142180132
1. Yang dimaksud dengan menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya, usaha
riil dan usaha spekulatif?
-Menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya adalah suatu keputusan yang diambil
secara serius untuk benar-benar menekuni usaha yang dilakukan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Serta dibekali rasa keberaniandalam bertindak, dan
juga kegigihan dalam usaha yang diakukan, sehingga usahanya akan tumbuh. Tidak
ala kadarnya juga diartikan dengan suatu usaha yang dilakukan selalu disiplin,
konsisten, serta all out/memberikan yang terbaik untuk usahanya.
-Usaha Rill
Usaha riil adalah usaha yang menitikberatkan pada manusia sebagai bagian dari
usaha, artinya usaha dilaksanakan bukan hanya atas dasar mencari uang tetapi juga
menjalin hubungan dengan orang lain. Didasarkan juga pada motif untuk melayani
dan memperoleh kemandirian. Dilakukan dengan ketulusan, kerja keras, dan inovasi.
Bukan jalan pintas/cara cepat menjadi kaya. Membangun usaha secara bertahap.
Menjaga nama baik dan membangun reputasi .Bukan sekedar passive income, tetapi
riil. Pendidikan, persahaban, spiritualis sangat penting. Ciri-cirinya yaitu:
Didasarkan motif untuk melayani dan memperoleh kemandirian
Dengan ketulusan, kerjakeras dan inovasi
Bukan jalan pintas, cara cepat menjadi kaya
Membangun secara bertahap
Menjaga nama baik, membangun reputasi
Bukan sekedar passive income, tetapi riil
Pendidikan, persahabatan, spiritualitas sangat penting.
-Usaha Spekulatif
Usaha Spekulatif adalah suatu usaha yang bersifat tidak pasti atau dengan kata lain
spekulatif. Usaha yang satu ini juga termasuk usaha yang diminati oleh para
pengusaha muda yang ingin memulai usaha tanpa modal atau modal yang sangat
kecil. Usaha spekulatif didasarkan pada motif ingin cepat kaya. Mengedepankan cara-
cara instan. Mendewa-dewakan "passive income". Tidak peduli kerugian pihak lain,
yang penting "saya untung". Pendidikan dan kehidupan spiritual tidak dianggap
penting. Ciri-cirinya yaitu:
Didasarkan motif ingin cepat kaya
Mengedepankan cara-cara instant
Mendewa-dewakan “passive income”
Tidak peduli kerugian pihak lain, yang penting, “saya untung”
Pendidikan dan kehidupan spiritual tidak dianggap penting
Kebanyaan usaha ini dialkukan secara instan dan tujuanya adalah uang dan
uang, ingin cepat kaya, ingin punya uang banyak dalam waktu singkat tanpa
prosess yang lama
3. Apakah saudara tertarik untuk suatu hari membuka atau merintis bisnis-
kecil? Bila ya kapan? Jenis bisnis apa? Uraikan! Apa yang dapat Saudara
lakukan untuk menjamin keberhasilannya?
Ya saya tertarik untuk merintis bisnis-kecil suatu saat nanti, saya berencana
memulainya saat saya telah lulus kuliah dan sudah bekerja, agar saya dapat
mengumpulkan modal terlebih dahulu. Jenis bisnis yang saya jalankan yaitu dalam
bidang jasa berupa cuci sepatu dan jasa repaint (cat ulang sepatu). Saya memilih
bisnis tersebut karena cukup sederhana dilakukan dan untuk biaya modalnya pun
tidak begitu besar, juga dapat menyerap tenaga kerja untuk pegawai. Saya berani
mengambil dan percaya akan berhasil dalam bisnis ini karena melihat di daerah saya
belum banyak terdapat bisnis cuci sepatu buatan lokal yang terjangkau dan ditambah
dengan fasilitas antar jemput, sekaligus pelanggan dapat order antar jemput sepatu
secara online lewat media sosial yang ada, agar tidak perlu datang ke kios. Hal lain
yang dapat menjamin bisnis ini berhasil adalah prospek pada bisnis ini memiliki
peluang yang cukup besar, karena pada jaman sekarang banyak sekali orang-orang
yang hobi mengoleksi sepatu dan rata-rata sepatu yang dimiliki lebih dari satu
sekaligus sepatu yang bermerk terkenal. Tentunya mereka membutuhkan tempat
untuk membersihkan dan merawat sepatunya secara baik dan benar, tak jarang juga
banyak orang yang tidak memiliki waktu untuk membersihkan sepatunya
olehkarenanya dengan adanya bisnis ini maka dapat menampung orang-orang yang
ingin mencuci sepatunya dengan bersih sekaligus hemat waktu dan tenaga.
Faktor Pendukung:
(1) Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak
kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang
memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses.
(2) Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi
memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak
memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil, dalam hal ini adalah
berani bermimpi, berani mencoba dan berani gagal.
(3) Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi
tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
Faktor Penghambat:
(1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memilki
kemampuan manajerial dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama membuat perusahaan kurang berhasil.
(3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Yaitu dengan memelihara aliran kas ,
mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara
aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan
tidak lancar.
(4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
(5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasialn usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
(7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar.
- Cara untuk menciptakan bisnis dengan etika adalah dengan memegang dan
menerapkan prinsip-prinsip yang baik, dalam hal ini yaitu:
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan
perjanjian yang telah disepakati.
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil,
yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek
ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran
bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.