Anda di halaman 1dari 28

UJIAN TENGAH SEMESTER

“PROFESI PENDIDIKAN”

Disusun Oleh :

ELSHA MELINDA

(06101381823058)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr.H.Fuad Abd.Rachman, MPd.

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Soal

1. Coba Anda jelaskan , hakikat dari


Pendidikan
Pengajaran
Pembelajaran
Pendidik
Tenaga Kependidikan
Peserta didik.
Jawab :

 Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Achmad Munib, 2004: 142).

Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang


terencana, yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda, yang
nantinya adalah tugas seorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah potensi–
potensi yang dimiliki peserta didiknya sehingga mampu berkembang menjadi
manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik,


manusia–manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki
kepribadian yang lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan
tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah hidup
bangsa, dan ideologi negara tersebut.

Di Indonesia dikenal istilah Pendidikan Nasional, adapun yang dimaksud


dengan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai–nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana yang
tercantum di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Pengajaran
Dalam melaksanakan tugasnya secara professional. Guru/ Pendidik memerlukan
wawasan yang mantap akan kegiatan belajar mengajar, mengetahui dan memiliki
gambaran secara menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar, serta
langkah-langkah apa yang perlu sehingga tugas-tugas keguruannya bisa dilakukan
dengan baik dan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Semua itu dapat kita lihat, dan mulai dari pengertian dan hakikat pengelolaan
pengajran. Dalam hal ini Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) belajar-mengajar.
Di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Tugas dan tanggung jawab
utama seorang guru/ pengajar adalah mengelolah pengajaran dengan lebih efektif,
dinamis, efesien, dan positif yang diandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan
aktif di antara dua subjek pengajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah
serta pembimbing, sedangkan peserta didik terlibat aktif (yang mengalami) untuk
memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

Pengajaran itu juga merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan sistemik
yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak
bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara
teratur, saling bergantung, dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan pengelolaan
pengajaran yang baik. Pengelolaan pengajaran yang baik harus dikembangkan
berdasarkan pada prinsip-prinsip pengajaran. Ia harus mempertimbangkan dari segi
dan strategi pengajaran, dirancang secara sistematis, bersifat konseptual tetapi
praktis-realistis dan fleksibel, baik yang menyangkut masalah interaksi pengajaran,
pengelolaan kelas, pendayagunaan sumber belajar (pengajaran), maupun penilaian
pengajaran yang memadai bagi seorang guru/ pendidik/ calon guru. Jadi, pengelolaan
pengajaran adalah proses mengendalikan, dan mengatur, dan memenejemeni proses
pengajaran (proses belajar-mengajar).

Pengelolaan pengajaran pada hakikatnya mengacu pada suatu upaya untuk


mengatur/ mengendalikan/ memenejemeni aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan tujuan pengajaraan
sehingga tercapai lebih efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan penentuan
strategi, dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian.

 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun 2003). Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar. Proses
belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 7).

Hamalik (2004: 27) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau


memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.Dalam
kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari
kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan
belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.

Istilah pembelajaran merupakan suatu perkembangan dari istilah pengajaran.


Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik
untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah),
pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru
merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. Kegiatan pembelajaran
bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan
belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar
dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, kegiatan pembelajaran lebih kompleks
lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.

Menurut Mudhofir (1987:30) pada garis besarnya ada empat pola


pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan
alat bantu/ bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini
sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan
menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola (guru + alat
bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai
bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan
memperagakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola (guru) + (media)
dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru,
yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat memanfaatkan
berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat menggantikan guru
dalam pembelajaran. Dan keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran
jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.
Berdasarkan pola-pola pembelajaran tersebut diatas, maka membelajarkan itu tidak
hanya sekedar mengajar (seperti pola satu), karena membelajarkan yang berhasil
harus memberikan banyak perlakuan kepada siswa. Peran guru dalam pembelajaran
lebih dari sekedar sebagai pengajar (informator) saja, akan tetapi guru harus memiliki
multi peran dalam pembelajaran.

 Pendidik
Dari segi bahasa, pendidik, sebagaimana dijelaskan oleh WJS. Poerwadaminta
adalah orang yang mendidik, yang berarti bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa inggris dijumpai kata
seperti teacher yang berarti guru ataumengajar, atau guru yang mengajar. Dalam
bahas Arab dijumpai kata ustadz, mudarris,mu’allim, dll. Kata ustadz yang bearti
guru, jenjang dibidang itelektual, pelatih, penulis dan penyair. Adapun kata Mudarris
berarti guru. Dengan demikian, kata penidik secara fungsional menunjukkan kepada
seseorang yang melakukan kegiatan dalam bidang pengetahuan,keterampilan,
pendidikan, dan pengalaman.

Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang lazim digunakan di


masyarakat,diantaranya seperti Ahmad Tafsir, mengatakan bahwa pendidik dalam
Islam, sama denganseperti anak didik. Selanjutnya ia mengatakan bahwa dalam Islam
orang yang bertanggung jawabtersebut adalah orangtua. Tanggungjawab itu
disebabkan oleh dua hal: pertama, qodrat, karenaorangtua ditakdirkan
betrtanggungjawab mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan keduaorangtua,
yaitu orangtua kepentingan terhadap kemajuan perkmbangan anaknya.Pendidik di
sekolah adalah pendididk yang kedua secara teoritis, mereka menghadapi halyang
sama dengan yang dihadapi orang tua di rumah, yaitu masalah kekurangan
waktu.Tanggung jawab sekolah sekarang lebih besar dari pada jaman dahulu karena
guru di sekolah harus mengambiln alih sebagian tugas pendidik yang tadinya
dilakukan oleh orang tua di rumah.

 Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugasnya ialah
melaksanakan pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada suatu satuan pendidikan. Seperti halnya tenaga pendidik, tenaga kependidikan
juga berkewajiban untuk membantu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Ia pun harus harus dapat menjadi
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan, sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dalam melaksanakan sistem administrasi
sekolah, keberadaan tenaga kependidikan sangatlah penting, mulai dari pengelola
perpustakaan, bagian keuangan, sampai padabagian kebersihan sekolah, merupakan
satu kesatuan sinergis yang membawa sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.

Tenaga kependidikan dapat pula disebut sebagai tenaga penyelenggara


pendidikan. Kepala Sekolah dapat pula dimasukkan ke dalam tenaga kependidikan,
karena ia menyelenggarakan pendidikan dan menduduki jabatan struktural.

 Peserta didik
Hakekat Peserta Didik menurut ilmu filosofi adalah menuntut pemikiran secara
dalam, luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang
Peserta Didik. Menurut Raka Joni, menyatakan bahwa hakikat peserta didik
didasarkan pada 4 hal yaitu:

a. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pendidikan sesuai dengan wawasan


pendidikan seumur hidup.
b. Memiliki potensi baik fisik maupun psikologi yang berbeda-beda sehingga
masing-masing peserta didik merupakan insan yang unik.
c. Pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi.
d. Pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungan
Peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal
maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan
tertentu.

Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik
merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru
(belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu
lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah
yang belajar setiap saat.

    Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang memiliki potensi


tertentu dengan bantuan pendidik (guru), ia mengembangkan potensinya tersebut
secara optimal . Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang
mengikuti pendidikan dilihat dari tatanan makro. Menurut UU no.20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum
dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006)

    Peserta didik menunjukkan seseorang manusia yang belum  dewasa yang akan
dibimbing oleh pendidiknya untuk menuju kedewasaan. Peserta didik adalah
komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam
proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.

    Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta
didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan
potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang
tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik dalam
kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya lah
segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukkan.

2. Coba Anda jelaskan makna dari


Profesi

Profesional

Profesionalitas

Profesionalisasi

Profesionalisme
Profesi Kependidikan

Jawab :

 Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",


yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kesehatan, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.
Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walau demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang
menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju
profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya,
sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu
profesi.

 Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang


dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh
kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau
definisi dari profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan
suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan
menurut keahliannya. Jadi dapat disimpulkan profesional yaitu orang yang
menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya.
 profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu
profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk melakukan tugas-tugasnya. Berbeda dengan pengertian
profesionalisme yang merupakan sebutan yang mengacu pada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas keprofesionalannya. Pengertian
profesionalitas lebih menggambarkan suatu keadaan derajat keprofesian
seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas. Profesionalitas dapat dipandang sebagai suatu paham
tentang komunikasi pengetahuan yang langsung terwujud dalam pembelajaran
dan pengalaman individu atau kelompok. Bentuk komunikasi yang dimaksud
tidak hanya menjalankan arus utama pada lembaga sosial, tetapi juga langsung
pada spesialisasi lembaga pendidikan dan pelatihan. Profesionalitas bukanlah
suatu konsep yang sederhana sebab merupakan bagian dari hubungan dengan
masyarakat, sehingga pelaksanaan akan membawa perubahan langsung, pada
manajemen yang baik dan benar, yang akan berarti juga merupakan suatu
masalah yang sangat serius. Profesionalitas mengacu pada sikap profesional
para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan
keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.
 Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan
status dan peningkatan kemampuan praktis. Aksentasinya dapat dilakukan
melalui penelitian, diskusi antar rekan seprofesi, penelitian dan
pengembangan, membaca karya akademik terkini, dsb. Kegiatan belajar
mandiri, mengikuti pelatihan, penataran, studi banding, observasi praktikal,
dan lain-lain menjadi bagian integral upaya profesionalisasi.
 Profesionalisme Arti dari profesionalisme sama dengan orang yang hidup
dengan cara mempraktekkan keterampilan yang mereka miliki dan terlibat
dengan kegiatan yang sesuai dengan keahliannya tersebut. Profesionalisme
sama dengan orang yang menjalankan profesi atau pekerjaan tapi sesuai
dengan keahlian. Karena di Indonesia sendiri ada cukup banyak pekerja yang
tidak sesuai antara sekolah, pekerjaan dengan keahlian mereka. Untuk arti dari
profesionalisme menurut beberapa ahli, berarti mendefinisikan diri mereka
sebagai perangkat atribut yang dibutuhkan untuk menunjang tugas supaya
sesuai standar kerja yang diinginkan. Ada juga yang memberikan arti
profesionalisme sebagai gambaran bentuk kemampuan untuk mengenali
kebutuhan masyarakat, memprioritaskan pelayanan, menyusun agenda dan
mengembangkan program pelayanan sesuai kebutuhan.
 Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang
lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh
nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti
sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu
dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan
baik.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
Jadi Profesi Kependidikan adalah satu kegiatan atau pekerjaan sesuai
keahliannya yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik agar bisa
berperan aktif dalam hidupnya sekarang dan masa datang.

3. Coba Anda jelaskan perkembangan profesi kependidikan di Indonesia,


dari zaman penjajahan sampai dengan sekarang, dengan memberikan
contoh dan ciri khas masing-masing.
Jawab :

Pada zaman penjajahan, guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa
Indonesia. Profesi guru sangat disegani penguasa kolonial Hindia Belanda
bersama dengan profesi dokter, jaksa, dan pengacara. Orang yang diangkat
menjadi guru belum pernah berpendidikan khusus profesi keguruan. Secara
perlahan tenaga guru ditambah dengan mengangkat lulusan dari sekolah guru
(kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo pada tahun 1852.

Jauh sebelum adanya pendidikan formal di Indonesia sebenarnya sosok seorang


guru sudah dikenal dikalangan masyarakat. Guru dianggap sebagai seseorang
yang memiliki kebijaksanaan, kearifan, dan berpengetahuan luas. Guru juga
dikenal mempunyai dedikasi tinggi dalam pengajaran. Pada masa itu guru lebih
diidentikan sebagai pemuka-pemuka agama. Guru mendidik dan mengajarkan
ajaran-ajaran moral dan kepribadian kepada para murid-muridnya di pusat-pusat
pendidikan non-formal pada masa itu. Seperti pesantren, masjid, kuil, ataupun
wihara-wihara yang biasanya dijadikan sebagai tempat beribadah. Pada intinya
tugas seorang guru pada masa itu bertujuan untuk membentuk karakter pribadi.

Guru di Masa Sekarang (Pasca Proklamasi dan Reformasi)

Setelah proklamasi kemerdekaan, orde lama, pendidikan dijadikan sebagai


salah satu aspek untuk membentuk manusia Indonesia yang merdeka seutuhnya.
Hal ini dalam artian melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu pendidikan yang
membodohkan yang dilakukan oleh Belanda. Pada saat itu profesi guru manjadi
primadona bagi masyarakat. Bahkan negara kita mampu mengekspor guru untuk
menjadi tenaga pendidik di negara tetangga. Pada saat itu profesi guru lebih
mengandalkan pada idealisme dan dedikasi.

Hal demikian juga terus berlangsung hinga pada masa orde baru. Bahkan
dengan begitu tingginya idealisme dan dedikasi seorang guru maka munculah
sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”. Hal ini dikarenakan apa yang diberikan oleh
seorang guru tidak sebanding dengan apa yang diterimanya. Bahkan juga menjadi
guru bukan merupakan sebuah profesi melainkan hanya sebuah pekerjaan yang
lebih rendah dibandingkan profesi maupun pekerjaan yang lain.

Setelah era reformasi nasib guru mendapatkan perhatian lebih dari


pemerintah. Salah satunya adalah dengan program sertifikasi guru yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan profesionalitas seorang guru. Berbagai
macam ujian kompetensi dilakukan untuk menjadi seorang guru yang profesional
dan dihargai lebih secara materi. Hanya dengan mengikuti pelatihan selama
beberapa hari sertifikat guru profesional pun bisa disandang. Lalu hanya dengan
waktu kurang lebih dua jam kompentensi seorang guru dapat diukur, lulus atau
dibawah standar.
Dicermati lebih jauh perhatian pemerintah ini nampaknya lebih
mementingkan penilaian fungsi pengajaran daripada fungsi pendidikan itu sendiri.
Tugas seorang guru adalah sebagai seorang pendidik dan pengajar. Merujuk dari
ujian-ujian yang diadakan oleh pemerintah tersebut nampaknya hanya bisa
menilai dari fungsi sebagai seorang pengajar. Sedangkan fungsi seorang pendidik
tidak ada. Bukankah pengajaran itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan.

Guru di Masa Depan

Semakin ke depan perkembangan teknolgi semakin canggih. Setiap bidang


kehidupan akan memanfaatkan kemajuan tekhnologi tak terkecuali di bidang
pendidikan. Melihat fungsi seorang guru sebagai seorang pendidik dan pengajar
tentunya juga akan terpengaruh karena kemajuan tekhnologi. Sebagai seorang
pengajar guru akan mentransfer ilmu pengetahuan dan informasi pada saat
kegiatan pembelajaran. Karena kemudahan akses informasi tentunya tugas guru
tersebut bisa digantikan oleh tekhnologi.

Hal ini tentu mereduksi peran guru sebagai seorang pengajar. Memang benar
guru tidak hanya menjadi tutor tapi juga sebagai fasilitator bahkan juga motivator
bagi perserta didik. Namun menurut pendapat penulis pelaksanaan ujian
sertifikasi dan kompetensi itu hanya mengasah kemapuan guru untuk menjadi
seorang tutor, sebagai seorang pengajar. Bukan sebagai seorang pendidik yang
bisa menjadi fasilitator maupun motivator. 

4. Coba Anda uraikan dengan jelas tentang:


Tingkat Profesi Kependidikan
Jenis Profesi Kependidikan
Beri contoh masing-masing
Jawab :

Tingkat Profesi Kependidikan


Tingkat menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti: tinggi
rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, dsb); pangkat;
derajat; taraf; kelas. Dalam hal ini tingkat diartikan dalam komparatif yang
menyatakan suatau kualitas atau keadaan lebih tinggi atau lebih rendah,
sedangkan profesi memiliki arti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu.
Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang
telah dicapai (kualifikasi akademik). Berdasarkan jenjang kualifikasi
akademik tingkat profesi dibedakan menjadi beberapa kelompok:
a) Pra Profesional
Pra profesional yaitu orang yang tugasnya membantu profesional.
Pendidikan pra profesional lebih rendah dari seorang profesional. Pendidikan
pra profesional hanya sampai program diploma I-III. Contoh, paramedis
(perawat) yang tugasnya membantu tenaga medis (dokter).
b) Profesional
Profesional yaitu orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan
minimal sarjana dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi.
Disamping lulus pendidikan sarjana dalam bidangnya juga harus mengikuti
pendidikan profesi (diklat khusus profesi). Misalnya diklat calon hakim dan
pengawas. Dengan cara demikian profesional dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Selain diklat yang bersifat khusus, sebagian profesi biasanya
juga mengikuti pendidikan dan latihan yang berkaitan dan menunjang tugas
keprofesian.
Pendidikan dan pelatihan dimaksud berupa pengalaman dalam mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau
peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai profesi, baik pada
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun internasional.
c) Profesional spesialis
Profesional spesialis yaitu tingkat tertinggi dalam dunia profesional.
Profesional spesialis adalah mereka yang pendidikannya minimal pascasarjana
(Master, S2) atau graduate study. Selain jenjang strata 2, dewasa ini beberapa
profesi tertentu semisal profesi dosen, mensyaratkan kualifikasi akademik
minimal doctor (S3), Khususnya diperuntukkan bagi para dosen yang akan
mengampuh jenjang pendidikan bagi program magister dan program doktor
sendiri. Hal yang sama untuk profesi dokter dewasa ini juga dituntut untuk
memiliki kualifikasi akademik spesialis yaitu suatu jenjang yang setingkat
dengan doktor (S-3). Dengan demikian semakin tinggi jenjang kualifikasi
akademik seseorang (profesi), maka semakin tinggi pula tingkat
profesionalisasi profesi tersebut. Dengan kata lain, bahwa jenjang
profesionalisasi profesi berbanding lurus dengan tingkat kualifikasi akademik
(Trianto, 2010).

Jenis Profesi Kependidikan

Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan.

Selanjutnya pada ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga


kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktor, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

a) Tenaga Kependidikan
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan,
diantaranya:

 Kepala Satuan Pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan


tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala
Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya
sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala
Satuan Pendidikan adalah:
 Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah
dan merupakan manajer tingkat atas pada sebuah organisasi
pendidikan (khususnya SD, SMP, SMA atau SMK). Kepala
sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai pemimpin
institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen
 Rektor
Rektor dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan
lembaga perguruan tinggi. Di dalam Undang-Undang Sistim
Pendidikan Nasional 2009 (UU SISDIKNAS), Rektor adalah
pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang berkewajiban
memajukan ilmu pengetahuan di masing-masing institusi melalui
pendidikan dan penelitian, serta memberikan kontribusi maksimal
kepada hal layak luas.
 Wakil/Kepala Urusan, umumnya pendidik yang mempunyai tugas
tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan
Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut.
Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.
 Tata Usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola
diantaranya;
a. Administrasi surat menyurat dan pengarsipan,

b. Administrasi Kepegawaian,

c. Administrasi Peserta Didik,


d. Administrasi Keuangan,

e. Administrasi Inventaris dan lain-lain.

 Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat


dan bahan di Laboratorium.
 Pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan
membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain.
 Pelatih ekstrakurikuler.
 Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.
b) Tenaga Pendidik
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga
kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan
dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan
lain sesuai kekhususannya yaitu:

 Guru
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal
1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
 Dosen
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal
1, Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
 Konselor
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan Konselor
adalah pendidik dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2005 mengemukakan Konselor adalah pelaksana
pelayanan konseling di sekolah.
Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1)
dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan
Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai
organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia
(ABKIN).
 Pamong Belajar
Menurut Permenpan dan RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan dan
Reformasi Birokrasi) No. 15 Tahun 2012, Pamong Belajar adalah
pendidik dengan tugas utama melakukan kegiatan belajar mengajar,
pengkajian program, dan pengembangan model pendidikan nonformal
dan informal (PNFI) pada unit pelaksana teknis (UPT) atau unit
pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI. Pamong belajar
merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang
yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. PNFI sekarang
berganti nama menjadi PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal dan Informal).
 Widyaiswara
Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diangkat sebagai
pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas,
tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau
melatih pegawai negeri sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan
pelatihan (diklat) pemerintah.
 Tutor
Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi
proses pembelajaran di kelompok belajar (Chairudin Samosir,
2006:15). Tutor merupakan pembimbing dan pemotivasi peserta didik
untuk mempelajari sendiri materi ajar yang tersaji dalam modul
pembelajarannya. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih,
pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru
untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. (Hamalik
dalam Abi Masiku, 2013).
 Instruktor
Instruktor adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan
sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya; pengajar; pelatih; dan
pengasuh (sumber : KBBI online).
 Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang
memahami tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat
rencana guna mencapai tujuan. Tugas fasilitator dalam sebuah proses
pembelajaran pada hakikatnya mengantarkan peserta didik untuk
menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan atau yang
disediakan melalui atau oleh penemuannya sendiri

5. Coba Anda jelaskan tentang Hakikat dari Kode etik profesi


kependidikan, (makna, fungsi, tujuan dan manfaat)
Makna Kode Etik Profesi Kependidikan

Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya
pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang
terkandung di dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan
kesadaran untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas dan perilaku
keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya
konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya. Dalam kode
etik itu sendiri terdapat pedoman sikap dan perilaku yang menjadi pegangan
guru, yaitu nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan
buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakanselama menunaikan tugas-
tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-
hari di dalam dan di luar sekolah.

Fungsi Kode Etik Guru


Secara umum fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:
a. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi
b. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya
c. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
d. Agar guru dapat meningkatkan kualiatas dan kuantitas pelayanan.
e. Agar profesi ini mampu memecahkan masalah dalam mengembangkan
diri.
f. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan oleh
pemerintah.

Tujuan Mengadakan Kode Etik.


Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
c. Pedoman berprilaku.
d. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
e. Untuk meningkatkan mutu profesi
f. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Manfaat Kode Etik Profesi Kependidikan

1. Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang


telah ditetapkan berdasarkan perundangan-undangan yang berlaku.
2. Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para
pelaksana, sehingga dapat menjaga dan meningatkan stabilitas internal dan
eksternal pekerjaan.
3. Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus-
kasus penyimpangan tindakan. melindungi anggota masyarakat dari praktek-
praktek yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

6. Coba Anda Jelaskan makna, fungsi dan manfaat dari organisasi


profesi kependidikan
Jawab :

Makna Organisasi Profesi Kependidikan


Suatu organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yg menetapkan diri
mereka sebagai pekerja yg profesional dan bergabung bersama utk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yg tdk dpt mereka lakukan secara
individual. Organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal
dan organisasi non-formal. Dimana organisasi formal adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama
secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan
terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. Sedangkan Organisasi
informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu
sekampung, belajar bersama anak-anak SD, kemping ke gunung pangrango
rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang – orang yang
memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang
keahlian tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena bidang tersebut diperoleh
bukan secara kebetulan oleh sembarang orang, tetapi diperoleh melalui suatu
jalur khusus. Dalam prakteknya sebagai pekerjaan profesional yang melayani
masyrakat tentunya memerlukan satu wadah organisasi yang anggotanya
adalah orang–orang yang memiliki pekerjaan atau keahlian yang sejenis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi profesi kependidikan
adalah sebuah wadah perkumpulan orang – orang yang memiliki suatu
keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.

Fungsi Organisasi Profesi kependidikan


Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota
profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki
fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.
1. Fungsi Pemersatu
Abin Syamsuddin, 1999 : 95, yaitu dorongan yang menggerakkan para
profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut
begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan
falsafah tentang sistem nilai. Abin Syamsuddin, 1999 : 95), yaitu motif
intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik, para profesional terdorong oleh
keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi
yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan
masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.

2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional


Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan
profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas
tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi:
Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.
Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa :
Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan
kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
Abin Syamsuddin (1999 : 70) dijelaskan bahwa kompetensi merupakan
kecakapan atau kemampuan mengerjakan kependidikan.
Menurut Johnson (Abin Syamsuddin (1999 : 72) kompetensi dibangun oleh 6
perangkat kompetensi berikut ini.
a. Performence component
b. Subject component
c. Professional component
d. Process component
e. Adjustment component
f. Attidudes component
Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program
terstruktur dan tidak terstruktur. Program terstruktur adalah program yang
dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk
kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah
SKS tertentu.
Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan
tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai
dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program
tidak terstruktur ini adalah :
a. Penataran tingkat nasional
b. Supervisi
c. Pembinaan dan pengembangan sejawat
d. Pembinaan dan pengembangan individual

Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan


Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi
dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu : meningkatkan dan/atau
mengembangkan. Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga
kependidikan yang profesional.
1. Meningkatkan dan / atau mengembangkan karier anggota
2. Meningkatkan dan / atau mengembangkan kemampuan anggota.
3. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota.
4. Meningkatkan dan / atau mengembangkan martabat anggota.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan

7. Coba Anda jelaskan tentang maksud dari


Kompetensi Guru

Komptensi Profesional

Kompetensi Paedagogik

Kompetensi Personal

Kompetensi Sosial

Guru yg Profesional

Jelaskan juga ciri-ciri dari masing-masing kompetensi tersebut sehingga


bisa membedakan dengan kompetensi yang lain.

Jawab :
a) Kompetensi guru
Kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
dalam menjalankan profesi sebagai guru
Kompetensi (UU Guru/Dosen) adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yg harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru  dlm melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi guru (Pasal 10 UU Guru) yaitu :

1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran


peserta didik.
2. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang
mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik.
3. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.
b) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
 Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta
didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-
prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
 Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan,
menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin
dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang dipilih.
 Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi
proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi nonakademik.
c) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi
kepribadian meliputi :
 Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma
sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
 Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru.
 Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
 Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh
positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yangh disegani.
 Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan
norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.
d) Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
pelajaran yang dimampu.
 Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang dimampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
 Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
e) Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
 Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial keluarga.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman social budaya.
 Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
f) Guru Profesional
Guru profesional adalah semua orang yang memiliki kewenangan dan
tanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun
klasikal.Guru profesional sangat di inginkan di Indonesia karena dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Peserta didik sebaiknya di didik oleh guru
profesional agar kualitas atau mutu pada anak didik tersebut mengalami
peningkatan.
 Memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga dapat memberikan
contoh yang baik kepada anak didiknya.
 Memiliki kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik.
 Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi
belajar mengajar.
 Mempunyai kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang
tugas.
 Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan, misalnya RPP, Silabus,
Kurikulum, KKM, dan lain-lain.
 Memiliki semangat dan motivasi yang tinggi guna mengabdikan ilmu yang
dimilikinya kepada peserta didik.
 Tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya.
 Mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman.
 Aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up
to date terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar.
 Menguasai IPTEK seperti komputer, internet, blog, facebook, website, dan
lain-lain.
 Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan.
 Tidak pernah berhenti untuk berkarya, misalnya membuat PTK, bahan ajar,
artikel, dan lain-lain sebagainya.
 Dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang tua murid, teman sejawat
dan lingkungan sekitar dengan baik.
 Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan seperti KKG, PGRI,
Pramuka, dan lain-lain.
 Memiliki sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengajar.

Anda mungkin juga menyukai