Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FIQH MUAMALAH

WADIAH (TITIPAN)

Dosen Pengampu : M.Sapwan, M.IE

Nama Kelompok :

1.Alpina Humaero (2102609089)

2.Insanul Kamil (2102609094)

3.Wiya Wahyuni (2102609107)

4.Yana Maulida (2102609108)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NWDI PANCOR

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pancor,22 april 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

A. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………….

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………

B. BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN JENIS WADIAH……………………………………………

2.2 RUKUN DAN SYARAT WADIAH………………………………………….

2.3 GIRO WADIAH

2.4 SARANA PENARIKAN GIRO WADIAH……………………………………….

2.5 TABUNGAN WADIAH DAN SARANA PENARIKAN……………………………..

2.6 KETENTUAN DAN PERSYARATAN TABUNGAN WADIAH…………..

2.7 TERPUTUSNYA WADIAH…………………………….

C. BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………….

3.2 SARAN………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Muamalah merupakan suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata
cara hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluannya sehari-hari yang bertujuan
untuk memberikan kemudahan dalam melengkapi kebutuhan hidup, untuk saling memahami
antara penjual dan pembeli, untuk saling tolong menolong (ta’awul), serta untuk mempererat
silaturahmi karena merupakan proses ta’aruf (perkenalan). Namun dari beberapa tujuan
muamalat tersebut, tidak sepenuhnya terlaksana. Masih banyak masalah-masalah yang terjadi
karena proses muamalat tersebut. Diantaranya masih banyak orang yang dirugikan dalam suatu
proses muamalat tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pedoman dan tatanannya pun
perlu dipelajari dan diketahui dengan baik, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan pelanggaran
yang merusak kehidupan ekonomi dan hubungan sesama manusia.
Kesadaran bermuamalah hendaknya tertanam lebih dahulu dalam diri masing-masing, sebelum
orang terjun ke dalam kegiatan muamalah itu. Pemahaman agama, pengendalian diri,
pengalaman, akhlaqul-karimah dan pengetahuan tentang seluk-beluk muamalah hendaknya
dikuasai sehingga menyatu dalam diri pelaku (pelaksana) muamalah itu.
Pengetahuan tentang seluk-beluk muamalah memiliki maksud yaitu bahwa kita selaku
umat muslim hendaknya mengetahui apa-apa yang bersangkutan dengan muamalah. Seperti
dalam rukun muamalat-jual beli harus ada akad (ijab dan qabul). Dalam akad muamalat terdapat
beberapa transaksi atau akad yang ada, diantarannya adalah akad Al-Wadi’ah, akad Al-Wakalah,
dan Al-Kafalah, dsb. Dalam hal ini pemakalah mencoba menjelaskan salah satu bagian dari
mumalat tersebut yaitu akad tentang Wadi’ah (titipan).
Wadiah merupakan salah satu akad yang digunakan oleh bank syariah untuk penghumpunan
dana pihak ketiga. Dalam akad al wadiah, bank syariah dapat menawarkan dua produk
perbankan yang telah dikenal oleh masyarakat luas yaitu giro dan tabungan. Kedua produk ini
dapat ditawarkan dengan menggunakan akad wadiah, yaitu giro wadiah dan tabungan wadiah.
1.2.RUMUSAN MASALAH

a.Apa itu wadiah?

b.bagaimana syarat dan rukun wadiah?

c.Ada berapa jenis-jenisnya?

d.Apa itu Giro Wadiah?

e.bagaimana sarana penarikan giro wadiah?

f.apa itu tabungan wadiah?

g.Bagaimana sarana penarikan giro wadiah?

h.Apa ketentuan dan persyaratan tabungan wadiah?


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 .PENGERTIAN WADIAH

Al-wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan
kepada pihhak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan
ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan,dan titipan ini
dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya.

Surat an-nisa 58, artinya;

“Sesungguhnya allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak


menerimanya dan (menyuruh kamu) apa bila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknyakepadamu.sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat”.

2.2 SYARAT DAN RUKUN WADIAH

Setiap kegiatan baik dalam rangka ibadah dan muamalam pasti memiliki rukun yang
menyertainya. Berikut ini rukun-rukun akad wadiah menurut jumhur ulama:
1.    Mudi, (orang yang menitipkan barang)
2.    Wadii’ (orang yang dititipi barang)
3.    Wadi’ah ( barang yang dititipkan)
4.    Sighat titipan (ijab-qobul)
Menurut ulama hanafiah rukun wadi’ah hanya ada satu yaitu adanya ijab qobul (sighat),
sedangkan menurut madzhab Syafi’i dan hambali memiliki tambahan syarat  ialah barang
tersebut harus memiliki nilai atau qimah sehingga dapat dipandang sebagai maal.
Syarat-syarat Wadi’ah
Syarat yang terkait penitipan dan penerima titipan (aqidain) harus orang yang
termasuk ithlaq al-tasharruf (bebas melakukan transaksi). Maka dianggap tidak sah akad
wadi’ah apabila yang dilakukan oleh anak kecil, orang tidak waras (gila), dan mahjur alaih bi
safih (orang bodoh yang tidak mengerti mata uang). Persyaratan tersebut diperjelas dengn
penambahan aqil baligh oleh  jumhur ulama.

Berbeda dengan jumhur ulama, Imam Abu Hanifah boleh bagi anak yang belum baligh
melakukan akad wadi’ah, asalkan mendapatkan  izin dari orang tua atau walinya.
Syarat yang terkait dengan barang yang menjadi objek akad wadi’ah harus muhtaramah,
dianggap mulya oleh syara’. Meskipun barang tersebut tidak memiliki nilai jual. Disamping itu
barang yang dititipkan juga harus diketahui indentitasnya dan bisa dikuasai untuk dipelihara.

2.3 JENIS-JENIS WADIAH

1.WADIAH YAD AL-AMANAH


Wadiah Yad Al-Amanah merupakan titipan murni dari pihak yang menitipkan barangnya kepada
pihak penerima titipan.Pihak yang menerima titipan harus menjaga dan memelihara barang
titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya.Penerima titipan akan mengambalikan
barang titipan dengan utuh kepada pihak yang menitipkan setiap saat barang itu dibutuhkan.

Dalam perbankan syariah produk yang dapat di tawarkan dengan menggunakan akad Al-
Wadiah yad Al-Amanahadalah Save Deposit Box.

a.Save Deposit Box

Bank merupakan pihak yang selalu melihat kebutuhan masyarakat akan produk
perbankan.Salah satu produk yang diharapkan adalah produk penyimpanan dokumen penting
atau surat berharga.Penyimpanan dokumen merupakan sesuatu yang sangat penting,risiko yang
timbul dari penyimpanan dokumen adalah hilang atau terselip.Bank menangkap peluang ini
dengan menawarkan produk pelayanan jasa bank,yaitu save deposit box.

Save Deposit Box merupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam penyewaan box yang dapat
digunakan untuk menyimpan barang atau surat-surat berharga milik nasabah.Nasabah
memanfaatkan jasa tersebut untuk menyimpan surat berharga mapun perhiasan untuk
keamanan,karena bank wajib menyimpan save deposit box didalam ruang dan dalam lemari yang
tahan api.

2.WADIAH YAD DHAMAMAH

Wadiah Yad Dhamamah adalah akad antara dua pihak satu pihak sebagai pihak yang menitipkan
(nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima titipan.Pihak penerima titipan dapat
memanfaatkan barang yang di titipkan.Penerima titipan wajib mengembalikan barang yang
dititipkan dalam keadaan utuh.Penerima titipan diperbolehkan memberikan imbalan dalam
bentuk bonus yang tidak diperjanjikan sebelumnya.

Dalam perbankan syariah,akad wadiah yad dhamamah dapat diterapkan dalam produk
penghimpunan dana pihak ketiga antara lain giro dan tabungan.Bank syariah akan memberikan
bonus kepada nasabah atas dana yang dititipkan di bank syariah.Besarnya bonus tidak boleh
diperjanjikan sebelumnya akan tetapi tergantung pada kebijakan bank syariah.Bila bank syariah
memperoleh keuntungan maka bank akan memberikan bonus kepada pihak nasabah.

3.GIRO WADIAH

Salah satu produk penghimpunan dana masyarakat yang ditawarkan oleh bank syariah adalah
giro wadiah.Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,bilyet giro,sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan pemindah bukuan.Nasabah yang memiliki simpanan giro wadiah akan memperoleh
nomor rekening dan disebut juga sebagai pemegang rekening giro wadiah.Pemegang rekening
giro dalam hal sedang membutuhkan dana tunai atau bila ingin memindahkan dananya ke
rekening lain,maka transaksi penarikan atau pemindah bukuan dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro.

Pemegang giro wadiah dapat mencairkan dananya berkali-kali dalam sehari dengan catatan
dana yang tersedia masih mencukupi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Simpanan giro
wadiah merupakan jenis produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas terutama masyarakat
pengusaha baik pengusaha perorangan maupun badan usaha.

2.4 SARANA PENARIKAN GIRO WADIAH

Sarana penarikan giro wadiah yang terdapat dibank syariah pada umumnya terdiri dari cek
dan bilyet giro.

A.CEK

Salah satu sarana penarikan rekening giro wadiah yaitu dengan menggunakan cek,artinya
penarikan dana secara tunai,oleh karena itu cek juga berfungsi sebagai alat pembayaran.Cek
merupakan surat perintah pembayaran yang diberikan oleh nasabah kepada bank penerbit
rekening giro.

Penarikan cek dapat dilakukan di bank yang menerbitkan cek (bank tertarik) atau di bank
lain.Dalam hal cek ditarik melalui bank yang menerbitkan (bank tertarik),maka bank harus
membayarnya selama dananya tersedia dan penarikan cek tersebut memenuhi
ketentuan.penarikan cek kepada bank yang bukan penerbit,tetapi melalui bank lain,maka sarana
penarikannya dapat dilakukan dengan menagihkan kepada bank penerbit.Sarana penagihan cek
dari bank lain dilakukan melalui lembaga kliring ,apabila bank yang menagihkan cek dan bank
yang menerbitkan cek tersebut berada diwilayah kliring yang sama.Dalam hal bank yang
menagihkan dengan bank yang menerbitkan cek berada diwilayah kliring yang berbeda,diluar
wilayah kliring,maka bank yang menerima cek dapat mengirimkannya kecabang bank dimaksud
untuk ditagihkan melalui bank kliring dimana cek tersebut diterbitkan.Masa kadaluarsa cek yaitu
70 hari sejak cek diterbitkan.

Cek merupakan alat pembayaran dan harus memenuhi syarat hokum.syarat hukum
penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral tercantum dalam kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) Pasal 178.

KUHD Pasal 178 menjelaskan tentang cek sebagai berikut:

a.Pada cek harus tertulis kata “CEK”.

b.Berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.

c.Nama bank tertarik (bank yang harus membayar).


d.Disebutkan tanggal dan tempat cek dikeluarkan.

e.Tanda tangan penarik.

Syarat-syarat penggunaan cek tersebut merupakan ketentuan minimal yang harus


dipenuhi.Akan tetapi,bank biasanya memberikan syarat tambahan.Syarat-syarat tambahan antara
lain:

a.Dana cukup.

b.Materai cukup.

c.Apabila terdapat coretan,maka coretan ini harus ditanda tangani oleh pemilik rekening giro.

d.Jumlah angka sama dengan jumlah huruf.

e.Terdapat masa kadaluarsa,yaitu 70 hari setelah tanggal dikeluarkannya cek.

f.Tanda tangan dan stempel harus sama dengan tanda tangan dan stempel yang ada di specimen
(kartu contoh tanda tangan) yang disimpan oleh bank.

g.Tidak diblokir

h.Resi cek sudah kembali

j.Rekening belum ditutup,dll.

B.JENIS-JENIS CEK

a.Cek Atas Nama

Cek atas nama merupakan cek yang didalamnya ditulis nama pihak yang berhak menarik cek
tersebut.Cek atas nama hanya dapat ditarik oleh orang dan/atau badan usaha yang namanya
tertera dalam cek.

b.Cek Atas Unjuk

Pada dasarnya,cek adalah sarana perintah bayar dan atas unjuk. Cek atas unjuk, didalamnya
tudak tertera nama orang atau badan usaha yang dapat menarik cek tersebut.Cek atas unjuk dapat
ditarik oleh siapa saja yang membawa cek itu.Contoh “Atas penyerahan cek ini bayar
kepada…/pembawa.” Artinya,cek ini dapat dicairkan oleh setiap orang yang membawanya.

c.Cek Kosong

Cek kosong disebut juga dengan blank cheque,merupakan cek yang tidak ada dananya atau
ada dana yang tersedia akan tetapi jumlah penarikan yang tertulis dalam cek lebih besar
dibanding saldo dana direkening giro.
d.Cek Silang

Cek silang disebut juga dengan cross cheque,merupakan jenis cek yang dipojok kiri atas
diberi tanda silang.Dengan adanya tanda silang dipojok kiri atas atau buku cek,maka fungsi cek
yang merupakan sarana penarikan tunai atau sarana perintah pembayaran akan berubah menjadi
sarana perintah pemindah bukuan.Fungsi cek silang sama dengan bilyet giro.Cek silang akan
merubah fungsi dari sifat cek yang penarikannya secara tunai menjadi penarikan secara nontunai.

e.Cek Mundur

Cek mundur merupakan cek yang tanggal pengeluarannya setelah cek tersebut diserahkan
kepada pihak lain.

C.BILYET GIRO

Sarana penarikan rekening giro wadiah selain cek yaitu berupa bilyet giro.Bilyet Giro (BG)
digunakan oleh pemilik rekening giro apabila akan melakukan penarikan secara nontunai atau
pemindahbukuan.Syarat-syarat dan tata cara penggunaan bilyet giro dalam kegiatan bank syariah
diatur oleh Bank Indonesia,diantaranya surat edaran yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia SE
BI No.4/670 UPPB/PbB Tanggal 24 januari 1972 yang disempurnakan dengan SE BI
No.28/32/UPG Tanggal 01 juli 1995.

Syarat-syarat yang berlaku agar BG dapat digunakan sebagai sarana pemindahbukuan sebagai
berikut:

a.Terdapat nama “bilyet giro” pada lembar BG.

b.Terdapat perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dana atas beban rekening
pemilik rekening giro.

c.Nama dan bank tertarik.

d.Jumlah dana yang dipindahkan dalam huruf dan angka.

e.Nama pihak penerima atau nomor rekening.

f.Tanda tangan penarik dan stempel apabila pemegang rekeningnya perusahaan.

g.Tanggal dan tempat penarikan.

h.Nama bank dan nama kota yang menerima pemindahan bukuan.

Didalam bilyet giro,terdapat masa kadaluarsa,yaitu 70 hari setelah penerbitannya.Dalam


BG,terdapat tanggal penerbitan dan tanggal efektif.Tanggal efektif merupakan tanggal yang
ditetapkan bahwa bilyet giro mulai efektif dapat dipindahbukukan.Bila pemindahbukuan
dilakukan sebelum tanggal efektif,maka bank permohonan pemindahbukuan tersebut.
2.5 TABUNGAN WADIAH DAN SARANA PENARIKAN TABUNGAN WADIAH

Tabungan (shaving defosit) merupakan jenis simpanann yang sangat popular di lapisajn
masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota hingga masyarakat pedesaan.

Tabungan wadiah merupakan jenis simpanan yang merupakan akad wadiah /titipan yang
penarikannya dapat di lakukan sesuai perjanjian. Tabungan merupakan salah satu bentuk
simpanan yang di perlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis
simpanan yang dapat di buka dengan persyaratan sangat mudah dan sederhana.Sarana
Penarikannya sebagai berikut:

A.BUKU TABUNGAN

Buku tsbungan ini merupakan salah satu bukti bahwa nasabah tersebut adalah nasabaha
penabung di bank syariah. Setiap nasabah tabungan akan di berikan buku tabungan, yaitu
merupakan buku yang menggambarkan mutasi setoran, penarikan dan saldo atas setiap transaksi
yang terjadi.

B.SLIP PENARIKAN

Slip penarikan merupakan formulir yang di sediakan oleh bank syariah untuk kepenmtingan
nasabah yang ingin melakukan penarikan tabungan melalui kantor bank syariah yang
menerbitkan tabungan.

C.ATM

Atm adalah sarana lain yang dapat di gunakan untuk rekening tabungan. Atm dalam
perkembangan dunia modern ini merupakan sarana yang perlu di berikan oleh setiap bank
syariah untuk dapat bersaing dalam menawarkan produk tabungan. Hamper semua bank syariah
membrikan pasilitas atm dalam menawarkan produk tabungan kepada masyarakat. Keuntungan
lain dengan adanya at mini ialah bank syariah memperoleh fee bulanan atas atm yang di nikmati
oleh nasabah tersebut. Fee atm bulanan ini beragam, tergantung pada bank syariah masing-
masing. Pada umumnya, bank syariah membebankan syariah fee atas penggunaaan atm ini
sebesar Rp.5.000 per bulan. Fee tersebut merupakan fee based income.

D. SARANA LAINNYA

Sarana lain yang diberikan oleh bank syariah ialah adanya formulir transfer. Formulir
transfer merupakan sarana pemindah bukuan yang disediakan untuk nasabah dalam melakukan
transfer baik ke bank syariah sendiri maupun ke bank syariah lain. Sarana penarikan lainnya,
misalnya bagi nasabah prima,nasabah yang memiliki saldo yang besar, penarikan dana dari
tabungan dapat diantar oleh bank syariah. Nasabah tidak harus datang ke bank syariah dan
membawa buku tabungan untuk menarik dananya,akan tetapi cukup telpon ke bank syariah dan
pegawai akan mengantarkan dana sesuai dengan penarikannya.

2.6 KETENTUAN DAN PERSYARATAN TABUNGAN WADIAH

1.PEMBUKAAN TABUNGAN WADIAH

Pembukaan tabungan wadiah merupakan awal nasabah akan menjadi nasabah tabungan
wadiah.Sebelum pembukaan tabungan wadiah dilaksanakan,bank syariah akan memberikan
formulir isian yang harus di lengkapi oleh calon nasabah,lalu di setujui.Setelah di isi dan
disetujui segera melakukan setoran pertama sebagai saldo awal tabungan.

Untuk memberikan kemudahahn dalam memberikan pelayanan kepda nasabah tabungan


wadiah,maka terdapat beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhioleh calon
nasabah.ketentuan dan persyaratan tabungan wadiah sebagai berikut:

2.JUMLAH SETORAN MINIMAL

Setiap bank syariah akan mensyaratkan adanya ketentuan tentang setoran minimal pada saat
pembukaan.Jumlah setoran pertama besarnya tergantung pada masing masing bank
syariah.Beberapa bank syariah mensyaratkan setoran pertama 50.000-+.

3.JUMLAH PENARIKAN

Penarikan tabungan wadiah merupakan pengambilan dana yang dilakukan oleh nasabah
tabungan wadiah.Bank syariah memiliki kebijakan yang berbeda tentang penarikan dana dari
rekening tabungan wadiah baik dilihat dari segi jumlah penarikan maupun frekuensi penarikan
dalam hari.Jumlah penarikan tidak terbatasi akan tetapi nasabah perlu memberitahukan
sebelumnya karena,persediaan uang di bank jumlahnya terbatas.

4.SALDO TABUNGAN WADIAH

Setiap bank syariah menentukan kebijakan tentang saldo minimal tabungan wadiah.Besarnya
saldo minimal tabngan wadiah tergantung pada bank syariahmasing-masing.Kebijakan tentang
saldo minimal tabungan wadiah doperlukan untuk membayar biaya admininistrasi atas
penutupan rekening tabungan apabila nasabah ingin menutupnya.

5.BONUS TABNGAN WADIAH

Sebagai balas jasa yang diberikan kepada bank syariah kepada nasabah pemegang rekening
tabungan wadiah bank syariah memberikan balas jasaberupa bonus.Penentuan besarnya bonus
tabungan wadiah dan cara perhitungannya tergantung masing-masing bank syariah.Perhitungan
bonus tabungan wadiah sama halnya dengan perhitungan bonus untuk giro wadiah.Hal ini
disebabkan karena stabilitas dana girolebih labil disbanding dengan tabungan sehingga bonusnya
lebih kecil.

6.PENUTUPAN

Penutupan tabungan wadiah merupakan berhentinya nasabah menjadi nasabah penabung di bank
syariah.Penutupan tabungan dapat disebabkan sebagai berikut:

a.Penutupan Tabungan atas permintaan nasabah

b.Penutupan tabungan karena tiddak aktif

2.7 TERPUTUSNYA WADIAH

Ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab terputusnya wadi’ah yaitu;

1. Pengembalian barang yang dititipi kepada pihak penitip baik diminta oleh penitip ataupun
tidak.

2.Meninggalnya pihak yang dititipi barang/harta atau penitip barang/harta.

3.Salah satu dari pihak penitip atau penerima dititipan dalam keadaan koma yang
berkepanjangan,  menjadi tidak waras (gila), maupun dalam keadaan stress berat dalam beberapa
waktu dan hal ini merusak akad titipan.

4.Terjadinya ‘hajr’ atau legal restriction yang terjadi pada penitip seperti hilang kompetensi,
dan pada pihak yang dititipi mengalami kebangkrutan atau pailit, maka akad tititpan tersebut
putus.
BAB 3

3.1 KESIMPULAN

1. Al-wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan
kepada pihhak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai
dengan ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan,dan
titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang
menitipkannya.
2. JENIS-JENIS WADIAH
a.Wadiah Yad Al- Amanah
b.Wadiah Yad Dhamamah

3. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,bilyet giro,sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan pemindah bukuan.

4.Sarana penarikan giro wadiah

a.cek atas nama

b.cek atas unjuk

c.cek kosong

d.cek silang

e.cek mundur

3.2 SARAN

Dengan segala keterbatasan ilmu dan sumber-sumber yang kami pelajari, kami dari tim
penyusun mengakui banyaknya kekurangan dan ketidak sempurnaan kami dalam penyusunan
makalah ini. Karenanya, kami mohon maaf dengan kerendahan hati senantiasa kami harapkan
kritik dan saran dari para rekan mahasiswa, dosen dan para ustadz guna menunjang
perkembangan pembuatan makalah kami ke depan, selanjutnya semua kami serahkan kepada
Allah SWT selaku pemilik ilmu ini dan Dia-lah dzat yang Maha Benar lagi Maha Sempurna.
Semoga tugas makalah ini dicatat sebagai amal baik kami oleh Allah Swt. Sebagai amal shalih
dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,M.Faisal.2003.Manajemen.Perbankan.Malang:UMM Press.

Antonio,Muhammad Syafi`i.2001.Bank Syariah dari Teori Ke Praktik.Jakarta: Gema Insani


. press

Chapra,Muhammad Umar.1992.The Nature of Riba and it`s Treatment in the Qur`an,Hadis,and


Fiqh.Kuala Lumpur Quill Publisher.

Dendawijaya,Lukman.2001.Manajemen Perbankan Jakarta:Ghalia Indonesia.

Firdaus,Rachmat dan ariyantu,2004.Manajemen Perkreditan Bank umum.Bandung.ALFABET.

Hempel,George,dkkk.1995.Bank Management .New Yoark.;John Willey & Sons,inc.

Ismail.2010.Akuntasnsi Bank:Teori dan Aplikasi dalam Rupiah Jakarta Prenada Media.

Aplikasi, Jakarta :Prenada Media.

Kasmir 2003Dasar-dasar perbankan.Jakarta PT Raja Grafindo Persada


1.Alpina Humaero (2102609089) 3.Wiya Wahyuni (2102609107

2.Insanul Kamil (2102609094) 4.Yana Maulida (2102609108)

Anda mungkin juga menyukai