Anda di halaman 1dari 13

The Verbal and Non Verbal Dimension of Communication

Kelompok 4

Disusun Oleh :

1. ....
2. ....
3. ....

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Jurusan Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

Malang

2021
Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Istilah

Daftar singkatan
A. Pembahasan

A.1 Pengertian

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi lisan maupun tertulis, istilah
komunikasi sudah sangat familiar bagi siapapun, komunikasi tidak bisa jauh dari kehidupan
sehari-hari manusia, di penerapannya komunikasi dijadikan alat interaksi oleh manusia,
meskipun komunikasi sering kita jumpai dalam kehidupan kita, mungkin masih banyak orang
yang tidak paham mengenai pengertian komunikasi beserta bentuknya itu sendiri.

Secara etimologi komunikasi berasa dari bahasa latin yaitu “cum” atau kata depan yang
berarti “dengan” atau bersama dengan dan kata “umus” atau sebuah kata bilangan yang berarti
“satu”. Sedangkan Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari
bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya “membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih”. Menurut Wilbur
Schramm, komunikasi berasal dari kata communis yang dalam bahasa Indonesia artinya “sama”.
Jadi, jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan kesamaan. Dalam hal ini kesamaan
pengertian satu makna yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain (Effendy, 2004).

Menurut professor Wilbur Schramm (Cangara, 2004) tanpa komunikasi tidak mungkin
terbentuk suatu masyarakat. Sebaliknya tanpa masyarakat, manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi. Berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung
terhadap struktur keseimbangan seseorang dalam masyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen,
manajer, pemerintah dan sebagainya. Analisis pengertian komunikasi dan 5 (lima) unsur
komunikasi menurut Harold Lasswell menyimpulkan bahwa komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada
siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what
effect?). (Mulyana, 2002).
Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi yang menggunakan kata-kata baik


secara lisan maupun tulisan disebut dengan
komunikasi secara verbal. Dalam kehidupan
sehari-hari, hubungan antar manusia banyak
menggunakan komunikais verbal. Komunikasi
verbal dalam hubungan antar manusia ini
seringkali digunakan untuk mengungkapkan
sebuah fakta, perasaan, data, informasi dan
lainnya. Bukan hanya itu, komunikasi verbal
juga digunakan untuk melakukan hubungan
timbal balik antar sesama manusia seperti saling bertukar perasaan dan pemikiran serta saling
berdebat bahkan bertengkar pula.

A2. Prinsip Komunikasi Verbal

Terdapat 3 prinsip yang menjelaskan levih lanjut bagaimana kita menggunakan komunikasi
verbal dan bagaimana hal itu mampu mempengaruhi pelaku dari komunikasi verbal. Yaitu:

1. Interpretasi menciptkana makna

Karena simbol bersifat abstrak, ambigu, dan arbitrer, artinya tidak jelas atau mutlak.
Sebaliknya, kita harus menafsirkan makna simbol. Kami membangun makna dalam proses
berinteraksi dengan orang lain dan melalui dialog yang kami lakukan di kepala kami sendiri.
Proses mengkonstruksi makna itu sendiri bersifat simbolis karena kita mengandalkan kata-kata
dalam memikirkan apa arti sesuatu. 

2. Komunikasi Dipandu Aturan Komunikasi

Aturan komunikasi adalah pemahaman bersama tentang apa yang dimaksud dengan
komunikasi dan jenis komunikasi apa yang pantas dan tidak pantas dalam berbagai situasi.
Untuk sebagian besar, aturan tidak eksplisit atau sengaja dibangun. Selama berinteraksi dengan
keluarga kita dan orang lain, kita secara tidak sadar menyerap aturan yang memandu cara kita
berkomunikasi dan cara kita menafsirkan komunikasi orang lain.
Dua jenis aturan memandu komunikasi. Aturan regulatif dan aturan konstitutif. Aturan
regulatif menentukan kapan, bagaimana, di mana, dan dengan siapa berbicara tentang hal-hal
tertentu. Misalnya, kita mengikuti aturan regulatif untuk bergiliran dalam percakapan. Dalam
konteks formal, kita biasanya tahu untuk tidak menyela ketika orang lain sedang berbicara, tetapi
dalam pengaturan yang lebih informal, interupsi mungkin tepat. Berbicara selama pidato formal
sesuai dalam beberapa konteks, seperti di gereja dan pertemuan tradisional Afrika-Amerika, di
mana umpan balik biasanya dianggap sebagai bukti ketertarikan. Beberapa keluarga memiliki
aturan bahwa orang tidak boleh berdebat di meja makan atau bahwa konflik harus dihindari.
Aturan konstitutif mendefinisikan apa artinya komunikasi dengan memberi tahu kita
bagaimana menghitung jenis komunikasi tertentu. Kita belajar apa yang dianggap sebagai
menunjukkan rasa hormat (memperhatikan), menunjukkan kasih sayang (ciuman, pelukan), dan
bersikap kasar (menguap, membicarakan orang lain). Kita juga mempelajari komunikasi apa
yang diharapkan dari seorang teman (mengekspresikan dukungan), seorang profesional (menjadi
asertif), dan pasangan romantis (mengekspresikan kepercayaan). Kita belajar bahwa pantas
untuk bertepuk tangan ketika seorang pembicara diperkenalkan dan setelah dia menyelesaikan
presentasi. 

3. Tanda Baca Mempengaruhi Makna


Komunikator yang efektif menyadari bahwa orang tidak selalu setuju dengan tanda baca.
Ketika mereka memberi tanda baca secara berbeda, mereka menganggap makna yang berbeda
dari apa yang terjadi di antara mereka. Untuk keluar dari siklus destruktif seperti permintaan-
penarikan, mitra perlu mendiskusikan bagaimana masing-masing dari mereka menekankan
pengalaman. Ini mengingatkan kita pada pedoman yang dibahas sebelumnya: Komunikasi yang
efektif mencakup pengambilan perspektif. Komentar Steven menggambarkan pola permintaan-
penarikan dan kurangnya pengambilan perspektif antara dia dan orang tuanya.

A.3 Jenis Komunikasi Verbal

1. Berbicara dan menulis

Berbicara merupakan komunikasi verbal yang langsung menggunakan vocal contohnya


adalah presentasi dalam perkuliahan, sedangkan menulis merupakan komunikasi verbal yang non
vocal dan contohnya adalah pada saat surat menyurat dengan teman yang jauh atau bahkan
keluarga yang jauh.
2. Mendengarkan dan membaca

Mendengarkan adalah kegiatan mengambil sebuah makna dan pengertian dari apa yang
sudah di dengar sebelumnya. Oleh karena itu, mendengarkan melibatkan unsur mendengar,
memperhatikan, memahami serta mengingat. Sedangkan membaca adalah salah satu cara yang
digunakan untuk memperoleh sebuah informasi dari sebuah tulusan yang dibaca.

A.4 Karakteristik Komunikasi Verbal

1. Jelas dan Ringkas

Sebuah komunikasi berlangsung dengan sederhana, pendek serta secara langsung.


Menggunakan banyak kata-kata dalam komunikasi juga membantu lawan komunikasi menjadi
lebih paham tentang apa yang kita komunikasikan. Dengan berbicara secara lambat juga dapat
mempermudah kata yang kita ucapkan semakin jelas dan mudah dipahami.

2. Perbendaharaan Kata

Menggunakan pilihan kata-kata yang mudah dimengerti untuk digunakan akan


menciptakan keberhasilan dalam komunikasi.

3. Arti Konotatif dan Denotatif

Arti konotatif adalah sebuah pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata,
sedangkan denotatif adalah memberi sebuah makna yang sama dengan kata yang digunakan.

4. Intonasi

Melalui intonasi, komunikator mampu memberi pengaruh mengenai makna dari sebuah
pesan. Dalam sebuah intonasi ini, emosi jug sanggat berperan penting agar mampu
menyampaikan komunikasi dengan baik dan jelas.

5. Kecepatan Berbicara

Komunikasi dapat berhasil juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan dan tempo. Semakin
cepat tempo berbicara seorang komunikator maka sebuah pesan yang ingin disampaikan akan
semakin sulit untuk dipahami.

6. Humor
Bukan hanya emosi yang dikeluarkan dalam komunikasi, namun humor juga. Hal ini
dilakukan untuk membantu mengurangi ketegangan yang terjadi diantara komunikator saat
melakukan komunikasi sehingga meningatkan keberhasilan dalam komunikasi.

A.5 Meningkatkan Efektivitas Dalam Komunikasi Verbal

1. Terlibat Dalam Perspektif Ganda

Pedoman paling penting untuk komunikasi verbal yang efektif adalah untuk terlibat
dalam perspektif ganda. Perspektif ganda melibatkan mengenali sudut pandang orang lain dan
memperhitungkannya saat Anda berkomunikasi. Komunikasi yang efektif bukanlah kinerja
tunggal tetapi interaksi antara orang-orang. Kesadaran orang lain dan sudut pandang mereka
harus tercermin dalam cara kita berbicara. Misalnya, seseorang yang menggunakan perspektif
ganda ketika berbicara dengan seorang wanita yang memiliki masalah mungkin menyadari
bahwa banyak wanita lebih menghargai empati dan mendengarkan suportif daripada nasihat.
Pembicara publik harus menghormati nilai-nilai pendengar. 

2. Memiliki Perasaan dan Pikiran Anda

Perasaan dan pikiran kita dihasilkan dari bagaimana kita menafsirkan komunikasi orang
lain, bukan dari komunikasi mereka sendiri. Orang lain kadang-kadang memberikan banyak
pengaruh pada bagaimana kita merasa dan bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Namun
mereka tidak secara langsung menyebabkan perasaan kita. Meskipun cara kita menafsirkan apa
yang orang lain katakan dapat membuat kita merasakan hal-hal tertentu, kita tidak dapat
meminta mereka bertanggung jawab atas perasaan kita. Dalam hubungan dengan orang-orang
yang manipulatif atau disfungsional, Anda mungkin merasa berguna untuk berkomunikasi
dengan cara yang tidak memungkinkan orang lain dan yang menjaga integritas Anda atau
meninggalkan hubungan sebelum membahayakan kesejahteraan Anda sendiri.

3. Berusaha Untuk Akurasi dan Kejelasan

Karena simbol bersifat arbitrer, abstrak, dan ambigu, potensi kesalahpahaman selalu ada.
Selain itu, perbedaan individu dan budaya dapat menyebabkan kesalahpahaman. Meskipun kita
tidak dapat sepenuhnya menghilangkan kesalahpahaman, kita dapat meminimalkannya.

4. Waspadai Tingkatan Abstraksi


Kesalahpahaman kecil kemungkinannya terjadi ketika kita sadar akan tingkat abstraksi.
Banyak kebingungan hasil dari bahasa yang terlalu abstrak. Bahasa abstrak tidak selalu tidak
disarankan. Seperti yang telah kita lihat, bahasa abstrak memungkinkan kita untuk
menggeneralisasi, yang perlu dan berguna. Tujuannya adalah untuk menggunakan tingkat
abstraksi yang sesuai dengan tujuan dan situasi komunikasi tertentu. Kata-kata abstrak tepat
ketika pembicara dan pendengar memiliki pengetahuan konkret yang sama tentang apa yang
sedang dibahas.

5. Kualifikasi Bahasa
Cara lain untuk meningkatkan kejelasan komunikasi adalah dengan mengkualifikasikan
bahasa. Dua jenis bahasa harus memenuhi syarat. Pertama, kita harus mengkualifikasikan
generalisasi agar kita tidak menyesatkan diri kita sendiri atau orang lain. Kedua, kita juga harus
memenuhi syarat bahasa ketika menggambarkan dan mengevaluasi orang. Evaluasi statis terdiri
dari penilaian yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak berubah atau membeku dalam
waktu.
B. Penutup

Kesimpulan Pembahasan
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai