Disusun oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang mengambil judul
‘‘Pengukuran Kinerja Sektor Publik” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna, namun demikian penulis senantiasa berusaha agar pembuatan tugas ini
memenuhi tugas yang ditentukan atas bantuan yang diberikan berbagai pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Dasar Hukum, Konsep, Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik...........3
BAB III...................................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
4. Capital rationing
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusuri perkembangan pencapaian strateginya.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
motivasi untuk mencapai good congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan
kolektif yang rasional.
1
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam, oleh
karena itu penulis hanya membatasi masalah ini pada ‘‘Pengukuran Kinerja Sektor
Publik’’. Dimana materi ini mencakup konsep, manfaat, tujuan, indikator dan langkah-
langkah Pengukuran Kinerja Sektor Publik, komponen yang harus dipertimbangkan
dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik, kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang,
langkah-langkah VFM dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Hukum, Konsep, Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor
Publik
Sistem Pengukuran Sektor Publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial
dan nonfinancial. Sistem pengukuran kinerja sektor publik dijadikan sebagai alat
pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan
reward dan punishment system
3
dengan pengukuran kinerja oleh Pemerintah. Dan Sistem pengukuran kinerja
mencakup: a. indikator kinerja kunci; b. teknik pengumpulan data kinerja; c.
metodologi pengukuran kinerja; dan d. analisis, pembobotan, dan interpretasi kinerja.”
4
memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan nonfinansial pda kondisi waktu
tertentu.
2. Indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai
ukuran kinerja kunci yang baik yang bersifat finansial maupun nonfinasial untuk
melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini digunakan oleh manajer
untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
B. Mekanisme dalam menentukan indikator kinerja
1. Sistem perencanaan dan pengendalian
Sistem perencanaan dan pengendalian meliputi proses, prosedur, dan struktur
yang memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan
ke seluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando yang jelas dan
didasarkan pada spesifikasi tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta tanggung
jawab.
2. Spesifikasi teknis dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program dan organisasi diukur dengan menggunakan
spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan bahwa spesifikasi teknis
ltersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetisi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standardisasi
yang ditetapkan, maka diperlukan personil yang memiliki kompetensi teknis dan
profesional dalam bekerja.
4. Mekanisme ekonomi dan pasar
Mekanisme yang terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman yang
bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber
daya yang menjamin terpenuhinya value for money.
5. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekasime untuk memotivasi stafnya
untuk memperbaiki kinerja personel dan organisasi.
5
unitnya,karena output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada
keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi tersebut dapat dibuat
indicator kinerja proksi, misalnya belanja per kapita.
2. Penggunaan (utilization)
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indicator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif. Penggunaan indicator
kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati karena kalau terlalu
menekankan indicator ini justru dapat menyebabkan kontra produktif. Contoh indicator
kualitas dan standar pelayanan misalnya perubahan jumlah komplain masyarakat atas
pelayanan tertentu.
4. Cakupan pelayanan (coverage)
5. Kepuasan (satisfaction)
6
2.4 Kinerja Sektor Publik di Kabupaten Karawang
Kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang tidak sepenuhnya telah tercapai dengan
teori yang ada khususnya dalam upaya pembangunan yang telah dilakukan dan telah
mencapai tingkat sasaran stategis, baik dalam keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
program kegiatan, dengan berbagai kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan maupun
strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan dalam masa yang akan datang.
Secara garis besar kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang telah mencapai
tingkat keberhasilan. Terlihat dari target 22 sasaran tragis dan 53 indikator kinerja. Tetapi
walaupun ada 2 indikator yang belum terdapat nilai, sehingga ada 51 indikator sasaran tragis
yang di ukur capaian kinerjanya yaitu ada 47 indikator kinerja telah mencapai kategori
berhasil baik (92,16%), 1 Indikator mencapai katageri cukup baik (1.96%), dan 3 indikator
kinerja telah mencapai kategori kurang baik (5.88 %).
Keberhasilan capaian kinerja Tahun 2017 tidak terlepas dari adanya solusi untuk
mengatasi hambatan dan kendala yang bersifat internal maupun eksternal. Terhadap berbagai
target capaian maupun yang tidak tercapai Pemerintah Kabupaten Karawang akan melakukan
langkah yang konstruktif dan kongkrit melalui analisis dan evaluasi agar dapat dilakukan
perbaikan dan penanganan di masa mendatang. Kekurangan yang terjadi selama 2017
menjadi catatan yang tentunya akan menjadi bahan evaluasi penyusunan kebijakan untuk
memperbaiki kinerja tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Karawang
Tahun 2017 mendatang, sasaran program yang belum tercapai seratus persen akan dievaluasi,
sehingga seluruh sasaran program tahun mendatang nantinya dapat dicapai lebih baik dari
tahun sebelumnya. Evaluasi juga akan dilakukan pada capaian pembangunan jangka
menengah, agar kendala yang dihadapi dan resiko kegagalanya dapat ditekan dan diperbaiki
sedini mungkin dan dicari solusi untuk mengatasinya dengan sebaik mungkin.
7
Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan ?
Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal ?
Rumus pengukuran ekonomi adalah sebagai berikut :
Input
Ekonomis = x 100%
Input Value
Keterangan :
Input = realisasi
a. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka,
ekonomis.
b. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
ekonomis berimbang.
c. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak
ekonomis.
B. Pengukuran Efisiensi
Pengukuran Efisiensi. Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok
bahasan Value for Money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input.
Semakin besar output dibandinginput, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
Rumus pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut :
Input
Ekonomis = x 100%
Input Value
Keterangan :
8
Input = Realisasi anggaran.
Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efisien.
Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efisiensi
berimbang.
Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.
Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam
bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien
dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara :
1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata
uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah mata uang ataupun
satuan fisik. ( catatan : Efisiensi sering kali juga dinyatakan dalam bentuk
input/output, dengan interpretasi yang sama dengan bentuk output/input , contoh
biaya per unit output )
Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
Efisiensi alokasi
Efisiensi teknis (manajerial)
C. Pengukuran Efektivitas
Pengukuran Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai
tujuanya, maka oragnisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal
terpenting adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang
9
telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh melebihi dari yang
telah dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari apa yang telah dianggarkan.
Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:
outcome
Efektivitas = x 100%
output
Keterangan:
Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efektif.
Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efektivitas
berimbang.
Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif
D. Pengukuran Outcome
Pengukuran Outcome adalah dampak suatu program atau proyek terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya
mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan
outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran Retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis
retrospektif memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management). Bukti
tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan
untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau proyek yang
10
perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk
melaksanakan program tersebut.
b. Peran Prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran
prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi
sumber daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik
yangbaik ( good management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan
target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang
terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat
keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan metode
mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. System pengukuran kinerja merupakan salah satu alat
pengendalian organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan
punishment. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.karawangkab.go.id/sites/default/files/pdf/LAKIP%202017%20FINAL.pdf , 12
April 2021, 22.42 WIB
13