Anda di halaman 1dari 6

Yohanes Anindra Bagas W

142180132

1. Yang dimaksud dengan menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya, usaha
riil dan usaha spekulatif?

-Menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya adalah suatu keputusan yang diambil
secara serius untuk benar-benar menekuni usaha yang dilakukan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Serta dibekali rasa keberaniandalam bertindak, dan
juga kegigihan dalam usaha yang diakukan, sehingga usahanya akan tumbuh. Tidak
ala kadarnya juga diartikan dengan suatu usaha yang dilakukan selalu disiplin,
konsisten, serta all out/memberikan yang terbaik untuk usahanya.
-Usaha Rill
Usaha riil adalah usaha yang menitikberatkan pada manusia sebagai bagian dari
usaha, artinya usaha dilaksanakan bukan hanya atas dasar mencari uang tetapi juga
menjalin hubungan dengan orang lain. Didasarkan juga pada motif untuk melayani
dan memperoleh kemandirian. Dilakukan dengan ketulusan, kerja keras, dan inovasi.
Bukan jalan pintas/cara cepat menjadi kaya. Membangun usaha secara bertahap.
Menjaga nama baik dan membangun reputasi .Bukan sekedar passive income, tetapi
riil. Pendidikan, persahaban, spiritualis sangat penting. Ciri-cirinya yaitu:
 Didasarkan motif untuk melayani dan memperoleh kemandirian
 Dengan ketulusan, kerjakeras dan inovasi
 Bukan jalan pintas, cara cepat menjadi kaya
 Membangun secara bertahap
 Menjaga nama baik, membangun reputasi
 Bukan sekedar passive income, tetapi riil
 Pendidikan, persahabatan, spiritualitas sangat penting.
-Usaha Spekulatif
Usaha Spekulatif adalah suatu usaha yang bersifat tidak pasti atau dengan kata lain
spekulatif. Usaha yang satu ini juga termasuk usaha yang diminati oleh para
pengusaha muda yang ingin memulai usaha tanpa modal atau modal yang sangat
kecil. Usaha spekulatif didasarkan pada motif ingin cepat kaya. Mengedepankan cara-
cara instan. Mendewa-dewakan "passive income". Tidak peduli kerugian pihak lain,
yang penting "saya untung". Pendidikan dan kehidupan spiritual tidak dianggap
penting. Ciri-cirinya yaitu:
 Didasarkan motif ingin cepat kaya
 Mengedepankan cara-cara instant
 Mendewa-dewakan “passive income”
 Tidak peduli kerugian pihak lain, yang penting, “saya untung”
 Pendidikan dan kehidupan spiritual tidak dianggap penting
 Kebanyaan usaha ini dialkukan secara instan dan tujuanya adalah uang dan
uang, ingin cepat kaya, ingin punya uang banyak dalam waktu singkat tanpa
prosess yang lama

2. Penyebabnya jumlah entrepreneur Indonesia rendah? Sebut dan jelaskan!

a) Sistem pendidikan kurang mendukung pemuda menjadi enterprenur


Kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah ternyata tidak memberikan
dorongan mental kepada para pelajar untuk masuk dunia enterprenur. Materi
pendidikan yang telah ada justru mengarahkan mereka untuk was-was jika
berwirusaha. Bagaimana tidak, risiko yang harus dihadapi seorang enterprenur
cenderung besar. Memang jika berhasil menjadi pengusaha seseorang bisa memiliki
omzet penghasilan yang besar. Namun ketakutan jika gagal dalam bisnis sedikit
banyak membuat mereka tidak mau mengambil konsekuensi tersebut.
b) Terlalu ambisius dan ingin sukses seketika
Salah satu kunci sukses menjadi seorang enterprenur adalah sabar dan tahan banting
ketika menghadapi masalah. Tidak mudah menyerah dan menyukai tantangan adalah
jiwa seorang enterprenur. Adapun keadaan para pemuda di Indonesia cukup
memprihatinkan. Sebagian memang mau menjadi seorang enterprenur, tetapi dengan
mensyaratkan target yang berlebihan dan cenderung ambisius. Mereka tidak mau
usaha yang baru dimulainya tumbuh secara perlahan karena itu jika mereka berusaha
langsung memakai sistem frontal. Tentu saja ini sangat berisiko takut bangkit lagi jika
mengalami masalah dalam bisnis.
c) Kurangnya berinovasi dalam bisnis
Bagi kalangan enterprenur kecil melakukan inovasi masih dianggap memberatkan.
Akibatnya mereka hanya mencontoh pelaku usaha lain dalam mengembangkan
bisnisnya. Memang dalam waktu singkat sangat membantu usaha anda, tetapi jika
terus mengandalkan strategi orang lain dalam mengembangkan bisnis maka besar
kemungkinannya strategi cenderung usang dan cenderung membosankan bagi para
calon konsumen.
d) Lebih berminat menjadi karyawan daripada membuka bisnis
Kerja sebagai karyawan ternyata lebih menarik bagi warga negara Indonesia. Mereka
cenderung menyukai pekerjaan yang bersifat teratur dan tetap seperti PNS atau
karyawan kantor. Memang jika dibandingkan dengan wirausaha jelas seorang
karyawan lebih memilih aman dalam hidupnya. Dalam arti lebih menyukai
penghasilan yang tetap dari pada penghasilan yang bersifat fluktuatif (naik turun) atau
bahkan ada risiko tidak memperoleh penghasilan pada hari itu. Jika cara berpikir
menjadi karyawan adalah yang dimiliki oleh sebagian besar orang Indonesia maka
sudah pasti ini menjadi penyebab berkurangnya enterprenur.

3. Apakah saudara tertarik untuk suatu hari membuka atau merintis bisnis-
kecil? Bila ya kapan? Jenis bisnis apa? Uraikan! Apa yang dapat Saudara
lakukan untuk menjamin keberhasilannya?

Ya saya tertarik untuk merintis bisnis-kecil suatu saat nanti, saya berencana
memulainya saat saya telah lulus kuliah dan sudah bekerja, agar saya dapat
mengumpulkan modal terlebih dahulu. Jenis bisnis yang saya jalankan yaitu dalam
bidang jasa berupa cuci sepatu dan jasa repaint (cat ulang sepatu). Saya memilih
bisnis tersebut karena cukup sederhana dilakukan dan untuk biaya modalnya pun
tidak begitu besar, juga dapat menyerap tenaga kerja untuk pegawai. Saya berani
mengambil dan percaya akan berhasil dalam bisnis ini karena melihat di daerah saya
belum banyak terdapat bisnis cuci sepatu buatan lokal yang terjangkau dan ditambah
dengan fasilitas antar jemput, sekaligus pelanggan dapat order antar jemput sepatu
secara online lewat media sosial yang ada, agar tidak perlu datang ke kios. Hal lain
yang dapat menjamin bisnis ini berhasil adalah prospek pada bisnis ini memiliki
peluang yang cukup besar, karena pada jaman sekarang banyak sekali orang-orang
yang hobi mengoleksi sepatu dan rata-rata sepatu yang dimiliki lebih dari satu
sekaligus sepatu yang bermerk terkenal. Tentunya mereka membutuhkan tempat
untuk membersihkan dan merawat sepatunya secara baik dan benar, tak jarang juga
banyak orang yang tidak memiliki waktu untuk membersihkan sepatunya
olehkarenanya dengan adanya bisnis ini maka dapat menampung orang-orang yang
ingin mencuci sepatunya dengan bersih sekaligus hemat waktu dan tenaga.

4. Apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat keberhasilan


berwirausaha?

Faktor Pendukung:

(1) Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak
kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang
memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses.

(2) Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi
memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak
memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil, dalam hal ini adalah
berani bermimpi, berani mencoba dan berani gagal.

(3) Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi
tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.

Faktor Penghambat:

(1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memilki
kemampuan manajerial dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama membuat perusahaan kurang berhasil.

(2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan


memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola
sumber-sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.

(3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Yaitu dengan memelihara aliran kas ,
mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara
aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan
tidak lancar.
(4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

(5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasialn usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

(6) Kurang pengawasan peralatan.Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan


efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat yang tidak
efisien dan tidak efektif.

(7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar.

(8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha


yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu mmbuat peralihan setiap waktu.

5. Apa pentingnya kepemimpinan bagi seorang wirausaha? Apa bedanya


manajer dan pemimpimpin? Jelaskan!

- Kepemimpinan sangatlah penting, krena kepemimpinana dibutuhkan dalam


kewirusahaan untuk pelaksanaan dalam berwirausaha dapat berjalan lancar dan
teroganisir dengan baik. Karena pada umumnya kepemimpinan merupakan proses
mengarahkan perilaku orang lain ke arah tujuan tertentu, sehingga dengan adanya
kepemimpinan di dalam kewirausahaan maka sebuah perusahaan akan mudah
terorgganisir dalam mencapai tujuan tertentu. Di dalam sebuah perusahaan
dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang inovatif, kreativ, dan dapat bertamggung
jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha. Pemimpin merupakan jabatan
tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan vital dalam
kewirusahaan, karena peran pemimpin yang begitu berpengaruh didalam suatu usaha,
maka dari itu seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan, dan menjadi
penannggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan bawahannya, memberikan
wewenang dan lain-lain.

- Perbedaan manajer dan pemimpin


Pemimpin Berani Berinovasi, Manajer Tetap Mempertahankan Budaya
Pemimpin sering kali mengubah kondisi dengan berinovasi. Meskipun mereka paham
bahwa melakukan inovasi bakal mengubah sistem, mereka masih tetap melakukannya
bila percaya bahwa hal tersebut memberikan pengaruh bagi kemajuan perusahaan.
Manajer justru tetap mempertahankan pekerjaannya seperti biasa, memperbaiki sistem
apabila ada kekurangan serta mendukung struktur serta proses untuk jadi lebih baik
lagi tanpa melakukan perubahan besar.
Pemimpin Berpikir Panjang, Manajer Berpikir Pendek
Perbedaan pemimpin dan manajer selanjutnya terlihat dari tujuan. Pemimpin punya
tujuan jangka panjang. Mereka melakukan apa yang memang mereka rencanakan
untuk dilakukan dan tetap termotivasi oleh rencana besar di masa yang akan datang.
Mereka tetap dapat termotivasi meskipun tidak mendapatkan keuntungan rutin.
Manajer bekerja untuk tujuan jangka pendek. Manajer lebih suka untuk mencari
keuntungan jangka pendek ketimbang harus berpikir terlalu panjang.

6. Bagaimana menciptakan bisnis dengan etika yang baik (tidak hanya


memikirkan keuntungan semata)? Apa peranan etika dalam dalam membangun
bisnis dalam jangka panjang?

- Cara untuk menciptakan bisnis dengan etika adalah dengan memegang dan
menerapkan prinsip-prinsip yang baik, dalam hal ini yaitu:

Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan
perjanjian yang telah disepakati.

Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil,
yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek
ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.

Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu


ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan
bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.

Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran
bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.

- Peran etika dalam membangun bisnis jangka panjang:

Meningkatkan reputasi (citra) perusahaan


Perusahaan yang memperhatikan etika bisnis dapat membantu untuk meningkatkan
citra positif mereka dipasar dan masyarakat.

Terhindar dari masalah hukum


Citra yang negatif ini dapat menyebabkan kerusakan pada reputasi perusahaan yang
tentunya dampaknya melebihi nilai dari biaya hukuman atau denda. Oleh sebab itu,
perusahaan harus mampu untuk menjaga standar etika bisnis dan meluangkan waktu
untuk melatih setiap orang didalam perusahaan untu berperilaku dan beretika dengan
baik.

Menjadikan perusahaan lebih terpercaya


Dengan etika bisnis ini, perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan mereka
selalu jujur dan tidak pernah menipu pelanggannya.
Adanya kepercayaan dari konsumen, perusahaan akan dinilai loyal dalam melakukan
bisnis mereka dengan konsumen.

Menumbuhkan produktivitas dan kerja tim


Dengan adanya perhatian terhadap etika bsinis maka akan tercipta dialog antar
karyawan dan juga membangun keterbukaan, integritas dan unsur-unsur penting
lainnya yang dapat memperkuat tim di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai