Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
Tentang Topik,Tema, dan Kerangka karangan

DOSEN PEMBIMING:
M. Yunis, S.S M.Hum
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1.Arfan Hanafi 1910613057
2.Rizki Alhidayat 1910612071
3. Sugit Aditiya 1910611071
4. Citra Vlorentino 1910612084
5.Paijah Hasibuan 1910613034
6.Fani Anisa Putri 1910612059
7.Wilda Oktavianty 1910612022
8.Ayu Sri Wahyuni 1910611135

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG


FAKULTAS PETERNAKAN
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggap kami susun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan
berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan membantu
membuat makalah ini.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah


pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup
memperbaiki bentuk maupun tingkatan isikan masalah sehingga menjadi makalah
yang memiliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbataan ilmu maupun pengalaman kami, kami percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karna itu kami sangat berharap saran
dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, Oktober 2019

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ketika mempelajari bahasa indonesia kita akan di hadapkan dengan istilah


topik, tema ataupun judul ketika membuat sebuah karangan ataupun sejenisnya.
Adanya tema atau topik suatu karangan merupakan hal yang sangat di perlukan
untuk kerangka tulisan awal sebelum memulai menulis. Ini di karenakan topik
atau tema ini merupakan acuan untuk menuangkan isi pikiran atau ide menjadi
sebuah tulisan. Adanya topik atau tema ini juga berguna untuk mencegah sebuah
tulisan yang di buat melenceng dari apa yang di inginkan dan menghasilkan
sebuah karangan yang di inginkan oleh penulis.
Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan seagai ujung tombbak sebuah
karangan karna dengan judul yang menarik maka pembaca akan merasakan
penasaran dan tentunya ingin membaca isi dari karangan tersebut. Atau dapat kita
katakan juga, dengan adanya judul maka secara tidak langsung kerangka tersebut
akan menjadi menarik bagi pembaca untuk mengetahui apa isi kerangka tersebut.
Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam hal tema, topik dan judul maka
sangatlah penting untuk mencapai sebuah karangan atau tulisan yang baik dan
pastinya menarik.
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian topik?


2.Bagaimana membuat sebuah topik yang baik?
3.Apa pengertian tema?
4.Apa yang di maksud dengan kerangka karangan?
5.Apa saja pola sebuah karangan?
1.3 Tujuan

1.Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.


2.Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka
karangan.
3.Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka
karangan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik

2.1.1 Definisi Topik

Topik berasal dari bahasa yunani “Topoi” yang berarti tempat. Dalam
kegiatan menulis pokok pembicaraan atau sesuatu menjadi landasan suatu artikel
di sebut topik.
2.1.2 Jenis-Jenis Topik

a. Topik tunggal adalah topik yang hanya membicarakan satu topik saja.

b. Topik ganda adalah topik yang membahas suatu masalah yang kemdian
dikembangkan sehingga mengarah kepada masalah lainnya.

2.1.3 Syarat-syarat Topik

1. Topik harus sesuai dengan latar blakang pengetahuan,pendidikan, atau


bidang keahlian penulis.

2. Topik harus diketahui dan dipahami penulis

3. Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui maksud dari topik yang


dipilh.

4. Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatatasannya.

5. Topik itu harus menarik perhatian.

6. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

7. Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsipilmiahnya.

8. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

2.1.4 Sumber Topik

Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan hendak
menulis apa, rasanya semua yang ada menariik dan kebanyakan sudah di tulis oleh
orang lain, namun sebenarnya masih banyak hal yang dapat di jadikan topik
tulisan. Untuk membantu menetukan pokok, menurut Wayne N. Thompson dalam

5
rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menentukan sumber topik dengan cara
sebagai berikut:
1.Pengalaman pribadi.
a) Perjalanan.
b) Tempat yang pernah di kunjung.
c) Kelompok anda.
d) Wawancara dengan tokoh.
e) Kejadian luar biasa.
f) Peristiwa lucu.
2.Hobi dan keterampian.
a) Cara melalukan sesuatu.
b) Cara kerja sesuatu.
3.Pengalaman pekerjaan atau profesi.
a) Pekerjaan tambahan.
b) Profesi keluarga.
4.Pelajaran sekolah atau kuliah.
a) Hasil-hasil penelitian.
b) Hal-hal yang perlu di teliti lebih lanjut.
5.Pendapat pribadi.
a) Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklam, siaran radia atau televisi
dan lain sebagainya.
b) Hasil pengamatan hasil.
6.Peristiwa hangat atau pembicaraan publik.
a) Berita halaman muka surat kabar.
b) Topik tajuk rencana.
c) Artikel.
d) Materi kuliah.
e) Penemuan mutakhir.
7.Masalah abadi.
a) Agama.
b) Pendidikan.
c) Sosial dan masyarakat.

6
d) Problem pribadi.
8. kilasan biografi.
a) Orang-orang terkenal.
b) Orang-orang berjasa.
9.Kejadian khusus.
a) Perayaan atau peringaatan.
b) Peristiwa yang erat kaitanya dengan perayaan.
10.Minat khalayak.
a) Pekerjaan.
b) Hobi.
c) Rumah tangga.
d) Pengembangan diri.
e) Kesehatan dan penampilan.
f) Tambahan ilmu.
g) Minat khusus.
2.1.5. Tahap Penulisan
1. Memilih kata dan istilah kata sehingga gagasan dapat dipahami
pembaca.
2. Kalimat-kalmat harus disusun menjadi paragraf-paragraf yang
memennuhi persyaratan. Tulisan ini harus ditulis dengan ejaan yang berlaku
disertai dengan tanda baca yang digunakan secara cepat.
3. Di samping itu masih harus diketahui bagaimana menuliskan judul,sub
judul, kutipan, cacatan kaki, dan daftar pustaka, teknik pengetikan dan
sebagainya.
2.1.6 Pembahasan Topik

Topik adalah segala yang ingin di bahas. Ini dapat berarti bahwa penulis
sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu di perhatikan
dalam memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi.
2. Cukup menarik untuk di bahas.
3. Dikenal dengan baik.

7
4. Bahannya mudah di peroleh.
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah
langkah sebagai berikut:
1. Tetapkan topik yang ingin di bahas dalam suatu kedududkan sentral.
2. Ajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu
masih bisa diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang
sampai di peroleh topik yang sangat khusus.
3. Tetapkan yang mana dari perincian tadi yang aka di pilih.
4. Ajikan pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu di perinci lebih lanjut
atau tidak demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang
sangat khusus.
2.1.7 Kriteria Topik yang Baik.

Pada tahap ini tentu kita sudah menentukan topik yang akan
dikembangkan menjadi suatu karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkan apakah
topik tersebut menarik untuk dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu untuk
menuliskan ya sebagai sebuah karangan? Untuk menentukan topik yang baik,hal –
hal berikut ini yang dapat dijadikan tolak ukur :
1. Topik harus sesuai latar belakang penulisnya.
Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai
materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat anda.
Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskanya.
Selain itu jika anda menarik menuliskannya tentu akan membuat anda
semangat untuk mencari referensinya
3. Topik harus manarik minat pembaca.
Percuma saja menulis sesuatu yang kira –kira tidak membuat orang
tertarik untuk membacanya.meskipun minat baca seseorang tentulah
berkaitan dengan latar belakang pengetahuanya,akan tetapi jika anda
menulis sesuatu yang baru ,eksotis,menyodorkan alternatif
lain,menimbulkan rasa ingin tau,membuat orang terlibat emosional dan hal
eksotis ini akan menarik orang untuk membacanya.

8
4. Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain.
Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan
anda sendiri,untuk itu sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu
5. Topik harus dibatasi ruag lingkupnya.
Topik yang terlaluluas akan menyulitkan anda sendirii dan akan menyita
banyak waktu anda.llagi pula pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal
ini akan membuat tulisan anda akan berele-tele..
2.1.8 Cara Membuat Topik.

Sebelum menganggkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang


harus benar –benar mengetahui pokok permasalahanya.agar pembicaraan
pengarang tidak ngelantur,hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana.
dengan itu akan diperoleh salah satu aspek untuk diangkat menjadi pokok
pembahasan karangan .contoh berikut adalah cara untuk mempersempit topik
supaya lebih sepesfik dari topik sebelumnya:
a) Menurut tempat : negara tertentu lebih khusus dari pada dunia : jakarta
lebih terbatas dari pulau jawa. Topik “pulau jawa sebelum indonesia
merdeka “lebih sempit menjadi” jakarta sebelum indonesia merdeka “.
b) Menurut waktu /periode/zaman :”kebudayaan indonesia “dipersempit
menjadi “seni patung pada jaman kerajaan hindu “.
c) Menurut hubungan sebab-akibat :”dekadensi moral dikalangan muda
mudi”dapat dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya krisis moral
dikalangan muda mudi”.
d) Menurut pembagian bidang kehidupan manusia:
politik,sosial,ekonomi,kebudayaan,agama,kesenian, dll. Karangan
tentang”usaha pemerintah dalam bidang ekonomi” diperkusus
menjadi”kebijaksanan diregulasi dibidang ekonomi selama ganti”
e) Menurut aspek khusus umum: individual kolektif:”pengaruh siaran
televisi terhadap kaum tani dijawa timur”dapat dipersempit
menjadi”pengaruhh siaran televisi boyolali
f) Menurut objek material dan obek formal. Objek mahterial ialah bahan
yang dibicarakan,objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita
tinjau ,misalnya :”kesussastraan indnesia (objek material) ditinjau dari

9
sudut gaya bahasanya(objek formal). Kepemimpinan ditinjau dari sudut
pembentukan kader–kader baru, kelurga berencana ditinjau dari segi
agama.
2.1.6.Tujuan Penulisan.

Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan


penulisan. Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik
karangan tertuntu. Pada dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan
atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bersifat informatif.
Adapun tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Topik: Pentingnya Menjaga Perdamaian
Judul: Damai Itu Indah
Tujuan Umum: Argumentasi
Tujuan Khusus:
a) Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi
ketenangan dan kenyamanan dalam kehidupan kita.
b) Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai
membuat kehidupan menjadi lebih indah.
c) Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.
2.2 Tema

2.2.1.Pengaertian Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “theitenai”, yang berarti sesuatu yang
telah di uraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat
pertama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang
mengarang tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan
disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan
dari penulisan artikel itu.
Tema yang baik
1. Tema menarik perhatian penulis
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan
penulis berusaha terus menerus mencari data untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan di

10
dorong terus menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis
tersebut sebaik-baiknya.
2. Tema di kenal atau diketahui dengan baik
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prisip-prinsip ilmiah
diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah
yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga
mencari data melalui penelitian, obserfasi, wawancara dan
sebagainya, sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu
bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai
pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya
sebagai latar belakang masalah tadi,, maka ia sanggup
menguraikan tema tersebut sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah
bahannya cukup tersedia disekitar kita atau tidak. Bila cukup
tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai
sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkup
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum
cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih
bijaksana kalau dibatasi ruang lingkup.
2.2.2.Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan

Tema berarti suatu pokok pemikirn atau gagasan pokok atau ide suatu hal,
salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan sebuah rumah
merupakan fondasi. Pokok pemikiran tertentu yang akan di sampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan.Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan
jelas sehingga isi karangan akan dapat di pahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu
memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan.

11
Berdasarkan, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu
kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul, dan tema.
Topik : upaya mengatsi tawuran antar pelajar .
Judul : dapat disesuaikan denga selera penulis.
Contoh :
1. Tawuran lagi,tawuran lagi ..... pusing!
2. Tawura pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3. Tawuran antar sesama pelajar dapat merusakmoralitas anak bangsa.
Tema : upaya mengatasi krminalitas ara pelajar bukanlah semata-mata
tanggungjawab aparat kepolisian saja,melainkan juga mejadi tanggung jawab
orangtua para plajar. Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa
bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling dibutuhkan adalah
adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang beragama yang memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral. Bahwa kita semua adalah
makhluk hidup haruslah hidup damai dan berdampingan.
Sepert dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam peulisannya agar
penulis tidak melantur atau melenceg dari pokok bahasan yang utama. Dengan
membuat satu karanan yng efektif.
2.3 Kerangka Karangan

2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan


gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara
gagasan-gagasan yang ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana
menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan
menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama
dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai
suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan
sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut
outline, sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut sebagai
outline final.

12
Kerangka karangan dapat membatu pengarang atau penulis dalam hal-hal
seperti berikut:
a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya
b. Membatasi pengarang menulis karangannya
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran
yang telah diterapkan.
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-
beda di dalam karangannya juga menata detail karangan, dan
e. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat
intisari ide serta struktur suatu karangan
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan.

Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka
kalimat.
1. Kerangka topik
Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak dipakai adalah kerangka
topik. Kerangka topik terdiri atas kata, frasa koma, atau klausa, yang didahului
dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan.
Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak
lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap.
Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas dari
pada yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada
akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul dan sub bab.
2. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila
outline telah selesai, kerangka kalimat itu dapat di dapatkan menjadi kerangka
topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul sub
bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kaliamat dan kerangka
topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantang
mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul
sub bab.

13
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan
Antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian
kode yang berupa huruf dan angka. Bagian utama biasannya di dahului dengan
angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (sub
bagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya
menggunakan angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya
untu makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks di dalam
karangan yang benar-benar seperti skripsi,thesis, disertasi, dan buku.
2.3.3. Pola Penyusun Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan
waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena makaian pendekatan
berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati
sesuatu berdasarkan logika.
a. Pola alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang
berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Oleh karena itu, urusan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua
yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1. Urutan ruang
Yang dimaksud denganurutan ruang adalah pola uraian yang
menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah
dan seterusnya. Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau
ruang umpmanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini
contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Sumatera
A. Banjir di Sumatera Selatam
1. Daerah Lahat
2. Daerah Pendopo
B. Banjir di Sumatera Utara

14
1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
2. Urutan waktu
Ururan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan)
suatu peristiwa atau kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun berupa
rangkian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan
waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat
divariasikan dengan susunan terbaik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh karangka karangan yang memakai urutan waktu
di bawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Gus Dur
1. Jati diri Gus Dur
2. Pendidikan Gus Dur
3. Karier Gus Dur
4. Akhir Hidup Gus Dur
Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang
terdiri dari satu alinea, dapat diperluas menjadi empat alinea, dapat
diperluas menjadi empat Bab, bahkan bisa dibuat menjadi satu buku.
Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.
b. Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatam
berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam
yaitu bergantung pada sudut pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-
akibat, pemecahan masalah dan umum-khusus.
1. Contoh urutan klimaks
Topik : Kejatuhan Soeharto
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di dalam masyarakat
iii. Kerusuhan sosial dimana-mana
iv. Tuntutan reformasi menggema
v. Kejatuhan yang tragis

15
2. Conto urutan sebab-akibat
Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di tanah tinggi
2. Penyebab kebakaran
3. Kerugian yang di derita masyarakat
4. Rencana rehabilitasi fisik
3. Contoh urutan pemecahan masalah
Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakaiannya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
2.2.1 Gangguan kesehatan masyarakat
2.2.2 Gangguan kriminalitas
3. Upaya mengatasi bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan saran
4.Contoh urutan umum-khusus
Topik : Komunikasi lisan
1. Komunikasi dan Bahasa
a. Bahasa lisan
b. Bahasa tulis
2. Komunikasi lisan dan perangkatnya
a. Kemampuan bahasa
1. Olah vocal
2. Volume dan nada suara
b. Kemampuan akting
1. Mimik muka
2. Gerakan anggota tubuh
3. Praktik komunikasi

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup

3.1.1 Kesimpulan

Dengan ini menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan
karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah
dengan judul yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca
menjadi nilai tambahan bagi seluruh karangan tersebut.
Menentukan judul yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan topiknya
jangan sampai bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah yang
sudah ditentukan dalam perumusan sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah
topik, tema, dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam
pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar
tertata dan sesuai dengan yang diinginkan dari awal penulisannya.
Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai oleh penulis minimal
prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema yang menarik
perhatian penulis, tema yang dikenal atau yang diketahui dengan baik, bahan-
bahanya dapat diproleh, tema dibatasi ruang lingkup. Dan judul yang baik adalah
harus relevan, harus provokatif, dan harus singkat.

3.1.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

17
Oleh karena itu, segala kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat
diharapakan untuk menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSAKA

18
Wayne, N. Thomson. 1999. Menentukan sumber topik. Jakarta:Akademika.
Akhadiah, Sabari. 1988. Pembinaan kemampuan menulis bahasa indonesia.
Jakarta:Erlangga.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:Akademika
www.academia.edu/27809573/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_TOPIK_D
AN_PEMBATASANNYA

19

Anda mungkin juga menyukai