Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Akuntansi Sektor Publik

Disusun oleh :

1. Anjani Anggraeni ( 19416262201099 )


2. Cindy Prisilia Agustine (19416262201012)
3. Dwi Heni Pragawati (19416262201148)
4. Febrina Alisa Dewi (19416262201087)
5. Fitri Handayani (19416262201131)
6. Novia Paramita AS (19416262201095)
7. Nurwahyuni (19416262201068)
8. Siti Mariam (19416262201091)
9. Susi Oktaviani (19416262201090)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang mengambil judul
‘‘Pengukuran Kinerja Sektor Publik” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna, namun demikian penulis senantiasa berusaha agar pembuatan tugas ini
memenuhi tugas yang ditentukan atas bantuan yang diberikan berbagai pihak.

Penyusun menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan,


karenanya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Tidak lupa pula penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan penulisan kata atau kalimat. Semoga tugas ini bermanfaat bagi semua.

Karawang, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1

1.2 Batasan Masalah............................................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Dasar Hukum, Konsep, Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik...........3

2.2 Indikator dan langkah-langkah Pengukuran Kinerja Sektor Publik.................................4

2.3 Komponen Pengukuran Kinerja Sektor Publik...............................................................5

2.4 Kinerja Sektor Publik di Kabupaten Karawang..............................................................6

2.5 Langkah-langkah VFM dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik.................................7

BAB III...................................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran,tujuan, misi dan misi organisasi.
Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat dijadikan
sebagai alat pengendalian organisasi.

Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:

1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
4. Capital rationing

Tujuan sistem pengukuran kinerja antara lain:

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).

2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusuri perkembangan pencapaian strateginya.

3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
motivasi untuk mencapai good congruence.

4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan
kolektif yang rasional.

1
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam, oleh
karena itu penulis hanya membatasi masalah ini pada ‘‘Pengukuran Kinerja Sektor
Publik’’. Dimana materi ini mencakup konsep, manfaat, tujuan, indikator dan langkah-
langkah Pengukuran Kinerja Sektor Publik, komponen yang harus dipertimbangkan
dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik, kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang,
langkah-langkah VFM dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah berkaitan
dengan :
1) Apa Dasar Hukum, konsep, manfaat dan tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik ?
2) Bagaimana indikator dan langkah-langkah Pengukuran Kinerja Sektor Publik ?
3) Apa saja komponen yang harus dipertimbangkan dalam Pengukuran Kinerja Sektor
Publik ?
4) Apakah kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang sudah klik dengan teori yang
ada ?
5) Apa saja langkah-langkah VFM dan rumusnya dalam Pengukuran Kinerja Sektor
Publik ?

1.4 Tujuan Penelitian


1) Dapat mengetahui apa dasar hukum, konsep, manfaat dan tujuan Pengukuran Kinerja
Sektor Publik
2) Dapat mengetahui bagaimana indikator dan langkah-langkah Pengukuran Kinerja
Sektor Publik
3) Dapat mengetahui apa saja komponen yang harus dipertimbangkan dalam Pengukuran
Kinerja Sektor Publik
4) Dapat mengetahui apakah kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang sudah klik
dengan teori yang ada
5) Dapat mengetahui apa saja langkah-langkah VFM dan rumusnya dalam Pengukuran
Kinerja Sektor Publik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum, Konsep, Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor
Publik
Sistem Pengukuran Sektor Publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial
dan nonfinancial. Sistem pengukuran kinerja sektor publik dijadikan sebagai alat
pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan
reward dan punishment system

A. Dasar Hukum Pengukuran Kinerja Sektor Publik


Berikut dasar hukum pengukuran kinerja sektor publik, yaitu :
1. Peraturan Presiden No.29 tahun 2014 bagian keempat Pengukuran Kinerja pasal 15
yang berbunyi “ setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 dan pasal 4 melakukan pengukuran kinerja “ dan “ pengukuran kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan menggunakan indikator kerja
yang telah ditetapkan dalam lembar/dokumen Perjanjian kinerja “
Dan pasal 16 yang berbunyi “ Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 dilakukan dengan cara : membandingkan realisasi Kinerja dengan sasaran
(target) Kinerja yang dicantumkan dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD tahun
berjalan. Dan membandingkan realisasi Kinerja Program sampai dengan tahun
berjalan dengan sasaran (target) Kinerja 5(lima) tahunan yang direncanakan dalam
rencana strategis kementrian Negara/Lembaga/Rencana Strategis SKPD
2. PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
3. PP No. 06 tahun 2008 bagian keenam tentang pengukuran kinerja pasal 28 paragraf 1
sistem pengukuran kinerja yang berbunyi “ Sistem pengukuran kinerja dalam EKPPD
mengintegrasikan pengukuran kinerja mandiri oleh pemerintahan daerah sendiri

3
dengan pengukuran kinerja oleh Pemerintah. Dan Sistem pengukuran kinerja
mencakup: a. indikator kinerja kunci; b. teknik pengumpulan data kinerja; c.
metodologi pengukuran kinerja; dan d. analisis, pembobotan, dan interpretasi kinerja.”

B. Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik


1. Untuk mengomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up)
2. Untuk mengukur kinerja financial dan nonfinancial secara berimbang sehingga dapat
di telusuri perkembangan pencapaian strategi
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah
serta memotivasi untuk mencapai goal congruence
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasioanl
C. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandimgkannya
dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan
sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi
6. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif

2.2 Indikator dan langkah-langkah Pengukuran Kinerja Sektor Publik


Indikator kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.

A. Bentuk indikator kinerja :


1. Faktor keberhasilan utama merupakan suatu area yang mengidentifikasi kesuksesan
kinerja unit kerja organisasi. Area ini mereflesikan preferensi manajerial dengan

4
memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan nonfinansial pda kondisi waktu
tertentu.
2. Indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai
ukuran kinerja kunci yang baik yang bersifat finansial maupun nonfinasial untuk
melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini digunakan oleh manajer
untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
B. Mekanisme dalam menentukan indikator kinerja
1. Sistem perencanaan dan pengendalian
Sistem perencanaan dan pengendalian meliputi proses, prosedur, dan struktur
yang memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan
ke seluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando yang jelas dan
didasarkan pada spesifikasi tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta tanggung
jawab.
2. Spesifikasi teknis dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program dan organisasi diukur dengan menggunakan
spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan bahwa spesifikasi teknis
ltersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetisi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standardisasi
yang ditetapkan, maka diperlukan personil yang memiliki kompetensi teknis dan
profesional dalam bekerja.
4. Mekanisme ekonomi dan pasar
Mekanisme yang terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman yang
bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber
daya yang menjamin terpenuhinya value for money.
5. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekasime untuk memotivasi stafnya
untuk memperbaiki kinerja personel dan organisasi.

2.3 Komponen Pengukuran Kinerja Sektor Publik


Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:

1.   Biaya pelayanan (cost of service)

Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya


biaya per unit pelayanan. Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan biaya

5
unitnya,karena output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada
keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi tersebut dapat dibuat
indicator kinerja proksi, misalnya belanja per kapita.

2.   Penggunaan (utilization)

Indikator penggunaan pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan


yang ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).
Indikator ini harus mempertimbangkan preferensi publik, sedangkan pengukurannya
biasanya berupa volume absolut atau persentase tertentu, misalnya persentase
penggunaan kapasitas. Contoh lain adalah rata-rata jumlah penumpang per bus yang
dioperasikan. Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahui frekuensi operasi atau
kapasitas kendaraan yang digunakan pada tiap-tiap jalur.

3.   Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)

Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indicator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif. Penggunaan indicator
kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati karena kalau terlalu
menekankan indicator ini justru dapat menyebabkan kontra produktif. Contoh indicator
kualitas dan standar pelayanan misalnya perubahan jumlah komplain masyarakat atas
pelayanan tertentu.

4.   Cakupan pelayanan (coverage)

Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan


atau peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.

5.   Kepuasan (satisfaction)

Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara


langsung. Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need
assessment), dapat juga digunakan untuk menetapkan indicator kepuasan. Namun
demikian, dapat juga digunakan indicator proksi misalnya jumlah komplain. Pembuatan
indicator kinerja tersebut memerlukan kerja sama antar unit kerja.

6
2.4 Kinerja Sektor Publik di Kabupaten Karawang
Kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang tidak sepenuhnya telah tercapai dengan
teori yang ada khususnya dalam upaya pembangunan yang telah dilakukan dan telah
mencapai tingkat sasaran stategis, baik dalam keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
program kegiatan, dengan berbagai kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan maupun
strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan dalam masa yang akan datang.
Secara garis besar kinerja sektor publik di Kabupaten Karawang telah mencapai
tingkat keberhasilan. Terlihat dari target 22 sasaran tragis dan 53 indikator kinerja. Tetapi
walaupun ada 2 indikator yang belum terdapat nilai, sehingga ada 51 indikator sasaran tragis
yang di ukur capaian kinerjanya yaitu ada 47 indikator kinerja telah mencapai kategori
berhasil baik (92,16%), 1 Indikator mencapai katageri cukup baik (1.96%), dan 3 indikator
kinerja telah mencapai kategori kurang baik (5.88 %).
Keberhasilan capaian kinerja Tahun 2017 tidak terlepas dari adanya solusi untuk
mengatasi hambatan dan kendala yang bersifat internal maupun eksternal. Terhadap berbagai
target capaian maupun yang tidak tercapai Pemerintah Kabupaten Karawang akan melakukan
langkah yang konstruktif dan kongkrit melalui analisis dan evaluasi agar dapat dilakukan
perbaikan dan penanganan di masa mendatang. Kekurangan yang terjadi selama 2017
menjadi catatan yang tentunya akan menjadi bahan evaluasi penyusunan kebijakan untuk
memperbaiki kinerja tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Karawang
Tahun 2017 mendatang, sasaran program yang belum tercapai seratus persen akan dievaluasi,
sehingga seluruh sasaran program tahun mendatang nantinya dapat dicapai lebih baik dari
tahun sebelumnya. Evaluasi juga akan dilakukan pada capaian pembangunan jangka
menengah, agar kendala yang dihadapi dan resiko kegagalanya dapat ditekan dan diperbaiki
sedini mungkin dan dicari solusi untuk mengatasinya dengan sebaik mungkin.

2.5 Langkah-langkah VFM dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik


A. Pengukuran Ekonomi
Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat,
sedangkan pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif, Pertanyaan sehubungan dengan
pengukuran ekonomi adalah :
Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dilanggarkan oleh
organisasi ?

7
Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan ?
Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal ?
Rumus pengukuran ekonomi adalah sebagai berikut :

Input
Ekonomis = x 100%
Input Value

Keterangan :

Input = realisasi

Input Value = Anggaran

Menurut Mahsun (2006), kriteria ekonomis adalah sebagai berikut:

a. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka,
ekonomis.
b. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
ekonomis berimbang.
c. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak
ekonomis.
B. Pengukuran Efisiensi
Pengukuran Efisiensi. Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok
bahasan Value for Money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input.
Semakin besar output dibandinginput, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
Rumus pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut :

Input
Ekonomis = x 100%
Input Value

Keterangan :

Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program dan aktivitas.

8
Input = Realisasi anggaran.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efisiensi adalah sebagai berikut:

Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efisien.
Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efisiensi
berimbang.

Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.

Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam
bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien
dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara :
1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata
uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah mata uang ataupun
satuan fisik. ( catatan : Efisiensi sering kali juga dinyatakan dalam bentuk
input/output, dengan interpretasi yang sama dengan bentuk output/input , contoh
biaya per unit output )
Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
 Efisiensi alokasi
 Efisiensi teknis (manajerial)
C. Pengukuran Efektivitas
Pengukuran Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai
tujuanya, maka oragnisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal
terpenting adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang

9
telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh melebihi dari yang
telah dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari apa yang telah dianggarkan.
Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:

outcome
Efektivitas = x 100%
output

Keterangan:

Outcome = Dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.

Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:

Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efektif.
Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efektivitas
berimbang.

Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif

D. Pengukuran Outcome
Pengukuran Outcome adalah dampak suatu program atau proyek terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya
mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan
outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran Retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis
retrospektif memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management). Bukti
tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan
untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau proyek yang

10
perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk
melaksanakan program tersebut.

b. Peran Prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran
prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi
sumber daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik
yangbaik ( good management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan
target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang
terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat
keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan metode
mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. System pengukuran kinerja merupakan salah satu alat
pengendalian organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan
punishment. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik

12
DAFTAR PUSTAKA

http://mohmahsun.blogspot.com/2011/04/indikator-kinerja.html?m=1 , 12 April 2021, 22.29 WIB

https://www.karawangkab.go.id/sites/default/files/pdf/LAKIP%202017%20FINAL.pdf , 12
April 2021, 22.42 WIB

https://www.kajianpustaka.com/2020/05/value-for-money.html?m=1, 17 April 2021, 21.01


WIB

Mardiasmo. 2009. Akuntnasi sektor publik. Yogyakarta: ANDI.

13

Anda mungkin juga menyukai