Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kekuatan
lahir bathin kepada kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat serta salam
semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi uswatun
khazanah di muka bumi.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam makalah ini.
Oleh karena itu kepada semua pembaca dan pakar dimohon memberikan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi sempurnanya makalah
ini, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
PENULIS
KELOMPOK 3
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Kesimpulan ...............................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
A. Latar belakang
Perkembangan lembaga keuangan berbasis syariah, seperti asuransi syariah, pasar
modal syariah, leasing syariah, baitul mal wat tanwil, koperasi syariah, pegadaian
syariah, dan berbagai bentuk bisnis syariah lainnya mengalami perkembangan yang
sangat pesat di Indonesia. Hadirnya lembaga keuangan berbasis syariah di Indonesia
merupakan fenomena baru dan menarik dalam bisnis keuangan modern.
Di dalam Islam sumber prinsip ekonomi adalah syariah. Syariah adalah prinsip
yang menjadi acuan dalam prinsip ekonomi Islam dan merupakan suatu keunikan dan
perbedaan yang ada dalam norma ekonomi konvensional.
Gadai merupakan praktik transaksi keuangan yang sudah lama dalam sejarah
peradaban manusia. Perum Pegadaian sudah seratus tahun lebih hadir di dalam kancah
keuangan Indonesia. Masyarakat di Indonesia pada umumnya sudah mengenal dan
mengetahui perihal Perum Pegadaian. Perum Pegadaian hadir sebagai institusi yang
menjadi sumber pembiayaan jangka pendek dengan persyaratan dan sistemnya yang
mudah. Oleh karena itu, bila seseorang membutuhkan dana di pegadaian, maka hanya
membawa jaminan dalam bentuk berupa benda bernilai ekonomis yang dilengkapi
dengan surat kepemilikan serta identitas diri, maka seseorang bisa mendapatkan pinjaman
sesuai dengan nilai taksiran terhadap barang tersebut.
Perjanjian gadai merupakan perjanjian yang dilakukan antara dua pihak (bersegi
dua), namun dalam praktek, perjanjian gadai sering juga terlibat tiga pihak yaitu “orang
yang berhutang” (debetur), “pemberi gadai” yaitu orang yang menyerahkan benda yang
dijadikan obyek perjanjian gadai serta “orang yang berpiutang” atau “pemegang gadai”
(kreditur).
Berdasarkan pemaparan tersebut, keinginan masyarakat terhadap berdirinya
lembaga gadai syariah dalam bentuk perusahaan mungkin karena umat Islam
menghendaki adanya lembaga gadai perusahaan yang benar-benar menerapkan prinsip
syariat Islam.6 Pegadaian berbasis syariah dalam melakukan pinjaman saat melakukan
perjanjian gadai memungkinkan pelanggan untuk mempraktekkan agama mereka dengan
mengamankan mereka dari mengambil pinjaman bunga. Sebagaimana telah disebutkan
dalam Al Qur'an dan Hadis, bahwa semua jenis riba dilarang.
B. Rumusan Masalah.
1. Jelaskan Pengertian Pegadaian Syariah ?
2. Jelaskan Rukun dan Syarat Pegadaian Syariah?
3. Apa saja Akad Perjanjian Pengedaian Syariah ?
4. Bagaimana Fatwa Ulama tentang Pengadaian Syariah?
5. Apa saja Kendala dan Strategi Pengembangan Pengadaian ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Pegadaian Syariah
2. Mengetahui Rukun dan Syarat Pegadaian Syariah
3. Mengetahui Akad Perjanjian Pengedaian Syariah
4. Mengetahui Fatwa Ulama tentang Pengadaian Syariah
5. Mengetahui Kendala dan Strategi Pengembangan Pengadaian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Dari uraian kita sepakati bersama bahwa Pegadaian syariah atau Rahn adalah
semacam jaminan utang atau gadai merupakan suatu sistem menjamin utang dengan
barang yang kita miliki di mana uang dimungkinkan bisa dibayar dengannya, atau dari
hasil penjualannya. Rahn juga bisa diartikan menahan salah satu harta benda milik si
penjamin sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang dijamin tersebut
memiliki nilai ekonomis dan pihak yang menahan itu memperoleh jaminan untuk dapat
mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Pegadaian Syariah dibentuk untuk kemudahan dalam mengatasi masalah yang ada
pada masyarakat yang sedang membutuhkan uang dengan segera tetapi mempunyai
kendala tertentu, maka dengan cara menggadaikan barang-barang sebagai jaminan dari
pinjaman uang yang diajukan pada pegadaian diharapkan mampu untuk mengurangi
beban dan kesulitan dalam memperoleh uang tunai.
B. Saran
Dalam memilih pilihan untuk mengatasi keuangan, apalagi bagi masyarakat yang
membutuhkan dana dengan segera namun dalam keadaan likuiditas yang kurang baik,
jangan sampai memilih untuk meminjam uang pada agen rentenir dengan bunga tertentu
yang sudah diperjanjikan, karena bunga itu sewaktu-waktu pastilah akan membesar
jumlahnya dan malah akan menambah kesulitan dikemudian hari untuk melunsinya.
Lembaga pegadaian syariah telah memberikan sejumlah pilihan, dan juga keuntungan-
keuntungan yang tidak akan menyulitkan dikemudian hari, serta konsep-konsep yang ada
didalamnya pun berdasarkan syariah yang sudah pasti lebih baik dibandingkan dengan
lembaga pegadaian konvensional.
DAFTAR PUSTAKA