Anda di halaman 1dari 4

RESUME PEDAGOGIK 1

A. Pengertian Pedagogik

Pedagogik dalam bahasa Belanda ialah paedagogiek, sedangkan dalam bahasa Inggris pedagogy. Pedagogik
sendiri dalam bahasa Yunani kuno berasal dari dua kata, yaitu pedos yang artinya anak laki-laki dan agogos yang berarti
mengantar, membimbing, atau memimpin. Kemudian dari dua kata tersebut terbentuklah istilah paedagogos yang artinya
seorang pelayan atau pembantu laki-laki pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak
majikannya ke sekolah, dan selalu membimbing atau memimpin anak-anak majikannya. Namun setelah berkembangnya
zaman, istilah pedagogik yang semula berarti pembantu berubah menjadi pendidik.

Di sisi lain, ada juga pedagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak yang kemudian berbubah menjadi
pedagogie atau pedagogi yang berarti praktik pendidikan anak atau praktik mendidik anak. Kemudian terbentulkah isitilah
pedagogik yang artinya ilmuu pendidikan anak atau ilmu mendidik anak.

Pedagogik mengandung pengertian ilmu pendidikan. Saudagar dan Idrus (2009:33) menuliskan bahwa pedagogik
adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antarpendidik dengan peserta
didik. Menurut Sukardjo dan Komaruddin (2009:7) mengemukakan bahwa pedagogik atau ilmu medidik adalah ilmu atau
teori yang sistematis tetang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk sampai ia mencapai kedewasaan.

Surya (2010:24) mengemukakan bahwasannya pedagogik adalah teori tentang bagaimana sebaiknya pendidikan
dilaksanakan dan dilakukan sesuai kaidah-kaidah mendidik, tentang sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, metode, media pendidikan yang digunakan sampai kepada menyediakan
lingkungan pendidikan tempat proses pendidikan berlangsung. Sedangkan Sadulloh (2010:2) mengemukakan bahwa
pedagogik sebagai suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya
mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan, serta hakikat proses pendidikan.

Pedagogik yang cenderung melihat persoalan pendidikan semata-mata sebagai masalah-masalah teknik di dalam
kelas. Namun untuk memberikan pemahaman perbedaan pedagogi dengan pedagogik, bisa dijelaskan dari tabel berikut :

No Pedagogi Pedagogik

1. Seni mengajar. Pedagogi sebagai seni merupakan Ilmu mengajar. Pedagogik sebagai ilmu mengajar bisa
bakat seseorang. Setiap orang mempunyai dipelajari setiap orang. Sebagai sebuah ilmu mengajar,
perbedaan seni dan gaya dalam mengajar. Oleh pedagogik akan terus berkembang. Orang yang
karena itu agak sulit memaksakan seorang mempunyai bakat mengajar (pedagogi) harus
pendidik meniru seni mendidik orang lain. Biarlah memahami pedagogik, agar tujuan pembelajaran
setiap pendidik, mendidik dengan seni dan gayanya tercapai. Bakat atau seni mengajar saja tidak cukup
sendiri. Gaya atau seni tersebut bisa tanpa dibarengi dengan penguasaan pedagogik.
dimaksimalkan melalui ilmu mengajar.

2. Pendidikan yang menekankan praktek, Ilmu pendidikan (teori) yang menitik-beratkan kepada
menyangkut kegiatan mendidik dan membimbing pemikiran perenungan tentang pendidikan. Suatu
yang dilakukan oleh orang dewasa. pemikiran bagaimana mendidik dan membimbing anak.

Sebagai calon guru, selain memahami pedagogik, perlu juga mengetahui empat kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Dimana salah satunya ialah kompetensi pedagogik. Dalam undang-undang No.14 tahun 2005 pada
pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi dalam mengajar untuk menunjang pribadi
guru agar menjadi guru yang profesional. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah:
a. Kompetensi pedagogik Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian Adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi sosial Adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat.
d. Kompetensi profesional Adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.
Dalam UU guru dan dosen, kompetensi pedagogik sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2 merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi :

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,


2. Pemahaman terhadap peserta didik,
3. Pengembangan kurikulum atau silabus,
4. Perancangan pembelajaran,
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
6. Pemanfataan teknologi pembelajaran.
7. Evaluasi hasil belajar, dan
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Secara tradisional istilah pedagogi adalah seni mengajar. Sementara dilihat dari pedagogi modern, dilihat dari
hubungan dialektis yang bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni. Beberapa definisi yang
terkait pengertian pedagogi sebagai ilmu dan seni menurut Sudarwan Danim (2010: 54-55) antara lain:

a. Pengajaran (teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentranformasikan konten pengetahuan, merangsang
mengawasi dan menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, pengertian ini menempatkan
guru pada posisi sentral.
b. Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan
meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan
c. Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala factor lain yang ikut mendorong minat pedagogi. Hubungan ini
bisa bermakna siswa dibimbing guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap dibawah bimbingan
guru.
d. Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, sebagaimana
dikembangkan di lembaga pendidikan formal dan nonformal. Sekolah merupakan salah satu bagian dari total spektum
pengaruh pendidikan.

Kesimpulan : cara guru dalam mengajar da mengatur sistem pembelajaran di kelas dengan tetap memperhatikan
interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik.pedagogik juga diartikan sebagai suatu pemikiran atau
pengetahuan mengenai pelaksanaan proses pendidikan yang sesuai dengan dengan kaidah-kaidah mendidik yang
harus dimiliki oleh seorang guru untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik di sekolah. Jadi, pedagogi yang
efektif mencoba menggabungkan alternative strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual,
memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang koduksif dan pengakuan atas
perbedaan penerapan pada semua pelajaran.

B. Objek Pedagogik
Dapat dirumuskan bahwa objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dapat dialami manusia. Objek studi
ilmu dibedakan menjadi objek material dan objek formal. Objek material merupakan suatu yang dipelajari oleh suatu
ilmu dalam wujud materinya. Sedangkan objek formal ialah suatu bentuk yang khas atau spesifik dari objek material yang
dipelajari oleh suatu ilmu.
Objek metarial pedagogik adalah manusia, objek material ini sama halnya dengan pbjek material psikologi,
sosiaolosi, ekonomi, dan lainnya. Namun pedagogik mempunyai objek formal tersediri, yang spesifik dan berbeda
daripada objek formal psikologi, ekonomi, dan lainnya. Objek formal psikologi adalah proses mental dan tingkah laku
manusia. Objek formal ekonomi ialah pemenuhan kebutuhan hidup manusia melalui proses produksi, distribusi, dan
pertukaran. Sedangkan objek formal pedagogik ialah fenomena pendidikan atau situasi pendidikan.
Objek Ilmu Pendidikan
Objek ilmu pendidikan dapat dibedakan antara objek material dan objek formal. Objek material ilmu pendidikan
adalah peserta didik, sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang yang membutuhkan
bimbingan dari orang dewasa sebagai pendidik. Sedangkan objek formal ilmu pendidikan adalah perbuatan (tindakan)
mendidik orang dewasa sebagai pendidik yang ditujukan kepada peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.
Langeveld dan Driyakarya sepakat, bahwa objek pedagogi atau ilmu pendidikan, ialah fenomena pendidikan,
yaitu gejala yang tampak, dihayati, dirasakan, diekspresikan, atau mengekpresikan diri dalam kehidupan manusia sehari-
hari. Dalam kaitan ini tersirat bahwa tugas ilmu pendidikan merupakan analisis ilmiah terhadap suasana pendidikan
(fenomena pendidikan), dan sekaligus merupakan analisis ilmiah terhadap keterlaksanaan pembentukan dan pemberian
arah kepada suasana itu.
Menurut Jusuf Djajadisastra dan Sutarja (1983) suasana atau situasi pendidikan adalah “situasi pergaulan yang
diciptakan dengan sengaja karena ada satu tujuan pendidikan yang hendak dicapai, yaitu suatu nilai yang hendak
disampaikan kepada anak sebagai anak didik dari orang dewasa (mungkin orang tua, guru) sebagai pendidik”.
Situasi pendidikan meliputi berbagai tindakan, aktivitas atau sikap dan perlakuan orang dewasa sebagai pendidik
yang sengaja ditampilkan dalam rangka membimbing, atau memimpin anak ke arah tujuan yang diharapkan. Oleh karena
situasi pendidikan itu terdiri atas tindakan-tindakan, maka Jusuf Djajadisastra dan Sutarja berpendapat bahwa yang
menjadi objek ilmu pendidikan itu adalah “tindakan pendidikan”, yaitu “suatu tindakan yang diciptakan dengan sengaja
oleh orang dewasa sebagai pendidik dan dilancarkan terhadap anak sebagai anak didik, dengan maksud agar dapat dicapai
suatu tujuan pendidikan tertentu”.
Tindakan pendidikan adalah berbagai kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam upaya memfasilitasi
atau memimpin peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tindakan pendidikan yang dilakukan guru dalam
proses pembelajaran (khususnya di sekolah) adalah membimbing, mengajar, dan/atau melatih.

C. Ruang Lingkup Pedagogik


Ruang lingkup ilmu pendidikan atau aspek-aspek yang dikaji dalam ilmu pendidikan meliputi hal-hal berikut.
1. Hakikat Pendidikan, yaitu sebagai proses memanusiakan manusia.
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan, yaitu terkait dengan landasan religius atau filosofis yang dijunjung tinggi masyarakat
atau bangsa suatu negara, dan harapan-harapan yang terkait dengan perkembangan potensi, kemampuan, dan
kepribadian peserta didik.
3. Perbuatan (tindakan) mendidik, yaitu seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan, perlakuan, dan sikap yang ditampilkan
oleh pendidikan pada saat berinteraksi dengan peserta didik. Dapat juga diartikan sebagai kegiatan guru dalam
mendidik peserta didik, yang meliputi bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan.
4. Pendidik, yaitu seseorang yang melaksanakan perbuatan mendidik, baik orang tua, guru, ustadz, kyai, ataupun orang
dewasa lainnya yang memiliki komitmen untuk mendewasakan anak.
5. Peserta Didik, yaitu seorang individu yang belum dewasa, yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah
kedewasaan.
6. Materi Pendidikan, yaitu menyangkut berbagai aspek kehidupan yang disampaikan kepada peserta didik, agar mereka
memiliki pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya.
7. Metode Pendidikan, yaitu berbagai cara atau upaya yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta
didik.
8. Evaluasi Pendidikan, yaitu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses atau hasil belajar peserta didik, dalam
rangka pengambilan keputusan.
9. Fasilitas Pendidikan, yaitu menyangkut sarana-prasarana yang mendukung terselenggaranya proses pendidikan.
10. Lingkungan Pendidikan, yaitu tempat (wilayah) terselenggaranya pendidikan,yang meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Lingkungan pendidikan diartikan juga sebagai keadaan atau suasana yang dipandang
berpengaruh kepada proses atau hasil pendidikan.
D. Daftar Pustaka
Buku :
Kurniasih, Imas. 2017. KUPAS TUNTAS KOMPETENSI PEDAGOGIK Teori dan Praktik. Jakarta : Kata Pena hlm.78-79
Rifma. 2016. Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru. Jakarta : KENCANA hlm.9-11
Sadulloh Uyoh. 2011. dkk. 2011. Pedagogika. Bandung: Alfabeta.
Salahudin, Anas, Drs., M.Pd., Filsafat Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.
Sarinah. 20115.Pengantar Kurikulum. Yogyakarta : Deepublish hlm.111-113
Tim Dosen Pedagogy. 2016. PENGANTAR DIDAKTIK. Yogyakarta : K-Media hlm.6
Tri Herlambang, Yusuf. 2018. Pedagogik (Telaah Kritis Ilmu Pendidikan Dalam Multiperspektif). Jakarta: Bumi Aksara

Jurnal:
Abdurrahman.2018. Urgensi Pedagogik dalam Pembelajaran dan Implikasinya dalam Pendidikan.Jurnal pendidikan
Islam. 3(1): 84-85
Hiryanto. 2017. PEDAGOGI, ANDRAGOGI DAN HEUTAGOGI SERTA IMPLIKASINYA DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Jurnal Pendidikan. XXII(01) : 66
Hamdani. 2017. Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Mengajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada
Mata Pelajaran Fikih di MAN 2 Model Medan. Jurnal Ansiru. 1(1) : 49

Anda mungkin juga menyukai