Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yasmin

NIM : 170641164
Kelas : SD17.15
Mata Kuliah : Pedagogika
RESUME 4
ARAH PENDIDIKAN MANUSIA

A. Tujuan Pembelajaran
Persoalan pendidikan yang kita hadapi sekarang ini sebenarnya terjadi karena adanya krisis paradigma, yaitu adanya
kesenjangan atau ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dengan paradigma yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Disini, paradigma diartikan sebagai pola pikir atau cara kerja. Sebagai contoh, kalau kehidupan masa depan
menuntut kemampuan memecahkan masalah baru secara inovatif, apa yang diajarkan pada anak-anak kita di sekolah adalah
menghafal atau memecahkan masalah-masalah lama secara lebih baik. Kalau masa depan menuntut pola perilaku yang unik
dan divergen, apa yang ditanamkan pada anak-anak kita sekarang adalah pola perilaku yang konformistik dan seragam. Begitu
juga, kalau masa depan menuntut kemampuan kerjasama dengan sesama teman, apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita
sekarang adalah kompetisi dan persaingan. Dengan ungkapan singkat, paradigma apa yang melandasi sekaligus mewarnai
pembelajaran selama ini kiranya menjadi wahana penting menganalisis sekaligus memecahkan masalah pembelajaran.
Berdasarkan pemikiran diatas tersebut, kajian dan penelusuran terhadap paradigma yang melandasi dan menjadi pola
dalam penyelenggaraan pembelajaran merupakan kajian penting. Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian
belajar dan mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa
kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lainnya. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam
kelas yang pada dasarnya mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan
membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu, pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan guru
dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai kurikulum.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.

B. Tujuan Kognitif
Tujuan pembelajaran berhubungan dengan perubahan perilaku yang harus dimiliki setelah siswa memanfaatkan media
pembelajaran yang kita kembangkan.Pemahaman merupakan salah satu dari enam kategori pengelompokan (taksonomi)
tujuan pendidikan pada aspek kognitif. Taksonomi yang dikenal adalah taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom
mengelompokkan tujuan kognitif ke dalam enam kategori yang mencakup pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan/informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri.
Dalam hal ini, seseorang diharapkan untuk menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata
sendiri.
Pemahaman dikaitkan dengan kecocokan dan susunan informasi. Suatu konsep, prinsip-prinsip, prosedur serta fakta dapat
dipahami jika objek matematika tersebut menjadi bagian dari suatu jaringan internal. Lebih rinci, matematika dapat dipahami
jika gambar mental menjadi suatu bagian dari jaringan informasi. James Hiebert (1992:67) menyatakan bahwa “pemahaman
konsep adalah pengaitan antara informasi yang terkandung pada konsep yang dipahami dengan skemata yang telah dimiliki
sebelimnya”. Itu berarti, tingkat pemahaman ditentukan oleh banyakya jaringan informasi yang dimiliki individu dan kuatnya
hubungan antarsubjaringan. Suatu ide (konsep) matematika dihubungkan kedalam jaringan yang ada dengan lebih kuat atau
lebih banyaknya keterkaitan.
Teori pemhaman yang dikemukakan Hiebert dan Carpenter didasari atas tiga asumsi. Pertama, pengetahuan
direpresentasikan secara internal. Kedua, terpadat relasi antara repesenrasi internal dan representasi eksternal dan ketiga
representasi internal saling terkait. Pemhaman sangat penting untuk menjamin pebelajar dapat memecahkan masalahnya secara
sempurna.
Efforts to solve problem must be preceded by efforts to u nderstand it (Simon, 1996: 94). Uupaya menyelesaikan masalah
harus diawali dengan memahami masalah. Perkin & Unger ( Regulth, 1999: 95) menyatakan bahwa understanding is
knowledge in thoughtful actionn. Pemahaman merupakan landasan keterampilan pemecah masalah, karena keterampilan
pemecahan masalah tidak lepas dari tindakan yang didasari oleh berpikir secara medalam.
Domain kognitif sebagaimana temuan Bloom terdiri atas enam bagian sebagai berikut (Bloom, 1956) :
1. Ingatan/Recall
Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai
pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
2. Pemahaman
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat diatas pengetahuan dan
merupakan tingkat berpikir yang rendah.
3. Penerapan
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang
baru dan menyangkut penggunaan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi
daripada pemahaman.
4. Analisis
Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu
memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih di
mengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun
penerapan.
5. Sintesis
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola
struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat
berpikir yang lebih tinggi leboh dari kemampuan sebelumnya.
6. Evaluasi
Mengacu kepada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuam tertentu. Evaluasi
merupakan tingkat kemampuan berpikir yang tinggi.
Tujuan pembelajaran kognitif dirancang untuk meningkatkan pengetahuan individu, tujuan kognitif berhubungan dengan
gambaran pemahaman, kesadaran, dan wawasan. Misalnya, dengan gambaran sebuah planet, siswa dapat mengidentifikasi
planet tersebut, yang ditunjukan secara verbal atau tertulis atau siswa akan dapat mengevaluasi teori yang berbeda asal
mula tata surya seperti yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk membandingkan dan mendiskusikan secara lisan atau
tertulis mengenai kekuatan dan kelemahan masing-masing teori. Tujuan kognitif mencakup pengetahuan atau ingatan
informasi, pemahaman atau pemhaman konspetual, kemampuan utntuk menerapkan pengetahuan, kemampuan untuk
menganalisa suatu situasi, kemampuan untuk mensistesis informasi dari siatuasi tertentu, kemampuan untuk mengevaluasi
situasi tertentu, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

C. Tujuan Afeksi
Tujuan afektif dirancang untuk mengubah sikap seseorang. Tujuan afektif mengacu pada sikap, apresiasi, dan hubungan.
Misalnya, dengan diberi kesempatan untuk bekerja dalam tim dengan beberapa orangd ari berbagai agama, siswa tersebut akan
menunjukan peningkatan positif dalam sikap terhadap non-diskriminasi antar pemeluk agama, yang diukut dengan daftar
periksa dimanfaatkan/diselesaikan oleh anggota non-tim.
Tujuan afeksi terbaggi dalam lima kategori sebagai berikut :
1. Penerimaan
2. Pemberian respons
3. Penilaian
4. Pengorganisasian
5. Karakterisasi
Ketika merumuskan tujuan pembelajaran dalam domain afeksi, Krathwohl dkk (dalam Kirk, 2012) mendefinisikan domain
afeksi sebagai tujuan pembelajaran yang menekankan perasaan, emosi, atau tingkat penerimaan atau penolakan. Tujuan afektif
berbeda-beda mulai dari perhatian yang bersifat sederhana sampai dengan fenomena untuk kualitas yang kompleks tetapi
secara internal sesuai dengan kualitas karakter dan kesadaran. Domain afektif bersentuhan langsung dengan minat, sikap,
apresiasi, nilai-nilai, dan emosi.
Adapun gambaran langkah-langkah dalam taksonomi dapat dijabarkan mulai dari tahapan sederhana sampai pada tahapan
yang kompleks, seperti berikut :
Penerimaan : mengikuti segala sesuatu secara selektif
Tanggapan : menanggapi stimulus
Penilaian : memberi penilaian dan kelayakan sesuatu
Organisasi : membuat konsep nilai dan memecahkan perbedan nilai-nilai yang ada
Internalisasi : integrasi nilai-nilai ke dalam sistem yang mengontrol perilaku

D. Tujuan Psikomotor
Dalam tujuan psikomotor, bahan ajar cetak dapat digunakan untuk mengajarkan langkah atau prinsip dalam keterampilan
psikomotor dan untuk menunjukkan posisi sesuatu yang sedang bergerak, atau cara memegang suatu objek. Tujuan
psikomotor berkenaan dengan keterampilan motorik peserta didik menggunakan alat dan bahan dalam melakukan kegiatan
penyelidikan. Tujuan ini diukur dengan memberikan tes psikomotor pada akhir seluruh rangkaian pembelajran. Dalam ranah
psikomotor, peserta didik berpotensi memiliki kemampuan melakukan gerakan-gerakan fisik yang menunjang keaktifan
mereka pada setiap rangkaian pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan dalam kehidupans ehari-haro di lingkungan sekitarnya.
Tujuan psikomotor dirancang untuk membangun keterampilan fisik misalnya siswa dapat mengendarai sepeda roda dua
tanpa bantuan dan tanpa jeda seperti yang ditunjukkan di kelas olahraga. Tindakan yang menunjukkan kemampuan motorik
halus seperti kemampuan menggunakan alat masak, atau tindakan yang menunjukkan kemampan motorik kasar seperti
penggunaan tubuh dalam tarian atau penampilan fisik.
Tujuan psikomotor terbagi dalam lima kategori, sebagai berikut (Dave, 1970) :
1. Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respon, serupa dengan yang diamati. Mengurangi
koordinasi dan kontrol otot-otot syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
2. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan
suatu penampilan, melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya
meniru tingkah laku saja.
3. Ketetapan
Menekankan kecermatan, proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi
dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
4. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau
konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda.
5. Pengalamiahan
Menuntut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakan yang
dilakukan secara rutin. Pengalahmiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

E. Kesimpulan
Proses belajar mengajar pada intinya merupakan proses interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam melaksanakan interaksi tersebut diperlukan kompetensi guru dalam melakukannya agar
tercipta suatu proses yang efektif. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar atau hasil
belajar siswa. Hasil belajar tersebut dalam dilihat dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
 Dalam ranah kognitif, peserta didik berpotensi utnuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan amsalah-
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
 Dalam ranah afektif, peserta didik berpotensi memiliki sikap positif terhadap kemandirian belajar dan keterampilan
sosial yang dapat diterapkan ketika mengalami permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya.
 Dalam ranah psikomotor, peserta didik berpotensi memiliki kemampuan melakukan gerakan-gerakan fisik yang
menunjang keaktifan mereka pada setiap rangkaian pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan dalam kehidupans ehari-
haro di lingkungan sekitarnya.
Dalam konunikasi, terdapat tiga dampak dasar komunikasi, yaitu :
1. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan yang kognitif.
2. Menumbuhkan perasaan tertentu, mmenyampaikan pikiran, ide atau pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif.
3. Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut sebagai tujuan psikomotorik.
F. Daftar Pustaka

Buku :
Afiattresna Octavia, Shilphy.2019.Sikap dan Kinerja Guru Profesional.Jakarta : Deepublish
Agus Susanto, Harry.2015. Pemahaman Pemecahan Masalah Berdasarkan Gaya Kognitif. Yogyakarta : Deepublish
Fima Setiawan, David.2018. Prosedur Evaluasi dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Deepublish
Martawijaya, Agus. 2016. MICROTEACHING.Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal.Makassar : CV.Masagena
Noorhayati Sutisno, Aliet. 2016. Pengantar Didaktik. Yogyakarta : K-Media
Prastomo, Andi. 2018. Sumber Belajar& Pusat Sumber Belajar. Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah.Depok :
Prenamedia Group
Salamah Zainiyati, Husniyatus.2017.Pengembangan Media Pembelajaran berbasis ICT, Konsep dan Aplikasi pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : KENCANA
Suardi, Moh.2018.Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta : Deepublish
Suprapto, Tommy. 2009. Teori & Manajemen Komunikasi. Jakarta : MedPress
Yaumi, Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter : Landasan, Pilar, dan Implementasi.Jakarta : KENCANA

Anda mungkin juga menyukai