Anda di halaman 1dari 8

FIQIH MUAMALAH

JUAL BELI DAN RIBA

MAKALAH

Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Fiqih
Muamalah

Oleh :

Kelompok 3
Mhammad Aqil Akbar
Muhammad Afdal
Nrhikma Hafid
Rismawati
Nursih

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GAZALI BULUKUMBA


2017
KATA PENGANTAR

‫ْم‬
ِ ‫َّحِي‬
‫َنِ الر‬‫َّح‬
‫ْم‬ ‫ِ هللاِ الر‬
‫ِسْم‬
‫ب‬
ُ‫ت‬
‫ه‬ ُ ‫َا‬
‫َك‬ ََ
‫بر‬ َُ
‫ة هللاِ و‬‫ْم‬‫َح‬
‫َر‬‫ُم و‬
‫ْك‬ ََ
‫لي‬ ‫السَّالَم‬
‫ُ ع‬
Segala puji dan syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT karena
berkat Taufiq, Hidayah dan Rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana, begitu pula shalawat
dan taslim kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
dan para pengikutnya.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan
kesempatan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi content, metodologi maupun dari segi struktur
penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari berbagai
pihak sangat diharapkan.
Akhirnya kepada Allah swt jualah kami memohon Rahmat dan Hidayah-
Nya, semoga makalah ini bermanfaat.

ُ‫ت‬
‫ه‬ ُ ‫َا‬
‫َ ك‬
‫بر‬ََ َُ
‫ة هللاِ و‬‫ْم‬‫َح‬
‫َر‬‫ُم و‬
‫ْك‬ ََ
‫لي‬ ‫َالسَّالَ م‬
‫ُ ع‬ ‫و‬

Bulukumba, 08 Juli 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I JUAL BELI .................................................................................... 1
A. Definisi Jual Beli ............................................................................. 1
B. Dasar Hukum Kebolehan Jual Beli ................................................. 2
C. Rukun Jual Beli ............................................................................... 3
D. Bai’ Al-Ghaib (Menjual Barang yang Tidak Ada Saat Jual Beli .... 4
E. Larangan-larangan yang Merusak Jual Beli .................................... 5
F. Larangan yang Tidak Merusak Akad Jual Beli ............................... 6
G. Hukum Jual Beli .............................................................................. 7

BAB II RIBA ............................................................................................. 3


A. Definisi Riba ................................................................................... 3
B. Jenis-jenis Riba ............................................................................... 4
C. Perbedaan Antara Jual Beli dan Riba .............................................. 5
1. Barang-barang yang Haram Diribakan .................................... 6
2. Jual Beli Bebijian dengan Biji-bijian Sejenis dan Lainnya ...... 7
3. Menjual Buah-buahan dengan Buah Sejenis dan Hal-hal yang
Terkait Dengannya ................................................................... 8
4. Menjual Daging dengan Daging Sejenis dan Permasalahannya 9
5. Menjual Cairan dengan Cairan Sejenis dan Produk yang
Dihasilkan Darinya ................................................................... 11
6. Pertukaran Mata Uang (Ash-Sharf) .......................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................... 9


A. Kesimpulan............................................................................... 9
B. Kritik dan Saran ....................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

iii
BAB I

JUAL BELI

A. Definisi Jual Beli

Jual beli (al-bay’) secara bahasa artinya memindahkan hak milik terhadap
benda dengan akad saling mengganti, dikatakan: “Ba’a asy-syaia jika dia
mengeluarkannya dari hak miliknya, dan ba’ahu jika dia membelinya dan
memasukkannya ke dalam hak miliknya.

Adapun makna bay’i (jual beli) menurut istilah ada beberapa definisi.
Definisi yang disebutkan oleh Syaikh Al-Qalyubi dalam Hasyiyah-nya bahwa:
“Akad saling mengganti dengan harta yang berakibat kepada kepemilikan
terhadap satu benda atau manfaat untuk tempo waktu selamanya dan bukan untuk
bertaqarrub kepada Allah.” Dengan kata lain “saling mengganti”, maka tidak
termasuk didalamnya hibah, dan yang lain yang tidak ada saling ganti, dan dengan
kata “harta” tidak termasuk akad nikah sebab walaupun ada aling ganti namun ia
bukan mengganti harta dengan harta akan tetapi halalnya bersenang-senang antara
suami dan istri, dan dengan kata “kepemilikan harta dan mafaatnya untuk selama-
lamanya”

B. Dasar Hukum Kebolehan Jual Beli

Jual beli telah disahkan di dalam Al-Qur’an, sunah da ijma’ umat. Adapun
dalil dalam Al-Qur’an yaitu firman Allah swt. dalam QS. Al-Baqarah ayat 2 :

Riba adalah haram dan jual beli adalah halal. Jadi tidak semua akad jual
beli adalah haram sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang berdasarkan
ayat ini. Hal ini dikarenakan huruf alif dan lam dalam ayat tersebut untuk
menerangkan jenis, dan bukan untuk yang sudah dikenal karena sebelumnya tidak
disebutkan ada kalimat al-bai’ yang dapat dijadikan referensi, dan jika ditetapkan
bahwa jual beli adalah umum, mala ia dapat dikhususkan dengan apa yang telah

1
kami sebutkan berupa riba dan yang lainnya dari benda yang dilarang untuk
diakadkan seperti minuman keras, bangkai, dan yang lainnya dari apa yang
disebutkan dalam sunnah dan ijma para ulama akan larangan tersebut.

Allah swt. juga berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 29 :

Allah telah menhgharamkan memakan harta orang lain dengan cara batil
yaitu tanpa ganti dan hibah, yang demikian itu adalah batil berdasarkan ijma
ulama dan termasuk didalamnya juga semua jenis akad yang rusak yang tidak
boleh secara syara’ baik karena ada nsur riba atau jahalah (tidak diketahui), atau
karena kadar ganti yang ruak seperti minuman keras, babi, dan yang lainnya dan
jika yang diakadkan itu adalah harta perdagangan, maka boleh hukumnya, seba
pengeualian ayat diatas adalah terputus karena harta perdagangan bukan termasuk
harta yang tidak boleh dijual-belikan. Ada juga yang mengatakan istisna’
(pengecualian) dalam ayat bermakna lakin (tetapi) artinya, akan tetapi, makanlah
dari harta perdagangan, dan perdagangan merupakan gabungan antara penjualan
dan pembelian.

Adapun dalil sunnah diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan dari


Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu atas dasar saling
ridha.” Ketika ditanya tentang usaha apa yang paling utama, Nabi SAW
menjawab: “Usaha seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap jual beli
yang mabrur.” Jual beli yan mabrur adalah setiap jual beli yang tidak ada dusta
dan khianat, sedangkan dusta itu ialah penyamaran dalam barang yang dijual, dan
penyamaran itu adalah menyembunyikan aib barang dari penglihatan pembeli.
Adapun makna khianat ia lebih umum dari itu sebab selain menyamarkan bentuk
barang yang dijual, sifat, atau hal-hal luar seperti dia menyifatkan dengan sifat
yang tidak benar atau memberi tahu harga yang dusta.

C. Rukun Jual Beli


1. Shigat
2. ‘Aqid (Pihak yang Berakad)

2
3. Ma’qud ‘Alaihi (Barang yang Diakadkan)
D. Bai’ Al-Ghaib (Menjual Barang yang Tidak Ada Saat Jual Beli)
E. Larangan-larangan yang Merusak Jual Beli
F. Larangan yang Tidak Merusak Akad Jual Beli
G. Hukum Jual Beli

Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indone

BAB II

RIBA

A. Definisi Riba

Riba secara bahasa berarti penambahan, pertumbuhan, kenaikan, dan


ketinggian. Allah swt berfirman dlam QS. Al-Hajj ayat 5 :

Artinya naik dan tinggi. Allah juga berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 92
:

Sedangkan menurut terminologi syarah, riba berarti akad untuk satu ganti khusus
tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika berakad atau
bersama dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah satunya

B. Jenis-jenis Riba
C. Perbedaan Antara Jual Beli dan Riba
7. Barang-barang yang Haram Diribakan
8. Jual Beli Bebijian dengan Biji-bijian Sejenis dan Lainnya
9. Menjual Buah-buahan dengan Buah Sejenis dan Hal-hal yang
Terkait Dengannya
10. Menjual Daging dengan Daging Sejenis dan Permasalahannya
11. Menjual Cairan dengan Cairan Sejenis dan Produk yang Dihasilkan
Darinya
12. Pertukaran Mata Uang (Ash-Sharf)

Model merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapa

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Model Pembelajaran tuntas adalah model pembelajaran yang dapat


dilaksanakan di dalam kelas dengan pola pembelajaran yang menggunakan
prinsip ketuntasan secara individual, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi
yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan
memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang
dipelajari.
2. Prosedur Pembelajaran Tuntas ialah :

B. Kritik dan Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, apabila ada kritik dan saran,

silahkan diajukan kepada kami. Mohon maaf, karena makalah ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan, mengingat kami hanya manusia biasa yang tidak luput

dari kesalahan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Azis Muhammad Azzam, Abdul, Fiqh Muamalat : Sistem Transaksi dalam Fiqh
Islam, Jakarta: Amzah, 2010

Anda mungkin juga menyukai