hal.11
3
Ibnu Aby Zain,fathul qarib 3 bahasa buku 1,hal.309

2
ّ (utang tanpa bunga),
Akad salam secara bahasa adalah ‫لف‬GG‫الس‬
‫تعجال‬GGGGGGG‫( اإلس‬mendahului), ‫ديم‬GGGGGGG‫( التّق‬mengemukakan,mendahulukan).
Penggunaan lafad ‫ السّلم‬merupakan menurut ahli hijaz, dan penggunaan
lafad ‫ السّلف‬merupakan menurut ahli Iraq. Sedangkan secara istilah ialah
menjual sesuatu yang disifati didalam tanggungan dengan lafad ‫السّلم‬
atau ‫السّلف‬. Akad ini dinamakan salam karena menyerahkan ra’sul mall
di majelis. Sedangkan dinamakan salaf karena mendahulukan ra’sul
mall di majelis.4
B. Rukun Dan Syarat Akad Salam
1. Rukun Akad Salam
Rukun-rukun dalam akad salam ada 5 yaitu:
a. ‫دان‬GG‫عاق‬: yaitu penjual (‫لَم إليه‬GG‫ )مس‬dan pemesan (‫لِم‬GG‫)مس‬5. Syarat
keduanya sama dengan akad bay’ di atas, yaitu:6
ِ ‫)مطلق التّصر‬,
(1) Punya legalitas untuk mendistribusikan harta (‫ّف‬
yakni bukan orang gila, anak-anak, dan safih.
(2) Tidak dipaksa, kecuali jika orang tersebut sudah terlanjur
memesan barang atau karena bernadzar akan membeli, maka
boleh dipaksa untuk membeli.
(3) Punya hak wewenang terhadap barang, seperti sebagai
pemilik, wakil, atau wali dari anak kecil dan yatim.
b. ‫ معقود عليهما‬: yaitu barang pesanan (‫ )مسلَم فيه‬dan alat bayar (‫رأس‬
‫)المال‬. Adapun syarat ‫ مسلَم فيه‬sebagai berikut:7
(1) Disebutkan semua sifat dan kriterianya dengan detail sesuai
apa yang diinginkan ‫مسلِم‬.
(2) Wujud barang harus sesuai dengan yang dikehendaki
tersebut.
(3) Harus bisa terdeteksi (‫ب ِط‬GG‫ )المنض‬sifat dan kadarnya, bukan
seperti:

4
Hasan Ibn Ahmad Ibn Muhammad Al- Kafi, taqrirat as-sadidah,juz 2 (pasuruan: dar al-mirats an-
nabawi,2013) hal.47
5
Andi Ali Akbar, prinsip-prinsip dasar transaksi syari’ah,(banyuwangi: ponpes
Darussalam,2014)hal.35
6
Ibid hal.25
7
Ibid hal.35

3
(a) Barang yang terbuat dari beberapa jenis bahan utama,
seperti bubur harisah (dari tepung dan daging), es jus,
STMJ, dll.
(b) Tidak dibuat dengan cara dimasak, direbus, digoreng,
dioven, dipanggang, atau dibakar. alasan tidak sah
karena sulitnya mendeteksi ketepatan hasil kematangan
sehingga kriteria pesanan sulit dicapai.
(c) Barang langka seperti buah manga bukan pada
musimnya.
ّ / ‫ذين‬, yakni barang harus tidak
(4) Tidak ‫ معيَّن‬tapi harus ‫الذ ّمة‬
hadir dan belum bisa dilihat ketika akad, meskipun
penyerahannya bisa disepakati saat itu juga (ً‫)حاال‬.
Dan syarat ‫ رأس المال‬sebagai berikut:8
(1) Harus tunai (ً‫اال‬GG‫ )ح‬dan diberikan sebelum kedua pihak
berpisah dari tempat akad.
(2) Jelas, dengan cara dilihat jika dengan mata. Jika tidak
didepan mata, maka dengan menjelaskan besar harganya
dan barang jenis apa yang akan digunakan untuk membayar.
‫ال‬GG‫ رأس الم‬boleh berupa manfaat dari suatu barang dalam
batas waktu tertentu, seperti manfaat mobil dalam satu
bulan.
c. ‫يغة‬GG‫ص‬: transaksi kesepakatan dari kedua pihak (ijab qabul).
Syaratnya sama seperti dalam shigat bay’. Yakni sebagai
berikut:9
(1) Harus di ucapkan dan harus memiliki satu kesepahaman
makna. Jika kedua pihak sepakat terhadap barang dan harga,
lalu melakukan serah terima tanpa mengucapkan shigat,
baik dari salah satunya atau keduanya maka disebut ‫ع‬GG‫بي‬
‫ بالمعاطاة‬dan sah menurut sebagian ulama.

8
Ibid hal.36
9
Ibid hal.26

4
(2) Antara ijab-qabul tidak dipisah dengan obrolan lain,
berdiam lama atau hal lain yang tidak mengindikasikan
kesungguhan dalam bertransaksi.
(3) Menuju pada satu keputusan yang pasti (tidak
digantungkan).

: ٌ‫ خمسة‬، ‫أركان السّلم‬

‫مسلِم‬ -
‫مسلَم إليه‬ -
‫مسلَم فيه‬ -
‫رأس المال‬ -
.‫ وال ب ّد فيها من لفظ السّلم‬، ‫صيغة‬ -
Rukun salam ada 5, yaitu:10
- Muslim (orang yang memesan)
- Muslam ilaih (orang yang dipesani)
- Muslam fiih (barang yang dipesan)
- Ra’sul mall (uang atau alat yang digunakan untuk
membayar)
- Shigat, wajib menggunakan lafad salam di dalam shigat
2. Syarat- Syarat Akad Salam
a. Syarat Sah Pesanan
:‫وإنّما يصح السّل ُم فيما اي في شي ٍء تكاملت فيه خمس شرائط‬
‫رضُ في‬GG‫ا الغ‬GG‫ف به‬GG‫تي يختل‬GGّ‫فة ال‬G‫بالص‬
ّ Gً‫بوطا‬GG‫ أن يكون المسلم فيه مض‬:‫أحدها‬
.‫ بحيث ينتفي بالصّفة الجهالة فيه‬.‫المسلم فيه‬
ّ ‫ ّح‬G ‫يرُه فال يص‬GG‫ه غ‬GG‫ط ب‬GG‫ا لم يختل‬G ‫جنس‬
‫ط‬GG‫لم في المختل‬G ‫الس‬ ً ‫ون‬GG‫ أن يك‬G:‫اني‬GG‫والث‬
ٍ G‫ ٍة ومعج‬G‫المقصود األجزا ِء الّتي ال تنضبط كهريس‬
‫زاؤه‬GG‫بطت اج‬G‫إن انض‬G‫ون ف‬G
.‫ص ّح السّلم فيه ك ُجب ٍُن‬

10
Hasan Ibn Ahmad Ibn Muhammad Al- Kafi, taqrirat as-sadidah,juz 2 (pasuruan: dar al-mirats
an-nabawi,2013) hal.47

5
ْ
‫ار‬GGّ‫ه الن‬GG‫أن دخلت‬GG‫ه ب‬GG‫ار إِل حالت‬GGّ‫ه الن‬GG‫تدخل‬ ‫ه ولم‬GG‫ في قول‬G‫ مذكور‬:‫ الثّالث‬G‫والشرط‬
.‫كالعسل والسّمن ص ّح المسلم فيه‬
ِ ‫للتّمييز‬
‫ ان ال يكون المسلم فيه معيّنا ً بل دينا ً فلو كان معيّنا َ كأسلمت إليك هذا‬:‫وال ّربع‬
.‫األظهر‬
ِ ٍ ‫الثّوب مثالً في هذا العبد فليس‬
‫ وال ينعقد ايضا ً بيعا ً في‬Gً‫بسلم قطعا‬
ٍ G‫ ان ال يكون من معيَّ ٍن كأسلمت إليك هذا ال ّدره َم في ص‬:‫والخامس‬
‫ذه‬GG‫اع من ه‬G
.‫الصّبر ِة‬
Suatu pesanan dihukumi sah bila sudah memenuhi 5 syarat:11
1. Barang yang dipesan dibatasi dengan sifat yang bisa
membedakan maksud barang yang dipesan, sekiranya
dengan sifat tersebut dapat menghilangkan kebodohan atau
kekaburan barang yang dipesan.
2. Jenis barang yang dipesan tidak tercampur dengan jenis
lainnya, maka tidak sah memesan barang yang bahannya
campuran, yakni bahan-bahannya tidak dapat diketahui
secara jelas. Seperti memesan bubur harisah dan makjun
(macam obat-obatan). Kemudian apabila dapat diketahui
takaran juz-juz atau bahan-bahan yang akan dicampurkan
tersebut, maka hukumnya sah memesannya. Seperti
memesan keju.
3. Syarat yang ketiga ini diterangkan dalam perkataan
mushannif, bahwa barang yang dipesan itu tidak dipanaskan
dalam api untuk merobahkannya. Yakni apabila barangnya
dimasukan kedalam api bermaksud untuk membedakannya
seperti madu dan mentega, maka hukumnya san memesan
barang itu.
4. barang yang dipesan tidak berupa barang yang jelas dapat
dilihat oleh mata (ketika terjadi akad), akan tetapi harus
berupa barang yang berstatus hutang atau tanggungan.jika
pesanan itu berupa barang yang nyata serta kelihatan.
Seperti : saya pesan kepadamu semisal baju ini yang dipakai

11
Abu Hazim Mubarok,fiqh idola terjemah fathul qarib juz 2,(jawa barat;mukjizat;2017),hal.11-13

6
‫‪oleh hamba ini. Maka akad tersebut secara pasti tidak‬‬
‫‪termasuk akad pesanan dan juga tidak berlaku sebagai akad‬‬
‫‪jual beli menurut pendapat adhhar.‬‬
‫‪5. Barang yang dipesan tidak dari barang-barang yang‬‬
‫‪ditentukan berada ditempat yang ditetapkan seperti: saya‬‬
‫‪memesan kepadamu dengan uang ini satu kg beras dari‬‬
‫‪tumpukan ini semisal.‬‬

‫شروط زائد ٍة على شروط‪ G‬المبيع المتق ّدمة‪:‬‬


‫ٍ‪G‬‬ ‫شروط‪ G‬المسل َم فيه خمسة‬
‫وعرض‪G‬ه‬
‫َ‬ ‫بالص‪G‬فة‪ ،‬بحيث تنتفي جهالتُ‪GG‬ه في‪GG‬ذكر‪ G‬طول‪GG‬ه‬
‫ّ‬ ‫أن يكون مض‪GG‬بوطاً‪G‬‬ ‫‪-‬‬
‫وجنسه ووزنه وغير ذلك‪.‬‬
‫وأما األشيا ُء الّتي التنضبط‪ G‬بالصّفة فال يص ّح السّلم فيها‪.‬‬
‫أن يكون جنسا ً لم يختلط بغيره‪ ،‬فال يص ّح السّلم في األشيا ِء المختلطة الّ‪GG‬تي‬ ‫‪-‬‬
‫س مقصود ٍة غير منضبط ٍة كالهريس ِة‪ .‬خرج به‪ :‬ما إذا ك‪GG‬ان‬
‫تتكوّن من أجنا ٍ‬
‫جنسين مختلفين ومختلطين ويمكن ضبطُها‪ G‬فيصحّ‪.‬‬
‫ِ‬ ‫مر ّكبا ً من‬
‫‪G‬وح‪ ،‬فال يص‪ّ G‬ح‬
‫‪G‬ويات‪ G‬والمطب‪ِ G‬‬ ‫أاّل تدخل‪GG‬ه ( ال ّ‬
‫تمس‪G‬ه) النّ‪GG‬ارُ‪ ،‬إلحالت‪GG‬ه كالمش‪ِ G‬‬ ‫‪-‬‬
‫السّلم فيها‪ ،‬وأما إذا دخل ْتهُ النا ُر ال إلحالته بل لتميِيزه مثالً كال َعس‪ِ G‬‬
‫‪G‬ل فيج‪GG‬وز‬
‫السّلم فيه‪.‬‬
‫‪G‬لمت إلي‪GG‬ك ه‪GG‬ذ ِه ال‪ّ G‬دراهم في ه‪GG‬ذا الطّع‪GG‬ام)‬
‫أاّل يكون معيّناً‪ ،‬كأن يقول ‪( :‬أس‪ُ G‬‬ ‫‪-‬‬
‫حيث عيّن المسل َم فيه وهو هذا الطّعا ُم‪ ،‬فهذا اليصحّ‪.‬‬
‫ُ‬
‫(أسلمت إلي‪GG‬ك ه‪GG‬ذ ِه ال‪ّ G‬دراه َم في ص‪ٍ G‬‬
‫‪G‬اع من‬ ‫أاّل يكون من معي ٍّن‪ ،‬كأن يقول ‪:‬‬ ‫‪-‬‬
‫هذا الطّ ِ‬
‫عام صفته كذا و كذا) فال يصحّ‪ ،‬ألنّه من معي ٍّن‪ ،‬وأما إذا قال ‪( :‬من‬
‫طعام صفتُه كذا وكذا) فيص ّح ولو كان أمامهُ مثله‪.‬‬
‫ٍ‬
‫‪Sedangkan dalam kitab taqrirat as-sadidah sebagai berikut:12‬‬
‫‪1. Barang tersebut dibatasi dengan sifat, sekiranya tidak ada‬‬
‫‪ketidak tahuan tentang barang tersebut, oleh karena itu muslam‬‬
‫‪harus‬‬ ‫‪menyebutkan‬‬ ‫‪panjangnya,‬‬ ‫‪lebarnya,‬‬ ‫‪jenisnya,‬‬

‫‪12‬‬
‫‪Hasan Ibn Ahmad Ibn Muhammad Al- Kafi, taqrirat as-sadidah,juz 2 (pasuruan: dar al-mirats‬‬
‫‪an-nabawi,2013) hal.48-49‬‬

‫‪7‬‬
timbangannya, dan selainnya. Adapun sesuatu yang tidak
dibatasi dengan sifat, maka tidak sah hukum pesananya.
2. Barang tersebut satu jenis, tidak tercampur dengan jenis lain,
tidak sah akad salam pada sesuatu yang tercampur dari beberapa
jenis yang disengaja dan tidak dibatasi seperti bubur harisah.
Dikecualikan sesuatu yang tersusun dari dua jenis berbeda dan
tercampur dan masih masih memungkinkan untuk dibatasi,
maka sah hukumnya.
3. Barang tersebut tidak terkena api, yang bertujuan untuk
merubah barang seperti dipanggang atau dimasak, maka
hukumnya tidak sah. Adapun ketika terkenanya api itu tidak
untuk merubah tapi untuk memisahkan barang seperti madu
maka diperbolehkan.
4. Barang tersebut tidak muayyan (tidak ditentukan) seperti
perkataan: saya memesan kepadamu dengan dirham ini
makanan ini. sekiranya muslam tersebut menentukan
barangnya, maka hukumnya tidak sah.
5. Barang tersebut tidak dari sesuatu yang ditentukan, seperti
perkataan: saya memesan kepadamu dari beberapa dirham ini
satu sok dari makanan ini sifatnya begini...begini..., maka tidak
sah. Karena itu termasuk dari sesuatu yang ditentukan. Adapun
ketika berkata : dari makanan sifatnya begini...begini..., maka
sah hukumnya walaupun perkataan awalnya sama.
b. Syarat Sah Akad Salam

:‫ صحّة عقد السّلم ثمانية‬G‫شروط‬

‫ا‬GG‫ف به‬GG‫تي يختل‬GGّ‫فات ال‬G ‫بالص‬


ّ ‫ه‬GG‫ه ونوع‬GG‫ر جنس‬GG‫د ذك‬GG‫ه بع‬GG‫ل َم في‬GG‫ف المس‬G ‫يص‬
ِ ‫أن‬ -
‫ا‬GG‫ف فيه‬GG‫تي ال يختل‬GGّ‫فات ال‬G‫الص‬
ّ ‫ بخالف‬،‫ك‬GG‫ير ذال‬GG‫ل وغ‬GG‫العلم والجه‬GG‫ك‬،‫رض‬GG‫الق‬
.‫الغرض كاللّون فال يجب ذكرها‬
‫إذا‬GG‫ ف‬، ،‫ل‬GG‫ الكي‬G‫ذكر‬GG‫ال في‬GG‫ا يُك‬GG‫ان م ّم‬GG‫ فإذا ك‬،‫أن يذكر قدره بما ينفي الجهالة عنه‬ -
.‫ الوزن‬G‫كان م ّما يُوزن فيذكر‬

8
.‫ وأما إذا كان حاال فعند العقد‬،‫ أي وقت التّسليم‬،‫ذكر وقت م ِحلّه إذا كان مَؤ جّال‬ -
ّ ‫ ّح‬G‫ فال يص‬،‫الب‬GG‫ عند اإلستحقاق في الغ‬G‫أن يكون موجودا‬
‫رُّ طب في‬GG‫لم في ال‬G‫الس‬ -
.‫فصل الشتاء إذا كان مفقودًافي ذلك الوقت‬
:‫ أي بيان مكان التّسليم وفيه تفصيل‬،‫ذكر موضغ القبضه‬ -
‫ان‬GG‫واء أك‬GG‫ س‬.‫ا‬GG‫ه مطلق‬GG‫ وجب بيان‬،‫ليم‬GG‫ العقد غير صالح للتّس‬G‫ إذا كان موضع‬1.
.‫ سواء أكان السّلم حاال او مؤجّال‬،‫لحمله مؤنة أم ال‬
:‫ ننظر‬،‫ إذا كان المضع صالحا للتّسليم‬2.
‫اال أو‬GG‫ان ح‬GG‫واء ك‬GG‫ا س‬GG‫ان مطلق‬GG‫ لم يجب البي‬:‫ة‬GG‫ه مؤن‬GG‫إذا لم يكن لحمل‬ -
.‫مؤجّال‬
:‫ فله حالتان‬،‫إذا كان لحمله مؤنة‬ -
.‫إذا كان حاال لم يجب البيان‬ )1
.‫إذا كان مؤجّال وجب البيان‬ )2
.‫أن يكون الثّمن معلوما‬ -
‫ال من‬GG‫ه رأس الم‬GG‫لم إلي‬GG‫د أن يقبض المس‬GG‫ أي الب‬:‫قبض رأس المال في المجلس‬ -
‫ فإذا تفرّقا قبل القبض بطل الس‬،‫السلم قبل التّفرّق‬
.‫ أي غير معلّق‬:‫أن يكون العقد منجّرا‬ -

Syarat sah akad salam ada 8, yaitu:13

1. Hendaknya muslim mensifati barang yang dipesan setelah menyebutkan


jenis dan macamnya dengan beberapa sifat yang dapat membedakan
keinginan atau harga. Seperti mengetahui atau tidak mengetahui dan
sebagainya.berbeda dengan beberapa sifat yang tidak dapat membedakan
keinginan seperti warna maka tidak wajib menyebutkan warnanya.
2. Hendaknya muslim menyebutkan kadar barang yang dipesan dengan
sifat (takaran atau ukuran) yang dapat menghilangkan ketidaktahuan dari
barang tersebut, ketika barang yang dipesan merupakan dari barang yang
ditakar maka muslim harus menyebutkan takarannya, dan ketika yang
dipesan merupakan barang yang ditimbang maka muslim harus
menyebutkan timbangannya.
13
Ibid. hal.49-50

9
3. Hendaknya muslim menyebutkan waktu penyerahan barang ketika
transaksinya berupa kredit, adapun ketika transaksinya berupa cash
makapenyerahannya ketika akad.
4. barang yang dipesan ada atau wujud ketika akan dimiliki secara
umumnya, maka akad salam tidak sah pada kurma basah dalam musim
kemarau ketika barang tersebut langka pada waktu itu (pemesanan).
5. Menyebutkan tempat penerimaannya, yakni menjelaskan tempat
penyerahannya yang diperinci sebagai berikut:
a. Ketika tempat akad tersebut tidak pantas untuk penyerahan maka
wajib menjelaskannya secara mutlak, sama halnya apakah membawa
barang ketempat tersebut membutuhkan uang atau tidak, dan akad
salam tersebut kontan atau kredit.
b. Ketika tempat akad pantas untuk penyerahan maka dilihat:
1) Ketika tidak membutuhkan uang maka tidak wajib menjelaskan
secara mutlak sama halnya apakah salam itu kontan atau kredit.
2) Ketika membutuhkan uang maka ada dua keadaan
a) Ketika akadnya cash maka tidak wajib menjelaskan.
b) Ketika akadnya kredit maka wajib menjelaskan.
6. Hendaknya barang yang digunakan sebagai ‫ رأس المال‬diketahui.
7. Menerima ‫ رأس المال‬dimajlis, yakni muslam ilaih wajib menerima
‫ال‬GG‫ رأس الم‬dari muslim sebelum pisah, ketika kedua belah pihak
pisah sebelum muslam ilaih menerimanya maka batal akad
tersebut.
8. Hendaknya akad tersebut telah lestari yakni tidak ditangguhkan,
maksudnya tidak ada khiyar syarat dalam akad. Karena khiyar
syarat tidak tercakup pada pembayaran kredit di ra’sul mall,
adapun khiyar syarat itu mengandung lebih besak kekhawatiran
karena khiyar syarat dapat mencegah dari kepemilikan atau dari
tetapnya barang. Dan ketika muslim mensyaratkan khiyar syarat
didalam akad maka batal akad tersebut.
C. Dasar Hukum Akad Salam

10
Jual beli salam merupakan jual beli yang di perbolehkan oleh para
ulama, hal ini berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al-
qur’an dan hadist.
1. Dalil Al-qur’an
a. Q.S Al Baqarah:282

َ ‫ْن ِإلَ ٰى َأ َج ٍل ُم َس ًّمى َفا ْك ُتبُوهُ ۚ َو ْل َي ْك ُتبْ َب ْي َن ُك ْم َكا ِتبٌ ِب ْال َع ْد ِل ۚ َواَل َيْأ‬
‫ب‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ٍ ‫ِين آ َم ُنوا ِإ َذا َتدَا َي ْن ُت ْم ِب َدي‬

َ ‫َكا ِتبٌ َأنْ َي ْك ُت‬


‫ب َك َما َعلَّ َم ُه هَّللا ُ ۚ َف ْل َي ْك ُتبْ َو ْليُمْ ل ِِل الَّذِي َعلَ ْي ِه ْال َح ُّق َو ْل َي َّت ِق هَّللا َ َر َّب ُه َواَل َيب َْخسْ ِم ْن ُه َش ْيًئ ا‬

ْ @‫ض@عِي ًفا َأ ْو اَل َي ْس@ َتطِ ي ُع َأنْ ُي ِم@ َّل ُه@ َ@و َف ْليُمْ لِ@ ْل َولِ ُّي ُه ِب ْال َع‬
ۚ ‫@د ِل‬ َ ‫@ان الَّذِي َعلَيْ ِه ْال َح@ ُّق َس@فِيهًا َأ ْو‬
َ ‫ۚ َف@ِإنْ َك‬

ِ ‫ْن َف َرجُ@@ ٌل َوامْ َرَأ َت‬


َ ْ‫@@ان ِممَّنْ َتر‬
‫ض@@ ْو َن م َِن‬ @ِ ‫َواسْ َت ْش@@ ِه ُدوا َش@@ ِهي َدي‬
ِ ‫ْن مِنْ ِر َج@@ الِ ُك ْم ۖ َف@@ِإنْ َل ْم َي ُكو َن@@ا َر ُجلَي‬

‫الش @ َهدَا ُء ِإ َذا َم@@ا ُد ُع@@وا ۚ َواَل َت ْس @َأمُوا‬


ُّ ‫ب‬َ ‫ال ُّش َهدَا ِء َأنْ َتضِ َّل ِإحْ دَا ُه َما َف ُت َذ ِّك َر ِإحْ دَا ُه َما اُأْل ْخ َر ٰى ۚ َواَل َيْأ‬

‫ِلش@ َها َد ِة َوَأ ْد َن ٰى َأاَّل َترْ َت@@ابُوا ۖ ِإاَّل‬ ُ ‫صغِيرً ا َأ ْو َك ِبيرً ا ِإلَ ٰى َأ َجلِ ِه ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َأ ْق َس‬
َ ‫ط عِ نْ َد هَّللا ِ َوَأ‬
َّ ‫قْو ُم ل‬ َ ُ‫َأنْ َت ْك ُتبُوه‬

‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُج َنا ٌح َأاَّل َت ْك ُتبُو َها ۗ َوَأ ْش ِه ُدوا ِإ َذا َت َب@@ا َيعْ ُت ْم ۚ َواَل‬
َ ‫ار ًة َحاضِ َر ًة ُتدِيرُو َن َها َب ْي َن ُك ْم َفلَي‬ َ ‫َأنْ َت ُك‬
َ ‫ون ت َِج‬

‫ُوق ِب ُك ْم ۗ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۖ َوي َُعلِّ ُم ُك ُم هَّللا ُ ۗ َوهَّللا ُ ِب ُك ِّل َشيْ ٍء َعلِي ٌم‬
ٌ ‫ضارَّ َكا ِتبٌ َواَل َش ِهي ٌد ۚ َوِإنْ َت ْف َعلُوا َفِإ َّن ُه فُس‬
َ ‫ُي‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang


piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana
Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan.
Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit
pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau
lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka
hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi)
dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang
perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang
ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi
mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila
dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas

11
waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih
mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada
dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi
apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu
juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu
suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah
memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.”

b. Q.S Al- Maidah:1

‫ص ْي ِد‬ ْ َّ‫ِين آ َم ُنوا َأ ْوفُوا ِب ْال ُعقُو ِد ۚ ُأ ِحل‬


َّ ‫ت لَ ُك ْم َب ِهي َم ُ@ة اَأْل ْن َع ِام ِإاَّل َما ُي ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُمحِلِّي ال‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬

‫َوَأ ْن ُت ْم ُح ُر ٌم ۗ ِإنَّ هَّللا َ َيحْ ُك ُم َما ي ُِري ُد‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak


dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau
umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia
kehendaki.”

2. Dalil hadist

Hadis Nabi yang menerangkan tentang hukum jual beli salam yaitu:
“Rasulullah SAW  datang ke Madinah ,dan pada saat itu orang banyak
sedang mengadakan tamar untuk jangka waktu dua dan tiga tahun. Maka
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menghutangkan, dalam
harga yang diketahui dan timbangan yangdiketahui, hingga masa yang
diketahui”.

Sabda Rasulullah SAW ini muncul ketika beliau pertama kali hijrah
ke Madinah, dan mendapati para penduduk Madinah melakukan transaksi
jual beli salam. Jadi Rasulullah SAW membolehkan jual beli salam asal

12
akad yang dipergunakan jelas, ciri-ciri barang yang dipesan jelas,
dan ditentukan waktunya.

Ibnu Abbas meriwayatkan, “ bahwa Rasulullah SAW datang keMadinah


dimana penduduknya melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan (untuk
jangka waktu) satu, dua dan tiga tahun. Beliau berkata“  barang siapa
yang melakukan salaf (salam), hendaklah ia melakukandengan takaran
yang jelas dan timbanganya yang jelas pula,untuk jangka waktu yang
ditentukan.

Dalam artikel sunnah.com dengan judul hadist bukhori :2094


menyebutkan sebagai berikut

ِ ‫ِير َعنْ َأ ِبي ْال ِم ْن َه‬


ِ ‫ال َعنْ اب‬
‫ْن‬ ِ ‫يح َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ب‬
ٍ ‫ْن َكث‬ ‫َح َّد َث َنا َأبُو ُن َعيْم َح َّد َث َنا ُس ْف َيانُ َعنْ اب ِ َأ‬
ٍ ‫ْن ِبي َن ِج‬ ٍ

‫ار‬ ِّ َ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال َمدِي َن َ@ة َو ُه ْم يُسْ لِف‬
َ ُّ‫َّاس َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل َق ِد َم ال َّن ِبي‬
ِ ‫ون فِي الث َم‬ ٍ ‫َعب‬

‫وم َو َقا َل َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ْال َولِي ِد‬ ‫َأ‬ ِّ ‫َأ‬ َّ ‫ْن َو‬
ٍ ُ‫وم ِإلَى َج ٍل َمعْ ل‬
ٍ ُ‫ار فِي َكي ٍْل َمعْ ل‬
ِ ‫ث َف َقا َل سْ لِفُوا فِي الث َم‬
َ ‫الثاَل‬ ِ ‫ال َّس َن َتي‬

‫وم َو َو ْز ٍن َمعْ لُوم‬ ‫َأ‬


ٍ ُ‫يح َو َقا َل فِي َكي ٍْل َمعْ ل‬
ٍ ‫َح َّد َث َنا ُس ْف َيانُ َح َّد َث َنا ابْنُ ِبي َن ِج‬

“Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan


kepada kami Sufyan dari Ibnu Abi Najih dari 'Abdullah bin
Katsir dari Abu Al Minhal dari Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma  berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di
Madinah orang-orang mempraktekkan jual beli buah-buahan dengan
sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah
kurun waktu dua atau tiga tahun. Maka Beliau bersabda: "Lakukanlah
jual beli salaf pada buah-buahan dengan takaran sampai waktu yang
diketahui (pasti) ". Dan berkata 'Abdullah bin Al Walid telah
menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abi Najih dan berkata: "dengan takaran dan timbangan yang diketahui
(pasti) ".”

3. Ijma’
Kesepakatan ulama’ (ijma’) akan bolehnya jual beli salam dikutip
dari pernyataan Ibnu Mundzir yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu

13
telah sepakat bahwa jual beli salam diperbolehkan, karena terdapat
kebutuhan dan keperluan untuk memudahkan urusan manusia. Pemilik
lahan pertanian, perkebunan ataupun perniagaan terkadang membutuhkan
modal untuk mengelola usaha mereka hingga siap dipasarkan, maka jual
beli salam diperbolehkan untuk mengakomodir kebutuhan mereka.
D. Hikmah Akad Salam
Adapun hikmah atau manfaat yang terkandung dalam akad salam yaitu:
1. Pembeli mendapatkan barang sesuai dengan apa yang diinginkan dan juga
mendapatkan harga yang lebih murah.
2. Penjual mendapatkan modal untuk menjalankan usahanya dengan cara-
cara yang halal, sehingga ia dapat menjalankan dan mengembangkan
usahanya tanpa harus membayar bunga.
3. Penjual memiliki keleluasaan dalam memenuhi permintaan pembeli,
karena biasanya tenggang waktu antara transaksi dan penyerahan barang
pesanan berjarak cukup lama.

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya bertransaksi
dengan menggunakan akad salam itu diperbolehkan dengan dalil hukum yang
sudah tercantum dalam Al- qur’an dan hadist.
Transaksi jual beli dengan akad salam itu juga sama dengan transaksi jual
beli seperti biasanya, akan tetapi dalam jual beli dengan akad salam ada
ketentuan-ketentuan tambahan yang harus diperhatikan, seperti rukun dan
syaratnya.
2. Saran
Sekianlah uraian tentang “AKAD SALAM” yang dapat kami sajikan,
selaku insan kami pasti memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, terutama
dalam masalah penulisan, keakuratan dalam memperoleh data, maupum
penyajian dalam isi makalah. Saran beserta kritik yang produktif lagi
konstruktif adalah harapan penulis dalam merevisi substansi dalam makalah
ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini tentu masih banyak kekurangan,
namun syukur alhamdulillah penulis ungkapkan dengan penuh ta’dzin kepada
ALLAH SWT yang telah memberikan petunjuknya sehingga makalah ini bisa
tersusun. Saran dari pembaca penulis terima dengan lapang dada, semoga
dapat menambah hasanah ilmu pengetahuan bagi penulis maupun
pembaca.jazakumullah bil khair.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Andi Ali, prinsip-prinsip dasar transaksi syariah,(banyuwangi;ponpes


Darussalam,2014)
Zain,ibnu abi, fathul qarib 3 bahasa, juz 1
Mubarok, abu hazim, fiqh idola terjemah fathul qarib juz 2,(jawa
barat;mukjizat,2017)
Kafi,al-hasan, taqrirat as sadidah juz 2,(pasuruan;dar al-mirats an-nabawi,2013)

16
17

Anda mungkin juga menyukai