Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR TRANSAKSI MUAMALAH DALAM BANK SYARIAH

(Prinsip Al-Wadiah, Prinsip Syirkah, Dan Prinsip Tijarah)

MAKALAH

Disusun dan Diajukan untuk tugas terstruktur dalam mata kuliah “Sistem
Operasional Bank Syariah”

Disusun oleh:
Kelompok 1
 Sonia Elvera
 Elsy Yohana
 Poni Oktoria
 Juharin

Dosen pembimbing :
Elex Sarmigi., SE.,M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
T.A 2019

1
1. Pendahuluan
Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., keluarga,
sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Alhamdulillah, dengan
bantuan dari teman-teman kami dapat meneyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah “Sistem Operasional Bank Syariah” yang
berjudul “Konsep Dasar Transaksi Muamalah Dalam Bank Syariah (Prinsip Al-
Wadiah, Prinsip Syirkah, Prinsip Tijarah)”.
Bank sebagai intermediary financial atau lembaga perantara
keuangan harus melakukan mekanisme pengumpulan data dan penyaluran dana
secara seimbang, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Untuk
mencapai itu semua, maka harus ada kejelasan1 sistem operasional Bank Syariah:
Pertama, bank adalah lembaga perantara keuangan dari pihak yang surplus dana
kepada pihak minus dana. Pihak surplus dana adalah pihak-pihak yang
mengamanahkan atau menyimpan uangnya kepada bank. Kedua, setelah dana-
dana tersebut dapat dikumpulkan, maka dana tersebut disalurkan kepada pihak
yang membutuhkan dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Secara umum
pembiayaan yang diberikan atau dikeluarkan oleh Bank Syariah meliputi tiga
kerangka (aqad) pembiayaan ber-aqad syarikah (kerjasama/kongsi); dan
pembiayaan ber-aqad hasan (kebajikan).2
Akhir kata, kami berbesar hati apabila pembaca memberikan
masukan dan kritik yang bersifat membangun dalam rangka perbaikan kualitas
dalam penulisan makalah.
2. Pembahasan
2.1. Prinsip Al-Wadiah (Simpanan)
Al-Wadiah merupakan titipan atau simpanan pada Bank
Syariah. 3Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke

1
Muhammad, 2014, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII
Press, hal:3
2
Ibid , hal:5
3
Thamrin Abdullah, Francis Tantri, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta:
Rajawali Pers, hal:215

2
pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya.
Dasar Hukum pengembangan transaksi berprinsip Al-Wadiah,
meliputi: Al-Quran., yaitu (QS. An-Nisa’:58) dan (QS. Al-Baqarah:283)
yang berbunyi:
    
 
  
   
  
   
    
  
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.(QS. An-Nisa’:58).
    
  
   
  
  
  
   
  
  

3
   
  
Artinya: jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya,
Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.4
pada dasarnya penerima simpanan adalah “Yad Al-Amanah”
(Tangan amanah) artinya, Ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau
kerusakan yang terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari
kelalaian atau kaecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang
titipan (karena faktor-faktor yang di luar batas kemampuannya).
Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadiah dhamanah berbeda
dengan wadiah amanah. Dalam wadiah dhamanah pada prinsipnya harta
titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dititipkan dengan alasan
apapun juga, akan tetapi pihak yang dititipkan boleh mengenakan biaya
administrasi kepada pihak yang menitipkan sebagai kontra prestasi atas
penjagaan barang yang dititipkan. Pada wadiah yad dhamanah pihak yang
dititipkan (bank) bertanggungjawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia
boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.5

2.2. Prinsip Syirkah/Musyarakah (Bagi Hasil)

4
Op.Cit, hal: 7
5
Irham Fahmi, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi,
Bandung: ALFABETA, hal: 27

4
Musyarakah adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau
lebih dalam suatu proyek di mana masing-masing pihak berhak atas segala
keuntungan dan bertanggungjawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai
dengan penyertaannya masing-masing.6

Dasar Hukum dari akad Musyarakah ini ialah yang terdapat


dalam Al-Quran yaitu: QS. Ash-Shaad ayat 14
   
  
   
 
   
 
 
    
  
  
   
Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya.
dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat

6
Op. Cit, hal: 9

5
sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya;
Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.
Secara garis besar Musyarakah dapat dibagi kepada Syirkah
Amlak dan Syirkah Uqud.
1. Syirkah Amlak berarti eksistensi suatu perkongsian tidak perlu kepada
suatu kontrak membentuknya tetapi terjadi dengan sendirinya.
Bentuk Syirkah Amlak ini terbagi kepada Amlak Jabr dan
Amlak Ikhtiar.
Amlak Jabr adalah terjadinya suatu perkonsian secara otomatis dan
paksa. Otomatis berarti tidak memerlukan kontrak untuk membentuknya.
Paksa tidak ada alternatif untuk menolaknya. Hal ini terjadi dalam proses
waris mewaris, manakala dua saudara atau lebih menerima warisan dari
orang tua mereka.
Amlak Ikhtiar adalah terjadinya suatu perkongsian secara otomatis tetapi
bebas. Otomatis seperti pengertian di atas bebas: adanya pilihan/option
untuk menolak contoh dari jenis perkongsian ini dapat dilihat apabila 2
orang atau lebih mendapatkan hadiah atau wasiat bersama dari pihak
ketiga.
2. Syirkah Uqud berarti perkongsian yang berbentuk karena suatu kontrak,
syarikah ini terbagi kepada 5 (lima) jenis.7
Inan, Mufawadhah, Wujuh, Abdan, dan Mudharabah.

2.3. Prinsip Pengembalian Keuntungan (Tijarah)


Proses pemindahan hak milik barang atau asset dengan
menggunakan uang sebagai medium.
Dasar Hukum nya terdapat pada Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran
yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi Tijarah, adalah: ( QS.
An-Nisa’:29)

7
Op. Cit, hal 11

6
 
  
 
   
    
   
   
 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

3. Penutup
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
konsep dasar transaksi muamalah dalam bank syariah antara lain:

Al-Wadiah merupakan titipan atau simpanan pada Bank


Syariah. Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak
ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya. Selanjutnya,
Musyarakah adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam
suatu proyek di mana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan
dan bertanggungjawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai dengan

7
penyertaannya masing-masing, dan Prinsip Pengembalian Keuntungan
(Tijarah) yaitu Proses pemindahan hak milik barang atau asset dengan
menggunakan uang sebagai medium.

3.2. Saran
Demikian makalah ini disusun sebagai tugas makalah Sistem
Operasional Bank Syariah. Karya ini merupakan hasil maksimal dari kami,
dan kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan sempurna.
Karena itu, saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan dalam
penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, 2014, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta:


UII Press

Thamrin Abdullah, Francis Tantri, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta:
Rajawali Pers

Irham Fahmi, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi,
Bandung: ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai