Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam Islam, terdapat dua zakat yaitu zakat mal dan zakat an-Nafs (zakat Fitrah).
Adapun Zakat Mal, awal difardukannya yaitu sebelum rasul berhijrah ke Madinah atau
ketika rasul masih berada di Mekkah. Namun, zakat ketika itu tidak ditentukan kadar
dan ukurannya. Beditupun mengenai harta apa saja yang wajib dizakati. Syara hanya
menuruh untuk mngeluarkan zakat. Dan itu berjalan sampai tahun ke-2 hijriyyah, dan
penerima zakat ketika itu hanya khusus kepada fakir dan miskin saja.
Pada tahun kedua hijriyyah (623 M), barulah Syara menentukan harta-harta yang
dizakatkan, serta kadarnya masing-masing. Oleh karena itu, ada sebagian ulama yang
menyatakan bahwa zakat difardukan pada tahun ke-2 hijriyyah, serta penerimanya
masih 2 golongan saja, yaitu fakir dan miskin. Sesuai dengan surat al-Baqarah:271.
Pembagia kepada dua golongan ini berlangsung hingga tahun kesembilan hijriyyah
sampai tuun ayat yang berkaitan dengan mustahiq zakat ( Surat al-Taubah: 60 ).
Sedangkan zakat an-Nafs atau yang lebih dikenal dengan zakat fitri, itu mulai di
wajibkan pada tahun ke-2 hijriyyah, ketika Nabi mengumumkan dihadapan para sahabat
tentang beberapa kewajiban Islam. Dan diantara kewajiban itu ialah difardukannya
Zakat Fitri/zakat an-Nafs.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas penulis menarik beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang di maksud dengan zakat?
2. Ada berapa bentuk zakat?
3. Apa syarat wajib zakat?
4. Siapa saja yang wajib menerima zakat?
5. Apa yang mendasari adanya zakat?

BAB II
PEMBAHASAN
ZAKAT

1. PENGERTIAN ZAKAT
Secara Etimologi (lughah)
Kata zakat berasal dari bahasa Arab, terdiri atas huruf za (), ka (),dan wa (
). Huruf terakhir, adalah huruf mu'tal dan karena ia sulitdilafazkan, maka cukup
dibaca zakat (), ia terganti dengan huruf Ta al-Marbuthah.
Az-zakah ( ) mempunyai arti:
: suci
: mulia
: tumbuh (HR. At-Tirmidzi)
: bertambah (HR. At-Tirmidzi)
: berkah
Menurut Ibnu Taimiah, hati dan harta orang yang membayar zakat tersebut
menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi.

Secara Terminologi,
zakat ( ) adalah: Harta yang wajib dikeluarkan karena telah mencapai
nisab (batas minimal) tertentu yang harus ditunaikan kepada para mustahiqnya
dengan syarat-syarat tertentu
Para ulama mengemukakan definisi zakat secara terminologis, dalam
beragam rumusan sebagai berikut :
1. Definisi zakat menurut Imam Taqy al-Dn al-Syafi'y : Zakat adalah
kadar harta tertentu yang harus diberikan kepada kelompok-kelompok
tertentu dengan berbagai syarat.
2. Definisi zakat menurut Yusuf al-Qardhawi : Zakat dari segi istilah fikih
berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada
orang-orang yang berhak, di samping berarti mengeluarkan jumlah
tertentu itu sendiri. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut
zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih
berarti.
3. Definisi zakat menurut Ali al-Bassam : Zakat dari menurut syariat adalah
hak wajib dalam harta yang khusus, yaitu hewan ternak, hasil bumi, uang
tunai, barang dagangan, yang diperuntukkan bagi delapan golongan yang
disebutkan di dalam surat al-Taubah.

2. MACAM-MACAM ZAKAT
a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah
Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan
perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang ditetapkan.
Kata Fitrah yang ada merujuk pada keadaan manusia saat baru diciptakan
sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia dengan izin Allah akan
kembali fitrah.
Dari Ibnu Umar ra berkata : Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu
sha kurma atau gandum pada budak, orang merdeka, lelaki perempuan, anak
kecil dan orang dewasa dari ummat Islam dan memerintahkan untuk

membayarnya sebelum mereka keluar untuk sholat (iid ) ( Mutafaq alaih ).


Jika waktu penyerahan melewati batas ini (Sholat Iid) maka yang diserahkan
tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.
Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran
terhadap hadits adalah sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr) atau kirakira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok (tepung, terigu, kurma,
gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam keju)) atau yang biasa dikonsumsi
di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki).
Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dengan
membayar- kan harganya dari makanan pokok yang di makan. Pembayaran
zakat menurut jumhur ulama :
1. Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan tenggelamnya
matahari di akhir bulan Ramadhan
2. Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.
Perselisihan ulama Zakat Fitrah Dengan Uang
1. Pertama, pendapat yang membolehkan. Ini adalah pendapat sebagian
ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Tsauri, Imam Bukhari, dan
Imam Ibnu Taimiyah. (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107; Ibnu Taimiyah,
Majmu al-Fatawa, XXV/83).
Dalil mereka antara lain firman Allah SWT ; Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka. (QS at-Taubah [9] : 103). Menurut mereka, ayat
ini menunjukkan zakat asalnya diambil dari harta (mal), yaitu apa yang
dimiliki berupa emas dan perak (termasuk uang). Jadi ayat ini
membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang. (Rabi Ahmad
Sayyid, Tadzkir al-Anam bi Wujub Ikhraj Zakat al-Fithr Thaam, hal. 4).
Mereka juga berhujjah dengan sabda Nabi SAW,Cukupilah mereka
(kaum fakir dan miskin) dari meminta-minta pada hari seperti ini (Idul
Fitri). (HR Daruquthni dan Baihaqi). Menurut mereka, memberi
kecukupan (ighna`) kepada fakir dan miskin dalam zakat fitrah dapat
terwujud dengan memberikan uang. (Abdullah Al-Ghafili, Hukm Ikhraj
al-Qimah fi Zakat al-Fithr, hal.
2. Kedua, pendapat yang tidak membolehkan dan mewajibkan zakat fitrah
dalam bentuk bahan makanan pokok (ghalib quut al-balad). Ini adalah
pendapat jumhur ulama Malikiyah, Syafiiyah, dan Hanabilah. (AlMudawwanah al-Kubra, I/392; Al-Majmu, VI/112; Al-Mughni, IV/295).
Sebagaimana
Karena ada dua pendapat yang berbeda, maka kita harus bijak dalam
menyikapinya. Ulama sekaliber Imam Syafii, mujtahid yang sangat andal
saja berkomentar tentang pendapatnya dengan mengatakan, Bisa jadi
pendapatku benar, tapi bukan tak mungkin di dalamnya mengandung
kekeliruan. Bisa jadi pendapat orang lain salah, tapi bukan tak mungkin di
dalamnya juga mengandung kebenaran.

Dalam masalah ini, sebagai orang awam (kebanyakan), kita boleh


bertaqlid (mengikuti salah satu mazhab yang menjadi panutan dan diterima
oleh umat). Allah tidak membebani kita di luar batas kemampuan yang kita
miliki. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya (Al-Baqarah [2]: 286).
Sesungguhnya masalah membayar zakat fitrah dengan uang sudah
menjadi perbincangan para ulama salaf, bukan hanya terjadi akhir-akhir ini
saja. Imam Abu Hanifah, Hasan Al-Bisri, Sufyan Ats-Tsauri, bahkan Umar
bin Abdul Aziz sudah membincangkannya, mereka termasuk orang-orang
yang menyetujuinya. Ulama Hadits seperti Bukhari ikut pula menyetujuinya,
dengan dalil dan argumentasi yang logis serta dapat diterima. Wallahu alam
bish-shawab.
b. Zakat Maal (harta).
Zakat Mal (bahasa Arab: ; transliterasi: zakah ml) adalah zakat yang
dikenakan atas harta yang dimiliki oleh individu dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara syarak.
Menurut terminologi bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan
menyimpannya.Sedangkan menurut terminologi syariah (istilah syara), harta
adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan
(dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan maal
(harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, disimpan
b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah,
mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll.\
Adapun harta benda yang wajib dizakati mal dan nisabnya adalah sebagai
berikut:
1) Binatang Ternak
Illat terhadap binatang ternak adalah nisab dan yang berkembang. Dengan
demikian, segala ternak yang dipelihara untuk diperkembangbiakkan dan
telah sampai nisab diwajibkan membayar zakatnya.
a. Unta
Kewajiban zakat unta dijelaskan Nabi dalam haditsnya dari Anas ra.
Menurut riwayat al-Bukhari yang menyampaikan sabda Nabi yang
artinya, Setiap 24 ekor unta atau kurang, maka zakatnya seekor
kambing betina. Untuk setiap 5 ekor unta, jika jumlahnya 25 sampai 35
ekor, maka zakatnya satu ekor anak unta betina berumur 1-2 tahun atau
satu ekor anak unta jantan berumur 3-4 tahun;jika jumlahnya 36 ekor
sampai 45 ekor, zakatnya 46 sampai 60 ekor unta, zakatnya adalah
seekor unta betina berumur 3-4 tahun.

Jumlah(ekor) Zakat
5-9

1 ekor kambing/domba (a)


2 ekor kambing/domba
3 ekor kambing/domba
4 ekor kambing/domba
1 ekor unta bintu Makhad (b)
1 ekor unta bintu Labun (c)
1 ekor unta Hiqah (d)
1 ekor unta Jadzah (e)
2 ekor unta bintu Labun (c)
2 ekor unta Hiqah (d)

10-14
15-19
20-24
25-35
36-45
45-60
61-75
76-90
91-120

Keterangan:
(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun
atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor,
zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
b. Sapi dan Kerbau
Nisab

30-39
40-59
60-69
70-

Zakatnya
Bilangan dan jenis zakat

Umur

1 ekor anak sapi atau seekor kerbau


1 ekor anak sapi atau seekor kerbau
2 ekor anak sapi atau seekor kerbau
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau dan
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau

1 tahun lebih
2 tahun lebih
1 tahun lebih
2 tahun lebih

Selanjutnya tiap-tiap 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi
atau kerbau umur 1 tahun lebih. Dan tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau,
zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau berumur 2 tahun lebih.
c. Zakat Kambing
Zakatnya

Nisab

Umur
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
2 tahun lebih, 1 tahun lebih

Bilangan dan jenis zakat


1 ekor kambing betina atau
1 ekor domba betina
2 ekor kambing betina atau
2 ekor domba betina
3 ekor kambing betina atau
3 ekor domba betina
4 ekor kambing betina atau
4 ekor domba betina

40-120
121-200
201-399
400-

Mulai 400 ekor kambing dihitung tiap-tiap 100 ekor kambing zakatnya 1
ekor kambing atau domba umurnya seperti tersebut di atas.
d. Ternak Unggas(ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan
Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan
jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung
berdasarkan skala usaha. Nishab ternak unggas dan perikanan adalah
setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama
dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau
perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang
berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan 85
gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %
2) Emas dan Perak
Barang permata apabila diperjualbelikan dikenakan zakat tijarahnya.
Menurut Abu Zahrah harus dizakati dan dinilai dengan uang. Harta yang
dalam keadaan yang digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta, karena
barang-barang yang digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan.
Barang-barang yang dalam sengketa atau dalam gugatan, maka putusan
hakimlah yang menentukannya, yaitu yang diwajibkan zakat adalah yang
dimenangkan oleh hakim dalam gugatannya.
Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan telah
sampai ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 96 gram sedangkan perak
672 gram keatas, dan masing-masing zakatnya 2,5 %.
Contoh : Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :
Tabungan

Rp

juta

Uang tunai (diluar kebutuhan pokok) Rp

juta

Perhiasan

emas

(berbagai

bentuk) 100

gram

Utang yang harus dibayar (jatuh tempo) Rp 1.5 juta


Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari
jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang
memakai perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib dizakati hanyalah
perhiasan yang selebihnya dari 60 gram.
Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :
1.Tabungan

Rp5.000.000

2.Uang tunai
3.Perhiasan (10-60) gram @ Rp 25.000

Rp2.000.000

Jumlah

Rp 8.000.000

Utang

Rp 1.500.000

Saldo

Rp 6.500.000

Rp 1.000.000

Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,Catatan : Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada
bulan yang sama.
3) Biji dan Buah-buahan
Adapun zakat makanan telah diterangkan dalam Al-Quran yang menyuruh
kaum Muslimin untuk mengeluarkan zakat terhadap segala hasil yang
dikeluarkan dari bumi seperti buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan.
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung,

pohon

korma,

tanam-tanaman

yang

bermacam-macam

buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S.
Al-Anam : 141)
Ayat ini mempertegas adanya zakat untuk semua hasil bumi, kemudian
dikeluarkan sebanyak 10% jika dialiri dengan air hujan atau sungai dengan
cara yang mudah. Tetapi zakatnya hanyalah 5% jika dialiri dengan air yang
dibeli atau mempergunakan upah.
Pendapat ulama tentang harta yang wajib di zakati :
a. Abu Hanifah, mewajibkan zakat pada segala hasil tanaman/buah-buahan
baik berupa kurma ataupun buah-buahan lainnya.

b. Abu Yusuf dan Muhammad Ibnu Al-Hasan, zakat hanya wajib pada
buah-buahan yang dapat tahan satu tahun.
c. Asy Syafii, zakat hanya wajib pada buah-buahan kurma dan anggur.
d. Hanabilah berpendapat bahwa zakat itu hanya diwajibkan atas tumbuhtumbuhan yang asa takarannya, yang ditentukan kadarnya, kering dan
dapat disimpan lama baik makanan pokok atau bukan.
Abu Hanifah memegang umumnya hadis, Pada tanaman-tanaman yang
dialiri dengan air hujan dan mata air atau yang mengisap dengan akarnya,
zakatnya

sepersepuluh

dan

yang

dialiri

dengan

kincir

zakatnya

seperduapuluh. Sedangkan Asy-Syafii, Muhammad bin Hasan dan Abu


Yusuf berhujjah dengan hadis, Tidak ada zakat dalam sayur-mayur.
Apabila sayur-mayur itu diperdagangkan, maka wajib zakat dari
perdagangan sayur tersebut. Dalam hal ini sesungguhnya dapat dilihat dari
segi lain yaitu dari segi subjek hukumnya apakah sebagai produser atau
sebagai pedagang atau sebagai produser dan pedagang.
4) Perniagaan
Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri,
agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha
(seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar (setara
dengan 85gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir
tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja danuntung) lebih besar
atau setara dengan 85 gram emas (jika pergram Rp 25.000,- = Rp
2.125.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 % .
Cara menghitung zakat : Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan
lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah ini :
1. Kekayaan dalam bentuk barang
2. Uang tunai
3. Piutang
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati
adalah yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.
Contoh : Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun
1995 dengan keadaan sbb :
1.Mebel belum terjual 5 set
2.Uang tunai
3. Piutang

Rp

10.000.000

Rp

15.000.000

Rp 2.000.000
Jumlah

Rp 27.000.000

Utang & Pajak

Rp 7.000.000

Saldo

Rp 20.000.000

Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau
lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab
termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang)
Usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan
apartemen, taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll,
kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2(dua) cara:
a. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan
perusahaan dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti
hotel, taksi, kapal, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
b. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil
bersih yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian
zakatnya dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat
hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada
hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.
5) Rikaz (harta terpendam)
Rikaz adalah emas dan perak yang ditanam di dalam tanah. Menurut
sebagian ulama, rikaz, yaitu harta karun yang diketemukan setelah
terpendam dimasa lampau. Dan, rikaz yaitu semua benda-benda tambang
yang baru diketemukan baik di darat atau di laut. Kita wajib mengeluarkan
zakat sebesar 20% dari rikas yang kita temukan, pada saat kita
menemukannya.
6) Hasil Tambang
Hasil tambang apabila sampai satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada
waktu itu juga sebesar 2,5%.
7) Zakat Profesi
Dasar Hukum
Firman Allah SWT: .dan pada harta-harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat
bagian (QS. Adz Dzariyat:19)

10

Firman Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah


(zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik.(QS Al
Baqarah 267)
Hadist Nabi SAW: Bila zakat bercampur dengan harta lainnya

maka ia akan merusak harta itu (HR. AL Bazar dan Baehaqi)


Hasil Profesi
Hasil profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris, dll)
merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal di
masa salaf (generasi terdahulu), oleh karenanya bentuk kasab ini tidak
banyak dibahas, khusunya yang berkaitan dengan zakat. Dengan
demikian apabila seseorang dengan hasil profesinya ia menjadi kaya,
maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak
mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi
mustahiq (penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk
menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya tidak
wajib zakat. Dengan demikian hasil profesi seseorang apabila telah
memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk menunaikan
zakat.
Contoh:
Akbar adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di kota Bogor,
memiliki seorang istri dan 2 orang anak. Penghasilan bersih perbulan
Rp. 1.500.000,-.Bila kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih
Rp.625.000 per bulan maka kelebihan dari penghasilannya = (1.500.000
625.000) = Rp. 975.000 perbulan.
Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000 maka jumlah kekayaan yang
dapat dikumpulkan dalam kurun waktu satu tahun adalah Rp. 11.700.00
(lebih dari nishab).
Dengan demikian Akbar berkewajiban membayar zakat sebesar 2.5%
dari saldo.
Dalam hal ini zakat dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5% dari
saldo bulanan atau 2.5 % dari saldo tahunan.

Zakat Lainnya yang Berhubungan dengan Zakat Mal


1. Saham dan Obligasi
Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank)
merupakan suatu bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang.

11

Oleh karenannya masuk ke dalam kategori harta yang wajib dizakati,


apabila telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5% dari nilai
kumulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi
tersebut, dan zakat itu dibayarkan setiap tahun.
Contoh:
Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI ILAHI,
harga nominal Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar
mendapat deviden Rp.300,Total jumlah harta(saham) = 500.000 x Rp.5.300,- = Rp.2.650.000.000,Zakat = 2.5% x Rp. 2.650.000.000,- = Rp. 66.750.000,2. Undian dan kuis berhadiah
Harta yang diperoleh dari hasil undian atau kuis berhadiah merupakan
salah satu sebab dari kepemilikan harta yang diidentikkan dengan harta
temuan (rikaz). Oleh sebab itu jika hasil tersebut memenuhi kriteria
zakat, maa wajib dizakati sebasar 20% (1/5)
Contoh:
Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK OLIMPIADE berupa mobil
sedan seharga Rp.52.000.000,- dengan pajak undian 20% ditanggung
pemenang.
Harta Fitri = Rp.52.000.000,- -Rp.10.400.000,- = Rp.41.600.000,Zakat = 20% x Rp.41.600.000,- = RP.8.320.000,3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran
Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (properti) atau
penggusuran, dapat dikategorikan dalam dua macam:
a. Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan, termasuk
penggusuran secara terpaksa, maka hasil penjualan (penggusurannya)
lebih dulu dipergunakan untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
Apabila hasil penjualan (penggusuran) dikurangi harta yang
dibutuhkan

jumlahnya

masih

melampaui

nishab

maka

ia

berkewajiban zakat sebesar 2.5% dari kelebihan harta tersebut.


Contoh:
Pak Ahmad terpaksa menjual rumah dan pekarangannya yang
terletak di sebuah jalan protokol, di Jakarta, sebab ia tak mampu
membayar pajaknya. Dari hasil penjualan Rp.150.000.000,- ia

12

bermaksud untuk membangun rumah di pinggiran kota dan


diperkirakan

akan

menghabiskan

anggaran

selebihnya akan ditabung untuk bekal hari tua.


Zakat = 2.5% x (Rp.150.000.000,-

Rp.90.000.000,Rp.90.000.000,-)

= Rp.1.500.000,b. Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada kebutuhan


maka ia wajib membayar zakat sebesar 2.5% dari hasil penjualannya.
3. SYARAT WAJIB ZAKAT
a. Syarat zakat yang berhubungan dengan subyek atau pelaku (muzakk :
orang yang terkena wajib zakat) adalah Islam, merdeka, balig dan berakal.
1) Pemilik harta beragama Islam.
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu meriwayatkan dari Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam, bahwa beliau menulis kepada penduduk
Yaman, yaitu al-Harits bin Abdil Khilal bersama Maafir dan Hamdan,
:



Wajib atas kaum mukimin membayar zakat buah-buahan atau hasil
pertanian, (zakatnya) 10% bila diairi dengan mata air atau air hujan dan
5% bila diairi dengan al gharb (timba besar yang terbuat dari kayu, yaitu
bila membutuhkan biaya tenaga dan pengairan). (HR. al-Baihaqi dan Ibnu
Abi Syaibah, dengan sanad yang shahih, ash-Shahihah al-Albani
rahimahullah.
Al-Baihaqi rahimahullah setelah meriwayatkan hadits tersebut berkata,
Hadits ini menunjukkan bahwa zakat tidak dipungut dari ahli dzimmah
(orang kafir yang tinggal di wilayah kekuasaan kaum muslimin no. 142).
2) Merdeka (bukan hamba sahaya)
Sebab, dirinya dan hartanya adalah milik tuannya. Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa membeli seorang hamba sahaya dan ia memiliki harta, maka
hartanya milik tuan yang menjualnya, kecuali jika pembeli
mempersyaratkan (membeli dirinya sekaligus hartanya). (HR. al-Bukhari
no. 2379 dan Muslim no. 1543)
b. Syarat-syarat yang berhubungan dengan jenis harta (sebagai obyek zakat)
Prinsipnya jenis (macam-macam) harta yang menjadi obyek zakat adalah harta
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

13

1) Milik penuh
Artinya penuhnya pemilikan, maksudnya kekayaan itu harus berada dalam
kontrol dan dalam kekuasaan yang punya, (tidak bersangkut di dalamnya hak
orang lain), baik kekuasaan pendapatan maupun kekuasaan menikmati
hasilnya.
2) Berkembang
Artinya harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunatullh
maupun bertambah karena ikhtiar manusia. Makna berkembang di sini
mengandung maksud bahwa sifat kekayaan itu dapat mendatangkan income,
keuntungan atau pendapatan. Dengan begitu nampak jelas bahwa jenis atau
macam-macam harta (kekayaan) tidak hanya yang dijelaskan dalam hadis
nabi, melainkan pada harta yang mempunyai potensi dapat dikembangkan
atau berkembang dengan sendirinya.
3) Mencapai Nisab
Artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya. Contoh:
nisab ternak unta adalah lima ekor dengan kadar zakat seekor kambing.
Sehingga apabila jumlah unta kurang dari lima ekor maka belum wajib
dikeluarkan zakatnya. Adapun ketentuan nisab zakat ini berdasarkan hadis
4) Lebih dari kebutuhan pokok
Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok
yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai
manusia.
5) Bebas dari hutang
Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih dari hutang, baik
hutang kepada Allah (naar atau wasiat) maupun hutang kepada sesama
manusia.
6) Berlaku setahun
Suatu milik dikatakan genap setahun menurut al-Jazaili< dalam kitabnya
Tanyinda al-Haqiq syarh Kanzu Daqiq, yakni genap satu tahun dimiliki.
[6] Hal ini sebagai mana dalam hadis Nabi SAW diriwayatkan oleh Ibnu
Umar. Tahun yang dimaksud adalah hitungan tahun Qamariyyah. Syarat ini
hanya terbatas pada jenis harta: ternak, emas perak dan harta dagangan,
masuk dalam istilah zakat modal. Untuk hasil pertanian, buah-buahan, harta
karun dan yang sejenis disebut zakat pendapatan, tidak disyaratkan satu
tahun
4. 8 GOLONGAN YANG DAPAT MENERIMA ZAKAT
ALLAH SWT. berfirman:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan (Ibnu Sabil), sebagai suatu ketetapan yang

14

diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. AtTaubah: 60).
Pada ayat di atas, Allah tidak menyebut anak yatim sebagai salah satu penerima
zakat. Karena itu, kriteria yatim, bukan termasuk kriteria orang yang berhak
menerima zakat. Akan tetapi jika ada anak yatim yang memenuhi salah satu dari
kriteria di atas, misalnya, dia yatim fakir atau miskin, maka dia berhak menerima
zakat.
Delapan Golongan Yang Pantas Penerima Zakat diantaranya:
1. Fakir (orang yang tidak memiliki harta)
Fakir adalah orang yang penghasilannya belum dapat menutupi separuh dari
kebutuhannya.
2. Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)
Miskin adalah orang yang penghasilannya baru bisa memenuhi separuh atau
lebih dari kebutuhannya, tetapi belum bisa terpenuhi semuanya.
3. Riqab (hamba sahaya atau budak)
Fi ar-Riqab adalah budak belian. Maksud pemberian zakat kepada mereka
bukanlah kita memberikan uang kepada mereka, tetapi maksudnya adalah
memerdekakan mereka. yang termasuk dalam golongan Fi ar-Riqab adalah:
Pertama: Al-Mukatib, yaitu seorang budak yang ingin membebaskan dirinya
dari tuannya, dengan cara membayar sejumlah uang kepada tuannya secara
berangsur. Maka, zakat untuknya adalah dengan cara membantunya
membayarkan kepada tuannya sejumlah uang agar dia bebas dari
perbudakan, baik diberikan langsung kepada tuannya atau diberikan kepada
budak tersebut, untuk kemudian diserahkan kepada tuannya.
Kedua: Membebaskan budak secara langsung dengan uang zakat tersebut,
walaupun dia bukan mukatib.
Ketiga : Seorang muslim yang menjadi tawanan perang orang kafir, boleh
membayar tebusan dengan uang zakat agar dia terbebas dari tawanan.
4. Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)
Al-Gharim adalah orang-orang yang dililit utang, sehingga dia tidak bisa
membayarnya. Al-Gharim ada dua macam: Pertama: orang yang dililit utang
karena mendamaikan dua pihak yang sedang berselisih. Kedua: Orang yang
dililit hutang untuk keperluan dirinya sendiri, seperti untuk nafkah keluarga,
berobat, membeli sesuatu, atau yang lainnya.
5. Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
Amil Zakat adalah orang yang mendapatkan tugas dari negara, organisasi,
lembaga atau yayasan untuk mengurusi zakat. Atas kerjanya tersebut, seorang
amil
zakat
berhak
mendapatkan
jatah
dari
uang
zakat.
Amil zakat ini harus diangkat secara resmi oleh negara, organisasi, lembaga,
yayasan. Tidak boleh sembarang bekerja secara serabutan dan tanpa
pengawasan.
Dasar pengangkatan amil zakat ini adalah hadits Abu Humaid as-Saidi: Dari
Abu Humaid as-Sa'idi radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu alaihi
wasallam memperkerjakan seorang laki-laki dari suku al-Azdi yang bernama
Ibnu Lutbiah sebagai pemungut zakat. Ketika datang dari tugasnya, dia berkata:

15

"Ini untuk kalian sebagai zakat dan ini dihadiahkan untukku". Muallaf adalah
singkatan dari istilah al-Muallaf Qulubuhum sebagaimana yang disebutkan alQuran dalam surat at-Taubah, ayat : 60. Yang artinya adalah orang-orang yang
hati mereka dilunakkan agar masuk Islam, atau agar keimanan mereka
meningkat, atau untuk menghindari kejahatan mereka.

6. Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)


Yang dimaksud fi sabilillah adalah perang di jalan Allah untuk menegakkan
kalimat Allah di muka bumi. Fi sabilillah ini meliputi para mujahidin yang
berperang melawan orang-orang kafir, pembelian alat alat perang, dan saranasarana lain untuk keperluan jihad di jalan Allah. Para mujahid berhak
mendapatkan zakat, walaupun mereka sebenarnya kaya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa orang-orang yang waktunya tersita untuk
belajar ilmu agama, termasuk para santri di pesantren-pesantren sehingga tidak
sempat untuk bekerja, mereka termasuk fi sabilillah, karena ilmunya akan
bermanfaat bagi kaum muslimin.
Rasulullah shallallahu laihi wassalam bersabda: "Barang siapa yang keluar
dari rumahnya untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah hingga
pulang." (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
7. Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
Ibnu Sabil adalah seorang musafir yang kehabisan bekal di tengah perjalanan,
sehingga dia tidak bisa melanjutkan perjalanan atau kembali ke kampung
halamannya. Orang seperti ini, walaupun dia kaya di kampung halamannya,
berhak untuk mendapatkan zakat sekedarnya sesuai dengan kebutuhannya
sehingga dia sampai tujuan.
8. Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)
Amil Zakat adalah orang yang mendapatkan tugas dari negara, organisasi,
lembaga atau yayasan untuk mengurusi zakat. Atas kerjanya tersebut, seorang
amil
zakat
berhak
mendapatkan
jatah
dari
uang
zakat.
Amil zakat ini harus diangkat secara resmi oleh negara, organisasi, lembaga,
yayasan. Tidak boleh sembarang bekerja secara serabutan dan tanpa
pengawasan.
Dasar pengangkatan amil zakat ini adalah hadits Abu Humaid as-Saidi: Dari
Abu Humaid as-Sa'idi radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu alaihi
wasallam memperkerjakan seorang laki-laki dari suku al-Azdi yang bernama
Ibnu Lutbiah sebagai pemungut zakat. Ketika datang dari tugasnya, dia berkata:
"Ini untuk kalian sebagai zakat dan ini dihadiahkan untukku".
5. DASAR HUKUM ZAKAT
Adapun beberapa dasar yang menjelaskan tentang Zakat:
1. Al-Quran
a. Yang menjelaskan Kewajiban Zakat terdapat pada:

16

Surah Al Baqarah ayat 110 dan 117


Surah Ali Imran ayat 180
Yang artinya: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan
harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka,
bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
adalah buruk bagi mereka, harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah
segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Surah An Nisa ayat 37
Surah Al Maa-ida ayat 12 dan 55
Surah Al Anam ayat 141
Surah At Taubah ayat 5, 11, 18, 34, dan 71
Surat Al Hajj ayat 78
Yang artinya: Maka dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakatdan
berpegangteguhlah kamu dengan tali Allah yang Dia merupakan Wali
bagi kamu.:
Surah Al Ahzab ayat 33
Surat Fushshilat ayat 41
Surah Al Mujaadilah ayat 13
Surah Al Ma'aarij ayat 24 dan 25
b. Yang menjelaskan Zakat merupakan salah satu rukun Islam
Surah Al Baqarah ayat 43, 83, 210, 177 dan 277
Yang salah satu artinya:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orangorang yang ruku. (Al-Baqarah: 43)
Surah An Nisaa' ayat 77 dan 162
Surah Al Maa-idah ayat 12 dan 55
Surah At Taubah ayat 5, 11, 18, 71
Surah Al Hajj ayat 41
Surah Luqman ayat 4
Surah Al Mujaadilah ayat 13
Surah Al Muzzammil ayat 20
Surah Al Bayyinah ayat 5
c. Yang menjelaskan zakat ajaran setiap Rasul
Surah Maryam ayat 31 dan 55
Surah Al Anbiyaa' ayat 73
Surah Al Bayyinah ayat 5
d. Pahala Zakat dan Keutamaannya

17

Surah Al A'raaf ayat 156


Yang artinya: Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan
di akhirat; sesungguhnya kami kembali kepada Engkau. Allah berfirman:
"Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku
untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orangorang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".
Surah Al Mu'minuun ayat 4, 10, dan 11
Surah An Nuur ayat 37, 38 dan 56
Surah Ar Ruum ayat 38 dan 39
Surah Asy Syuura ayat 42
Surah Muhammad ayat 47
Surah Adz Dzariyaat ayat 19
Surah Al Hadiid ayat 18
Surah Al Lail ayat 5 dan 18
e. Yang menjelaskan balasan bagi orang yang tidak menunaikan zakat
Surah At-Taubah ayat 34
Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, siksa yang pedih,
Surah At-Taubah ayat 35
Yang Artinya: pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang apa yang kamu simpan itu."
2. Hadits
Hadist Nabi SAW : Tiadalah bagi pemilik harta simpanan yang tidak
menunaikan zakatnya, kecuali dibakar didalam neraka jahannam. (HR.
Muslim)
Tentang mendahulukan zakat dan keengganan mengeluarkannya:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Rasulullah saw. mengutus Umar untuk
menarik zakat. Lalu dikatakan bahwa Ibnu Jamil, Khalid bin Walid dan
Abbas, paman Nabi saw. enggan mengeluarkan zakat. Lalu Rasulullah saw.
bersabda: Penolakan Ibnu Jamil tidak lain hanyalah pengingkaran terhadap
nikmat, dahulu ia melarat, lalu Allah menjadikannya kaya. Adapun Khalid,
maka kalianlah yang menganiaya Khalid. Dia telah mewakafkan baju besi
dan peralatan perangnya pada jalan Allah. Sedangkan Abbas, maka zakatnya
menjadi tanggunganku begitu pula zakat semisalnya. Kemudian beliau

18

bersabda: Hai Umar, tidakkah engkau merasa bahwa paman seseorang itu
mewakili ayahnya?. (Shahih Muslim No.1634)
Perintah mengelurkan zakat fitrah sebelum salat ied
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. memerintahkan agar
zakat fitrah diberikan sebelum manusia berangkat untuk salat Ied. (Shahih
Muslim No.1645)
Hukuman keras bagi orang yang tidak mau membayar zakat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Tidak akan
membuat aku senang jika aku mempunyai emas sebesar gunung Uhud,
bahkan ditambah lagi (gunung) kedua dan ketiga, kecuali satu dinar milikku
yang aku sisakan untuk membayar utang tanggunganku. (Shahih Muslim
No.1653)
dll
3. Ijma
Yaitu adanya kesepakatan semua umat Islam di semua negara bahwa zakat
adalah wajib. Bahkan, para sahabat Nabi SAW sepakat untuk membunuh orangorang yang enggan mengeluarkan zakat dan mereka tergolong orang kafir dalam
pandangan ulama.

19

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari rumusan masalah penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
9. zakat ( ) adalah: Harta yang wajib dikeluarkan karena telah mencapai
nisab (batas minimal) tertentu yang harus ditunaikan kepada para mustahiqnya
dengan syarat-syarat tertentu
10. Zakat terdiri dari dua macam yaitu zakat Fitrah dan Mal
11. Syarat zakat yang berhubungan dengan subyek atau pelaku (muzakk : orang
yang terkena wajib zakat) adalah Islam, merdeka, balig dan berakal. Sedangkan
Syarat-syarat yang berhubungan dengan jenis harta (sebagai obyek zakat) yatu:
Milik penuh, Berkembang, Mencapai Nisab, Lebih dari kebutuhan pokok, Bebas
dari hutang dan Berlaku setahun
12. Adapun delapan golongan yang pantas penerima zakat diantaranya: Fakir,
Miskin, Riqab, Gharim, Mualaf, Fisabilillah, Ibnu Sabil dan Amil zakat
13. Kewajiban akan Zakat berlandaskan atas Al-Quran, Hadits, Ijma dan landasan
lainnya.
B. SARAN
Dari kesimpulan di atas penulis menyarankan bahwa:
1. Seorang muslim harusnya tahu tentang Zakat.
2. Seorang muslim harus mengetahui tentang keutamaan-keutamaan zakat fitrah
dan zakat mal
3. Sebagai muslim yang merdeka, baligh dan berakal serta mapan harusnya
mengetahui tentang kewajiban pengeluaran zakat
4. Bagi yang ingin mengeluarkan zakat perlunya diketahui siapa saja yang wajib
menerima zakat, agar tidak memberikan pada orang yang salah
5. Sebagai seorang muslim yang baik seharusnya mengetahui dan memahami
tentang landasan atau pegangan orang muslim

20

REFERENSI

http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=120:12terjemahan-hadits-dari-shahih-muslim-kitab-zakat&catid=8:hadis-shahihmuslim&Itemid=13
http://imamsarifin.wordpress.com/2012/10/22/macam-macam-zekat-dan-carapembagiannya/
http://www.referensimakalah.com/2012/08/definisi-dan-pengertian-zakat-secarabahasa-dan-istilah-menurut-para-ulama.html
http://www.syahli.com/2011/08/macam-macam-zakat-dalam-islam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Fitrah
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,46326-lang,id-c,syariaht,Menunaikan+Zakat+Fitrah+Menggunakan+Uang-.phpx
http://www.suara-islam.com/read/index/7950/Inilah-Delapan-Kelompok-yangBerhak-Menerima-Zakat
http://www.konsultasisyariah.com/anak-yatim-tidak-berhak-menerima-zakat/
http://tata-cara-berzakat.blogspot.com/2013/02/syarat-wajib-zakat.html
http://aasaufi.blogspot.com/

21

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam yang telah melimpahkan rahmatNya kepada saya kepada penulis sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini..
Salawat dan salam semoga selalu tercurah atas Rasululah SAW, keluarganya dan para
sahabat serta semua umatnya.
Saya sadar sepenuhnya bahwa semua pembuatan makalah yang di buat ini masih
kurang dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan kurangnya pemahaman pemahaman
pada pokok masalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan tugas makalah di masa yang akan datang.
Demikian praktisnya dalam penyusunan tugas makalah ini dengan judul
ZAKAT, semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi
pembaca.

Ternate 9 Mei 2014


Penulis

22

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar belakang................................................................................................

B.

Rumusan Masalah..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.

Pengertian Zakat.............................................................................................

B.

Macam-Macam Zakat.....................................................................................

C.

Syarat Wajib Zakat.........................................................................................

13

D.

8 Golongsan Penerima Zakat.........................................................................

14

E.

Dasar Hukum Zakat........................................................................................

16

BAB III PENUTUP

B.

A. KESIMPULAN..............................................................................................

20

SARAN..........................................................................................................

20

REFERENSI

23

Tugas Mandiri: Al-Islam

Oleh

NAMA
npm

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA

24

2014/2015

Anda mungkin juga menyukai