Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Komunikasi Interpersonal

Kelompok:
Nailul Himam (4119008)
Muhammad Farid (0000000)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SANS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tidak tepat
pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada teman kelompok dan semua pihak yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Komunikasi Interpersonal.
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun,
demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Jombang, 21 November 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial dan seluruh aktivitasnya dalam kelompok
sosial, komunitas, organisasi dan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak lepas dengan yang Namanya interaksi dengan yang lainnya. Oleh karenanya
manusia tidak lepas dari suatu Tindakan komunikasi.
Di samping itu, untuk menjalin manusia yang tidak individualisme, perlu
saling pengertian antara sesame tetangga dan masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini
komunikasi interpersonal memainkan peran dalam kehiduan sehari-hari, apalagi di
zaman sekarang ini. Manusia yang hidup pada zaman sekarang ini cenderung
hidupnya individual.
Komunikasi merupakan suatu dua arah yang menghasilkan pertukaran
informasi dan pengertian antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi merupakan
kebutuhan hakiki dalam kehidupan umat manusia. Karena tanpa komunikasi, manusia
cenderung individualisme, saya ya saya kamu ya kamu.
Setiap individu memiliki cara berfikir yang berbeda, terutama dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Ada yang bersikap santai, ada yang bersikap
cuek seperti tidak memiliki masalah, bahkan ada yang mensikapi sesuatu dengan
emosi. Hal ini di pengaruhi karena masing-masing individu memiliki karakteristik
yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan terkadang semua itu menjadi
masalah dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sering menjadi penghambat dalam
menciptakan komunikasi yang efektif, sikap emosional yang berlebihan bagi masing-
masing individu saat menghadapi situasi tertentu dapat memperburuk proses
komunikasi. Suatu ketika terdapat sedikit masalah yang sebenarnya sepele, dan
mestinya bisa diselesaikan dengan baik. Akan tetapi jika disikapi dengan emosional,
maka hal itu akan menjadi bumerang dan akan memperkuat ego dari individu tersebut
yang akan berdampak pada terhambatnya proses komunikasi yang efektif.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang di maksud dengan Efektivitas Koimunikasi Interpersonal?
3. Apa sajakah tujuan dari Efektivitas Komunikasi Interpersonal?
4. Bagaimana model-model dari Efektivitas Komunikasi Interpersonal?
5. Bagaimana caranya melakukan Komunikasi Interpersonal yang efektif

1.3 Tujuan Penulisan


2. Mengetahui pengertian dari Efektivitas komunikasi interpersonal
3. Memahami tujuam Efektivitas Komunikasi Interpersonal
4. Menjelaskan model-model Efektivitas Komunikasi Interpersonal
5. Mengetahui cara melakukan komunikasi interpersonal yang efektif

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna, namun di samping
itu secara tidak langsung saya dan teman saya mendapatkan pengetahuan yang baru
karena membaca referensi untuk Menyusun malakah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Efektivitas Komunikasi Interpersonal


Komunikasi Interpersonal merupakan aktivitas manusia sehari-hari yag mana
disitu tidak hanya komunikasi yang diterapkan, namun menerapkan etika dalam
penyampaian komunikasi. Setiap orang menginginkan komunikasi yang baik dan
tidak merugikan kedua belah pihak dalam artian tidak menyinggung perasaan.
Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik
berupa verbal  (kata-kata)  maupun non verbal (gerakan) oleh seseorang kepada
orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara
lisan, maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai
dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima),
sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilaksanakan.
Adapun Efektivitas dalam penyampian komunikasi yaitu:
1. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang
efektif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang
menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi
dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai
dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan
sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerja sama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan kualitas
hubungan antar manusia.

2. Empathy
Empathy (empati) adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita
untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam
membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan
meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan
cara dan sikap yang akan memudahkan penerima atau komunikan
menerimanya.
3. Audible
dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita
harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik
dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan), sehingga
dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.
5. Humble
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya antara lain :
sikap melayani, sikap menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik,
tidak sombong, dan memandang rendah orang lain, berani mengakui
keslalahan, rela memaafkan, lemah lembut, dan penuh pengendalian diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal


Tujuan Dari Komunikasi Interpersonal sebagai berikut:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Ketika berkomunikasi dengan orang kita bisa membahas apa saja, termasuk
hal yang berhubungan dengan diri sendiri. Hal ini akan lebih mengetahui
perihal
dirinya sendiri dan juga terhadap orang lain.
2. Mengetahui lingkungan sekitar
Tanpa komunikasi terhadap seseorang maka apa yang kita temukan di
sekitar tidak mengetahui secara pasti. Misalnya, Ketika ada sebuah
kecelakaan di jalan dan kita baru sampai ke tkp maka yang kita tanyakan
perihal kronoligi. Dan tentunya butuh komunikasi yang baik.
3. Hubungan yang harmonis dan
Dengan komunikasi yang baik kita dapat menciptakan keharmonisan baik di
dalam keluarga maupun tetanggga, tentunya tidak lepas dari didikan orang
tua yang mana anak merekan apa yang dikatakan orang tua terhadap orang
lain.
4. Menghilangkan stress
Salah satu metode untuk menghilangka stress yaitu mengajak teman untuk
mengobrol apapun itu,

2.3 Model Komunikasi Interpersonal


 Model komunikasi Lasswell adalah salah satu model komunikasi linear
yang dikembangkan oleh Harold D. Lasswell (1948). Model ini terdiri dari
sejumlah pertanyaan penting yang dapat dijawab tentang situasi komunikasi
yakni WHO – SAYS-WHAT – IN WHAT CHANNEL – TO WHOM – WITH
WHAT EFFECT. Sejatinya teori ini ditujukan untuk menggambarkan proses
komunikasi massa, namun menurut Barbour dan Goldberg (1974) model ini
dapat digunakan untuk menganalisa situasi komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelompok.
 Model Komunikasi Shannon-Weaver Model komunikasi yang dirumuskan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver (1948) adalah model komunikasi
yang dirancang secara khusus untuk menjelaskan transmisi informasi
melalui telepon. Model ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan
beberapa elemen yang terdapat dapat situasi komunikasi interpersonal.
 Model Komunikasi Devito Joseph A. DeVito menyatakan bahwa komunikasi
interpersonal adalah interaksi verbal maupun nonverbal yang terjadi antara
dua atau lebih orang yang saling bergantung satu sama lain. DeVito
mengembangkan sebuah model komunikasi yang didasarkan pada perspektif
transaksional dimana setiap partisipan komunikasi secara simultan berperan
sebagai pembicara dan pendengar. DeVito lebih lanjut menjelaskan bahwa di
saat kita mengirimkan pesan, kita juga menerima pesan yang berasal dari
komunikasi yang kita lakukan sendiri dan reaksi yang diberikan oleh lawan
bicara.
2.4 Melakukan Komunikasi Interpersonal yang Efektif
Meningkatkan Hubungan Komunikasi interpersonal juga harus mampu untuk
menciptakan dan meningkatkan hubungan yang positif terhadap teman atau sahabat,
keluarga, atau teman bisnis. Tujuannya adalah untuk mempermudah setiap pihak
melakukan komunikasi. Selain itu hubungan yang terjalin dengan baik juga akan
menciptakan citra atau gambaran yang baik dimata publik. Melakukan komunikasi
yang baik Komunikasi interpersonal juga akan efektif bila kedua pihak yang
berkomunikasi saling menghormati dan saling menghargai setiap informasi yang
disampaikan. Sikap saling menghormati tentunya akan menguntungkan kedua pihak
karena komunikasi akan berjalan tanpa adanya. Menyampaikan informasi yang
gampang didengar atau juga disebut sebagai informasi yang audible juga sangat
berguna untuk menciptakan komunikasi yang memiliki efektifitas. Ketika informasi
atau pesan yang disampaikan mudah didengar dan dipahami oleh lawan bicara, maka
informasi tersebut tidak perlu diulang-ulang penyampaiannya sehingga terjadi sebuah
komunikasi yang efektif dan berjalan sesuai rencana.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara orang – orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik verbal maupun nonverbal. Hal ini dapat mencakup semua aspek
komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, bercerita dan
sebagainya.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi
interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan,
begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan
penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-
tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima,
penyeraan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai