Anda di halaman 1dari 59

SUMATERA SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERASELATAN

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN


DAN BELANJADAERAH PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA SELATANN
DENGAN PENDEKATAN
VALUE FOR MONEY

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH


PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
2019
ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN
PENDEKATAN VALUE FOR MONEY

OLEH :

NAMA : EMAN SATRIA, SE.,MM.,Ak.,CA


NIP : 197610042007011003
JABATAN : ANALIS KEUANGAN PUSAT & DAERAH AHLI MUDA

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH


PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
2019
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Jln. Kapten A. Rivai Nomor 51 Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
Telp. (0711) 5736539, Fax. (0711) 5736539,7443621 Palembang 30127
Email: bpkad@sumselprov.go.id, Website: www.bpkad.sumselprov.go.id

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nya, analis telah menyelesaikan Laporan Hasil Analisis Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Dengan Pendekatan Value For Money.
Melalui laporan analisis ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengambilan keputusan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan khusunya dalam
Penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun anggaran
kedepan. Selain itu, dengan hadirnya analisis ini dapat memberikan informasi yang
dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.
Analis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam
penulisan analisis ini, oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Semoga analisis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Sumatera Selatan ke depan.

Palembang, Desember 2019


Analis Keuangan Pusat dan Daerah

Eman Satria, SE.,MM.,Ak.,CA


Ahli Muda
NIP. 197610042007011003
DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

1.2. Tujuan Analisis ................................................................................ 6

1.3. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

1.4. Teknik Analisis ................................................................................ 7

II. LANDASAN TEORI ................................................................................... 8

2.1. Penganggaran Sektor Publik ........................................................ 8

2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .............................. 12

2.3. Efektivitas ........................................................................................ 17

2.4. Efisiensi............................................................................................. 19

2.5. Ekonomis ......................................................................................... 22

III. PEMBAHASAN ............................................................................................ 24

IV. KESIMPULAN .............................................................................................. 45

LAMPIRAN :

I. LAMPIRAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016

II. LAMPIRAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2017

III. LAMPIRAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2018


ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN
PENDEKATAN VALUE FOR MONEY

I. PENDAHULUAN

Revisinya UU No. 25 Tahun 1999 ke UU No. 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

merupakan perundang-undangan yang berhubungan dengan kebijakan

desentralisasi dan otonomi daerah. Otonomi daerah pemerintah

daerah diberikan keleluasaan dalam mengatur penerimaan dan

pengeluaran yang sesuai dengan kepentingan daerahnya masing-

masing. Karena masing-masing daerah diberikan kewajiban dan

kewenangan untuk menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD).

Penyelenggaraan pemerintah daerah tidak lepas dari adanya

pengunaaan dan pemanfaatan anggaran serta pendapatan daerah.

Dan setiap tahun juga selalu saja pemerintah daerah mempersiapkan

perencanaan anggaran atau yang sering disebut dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah. Karena anggaran pemerintah terkait

dengan penentuan jumlah alokasi dana untuk setiap program dan

aktivitas yang menggunakan dana milik masyarakat. Anggaran

merupakan alat perencanaan target yang harus dicapai oleh

pemerintah, serta sebagai alat untuk pengendalian alokasi sumber

dana publik yang disetujui oleh legislatif untuk nanti dibelanjakan.

1
Organisasi sektor publik akan dinilai baik jika yang bersangkutan

mampu dalam melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah.

Tuntutan baru untuk organisasi sektor publik yaitu selalu

memperhatikan value for money. Karena tujuan yang dikehendaki

masyarakat selalu mencakup pertanggungjawaban mengenai

pelaksanaan value for money, yaitu dalam pengadaan dan alokasi

sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya

dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasil dimaksimalkan

(maximizing benefits and minimizing cost), serta (berhasil guna) dalam

arti mencapai sasaran.

Value For Money merupakan anggaran yang berbasis kinerja

menuntut adanya output yang optimal atas pengeluaran yang

dialokasikan sehingga setiap pengeluaran harus berorientasi atau

bersifat ekonomis, efisien, efektif. Efektivitas adalah menunjukkan

kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan yang

direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan.

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka

organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efisiensi

merupakan suatu rasio perhitungan perbandingan antara input yang

seminimalnya untuk mencapai output yang semaksimalnya. Efisiensi

diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output

2
dibandingkan input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu

organisasi. Ekonomis merupakan hubungan antara nilai uang (pasar)

dan masukkan atau praktik pembelian barang dan jasa pada kualitas

yang diinginkan dan pada harga terendah. Pengukuran ekonomis

hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.

Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu

tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat

juga dinyatakan dalam satuan barang. Secara garis besar anggaran

merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam

proses penyusunan dibutuhkan data dan informasi, baik yang bersifat

terkendali maupun yang bersifat tak terkendali untuk dijadikan bahan

taksiran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi tersebut akan

berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan

anggaran (Julita, 2011).

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis

dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan unit moneter.

Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

merupakan instrumen bagi kebijakan pemerintah daerah yang

mempunyai posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan

efektifitas pemerintah daerah. Anggaran pemerintah terkait dengan

proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan

aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik

3
masyarakat. APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah

daerah yang dibahas dan disetujui oleh DPRD yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

Instansi pemerintah memiliki anggaran pendapatan dan anggaran

belanja. Anggaran pendapatan adalah suatu perkiraan mengenai batas

penerimaan tertinggi keuangan pemerintah sebagai sumber

pendapatan yang akan digunakan untuk membiayai belanja negara.

Sedangkan anggaran belanja adalah suatu perkiraan mengenai batas

pengeluaran tertinggi keuangan pemerintah bagi pembiayaan

pelaksanaan kegiatan instansi pemerintah untuk satu tahun.

Perusahaan maupun instansi pemerintah dalam menyusun

anggaran perlu memperhatikan beberapa hal yang menjadi syarat

perusahaan dalam menyusun anggaran yaitu adanya organisasi

perusahaan yang sehat yang membagi tugas fungsional dengan jelas

dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas,

adanya sistem akuntansi yang memadai, adanya penelitian analisis

yang diperlukan untuk menetapkan alat ukur prestasi sehingga

anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika

ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun

tinggat bawah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun

dengan pendekatan kinerja (Value For Money) yaitu suatu sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau

4
output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan.

Karena tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup

pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan Value For Money, yaitu

ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,

efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti

penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta

efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran. Karena

dalam rangka pertangungjawaban publik, pemerintah daerah

melakukan optimalisasi anggaran yang dilakukan secara ekonomis,

efisien, dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengalaman yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa manajemen

keuangan daerah masih kurang efektif. Anggaran daerah khususnya

pengeluaran daerah belum mampu berperan sebagai kontributor dalam

mendorong laju pembangunan di daerah.

Berikut informasi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Sebagai berikut :

Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)


2016 6.999.258.016.791,91 6.582.780.929.676,33
2017 8.911.476.779.409,71 8.195.968.131.799,96
2018 9.196.477.924.456,14 9.141.371.395.099,79
Sumber : Data Diolah, 2019

berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi

anggaran pendapatan tersebut mengalami naik turun atau fluktuatif

5
jika dibandingkan dengan anggarannya, karena sesuai dengan

sumber keuangan daerah dalam menghasilkan pendapatan.

Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)


2016 4.496.474.573.009,91 4.094.471.321.477,03
2017 6.439.523.470.869,00 5.788.552.526.667,59
2018 7.426.770.057.057,95 6.763.760.533.371,09
Sumber : Data Diolah, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi

anggaran belanja tersebut mengalami naik turun atau fluktuatif.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan Analisis

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dengan Pendekatan

Value For Money .

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, permaslahan yang

dapat dikemukakan dalam analisis ini adalah bagaimanakah Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan

Pendekatan Value For Money?

1.2. Tujuan Analisis

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka tujuan analisis ini

adalah untuk mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dengan Pendekatan Value For Money .

6
1.3. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka analisis ini diharapkan akan

memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya dapat memberikan

wawasan pengetahuan dalam menganalisa Laporan Realisasi APBD

dengan Pendekatan Value For Money dan dapat menjadi motivasi

dalam meningkatkan efektivitas, dan efisiensi pendapatan dan belanja

yang telah dianggarkan oleh pemerintah agar menghasilkan sebuah

hasil yang bermanfaat .

1.4. Teknik Analisis

Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis Kualitatif yang didukung oleh teori-teori yang relevan,

dan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode value for money

untuk mengetahui perhitungan efektivitas, efisiensi, dan ekonomis

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

7
II. LANDASAN TEORI

2.1. Penganggaran Sektor Publik

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja

yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran

adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu

anggaran. Pada sektor publik anggaran justru harus

diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan

diberi masukan. Anggaran sektor publik merupakan instrumen

akuntanbilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

program-program yang dibiayai dengan uang publik.

Menurut Mardiasmo (2009: 61), Aspek-aspek yang harus

tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi :

1) Aspek perencanaan.

Aspek perencaaan adalah aspek yang mengindikasikan target

yang harus dicapai oleh pemerintah.

2) Aspek pengendalian

Aspek Pengendalian adalah aspek yang mengindikasikan

alokasi sumber dana yang disetujui legislatif untuk

dibelanjakan.
3) Aspek akuntanbilitas publik.

Aspek akuntanbilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang

amanah untuk memberikan pertanggungjawban, menyajikan,

melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan

kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak

pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk

meminta pertanggungjawaban.

a. Pengertian Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009: 62), Anggaran publik merupakan

suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari

suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan,

belanja, dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa

yang akan dilakukan organisasi dimasa yang akan datang.

Setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa yang

hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik

merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :

1) Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat

(pengeluaran/ belanja).

2) Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang

untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).

9
b. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009: 66-67), Anggaran sektor publik

dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Anggaran Operasional (operatiom/recurrent budget)

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan

kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan.

2) Anggaran Modal/Investasi (capital/investment budget)

Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan

pembelajaran atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan,

kendaraan, perabotan, dan sebagainya.

c. Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009: 67-68), Prinsip-prinsip anggaran

sektor publik meliputi :

1) Otirisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif

terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan

anggaran tersebut.

2) Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan

pengeluaran pemerintah.

3) Keutuhan anggaran

10
Semua penerimaan dan belanja pemerintah haarus terhimpun

dalam dana umum (general fund).

4) Nondiscretionary Appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus

termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

5) Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat

bersifat tahunan maupun multi tahunan.

6) Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan

yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan

sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi

anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya

underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.

7) Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat,

dan tidak membingungkan.

8) Diketahui publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

11
2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

a. Definisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Menurut Deddi, dkk (2012: 39), Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan

pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan

dengan peraturan daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi,

perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa Perda tentang APBD

menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja

pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan berarti

bahwa APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam

merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan,

sedangkan fungsi pengawasan terlihat dari digunakannya APBD

sebagai standar dalam penilaian penyelenggaraan pemerintah

daerah.

Menurut Abdul dan Muhammad (2019: 222), APBD adalah

rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas

dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ditetapkan dengan

Peraturan daerah.

Menurut UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang

Keuangan Negara, APBD adalah suatu rencana keuangan

tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan

12
Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan

Daerah.

Berdasarkan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan disetujui oleh DPRD yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

b. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Menurut Abdul dan Muhammad (2019: 223), Fungsi APBD

adalah :

1) Fungsi Otorisasi

Bahwa APBD menjadi dasar untuk merealisasi pendapatan

dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa dianggarkan

dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk

dilaksanakan.

2) Fungsi Perencanaan

Bahwa APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam

merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Melalui APBD, pemerintah daerah dapat :

a) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai

dengan visi dan misi yang ditetapkan.

13
b) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk

mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif

sumber pembiayaannya.

c) Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan

yang telah disusun.

d) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian

strategi.

3) Fungsi Pengawasan

Bahwa APBD menjadi pedoman untuk menilai keberhasilan

atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah. Dengan

APBD dapat dihindari adanya overspending, underspanding,

dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada

bidang lain yang bukan merupakan proiritas.

4) Fungsi Alokasi

Bahwa APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan

kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan

sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi, dan efektivitas

perekonomian daerah. APBD memuat pendapatan yang

dihimpun oleh pemerintah daerah yang digunakan untuk

membiayai berbagai pengeluaran pemerintah daerah di

segala bidang dalam upaya meningkatkan kualitas dan

kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat

14
karena pemerintah daerah lebih mengetahui kebutuhan serta

standar pelayanan masyarakat.

5) Fungsi Distribusi

Bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran daerah

harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan. APBD

yang diperoleh dari berbagai sumber penerimaan oleh

pemerintah daerah, kemudian didistribusikan kembali kepada

masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

6) Fungsi Stabilisasi

Bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara, dan

mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian

daerah.

Menurut Nurian (2008: 133), Fungsi anggaran di lingkungan

pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan

pelaporan dan keuangan, antara lain karena :

1) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.

2) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan

keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan

yang diinginkan.

3) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki

konsekuensi hukum.

4) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.

15
5) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan

keuangan pemerintah sebagai pernyataan

pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.

c. Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Menurut Abdul dan Muhammad (2019: 225), APBD disusun

dengan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman oleh pemerintah

daerah dalam mengatur penerimaan dan belanja untuk

pelaksanaan pembangunan daerah sehingga kesalahan,

pemborosan dan penyelewengan yang merugikan dapat

dihindari. Adapun tujuan APBD yang lain yaitu :

1) Membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal dan

meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan

pemerintah daerah.

2) Meningkatkan pengaturan atau koordinasi setiap bagian-

bagian yang berada pada lingkungan pemerintah daerah.

3) Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam

menyediakan barang dan jasa melalui proses pemrioritasan.

4) Meningkatkan transparansi pemerintah daerah terhadap

masyarakat luas dan pemerintah daerah dapat

mempertanggungjawabkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

16
2.3. Efektivitas

Menurut Mahmudi (2019: 86), Efektivitas merupakan

hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar

kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin

efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus

pada input dan efisiensi pada output atau proses, maka

efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu organisasi,

program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang

dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan, atau

dikatakan spending wisely.

Menurut Mardiasmo (2009: 132), Efektivitas merupakan

hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang

harus dicapai.

Menurut Abdul dan Muhammad (2019: 163), Efektivitas

merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat

pertanggungjawaban dengan tujuan atau sasaran yang harus

dicapainya.

Berdasarkan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

efektivitas adalah menunjukkan kesuksesan atau kegagalan

dalam pencapaian tujuan yang direncanakan dibandingkan

dengan target yang ditetapkan.

17
a. Indikator Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2009: 132), Indikator efektivitas

menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari

keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.

Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap

pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin

efektif proses kerja suatu unit organisasi.

b. Pengukuran Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai

tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan

efektif. Efektifitas hanya melihat apakah suatu program atau

kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Mahmudi (2019: 86), Efektivitas terkait dengan

hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

sesungguhnya dicapai. Dengan demikian efektivitas dapat

dirumuskan sebagai berikut :

䇅ࢇ 䇅 ࢔䇅ࢊ䇅 䇅
䇅 䇅 戴 ⺁
䇅ࢍ䇅 ࢔䇅ࢊ䇅 䇅

c. Standar Efektivitas

Standar efektivitas menurut Mahsun (2016: 187-188) dapat

diketahui efektif atau tidak dengan memenuhi kriteria sebagai

berukut :
18
1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti tidak

efektif.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x = 100%) berarti

efektivitas berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti efektif.

2.4. Efisiensi

Menurut Mahmudi (2019: 85), Efisiensi merupakan

perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain

output per unit input. Suatu organisasi, program, atau kegiatan

dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu

dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu

mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well).

Menurut Mardiasmo (2009: 132), Efisiensi dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan

terhadap input yang digunakan (cost of output).

Menurut Abdul dan Muhammad (2019: 163), Efisiensi yaitu

rasio yang membandingkan antara input yang digunakan

terhadap output yang dihasilkan.

Berdasarkan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

efisiensi merupakan suatu rasio perhitungan perbandingan

antara input yang seminimalnya untuk mencapai output yang

semaksimalnya.

19
a. Indikator Efisiensi

Menurut Mardiasmo (2009: 132), Indikator efisiensi

menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh

suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif)

dan keluaran yang dihasilkan. Masukkan Indikator tersebut

memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi

keluaran (yaitu: efisiensi dari proses internal.

b. Tindakan Memperbaiki Efisiensi

Menurut Mahmudi (2019: 85), karena efisiensi merupakan

suatu rasio maka untuk memperbaiki efisiensi dapat dilakukan

tindakan berikut :

1) Meningkatkan output untuk jumlah input yang sama.

2) Meningkatkan output dengan proporsi kenaikan output yang

lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan input.

3) Menurunkan input untuk jumlah output yang sama.

4) Menurunkan input dengan proporsi penurunan yang lebih

besar dibandingkan proporsi penurunan output.

c. Pengukuran Efisiensi

Menurut Mahmudi (2019: 86), untuk mengukur efisiensi

dilakukan dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya

dengan biaya standar. Biaya standar menunjukkan biaya yang

20
seharusnya terjadi untuk menghasilkan output tertentu.

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara membandingkan

realisasi belanja dengan standar belanjanya.

Menurut Mardiasmo (2009: 133), Efisiensi diukur dengan

rasio antara output dengan input. Semakin besar output

dibandingkan input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu

organisasi. Dengan demikian efisiensi dapat dirumuskan sebagai

berikut :


䇅ࢇ 䇅 䇅ࢇ䇅 ࢚ ࢊ ࢍ ࢇ ࢘ ࢔䇅ࢊ䇅 䇅
戴 ⺁
䇅ࢇ 䇅 ࢔䇅ࢊ䇅 䇅

d. Standar Efisiensi

Standar efisiensi menurut Mahsun (2016: 187) dapat

diketahui efisien atau tidak dengan memenuhi kriteria sebagai

berikut :

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti

efisien.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x = 100%) berarti

efisien berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti tidak

efisien.

21
2.5. Ekonomis

Menurut Abdul dan Muhammad (2019: 163), Ekonomis

adalah hubungan antara nilai uang dan masukan atau praktik

pembelian barang dan jasa pada kualitas yang diinginkan dan

pada harga terendah. Setiap kegiatan operasional dikatakan

ekonomis bila dapat dihilangkan atau mengurangi biaya yang

dianggap tidak perlu.

Menurut Mardiasmo (2009: 131), Ekonomi adalah hubungan

antara pasar dan masukkan (cost of input). Dengan kata lain,

ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan

tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan

(spending less).

Berdasarkan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

ekonomis merupakan hubungan antara nilai uang (pasar) dan

masukkan atau praktik pembelian barang dan jasa pada kualitas

yang diinginkan dan pada harga terendah.

a. Pengukuran Ekonomis

Menurut Mardiasmo (2009: 133), Pengukuran ekonomis

hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.

Ekonomi merupakan ukuran relatif. Dengan demikian ekonomis

dapat dirumuskan sebagai berikut :

䇅ࢇ 䇅 ࢇ࢚䇅ࢍ䇅
戴 ⺁
䇅ࢍ䇅 ࢇ࢚䇅ࢍ䇅

22
b. Standar Ekonomis

Standar ekonomis menurut Mahsun (2016: 186-187) dapat

diketahui ekonomis atau tidak dengan memnuhi kriteria sebagai

berikut:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti

ekonomis.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (x = 100%) berarti

ekonomis berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti tidak

ekonomis.

23
III. PEMBAHASAN

1. Definisi Variabel dan Pengukuran Variabel

Efektivitas berarti tingkat pencapaian hasil program dengan

target yang ditetapkan. Rasio efektivitas menggambarkan

kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan

dengan anggaran pendapatan yang sudah ditetapkan.

䇅ࢇ 䇅 ࢔䇅ࢊ䇅 䇅
䇅 䇅 戴 ⺁
䇅ࢍ䇅 ࢔䇅ࢊ䇅 䇅

Rasio efektivitas Pendapatan daerah menunjukkan

kemampuan pemerintah daerah dalam pengunaan penerimaan

pendapatan daerah sesuai dengan yang ditargetkan secara umum,

standar efektivitas pendapatan daerah dapat dikategorikan sebagai

berikut :

Tabel IV. 2
Persentase Rasio Efektivitas

Rasio Efektivitas Persentase


Tidak Efektif <100%
Efektif Berimbang 100%
Efektif >100%
Sumber : Mohamad Mahsun (2016: 187)

Efisiensi berarti tingkat pencapaian output yang maksimum

dengan input tertentu. Rasio efisiensi dapat menggambarkan

24
perbandingan antara realisasi biaya untuk memperoleh

pendapatan dengan realisasi pendapatan.

䇅ࢇ 䇅 䇅ࢇ䇅 ࢚ ࢊ ࢍ ࢇ ࢘ ࢔䇅ࢊ䇅 䇅
䇅 戴 ⺁
䇅ࢇ 䇅 ࢔䇅ࢊ䇅 䇅

Semakin kecil rasio ini maka semakin efisien kinerja

pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan

daerah. Secara umum, standar efisiensi dapat dikategorikan

sebagai berikut :

Tabel IV. 3
Persentase Rasio Efisiensi

Rasio Efisiensi Persentase


Efisien <100%
Efisien Berimbang 100%
Tidak Efisien >100%
Sumber : Mohamad Mahsun (2016: 187)

Ekonomis berarti tingkat pencapaian antara nilai uang dan

masukan atau praktik pembelian barang dan jasa pada kualitas

yang diinginkan dan pada harga terendah. Rasio Ekonomis dapat

menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam

merealisasikan pengeluaran dibandingkan dengan anggaran

pengeluaran yang sudah ditetapkan.

䇅ࢇ 䇅 ࢇ࢚䇅ࢍ䇅
戴 ⺁
䇅ࢍ䇅 ࢇ࢚䇅ࢍ䇅

Rasio ekonomis belanja daerah menunjukkan kemampuan

pemerintah daerah dalam pengunaan belanja daerah sesuai

25
dengan yang ditargetkan secara umum, standar ekonomis belanja

daerah dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel IV. 4
Persentase Rasio Ekonomis

Rasio Ekonomis Persentase


Ekonomis <100%
Ekonomis Berimbang 100%
Tidak Ekonomis >100%
Sumber : Mohamad Mahsun (2016: 186)

2. Pengelolaan Data

Semakin meningkatnya jumlah urusan yang harus dikelola

Pemerintah Daerah sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi

daerah maka kebutuhan dana semakin meningkat. Laporan

Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah

pusat dan daerah yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Pelaporan mencerminkan kegiatan keuangan pemerintah daerah

yang menunjukkan ketaatan terhadap pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah. Berikut Laporan Realisasi

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Selatan selama 3 Tahun adalah sebagai berikut :

26
a. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pedapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran
2016-2018

Tabel IV. 5
Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran
2016

No Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang


1 PENDAPATAN

Pendaptan Asli 3.093.908.308.589,91 2.546.177.544.348,66 547.730.764.241,25


Daerah
Pendapatan Pajak 2.911.760.715.578,98 2.378.960.064.732,96 532.800.650.846,02
Daerah
Pendapatan 18.261.896.000,00 18.403.609.038,90 -141.713.038,90
Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil 56.648.713.230,93 62.837.135.004,93 -6.188.421.774,00
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain PAD 107.236.983.780,00 85.976.735.571,87 21.260.248.208,13
Yang Sah

Pendapatan 3.903.416.698.202,00 4.022.114.607.509,00 -118.697.909.307,00


Transfer
Pendapatan 2.364.824.098.202,00 2.506.312.481.085,00 -141.488.382.883,00
Transfer
Pemerintah Pusat
Bagi Hasil Pajak 590.575.030.000,00 655.564.086.598,00 -64.989.056.598,00
Bagi Hasil Bukan 650.169.579.000,00 631.146.675.948,00 19.022.903.052,00
Pajak/Sumber
Daya Alam
Dana Alokasi 974.423.345.202,00 1.071.421.391.000,00 -96.998.045.798,00
Umum (DAU)
Dana Alokasi 142.363.344.000,00 141.702.517.339,00 660.826.661,00
Khusus (DAK)
Dana Alokasi
Khusus (DAK) 7.292.800.000,00 6.477.810.200,00 814.989.800,00
Non Fisik
Pendapatan 1.538.592.600.000,00 1.515.802.126.424,00 22.790.473.576,00
Transfer

27
Pemerintah Pusat
lainnya
Dana Penyesuaian 1.538.592.600.000,00 1.515.802.126.424,00 22.790.473.576,00

Lain-Lain 1.933.010.000,00 14.488.777.818,67 -12.555.767.818,67


Pendapatan
Daerah Yang Sah
Pendapatan Hibah 1.933.010.000,00 3.354.520.000,00 -1.421.510.000,00
Pendapatan 0,00 11.134.257.818,67 -11.134.257.818,67
Lainnya
Jumlah
6.999.258.016.791,91 6.582.780.929.676,33 416.477.087.115,58
Pendapatan
2 BELANJA

Belanja Operasi 3.650.152.269.188,71 3.486.550.394.731,75 163.601.874.456,96


Belanja Pegawai 679.540.958 .467,00 655.085.575.419,00 24.455.383.048,00
Belanja Barang 905.591.430.842,71 790.131.069.433,75 115.460.361.408,96
dan Jasa
Belanja Hibah 2.064.793.627.879,00 2.041.107.497.879,00 23.686.130.000,00
Belanja Bantuan 226.252.000,00 226.252.000,00 0,00
Sosial

Belanja Modal 846.142.303.821,20 607.740.926.745,28 238.401.377.075,92


Belanja Modal 227.312.237.916,00 157.879.664.971,70 69.432.572.944,30
Tanah
Belanja Modal 47.956.027.440,00 30.813.151.573,00 17.142.875.867,00
Peralatan dan
Mesin
Belanja Modal 93.028.133.781,00 67.787.498.460,00 25.240.635.321,00
Gedung dan
Bangunan
Belanja Modal 457.643.624.619,20 344.025.400.563,58 113.618.224.055,62
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
Belanja Modal 2.694.529.200,00 2.216.516.800,00 478.012.400,00
Aset Tetap
Lainnya
Belanja Aset 1.751.988.865,00 1.107.893.101,00 644.095.764,00
lainnya
Belanja Modal 15.755.762.000,00 3.910.801.276,00 11.844.960.724,00
BLUD

Belanja Tak 180.000.000,00 180.000.000,00 0,00


Terduga

28
Belanja Tak 180.000.000,00 180.000.000,00 0,00
Terduga
Jumlah Belanja 4.496.474.573.009,91 4.094.471.321.477,03 402.003.251.532,88
Sumber : Kantor BPKAD, 2020

Dilihat dari Tabel IV.5 Laporan Realisasi Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdapat adanya

selisih antara anggaran pendapatan sebesar Rp.

6.999.258.016.791,91 dan realisasi anggaran pendapatan

sebesar Rp. 6.582.780.929.676,33, anggaran belanja sebesar

Rp. 4.496.474.5e73.009,91 dan realisasi anggaran belanja

sebesar Rp. 4.094.471.321.477,03. Pada anggaran tahun 2016

adanya kelebihan dan kekurangan dana dalam merealisasikan

anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah.

Tabel IV. 6
Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2017

No Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang


1 PENDAPATAN

Pendaptan Asli 3.165.360.996.225,00 3.031.633.624.303,95 133.727.371.921,05


Daerah
Pendapatan Pajak 2.911.883.386.175,00 2.835.440.186.799,80 76.443.199.375,20
Daerah

29
Pendapatan 14.542.7556.000,00 15.442.784.364,00 129.984.771.636,00
Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil 79.561.220.650,00 55.702.074.349,60 23.859.146.300,40
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain PAD 159.373.633.400,00 125.048.578.790,55 34.325.054.609,45
Yang Sah

Pendapatan
Transfer 5.729.688.002.984,00 4.061.113.371.545,00 1.668.574.631.439,00
Pendapatan
Transfer
Pemerintah Pusat
Bagi Hasil Pajak 941.801.111.400,00 637.875.920.722,00 303.925.190.678,00
Bagi Hasil Bukan 1.060.812.485.584,00 869.855.925.257,00 190.956.560.327,00
Pajak/Sumber
Daya Alam
Dana Alokasi 1.624.813.435.000,00 1.697.897.817.000,00 -73.084.382.000,00
Umum (DAU)
Dana Alokasi 169.787.516.000,00 141.479.453.700,00 28.308.062.300,00
Khusus (DAK)
Fisik
Dana Alokasi 1.932.473.455.000,00 714.004.254.866,00 1.218.469.200.134,00
Khusus (DAK)
Non Fisik
Pendapatan 0,00 0,00 0,00
Transfer
Pemerintah Pusat
lainnya
Dana Penyesuaian 0,00 0,00 0,00

Lain-Lain 16.427.780.200,71 1.103.221.135.951,01 -1.086.793.355.750,30


Pendapatan
Daerah Yang Sah
Pendapatan Hibah 3.358.000.000,00 4.233.286.734,00 -875.286.734,00
Pendapatan 13.069.780.200,71 1.098.987.849.217,01 -1.085.918.069.016,30
Lainnya
Jumlah Pendapatan 8.911.476.779.409,71 8.195.968.131.799,96 715.508.647.609,75
2 BELANJA

Belanja Operasi 4.631.655.652.295,00 4.410.377.592.244,00 221.278.060.051,00


Belanja Pegawai 1.507.607.030.100,00 1.458.701.975.762,00 48.905.054.338,00
Belanja Barang 1.210.114.980.395,00 1.108.078.001.845,00 102.036.978.550,00

30
dan Jasa
Belanja Hibah 1.913.333.641.800,00 1.843.397.614.637,00 69.936.027.163,00
Belanja Bantuan 600.000.000,00 200.000.000,00 400.000.000,00
Sosial

Belanja Modal 1.806.367.818.574,00 1.377.382.678.423,59 428.985.140.150,41


Belanja Modal 291.896.901.942,00 160.120.740.951,98 131.776.160.990,02
Tanah
Belanja Modal 184.160.398.450,00 138.386.423.476,80 45.773.974.973,20
Peralatan dan
Mesin
Belanja Modal 490.235.393.875,00 393.141.847.625,00 97.093.546.250,00
Gedung dan
Bangunan
Belanja Modal 767.399.317.000,00 617.237.875.310,81 150.161.441.689,19
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
Belanja Modal 54.844.627.907,00 54.827.304.957,00 17.322.950,00
Aset Tetap
Lainnya
Belanja Aset 2.150.104.500,00 1.975.776.396,00 174.328.104,00
lainnya
Belanja Modal 15.681.074.900,00 11.692.709.706,00 3.988.365.194,00
BLUD

Belanja Tak 1.500.000.000,00 792.256.000,00 707.744.000,00


Terduga
Belanja Tak 1.500.000.000,00 792.256.000,00 707.744.000,00
Terduga
Jumlah Belanja 6.439.523.470.869,00 5.788.552.526.667,59 650.970.944.201,41
Sumber : Kantor BPKAD, 2020

Dilihat dari Tabel IV.6 Laporan Realisasi Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdapat adanya

selisih antara anggaran pendapatan sebesar Rp.

8.911.476.779.409,71 dan realisasi anggaran pendapatan

sebesar Rp. 8.195.968.131.799,96, anggaran belanja sebesar

31
Rp.6.439.523.470.869,00 dan realisasi anggaran belanja

sebesar Rp. 5.788.552.526.667,69. Pada anggaran tahun 2017

adanya kelebihan dan kekurangan dana dalam merealisasikan

anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah.

Tabel IV. 7
Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2018

No Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang


1 PENDAPATAN

Pendaptan Asli 3.449.590.628.837,14 3.528.010.712.183,54 -78.420.083.346,40


Daerah
Pendapatan Pajak 2.990.093.000.000,00 3.197.900.645.678,09 -207.807.645.678,09
Daerah
Pendapatan 10.618.399.000,00 11.9155.489.824,62 -108.537.090.824,62
Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil 86.765.902.171,00 82.855.120.642,54 3.910.781.528,46
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain PAD 362.113.327.666,14 235.339.456.038,29 126.773.871.627,85
Yang Sah

Pendapatan 5.741.435.384.299,00 5.577.767.500.414,00 163.667.883.885,00


Transfer
Pendapatan 5.676.685.384.299,00 5.513.017.500.414,00 163.667.883.885,00
Transfer
Pemerintah Pusat
Bagi Hasil Pajak 832.710.280.807,00 707.050.365.631,00 125.659.915.176,00
Bagi Hasil Bukan 907.055.046.492,00 936.907.319.894,00 -29.852.273.402,00
Pajak/Sumber
Daya Alam
Dana Alokasi 1.697.897.817.000,00 1.697.762.032.483,00 135.784.517,00
Umum (DAU)
Dana Alokasi 356.276.110.000,00 345.416.117.580,00 10.859.992.420,00
Khusus (DAK)
Fisik
Dana Alokasi 1.882.746.130.000,00 1.825.881.664.826,00 56.864.465.174,00

32
Khusus (DAK)
Non Fisik
Pendapatan 64.750.000.000,00 64.750.000.000,00 0,00
Transfer
Pemerintah Pusat
lainnya
Dana Penyesuaian 64.750.000.000,00 64.750.000.000,00 0,00

Lain-Lain 5.451.911.320,00 35.593.182.502,25 -30.141.271.182,25


Pendapatan
Daerah Yang Sah
Pendapatan Hibah 5.016.411.320,00 4.188.163.778,00 828.247.542,00
Pendapatan 435.500.000,00 31.405.018.724,25 -30.969.518.724,25
Lainnya
Jumlah
9.196.477.924.456,14 9.141.371.395.099,79 55.106.529.356,35
Pendapatan
2 BELANJA

Belanja Operasi 5.730.234.643.08,00 5.226.350.947.402,94 503.883.696.105,06


Belanja Pegawai 1.774.200.010.750,00 1.657.583.970.192,00 116.616.040.558,00
Belanja Barang 1.506.908.550.153,00 1.375.068.372.158,94 131.840.177.994,06
dan Jasa
Belanja Hibah 2.449.126.082.605,00 2.193.698.605.052,00 255.427.477.553,00
Belanja Bantuan 0,00 0,00 0,00
Sosial

Belanja Modal 1.690.535.413.549,95 1.537.275.105.768,15 153.260.307.781,80


Belanja Modal 165.449.048.689,00 158.483.005.872,00 6.966.042.817,00
Tanah
Belanja Modal 240.239.014.336,00 234.233.678.553,05 6.005.335.782,95
Peralatan dan
Mesin
Belanja Modal 360.886.221.959,60 330.923.042.841,60 29.963.179.118,00
Gedung dan
Bangunan
Belanja Modal 798.028.873.499,52 700.921.021.324,50 97.107.852.175,02
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
Belanja Modal 64.552.072.000,00 64.145.081.628,00 406.990.372,00
Aset Tetap
Lainnya
Belanja Aset 4.517.900.000,00 4.438.009.000,00 79.891.000,00
lainnya
Belanja Modal 23.682.663.065,83 13.634.775.692,00 10.047.887.373,83

33
BLUD
Belanja Modal 33.179.620.000,00 30.496.490.857,00 2.683.129.143,00
BOS

Belanja Tak 6.000.000.000,00 134.480.200,00 5.865.519.800,00


Terduga
Belanja Tak 6.000.000.000,00 134.480.200,00 5.865.519.800,00
Terduga
Jumlah Belanja 7.426.770.057.057,95 6.763.760.533.371,09 663.009.523.686,86
Sumber : Kantor BPKAD, 2020

Dilihat dari Tabel IV.7 Laporan Realisasi Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdapat adanya

selisih antara anggaran pendapatan sebesar Rp.

9.196.477.924.456,14 dan realisasi anggaran pendapatan

sebesar Rp. 9.141.371.395.099,79, anggaran belanja sebesar

Rp. 7.426.770.057.057,95 dan realisasi anggaran belanja

sebesar Rp. 6.763.760.533.371,09. Pada anggaran tahun 2018

adanya kelebihan dan kekurangan dana dalam merealisasikan

anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah.

A. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rasio Efektivitas

Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Efektivitas pada

dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target

34
kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses

kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan

(spending wisely). Pengukuran tingkat efektivitas APBD Provinsi

Sumatera Selatan tahun anggaran 2016-2018 dapat diketahui

melalui perbandingan antara realisasi pendapatan dengan

anggaran pendapatan.

Tabel IV.8
Rasio Efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016-2018

Tahun Realisasi Pendapatan Anggaran Pendapatan Rasio (%)


2016 6.582.780.929.676,33 6.999.258.016.791,91 94%
2017 8.195.968.131.799,96 8.911.476.779.409,71 92%
2018 9.141.371.395.099,79 9.196.477.924.456,14 99%
Sumber : Data Diolah

Berdasarkan hasil analisis efektivitas pada tabel IV.8

menunjukkan bahwa selama tahun anggran 2016-2018, tingkat

efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Selatan dapat dikatakan tidak efektif. Pada tahun

anggaran 2016 tingkat rasio efektivitas mencapai 94% dapat

dikatakan tidak efektif, pada tahun anggaran 2017 tingkat rasio

efektivitas mencapai 92% dapat dikatakan tidak efektif, dan pada

tahun anggaran 2018 tingkat rasio efektivitas mencapai 99% dapat

dikatakan tidak efektif. Karena menurut Mohamad Mahsun (2016:

35
187) persentase tingkat rasio efektivitas kurang dari 100% dapat

dikatakan tidak efektif, sedangkan tingkat rasio efektivitas lebih dari

100% maka dikatakan efektif.

2. Rasio Efisiensi

Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang

berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Efisiensi dilakukan

dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan

terhadap input yang digunakan (cost of output). Kegiatan

operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil

kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan

dana yang serendah-rendahnya (spending well). Pengukuran

tingkat efisiensi APBD Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran

2016-2018 diketahui melalui perbandingan antara realisasi biaya

untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan.

Tabel IV.9
Rasio Efisiensi Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016-2018

Tahun Realisasi Biaya Untuk Realisasi Pendapatan Rasio (%)


Memperoleh Pendapatan
2016 4.094.471.321.477,03 6.582.780.929.676,33 62%
2017 5.788.552.526.667,59 8.195.968.131.799,96 71%
2018 6.763.760.533.371,09 9.141.371.395.099,79 74%
Sumber : Data Diolah

36
Berdasarkan hasil analisis efisiensi pada tabel IV.9

menunjukkan bahwa selama tahun anggran 2016-2018, tingkat

efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Selatan dapat dikatakan efisien. Pada tahun anggaran

2016 tingkat rasio efisiensi mencapai 62% maka dapat dikatakan

efisien, pada tahun anggaran 2017 tingkat rasio efisiensi mencapai

71% maka dapat dikatakan efisien, dan pada tahun anggaran 2018

tingkat rasio efisiensi mencapai 74% maka dapat dikatakan efisien.

Karena menurut Mohamad Mahsun (2016: 187) persentase tingkat

rasio efisiensi kurang dari 100% dapat dikatakan efisien.

3. Rasio Ekonomis

Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost

of input). Ekonomis (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan

yang mencakup juga pengelolaan serta hati-hati atau cermat

(prudency) dan tidak ada pemborosan. Kegiatan operasional

dikatakan ekonomis jika dapat menghilangkan atau mengurangi

biaya yang tidak perlu. Pengukuran tingkat ekonomis APBD

Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016-2018 diketahui

37
melalui perbandingan antara realisasi pengeluaran dengan

anggaran pengeluaran.

Tabel IV.10
Rasio Ekonomis Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016-2018

Tahun Realisasi Pengeluaran Anggaran Pengeluaran Rasio (%)


2016 4.094.471.321.477,03 4.496.474.573.009,91 91%
2017 5.788.552.526.667,59 6.439.523.470.869,00 90%
2018 6.763.760.533.371,09 7.426.770.057.057,95 91%
Sumber : Data Diolah

Berdasarkan hasil analisis ekonomis pada tabel IV.10

menunjukkan bahwa selama tahun anggran 2016-2018, tingkat

ekonomis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Selatan dapat dikatakan ekonomis. Pada tahun

anggaran 2016 tingkat rasio ekonomis mencapai 91% maka dapat

dikatakan ekonomis, pada tahun anggaran 2017 tingkat rasio

ekonomis mencapai 90% maka dapat dikatakan ekonomis, dan

pada tahun anggaran 2018 tingkat rasio ekonomis mencapai 91%

maka dapat dikatakan ekonomis. Karena menurut Mohamad

Mahsun (2016: 187) persentase tingkat rasio ekonomis kurang dari

100% dapat dikatakan ekonomis.

38
Tabel IV.11
Laporan Realisasi Program Pendapatan dan Belanja Tahun
Anggaran 2016 - 2018

Bidang Nama Program % Kegiatan % Kegiatan % Kegiatan


Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Pendapatan Pajak Daerah - - 106,95%
Pendapatan Retribusi Daerah 100,78% 106,19% 112,22%
Pendapatan Pendapatan hasil
Asli Daerah Pengelolaan Kekayaan 110,92% 70,01% -
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-Lain PAD Yang Sah - 78,46% -
Pendapatan Transfer
105,98% - -
Pemerintah Pusat
Bagi Hasil Pajak 111,00% 67,73% -
Pendapatan Bagi hasil Bukan Pajak/
- - 103,29%
Transfer Sumber daya Alam
Dana Alokasi Umum (DAU) 109,95% 104,50% -
Dana Alokasi Khusus (DAK)
- 36,95% -
Non Fisik
Lain-Lain Pendapatan Hibah 173,54% 126,07% -
Pendapatan Pendapatan Lainnya
- 8.408,62% 7.211,26%
Yang Sah
Belanja Belanja Bantuan Sosial
- 33,33% -
Operasi
Belanja Modal Tanah 69,45% 54,86% -
Belanja Modal Peralatan dan
64,25% 75,14% -
Mesin
Belanja Modal Gedung dan
72,87% - -
Bangunan
Belanja Modal Belanja Modal Jalan, Irigasi
75,17% - -
dan Jaringan
Belanja Modal Aset Lainnya 63,24% - -
Belanja Modal BLUD
24,82% 74,57% 57,57%

Belanja Tak Belanja Tak Terduga


- 52,82% 2,24%
Terduga
Sumber : Data Diolah

Berdasarkan Tabel Laporan Program Pendapatan dan Belanja

diatas dapat disimpulkan jika persentase pendapatan lebih dari

100% dan belanja kurang dari 80% maka dapat dikatakan kurang

39
terealisasi dengan baik dalam program Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

4. Tingkat Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomis Menurut Fungsi-

Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Berdasarkan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah melihat dari fungsi-fungsinya dari sudut

pandang atau penilaian efektivitas, efisiensi, dan ekonomi dapat

dikatakan sebagai berikut :

a. Fungsi Otorisasi

Dari segi fungsi otorisasi, otorisasi mengenai Anggaran

Pendapatan dan belanja Daerah belum berjalan dengan baik,

karena adanya realisasi yang kurang dan tidak sesuai dengan

apa yang sudah dianggarkan. Dalam melakukan kegiatan harus

adanya suatu penganggaran yang baik dan sesuai dengan apa

yang harus direalisasikan.

Kendala yang terjadi dalam perencanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagai berikut :

1) Terjadinya kesalahan dalam penganggaran.

2) Lebih banyak mengakomodir belanja pegawai.

40
b. Fungsi Perencanaan

Dari segi fungsi perencanaan, perencanaan mengenai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berjalan dengan baik

dalam merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan sesuai

dengan visi dan misi yang ditetapkan, belum merencanakan

program dan kegiatan dengan baik dalam mencapai tujuan serta

alternatif sumber pembiayaan, belum baik dalam

mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan

yang telah disusun, dan sudah baik dalam menentukan indikator

kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

Kendala yang terjadi dalam perencanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagai berikut :

1) Masih menyalin anggaran tahun lalu.

2) Biaya belanja masih tidak seragam.

3) Pengajuan anggaran masih terlambat.

4) Penganggaran terlalu besar.

5) Proses persetujuan yang masih membutuhkan waktu yang

lama.

c. Fungsi Pengawasan

41
Dari segi pengawasan, pengawasan mengenai Anggaran

pendapatan dan Belanja Daerah belum berjalan dengan baik

dalam penyusunan program dan anggaran, karena

terealisasinya anggaran tidak sesuai target anggaran yang

sudah direncanakan, dan kurangnya pengawasan terhadap

pembelanjaan dan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah sehingga terjadinya overspending dan

underspending dalam membelanjakan anggaran.

Kendala yang terjadi dalam pengawasan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagai berikut :

1) Tidak adanya penetapan jadwal untuk agenda pengawasan.

2) Lemahnya koordinasi antar anggota komisi.

3) Kurangnya pengetahuan anggaran DPRD.

4) Ketidakjelasan pertanggungjawaban dan pelaksana

perjalanan dinas.

5) Kurang pengawasan dalam pembelanjaan dan

pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

42
Sehingga pengawasan hanya sekedar formalitas atau

hanya sekedar kunjungan kerja tanpa ada hasil yang dicapai

atau rekomendasi dari hasil pengawasan tersebut.

d. Fungsi Alokasi

Dari segi alokasi, alokasi mengenai Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah belum cukup baik dalam menciptakan

lapangan pekerjaan, belum mengurangi pengangguran, dan

masih adanya pemborosan sumber daya serta belum

meningkatkan efektivitas perekonomian daerah. Karena terdapat

adanya kelebihan anggaran belanja yang sudah ditetapkan.

e. Fungsi Distribusi

Dari segi fungsi distribusi, distribusi mengenai Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah sudah berjalan dengan baik,

karena dilihat dari pemerintah daerah yang dapat

mendistribusikan sumber penerimaan kepada masyarakat dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

mendistribusikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

43
tidak ada kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

f. Fungsi Stabilisasi

Dari segi fungsi stabilisasi, stabilisasi Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah yang menjadikan anggaran daerah menjadi

alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan

fundamental perekonomian daerah. Dalam stabilisasi Anggaran

pendapatan dan Belanja Daerah tidak ada kendala yang

dihadapi oleh pemerintah daerah untuk memelihara dan

mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian

daerah.

44
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah dengan Pendekatan Value For Money pada Badan

Pengelola keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sumatera

Selatan Tahun Anggaran 2016-2018, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi Sumatera Selatan anggaran tahun 2016-2018 dapat

dikatakan tidak efektif dapat diihat dari rata-rata rasio pada

anggaran tahun 2016 mencapai sebesar 94% (tidak efektif), pada

anggaran tahun 2017 rata-rata rasio mencapai sebesar 92% (tidak

efektif), dan pada anggaran tahun 2018 rata-rata rasio mencapai

sebesar 99% (tidak efektif).

2. Tingkat efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi Sumatera Selatan anggaran tahun 2016-2018 dapat

dikatakan efisien dapat dilihat dari rata-rata rasio pada anggaran

tahun 2016 mencapai sebesar 62% (efisien), pada anggaran tahun

2017 mencapai sebesar 71% (efisien), dan pada anggaran tahun

2018 mencapai sebes ar 74% (efisien).

3. Tingkat ekonomis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi Sumatera Selatan anggaran tahun 2016-2018 dapat

45
dikatakan ekonomis dapat dilihat dari rata-rata rasio pada

anggaran tahun 2016 mencapai sebesar 91% (ekonomis), pada

anggaran tahun 2017 mencapai sebesar 90% (ekonomis), dan

pada anggaran tahun 2018 mencapai sebesar 91% (ekonomis).

46
LAMPIRAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN


ANGGARAN 2016
PtMERINTAH PROVINS! SlJMATERA SELATAN

"='
UllAIAN

FENDAPATAN
LAPORAN REAUSASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BEL.ANJA DAtRAH
UNTUK TA.HUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN JI DESEMBER 2016 DAN 20 15

Ref

4.1.1
ANGGARAN
2016
6,999,251,016,791.91
REALJSASI
1016
6,581, 7IIO,rn,6 76.ll
(%)

9-4.M
lll.AUSASI
l015
5-'90,Al-4 ....1..' 11."
PENDAPATAN ASU DAERAB (PAD) 4.1.l.l l,093,908,308,589.9I 1,546,177~66 S:2.30 l.534,,5l6.-4 I3.,3 15.lO
Pcndapatan~akDeerah 4. 1.1 .1.1 2,91 l.760,715,578.98 2,378,960,064,732.96 81.70 2.324,865, I J).1 6 1.95
Pc:ndapatan Retribusi Dac:nh 4. 1.1.1 .2 18,261 ,896,000.00 18,403,609,038.90 100.78 17.229.JS0,90 1 00
Pendapetan Hasil PcngeloiUJl 4. 1.1 .1.3 56,648,713,230.93 62,837,135,004.93 110.92 60,86 1,027,587 28
Kebyun Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD Yang Sab 4 .1.1.1.4 107,236,983,780.00 85,976,735,571 .87 80.17 I J 1,570.90 1.66-4.97
[PO.'l>APATAN TRANSFER 4.1.l.2 3,903,416,698,202.00 4,022,114,607,509.00 103.04 3.425.JJ9.l 7J..)87.00
Pmdapatan Transf~ Pemerintah Pusat 2,364,824,098,202.00 2.506,312,481,08~.00 105.98 2,3 29, 728.331 .JJO CO
Bagi Hastl Pajak 4 .1.1.2.1 590,575,030,000.00 655,564.086,598.00 111.00 578,42) ,874,71 4 00
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber 4. 1.1.2.2 650,169,579,000.00 63 l, 146,675,948.00 97.07 749,983 ,666,61 6.00
Daya Alam
Dana Alobsi Umum (DAU) 4.1.1.2.3 974,423,345,202.00 1,071,421,391,000.00 109.95 931,915,-470.000.00
Oma Alolcasi Khusus (OAK) 4.1.1.2.4 l 42,363,344,000.00 141,702,517,339.00 99.54 69.405.320,000 00
Dana Alokasi Khusus (OAK) Non 4.1.1.2.4 7,292,S00,000.00 6,477,810,200.00 88 .82 0 .00
Fwk
Pmdapmn Tnmsf~ Pemerintah Pusat 1,538,592,600,000.00 1,515,802,126,424.00 98.52 1,095,610,8-42.0.57.00
• Lairmva
Dana Penyesuaian 4.1.1 .2.5 l ,538,592,600,000.00 1,515,802,126,424.00 98.52 I ,095,610,842,057.00
UIN-LAIN PENDAPATAN DAERAB 4.1.1.J 1,933,010,000.00 14,411,777,111.67 749..54 30.551,475,189.75
Y A.llifG SAB
Pcndapmn Hibah 1,933,010,000.00 3,3S4,520,000.00 173..54 28.558.466,000.00

.........,.
~,l..aionya 0 .00 11,134.257,818.67 2,000,009,809.75

...
- • •-•Aon&ASI
~
BclmjaBanncdanJasa
..... HMI
4.1.l
4.1.l.1
4 .1.2. 1.1
4.1.2.12
4.1.2.1.3
4,496,474,573,009.91
3,650,151,269,181.71
679,540,958,467.00
905,591,430,842. 7 I
2,064,793,627,879.00
◄,o9-C,.C71,311,477.03

3,486,550,394,73 I. 75
655,085,575,419.00
790,131,069,433.75
2,041,107,497,879.00
91.06
95.52
96.40
87 .25
98.85
4-497,189,16'139.ll
3,455,129,2:MJ 2CU(i
776.889,350,576.00
1,040,455.761,571.96
1,638,104,117.973 .00
4. 1.2.14 226,252,000.00 226,252,000.00 100.00 380.000,000,00
. . . . . . . . . Soul
- •-•• _,.AL 4.1.l.l 14',141,303,lll .20 607,74().926,745.ll 71.12 l,CM 1,02l,tle.711.1'
227,312.237,916.00 157,879,664,971 .70 69.45 81,331 .991 .180.00
a.a.;....aTmab 4. 1.2.2.l
4.1.2.2.2 47,956,027,440.00 30,813,151,573.00 64.25 88, I n,089,j()(),00
. . . w...i ...... daoMesin

........................
811111ja1Wi10ecllllldao8,npan

....,..._..,_T_
... .._.MC....._..
l.alaya
4.1 .2.2.3
4.1.2.2.4

4 . l .2.2.5
93,028, J33,781 .00
457,643,624,619.20

2,694,529,200.00
67,787,498,-460.00
344,025,400,563 ..58

2.216,516,800.00
72.87
75.17

82.26
231,148,890,410.00
630,090,477 ,J 73.26

6.26, 710, 71.5.00

...
4.1.2.2.6 1,7.51 ,9811,86.S.OO 1,107,1193,101 .00 63.2~ 4,5 14.224,540.00

4 .12.2.7 15,75.5,762,000.00 3,910,801,276.00 24.82 3,4J7,477.000.00


......... II.VD
...._ ·--
TAKI ltla
t I0,000,000 00 tlO,NO. . . . . , ,,ua...,..•
..... T•T-- .....
4.1.l 110,000.000.00 110.000.000,00 100.00 1,ooa.000.000.00

·-·
m.-,alt,156.N 161,ltl .......,. 93.41 ,n~1.-u,
J.Jt,116,'16,JJI .11 239,116.'76,Jl 1.11 ll,.,_,. .,MJ55
4.1.1.1
- ~TAN
MGIILUIL
239,0l6,976,l21 . I I 239,016,976,321 . I I 10000 11.s.9.S0,01-4,143 _j,S
, . . . .......... Dllnlb
...... .. - - - MN'nJMf DIJANGAN 6,o,Jlt,MJ,IJUO 629.,014,lll,"5.IO tl.lJ 57',359~-
4,1.J.2
627,089,936,:rn .IO 91.09 .574,.573,639,.536.00
,...... ..... x .. ·,·- u 4.1.J.l . l 611,39.5,746,927 .IO
.,_.Lllilmya
I

PaH I 1,71.5,927,024.00
,._._ _ K 4,1 .3.2.2 1.924,096,608.00 1,924,096,601.00 100.00
J?teinnya
1,S7l,J76,6lJ.tlS.O:Z l,6Je,JOl,5tl.MJ.ll IOUI -.n~-•·
ANGGAllAN llf.ALISASI (%) REALISASI
URAIAN Ref
1016 1016 1015

PEMBIAYAAN 4.IA 0.00


PENEIUMAAN PEMBIA YAAN 4. l .4.1 34,281.460, 160.25 "4,A60.,6 ll,l6.1.J6 130.83 J,"79,123,451.8~
Pcnggunaan Si LP A 21,384, 146,501 .64 35,579,268,82 1.76 166.3& 39,970. 12) ,458.8~
Penerimaan Kembali Piutang 12,904,313,658.61 9,:?81 ,344,441.60 71.92 O.CX
PENGELUARAN PEMBIA YAAN 4.1.4.l l,607,665,884,085.l 7 1,600,209,593.770.35 99.54 811,811,227,176.JS
Penyertaan Modal/lnvestasi 4 .1-4.2.1 45,000,000,000.00 45,000,000,000.00 100.00 60.000,000,000.0C
Pemerintah Daerah
Pernbayaran Pokok Pinjaman Dalam 4.1.4.2.2 l ,562,665,084,085.27 1,555,209,593,770.35 99.52 758,811 ,22 7,176 J S
Negeri
Pf.MBIA YAAN NETTO (1 ,573,.l 76,613,915.02) (1,555,.l48,980.506,99) 98.15 (771,141, 163, 717.5~
SiLPA 4.1.5 0.00 64,859,618,385.33 21,.134, 146.55 J.64

GUBERNUR SUMATERA SELATAN

-
H. ALEX NOERDIN
LAMPIRAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN


ANGGARAN 2017
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

(dalam rupiah)

Anggaran Setelah
Ref Realisasl 2017 % Realisasi 2016
NO Uraian Perubahan

1 Pendapatan 4.1.1
2 Pendapatan Asli Daerah 4.1.1 .1
- · 2,378.960,064 ,732.96
3 Pendaoatan Pajak Daerah 4.1.1.1.1 2,911 ,883,386, 175.00 2,835,440,186,799 .80 97 .37
4 4.1.1 .1.2 14 ,542 ,756 ,000 .00 15,442 ,784 ,364 .00 106.19 18,403,609,038 .90
- Pendapatan Retribusi Daerah
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 79 ,561 ,220,650 .00
Daerah yang Dipisahkan 4.1.1.1.3 55 ,702,074,349 .60 70.01 62,837,135,004 93
6 La in-Lain PAD vana Sah 4.1.1.1.4 159,373,633,400.00 125,048,578,790.55 78 .46 85,976,735,571 .87
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6) 3,165,360,996,225.00 3,031,633,624,303.95 95.78 2,546,177,544,348 .66
8
9 Pendaoatan Transfer 4.1.1 .2
10 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat
- - -- -- - ---
11 Bagi Hasil Pajak 4.1.1.2.1 941,801 ,111,400.00 637,875,920. 722 .00 67 .73 655,564 ,086,598.00
12 Bagi Hasil Bukan Paiak/Sumber Daya Alam 4.1.1 .2.2 1,060,812,485,584 .00 869,855,925,257 .00 82.00 631,146,675,948 .00
13 Dana Alokasi Umum (DAU) 4.1.1 .2.3 1,624,813,435,000.00 1,697,897,817,000.00 104.50 1,071,421,391 ,000.00
14 Dana Alokasi Khusus <OAK) Fisik 4.1.1.2.4 169,787,516,000.00 141,479,453,700.00 83 .33 141,702,517,339.00
15 Dana Alokasi Khusus (OAK) Non Fisik 4.1.1.2.5 1,932,473,455,000.00 714,004,254,866 .00 36 .95 6,477,810,200.00
16 Jumlah Transfer Pemerintah Pusat {11 s.d. 15) 5,729,688,002,984.00 4,061,113,371,545.00 70.88 2,506,312,481 ,085.00
17 -
18 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat -
Lainnya
19 Dana Penyesuaian - - - 1,515,802,126,424 .00
20 Jumlah Transfer Pemerfntah Pusat-Lafnn~a {19)
21
- - - 1,515,802,126,424.00

22 Jumlah Pendapatan Transfer (16+201 6,729,688,002,984.00 4,061,113,371,645.00 70.88 4,022,114,607,509.00


23
24 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 4.1.1.3
25 Pendapatan Hibah 4.1.1 .3.1 3,358,000,000.00 4,233,286,734.00 126.07 3,354 ,520,000.00
26 Pendaoatan Lainnya 4.1 .1.3.2 13,069,780,200.71 1,098,987,849,217.01 8,408.62 11,134,257,818.67
27 Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah (25 s.d. 26} 16,427,780,200.71 1,103,221,135,951.01 6,715.58 14,488,777,818.67
28 TOTAL PENDAPATAN (7+22+27) 8,911,476,779,409.71 8,195,968,131,799.96 91.97 6,582,780,929,676.33
29
30 Befanja 4.1.2
31 Belania Operas! 4.1 .2.1
32 Belania Peoawai 4.1 .2.1.a 1,507,607,030,100.00 1,458,701 ,975,762.00 96.76 655,085,575,419.00
33 Belanja Barang dan Jasa 4.1.2.1 .b 1,210,114,980,395.00 1,108,078,001,845.00 91 .57 790,131,069,433.75
34 Belanja Hibah 4.1.2.1.c 1,913,333,641,800.00 1,843,397,614,637.00 96.34 2,041 ,107,497,879.00
35 Belanja Bantuan Sosial 4.1.2.5 600,000,000.00 200,000,000.00 33.33 226,252,000.00
36 Jumlah Belanja Operasi (32 S.D. 35) 4,631 ,655,652,295.00 4,410,377 ,592 ,244.00 95.22 3,486,550,394,731.75
37
38 Befania Modal 4.1.2.6
39 Belania Modal Tanah 4.1.2.6.a 291,896,901,942.00 160,120,740,951 .98 54.86 157,879,664,971 .70
40 Belania Modal Peralatan dan Mesin 4.1.2.6.b 184,160,398,450.00 138,386,423,476.80 75.14 30,813,151 ,573.00
41 Belania Modal Geduno dan Bangunan 4.1.2.6.c 490,235,393,875.00 393,141,847 ,625.00 80.19 67,787,498,460 .00
42 4.1.2.6.d 767,399,317,000.00 617,237,875,310.81 80.43 344,025,400,563 .58
Belania Modal Jalan, lrigasi dan Jarinaan
43 4.1.2.6.e 54,844,627,907.00 54,827,304,957.00 99.97 2,216,516 ,800.00
Belania Modal Asel Tetap Lainnya
44 4.1.2.6.f 2,150,104,500.00 1,975,776,396.00 91 .89 1,107,893,101 .00
Belania Modal Aset Lainnva
45 4.1.2.6.g 15,681,074,900.00 11,692,709,706.00 74 .57 3,910,801 ,276.00
Belanja Modal BLUD
1,806,367,818,574.00 1,377,382,678,423.59 76.25 607,740,926,745.28
46 Jumlah Befania Modal (39 s.d.45)
47
48 Befanja Tak Terduga
1,500,000,000.00 792,256,000.00 52.82 180.000,000.00
49 Belania Tak Terduga 4.1.2.7
1,500,000,000.00 792,256,000.00 52.82 180,000,000.00
50 Jumlah Belanla Tak Terduaa (49)
5,788,552,526,667.59 89.89 4,094,471,321,477.03
51 Jumlah Belanla (36 + 46+ 501 6,439,523,470,869.00
52
53 Transfer 4.1.3
54 Transfer Bagi Hasil Pendapatan 4.1.3.1 239,086,976,321.18
557,736,660,054.28 513,766,114,832.72 92.12
55 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 4.1.3.1 239,086,976,321.18
557,736,660,054.28 613,766,114,832.72 92.12
56 Jumlah Transfer Baal Hasif Pendapatan (551
57
58 Transfer Bantuan Keuam:ian 4.1.3.2
109,913,415,376.00 105,139,666,350.00 95.66 627,089,936,377.80
59 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah D 4, 1.3.2.1
85.73 1,924,096,608.00
2,244.241 ,440.00 1,924,096,608.00
60 ....
....___,_,,.... Transfer Bantuan Keuangan Lainnva 4.1.3.2.2

4
Anggaran Setelah
NO Uraian Ref Realisasl 2017 % Realisasi 2016
Perubahan

61 Jumlah Transfe·r Bantuan Keuangan (59 s.d. 60) 112,157,656,816.00 107,063,762 ,958 .00 95 .46 629,014,032,985.80
--
62 Jumlah Transfer (56 + 61) 669 ,894,316 ,870.28 620 ,829,877,790.72 92 .68 868,101 ,009,306 .98
63 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (51 +62) 7,109 ,417,787,739 .28 6,409,382,404,458.31 90.15 4,962,572 ,330,784.01
64 SURPLUS/DEFISIT (28 -63) 1,802 ,058,991,670.43 1,786 ,585,727,341 .65 99.14 1,620,208,598 ,892 .32
65 Pembiayaan 4.1.4
66 Penerimaan Pembiayaan 4.1.4.1
67 Penggunaan SILPA 4.1.4.1.1 64 ,859,618 ,385 .33 64,859 ,465 ,661 .33 99 .99 35,579 ,268 ,821 .76
-68- Penerimaan Kembali Piutang - - - 9,281 ,344 ,44 1.60
69 Jumlah Penerimaan Pembiayaan (67 s .d. 68) 64,859 ,618,385.33 64,859,465,661.33 100.00 44,860,613,263.36
70
71 Pengeluaran Pembiayaan 4.1.4.2
72 Penyertaan Modal/lnvestas i Pemerintah Daerc 4.1.4 .2.1 7,200,000 ,000.00 7,199,146,283.00 99.99 45.000,000 ,000.00
-
73 Pembal ara n Pokok Pinjaman Dalam Negeri 4.1.4.2 .2 1,859 ,718 ,610 ,055.76 1,803 ,264 ,170,657.86 96.96 1,555,209,593.770.35
74 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan (72 s.d. 73) 1,866,918,610,055.76 1,810,463,316,940.86 96.98 1,600,209,593 ,770.35
75 Pembiayaan Netto (69-74) (1,802,058 ,991 ,670.43) (1,745,603,851,279 .53) 96 .87 (1,555,348,980,506 .99)
76 Sisa Lebih Pembiayaan Anaaaran (64+75)
-- - - . .. --·
. 4.1.5 40,981,876,062.12 64,859,618 ,385 .33

Catatan atas laporan keuangan merupa kan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan pokok

5
LAMPIRAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN


ANGGARAN 2018
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH PROVINS! SUMATERA SELATAN


LAPORAN REALISASI ANGGARAN
U NT UK TAHUN BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

(dalam rvpiah)

NO Uraian Rer Anggar1n Setelah


RealilHI 2018 Reall111I 2017
Perubahan
1 Pendapatan
2 _ Penj!_eltan Aili Oae ra h
- ~:.!:~--
4.1.1.1
- - - ____ ___ ____.__
___ ,___ ______ - --
3 Pendapatan Paj ~k Daer ah - -- -- - - - ---- -· -~-
- _ ~ ..!_.!.:..!_:.!_ _ _ 2,990,093,000,000.00 ~-~-~-~.645,678 .09 106.95 2,835,440,186,799.80
4 Pendapatan Retrit xlsiDaerah 4 1 1 1.2 -- 10,618,399,ooom -- - ---'---'-----'------t--..:....:...:=
11 ,915,489,824 .62 -- -1-12-.2·-2- 1--- - -1-5.·4-4_ 2_,-78-4~.364 -- .oo- •
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan K ekayaan Daerah :..+- -....:..::.:..:....:...:::.,_:.;::.2::..::....:.:.::.:-1
yang Dipisahkan
4.1.1.1.3 86,765,902,171 .00 82,855, 120,642.54 95.49 55, 702,074,J.49.60
~ - Lain-Lain PAD yang Sah 4.1.1.1.4 362 ,113,327,666 14 235,339,456,038 .29 64 .99 125,048 ,578,790.55
7 Jumlah Pendapatan Aili Daer1h (3 1.d. 6) 3,449,590,628,837 .14 3,528,010,712,183.54 102.27 3,031,633,824,303.95
8
9 Pendap1tan Transfer 4.1 .1.2
10 Pend1patan Transfer Pemerlntah Pu11t 4.1 .1.2.1
11 Bagi Hasil Pajak 4.1.1.2.1 .a 832,710,280,807.00 707,050,365,631 .00 84 .91 637,875,920,722.00
12 Bagi Hasil Bukan Paiak/Sumber Daya Alam 4.1 .1.2.1.b 907,055,046,492 .00 936,907,319,894 .00 103.29 889,855,925,257.00
13 Dana Alokasi Umum (DAU) 4.1.1.2.1.c 1.697,897,817,000.00 1,697. 762,032 ,483.00 99.99 1,697,897,817,000.00
14 Dana Alokasi Khusus (OAK) Fisik 4.1.1.2.1.d 356 ,276,110,000.00 J.45 ,416, 117,580.00 96.95 141,479,453,700.00
15 Dana Alokasi Khusus (OAK) Non Fis ik 4.1.1.2.1.e 1,882,746,130,000.00 1,825,881,664,826.00 96.98 714,004,254 ,866.00
16 Jumlah Transfer Pemerlntah Pu11t (11 1.d. 15) 5,876,H5,384,299.00 5,513,017,500,414.00 97.12 4,081,113,371,545.00
17
18 Pendap1tan Transfer Pemerlntah Pu11t . L1lnnya
4.1.1 .2.2
19 Dana Penyesuaian 4.1.1.2.2 64 ,750,000,000.00 64,750,000,000.00
20 Jumlah Transfer Pemerlntah Pu11t-Lainnya 1191 M,750,000,000.00 64,750,000,000.00
21
22 Jumlah Pendapatan Transfer 116+20) 5,741 ,435,384,299.00 5,577,767,500,414.00 97.15 4,061,113,371,545.00
23
24 Lain-Lain Pend1p1tan Oaerah vana Sah 4.1.1.3
25 Pendapatan Hlbah 4.1.1.3.1 5,016,411 ,320.00 4,188,163,778.00 83.49 4,233,286,73-4.00
26 Pendapatan Lainnya 4 .1.1.3.2 435,500,000.00 31,405,018,724.25 7,211 .26 1,098 ,987,849,217.01
27 Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yana Sah 125 1 .d . 211 5,451,911,320.00 35,593,182,502.25 652.H 1,103,221,135,951.01
28 TOTAL PENDAPATAN (7+22+271 9, 196,477,924,45e.14 9, 141,371,395,0119. 79 119.40 I, 195,9H, 131,7119.96
29
30 Belanla 4.1 .2
31 Belin I Qperlll 4.1.2.1
32 Belan a Pegawai 4.1 .2.1.a 1.774,200,010,750.00 1,657,583,970,192.00 93.43 1,458,701,975,762.00
33 Belanja Barang dan Jasa 4 .1.2.1.b 1,506,908,550,153.00 1,375,068,372,158 .94 91 .25 1,108,078,001 ,845.00
34 Selan a Hibah 4.1.2 .1.c 2,449,126,062,605.00 2,193,698,605,052.00 89.57 1,843,397,614,637.00
35 Belan a Bantuan Sosial 4.1.2.1.d 200,000,000.00
~ Jumlah Bel1nj1 Ooera•I 132 s.d. 35)
5,730,234,643,508.00 5,228,350,947,402.94 111.21 4,410,377,592,244.00
37
38 BelanJ1 Modal 4.1.2.2
4.1.2.2.a 165,449,048.689.00 158,483,005,872.00 95.79 160,120,740,951 .98
39 141 1ar1 Iii Modal Tanah
4 .1.2.2.b 240,239,014,336.00 234,233,678,553.05 97.50 138,386,423,476.80
40 It a,, la Modal Peralatan dan Mesin
4 .1.2.2 .c 360,886,221,959.60 330,923,042,841 .60 91 .70 393,141,847,625.00
41 NI a,, la Modal Gaduna dan Ranaunan
4 .1.2.2.d 798,028,873,499.52 700,921,021 ,324.50 87.83 617,237,875,310.81
42 11 1ar1 la Modal Jalan, lriaasi dan Jarinoan
4 .1.2.2.e 64,552,072,000.00 64,145,081,628.00 99.37 54,827,304,957.00
43 141 lal Ill Modal Ase( Tetao Lainnva
4 .1.2.2.f 4,517,900,000.00 4,436,009,000.00 98.23 1,975,776,396.00
it _, a Modal Asel Lainnva
4.1 .2.2.a 23,682,663,065.83 13,634,775,692.00 57.57 11,692,709,706.00
45 II - • Uodlll Bl.UC
4.1.2.2.h 33, 179,620,000.00 30,496,490,857.00 91 .91
48 141 • Ill Modal BOS
1,690,535,413,549.95 1,537,275,105,768.15 90.113 1,377,382,871,423.59
47 Jumlah llalanla Modal (311 s.d.46)
48
49 4.1.2.3
6,000,000,000.00 134,480,200.00 2.24 792,256,000.00
50 4.1 .2.3
6,000,000,000.00 134,480,200.00 2.24 792,256,000.00
51 JunleM • ....._ Tak Jent.-. 1501 91 .07 5,788,552,526,667 .59
7,426,770,057,057.95 6,763,760,533,371.09

.
52 JwaiahBll._..(341+47+511
53

.....
T,..._-.
-
4.1.3
4.1.3.1
4 .1.3.1 1,145,725,100,000.00 1,098,298,247,303.69 95.86 513,766,114,832.72
!II .
t1 ........,. T,_.,_ Hallll Pliak Oaerah
Balli~ flendanatan 1561 1,145,725,100,000.00 1,098,298,247,303.89 95.86 513,7611,114,132.72


NO u,,1111 ,1.,
- Anggaran S11el1h
RHIIHII 2011 % RHIIHII 2017
P11ul)1h1n

511 lransftr 81r1h.1eri K•11•nge n - - 4 ,--;-r- _._


--
60 t ran11fer O~mu!ln '1\.-um",),rn ~111 ' .. ml'ttnlllh n11e,11 4 I 3? I
G>0 ,4118 fiO'i .000 flO 77 ,2 I 2,'.I07 16J 00 771!1 105, 1J9 ,666.J50 00
e, fr3n 11~ 13-,,,ul!n Knv11ng1111 I 11u111y11 4 I 322 ◄ , 11 35 . 205 . 000 00 1,877 .~2 .2&4 00 Je 7:) 1,92 4 ,096,608 00
02 Jumlah Tran1t,r lhrlluan K1utng1n (90 1 d. 11) 104,l2J,771 ,200 00 71,0IJ-4,IH ,427 ,00 7581 107 ,0U,712,ISI .OO
63 Jvmleh Tr1n1ler (&7 • 12) 1,250,0 48,811 ,200 00 I, 177,38J, 138.730.II '4 .11 ll0.821 ,177 ,790 .72
~ JUM LAH Bf!lANJA OAN TR..AN SJ.C R (5, •U) 8,1711,1 18 ,92 8 ,15 7 .IS 7,U I, 143,870,101 .71 11 ,52 8,.01 ,1U ,4CM ,t~ .ll
6~ SURPLUS/OUISll' (11 84) 5 11 ,1158,HII, IH .11 1,200,227, 724 ,191 .01 uo.te I ,7N ,515 ,127,3' I .85
(,6 Pembl•.y••n 4, I .4
67 Ptne r'lma an Pemblayun 4,, 4.1
61! Pe1..ggvnun Sil P A 4 I 4 1 I 40 ,98 1,670 ,002 12 40,929,01 6,27Q 12 9999 &-6 ,1159.~5 .&&1 l3
611 P•~•.-n Ken,t,.,.~ P111111r'Q
:o Juml•h P1n1r1m un Ptmblayun (68 1 !1 , U ) 40,H 1,8711,062 .12 40 ,11211,0111 ,2711. 12 H .17 6A,1,9.4t5,6t1 ll
71
;2 P,ngelvartn P1mbi1y11n 4,1,4,2

,.
73 Penye<11tin M<xl•lllnve111111 Pemerin111h Oaer11h
Pemt,ay~~n Pol.: 01< Pin1am:,n Dalam Negort
4 1 4.2.1
4, 1 4.2 2
70,100,000,000.00
400,540,872 ,260 .J 1
70,099,615,000 00
490,540,872 ,21)().J 1
9999
100 00
7. 199 I~ 28J 00
1,803 ,2&4 , 170,857 5"
1!1 Jutn'-h Pengelva ran PemblayHn (73 1,d. 74) 5110 ,640,11 72,260 .31 5e0,640,417 ,260.l 1 It.It l,110,4t.J ,J18 .MO A
76 PembiayHn Neno (70 -7S) (5111,H6 ,H6, 1H.111) (519,711, 470,1181 . 111) 100.010 (1.74,,IOJ,U1 ,27'1 JJ)
i1 SIH Ltblh PemblayHn A.nooaran 168+711 ) 4.1.5 11110 516 254 016 .12 40,N1 171.ot2. 12

Cal.lllf'I alH laporttn keuangan merupakan bagl11n yang Udak lerplaahkan dar1 laPoran keuangan PokOk

Anda mungkin juga menyukai