Anda di halaman 1dari 27

ASESMEN PENDIDIKAN

JENIS-JENIS PENILAIAN SERTA KLASIFIKASI


TEKNIK PENILAIAN

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Yanti Fitria, S.Pd., M.Pd.
Drs. Muhammadi, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :
Sovia Astari (23124027)

No Aspek yang Dinilai SKOR Ket.


1 2 3 4 5
1 Ketersediaan 3 minimal bahan bacaan dan jenis
bervariasi buku jurnal
2 Pengajian laporan sesuai sistematika
3 Ketajaman serta kekritisan menemukan
permasalahan/pertanyaan secara komprehensif
4 Ketajaman pembahasan/jawaban permasalahan
atau pertanyaan
5 Ketersediaan bukti-bukti pendukung pembahasan
berupa percobaan/kajian teori
6 Ketersediaan daftar rujukan dan ketepatan
penulisan (6 tahun terakhir)
7 Etika presentasi dan penguasaan materi
8 Jumlah peserta yang menanggapi permasalahan
minimal 5 orang
Jumlah Skor
Nilai Akhir

KELAS B
KODE SEKSI: 202311240034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan Resume yang menjadi tugas
mata kuliah Teknologi Informasi Komunikasi dan Karya Ilmiah dengan judul
“Jenis-jenis penilaian dan klasifikasi teknik penilaian”. Di samping itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Kami berharap adanya kritik dan
saran dari pembaca terhadap makalah ini agar ke depannya bisa diperbaiki.
Akhirul kalam, semoga resume ini bisa bermanfaat.

Padang, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

2. Rumusan Masalah.............................................................................. 1

3. Tujuan Penulisan................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2

1. Jenis-Jenis Penilaian .......................................................................... 3

2. Klasifikasi Teknik Penilaian ............................................................. 4

BAB III PENUTUP...................................................................................... 24

1. Kesimpulan......................................................................................... 24

2. Saran................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Penilaian
hasil belajar pserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses
kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas. Penilaian
yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan informasi tentang
hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan
apa yanga ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan
bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka
situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan
adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika
dalam pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu
adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam
makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak
penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam
melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:


1. Apa sajakah yang termasuk jenis-jenis penilaian ?
2. Bagaimanakah klasifikasi teknik penilaian ?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:


1. Menjelaskan jenis-jenis penilaian
2. Menjelaskan klasifikasi teknik-teknik penilaian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Penilaian Pembelajaran

Penilaian dalam evaluasi pendidikan merupakan rangkaian kegiatan untuk


memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Hasil dari penilaian ini
selanjutnya digunakan sebagai Informasi yang bermakna dan digunakan dalam
mengambil keputusan.

Hasil dari penilaian juga dapat dijadikan dasar dalam menentukan kualitas
penyelenggaraan program pendidikan. Kualitas baik dari segi rencana, proses sampai
hasil dari program pembelajaran. Penilaian ini dapat ditinjau dari sisi capaian hasil belajar
peserta didik, penentuan tujuan pembelajaran, ketepatan metode mengajar dan kualitas
program pendidikan secara keseluruhan. Hasil penilaian ini selanjutnya dijadikan dasar
dalam melakukan perbaikan perencanaan, perbaikan proses sampai menentukan apakah
sebuah program pendidikan dapat dilanjutkan atau harus dihentikan. Penilaian
pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan tujuan penilaian itu sendiri
dilaksanakan. Jenis-Jenis penilaian tersebut adalah

a. Penilaian formatif

Penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan


untuk mengetahui apakah Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Tes formatif ini dilakukan
setiap kali selesai proses pembelajaran.

Dasar yang dijadikan dalam mengubah dan memodifikasi proses


Fungsi
pembelajaran selanjutnya agar ke arah yang lebih efektif dan efisien.

Untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran sudah tercapai setelah


Tujuan
proses pembelajaran dilakukan.

Aspek yang Seluruh Indikator yang tertuang pada tujuan pembelajaran. Tujuan
dinilai tersebut dalam bentuk : Pengetahuan, Keterampilan dan sikap.

Waktu Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, Ujian Kenaikan


Pelaksanaan Kelas.

b. Penilaian sumatif

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang dicapai peserta


didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu semester atau di akhir tahun
pembelajaran. Proses penilaian dilakukan pada rentang waktu lama misalnya setiap 3, 6
atau 12 bulan dengan tujuan mengetahui apakah maturity tidak menghilangkan
keterampilan yang dicapai pada proses pembelajaran

Untuk memberikan grade, nilai, persentase capaian pembelajaran


Fungsi
dalam satu semester.

Mengetahui kompetensi yang dimiliki peserta didik setelah melalui


Tujuan proses pembelajaran dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran

Seluruh Indikator capaian pembelajaran (Kompetensi) yang tertuang


Aspek yang
pada program pendidikan di level nasional. Capaian tersebut dalam
dinilai
bentuk : Pengetahuan, Keterampilan dan sikap.

Waktu Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, Ujian Kenaikan


Pelaksanaan Kelas.

c. Penilaian penempatan (placement)

Placement Test atau tes penempatan digunakan untuk menentukan posisi atau
level peserta didik saat memulai program pembelajaran. Pada sekolah non formal, hasil
tes ini digunakan menentukan calon peserta apakah berada pada level rendah, sedang atau
tinggi namun pada kelas formal tentu saja tingkatan pendidikan tidak bisa dibuat
demikian. Tes penempatan digunakan untuk menentukan metode dan kedalaman materi
yang akan disampaikan, sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Untuk mengetahui pengetahuan dan kondisi awal peserta didik.


Penilaian Penempatan tidak harus berkaitan dengan kompetensi
Fungsi
wajib seperti pengetahuan dan keterampilan namun juga keadaan
dan kondisi psikologis.

Menghasilkan data yang dijadikan dasar dalam menempatkan


Tujuan
peserta didik berdasarkan kemampuan awalnya.

Aspek-aspek yang dinilai bolej jadi dalam bentuk keterampilan,


Aspek yang
pengetahuan, psikologis, fisik, sikap dan aspek yang dianggap
dinilai
mendukung proses pembelajran yang akan dilakukan.

Waktu
Sebelum program pembelajaran mulai dilaksanakan.
Pelaksanaan

d. Penilaian Diagnostik

Penilaian Diagnostik adalah proses penilaian yang memiliki tujuan mengetahui


keadaan belajar Peserta Didik. Dianostik ini bertujuan untuk mengatahui kualitas proses,
kesulitan dan hambatan yang dialami peserta didik.

Untuk mengetahui masalah yang dialami peserta didik selama


Fungsi
proses pembelajaran.

Melakukan langkah preventif dan membantu peserta didik dalam


Tujuan mengatasi hambatan dan masalah yang dialami dalam proses
pembelajaran.

Aspek yang Termasuk hasil belajar, latar belakang pendidikan, proses dan
dinilai masalah pembelajaran.

Waktu Sesuai dengan kebutuhan dan ketika guru dan lembaga pendidikan
merasa ada masalah dengan proses belajar yang dialami peserta
Pelaksanaan
didik.

B. Teknik-Teknik Penilaian

Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai


dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi
menjadi dua yaitu tes dan non tes.

1. Teknik Tes

Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa


pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur
adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi
aspek pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar
alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan
harian atau ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes
tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau
uraian (essay).

b. Tes Lisan

Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan
jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan
dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.

c. Tes Praktik/Perbuatan

Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut


peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya
dalam bentuk unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes
simulasi dan tes petik kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran
mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat
indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur kemahiran bersimulasi
memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan untuk mengukur kemahiran
mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.

Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan tes untuk mengukur


kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar, berolahraga,
bercerita, membaca puisi, menulis dan lain-lain. Tes kinerja diukur dengan
menggunakan bentuk instrumen lembar observasi.

2. Teknik Nontes

Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama


mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang
digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan
penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek
pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada
saat menentukan siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik
penilaian harus disesuaikan dengan:

1. kompetensi yang diukur;


2. aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
3. kemampuan siswa yang akan diukur;
4. sarana dan prasarana yang ada.

Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Pengamatan/observasi

Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik


dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:

1. ketelitian;
2. kecepatan kerja;
3. kerjasama;
4. kejujuran.

Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala


sikap dan atau angket (kuesioner).

1) Skala sikap

Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah
pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala,
misalnya skala tiga, empat atau lima.

Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

 Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap


terhadap kebersihan.
 Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan
objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari
dan sebagainya.
 Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
 Menentukan skala dan penskoran.

2) Angket (kuesioner)

Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan
tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang
keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran,
media, dan lain-lain.

b. Penugasan

Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta
didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian
dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian
dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.

1) Tugas

Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar
kegiatan kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis
cerita, mengamati suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa
berupa hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan, seperti:
laporan pengamatan.

Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Banyaknya tugas setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan


siswa karena memerlukan waktu untuk istirahat, bermain, belajar mata
pelajaran lain, bersosialisasi dengan teman, dan lingkungan sosial lainnya.
b) Jenis dan materi pemberigan tugas harus didasarkan kepada tujuan
pembemberian tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau
menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan
pengetahuannya. Materi tugas dipilih yang esensial sehingga siswa dapat
mengembangkan keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.
c) Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa
tanggung jawab serta kemandirian.

2) Proyek

Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan,


pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, percobaan foto sintesis tumbuhan dan perkembangan
tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar sungai menggunakan klinometer.
c. Produk

Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan


suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari
segi proses maupun hasil akhir.

Tahap-tahap penilaian produk

a. Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
b. Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik
c. Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat
produk sesuai kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan

d. Portofolio

1) Pengertian

Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara


sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio
digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio
menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa,
seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.

2) Bagian-bagian Portofolio

Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan
dokumen. Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian,
maka idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.

a) Halaman Judul

Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio
berisi nama siswa, kelas, dan sekolah.
b) Daftar isi dokumen

Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada
dalam map portofolio.

c) Dokumen Portofolio

Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa


baik hasil karya siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi
lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan
belajar mengajar.

d) Pengelompokan Dokumen

Dokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya


berdasarkan mata pelajaran, sehingga mudah untuk mendapatkannya bila
diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka perlu diberi
pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna
untuk memisahkan antara dokumen satu kelompok dengan kelompok yang
lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi hanya karya
siswa yang terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan
kesepakatan antara pendidik dan siswa.

e) Catatan Pendidik dan Orangtua

Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil
karya, maupun kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang
berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik
dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa
yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen terdapat informasi
lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap
siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri,
misalnya diperoleh dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik
untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam portofolio siswa,
dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga
bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat
dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu
dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan
bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini
diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan kekurangan dari
setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan
kemampuan individu.

Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada
dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang
ditempelkan atau disatukan pada dokumen.

3) Penggunaan Portofolio

Perlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang


ada. Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun
waktu tertentu, dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua
bersama rapor.

Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil
analisis berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa
selama periode tersebut.

1. Bentuk Teknik Penilaian

Teknik Penilaian adalah menguatkan ruang peluang bagus untuk


peserta didik agar menandakan sesuatu yang dimengerti dan dapat
dilakukannya, hasil belajar peserta didik yang terpenting tidak
mengumpamakan hasil belajar gabungan, namun hasil belajar dari kompetensi
yang dikuasai terlebih dahulu, penghimpunan bukti dikerjakan lewat beragam
sistem, peserta didik tidak hanya dimahirkan mencari sanggahan yang
seharusnya, namun lebih diusahakan merespon dan menyelesaikan
permasalahan, peserta didik dikasih peluang membenahi hasil belajarnya,
penilaian tidak sekedar diadakan sesudah pembelajaran (PBM) namun juga
diadakan diwaktu PBM sedang terjadi (penilaian proses).1
Teknik penilaian merujuk cukup bagian yang ditaksirkan, yaitu
menguji bagian psikologis, emosi dan keahlian penggerak siswa. Maksud
kepentingan itu, jadi teknik penilaian bisa berwujud uji coba perilaku/muncul
aktivitas, dan pemantauan berkenaan sikap, kemahiran, dan uji coba wawasan.
Tes adalah persoalan yang mempunyai tanggapan yang tepat atau invalid. Tes
yakni sekumpulan persoalan yang diperlukan respon ataupun tanggapan,
menyatakan bagian spesifik melalui seseorang yang dikenai tes. Hasil tes
adalah bukti perkara spesifik ini bisa berupa kemampuan atau keahlian
individu. Tes yakni salah satu prosedur agar menilai dominan kualitas keahlian
individu secara tidak spontan, yakni tanggapan individu atas sekumpulan
persoalan.
Uji coba keberhasilan bisa dikhususkan menjadi beberapa tipe. Jadi,
didapat bukti persis diperlukan uji coba yang reliabel. Menurut kuantitas
anggota, tes hasil belajar dibagi beberapa uji coba himpunan atau perseorangan.
Uji coba himpunan yakni yang dikerjakan tentang himpunan peserta didik
berbentuk serentak, kemudian uji coba perseorangan yaitu ujicoba yang
dikerjakan bagi peserta didik secara sendiri. Diamati dari susunannya, uji coba
dibagi yaitu uji coba buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru tersusun agar
mendapatkan bukti yang diperlukan oleh pendidik yang berlibat.
Seperti, menghimpun bukti hal kualitas kompetensi bahan pendidikan
peserta didik yang dibimbingnya, atau mengamati aktifitas prosedur bimbingan
yang sudah diadakan. Tes buatan guru, seringkali hanya mengamati kualitas
otentik dan integritas. Alasannya, tes buatan guru sekedar melingkupi bahan
tertentu. Tes standar yakni tes yang dipakai bagi menimbang keahlian peserta
didik berlandaskan keahlian itu, tes standar bisa menebak kesuksesan belajar
peserta didik ketika keadaaan yang hendak singgah. Tes standar seringkali
dipakai keperluan pemilihan, seperti pemilihan karyawan, mahasiswa baru dan
lain-lain.
Uji coba yang berguna sebagai alat menimbang keahlian, jadi hal tes
standar perlu mempunyai kualitas kebenaran dan jaminan lewat sekumpulan
tes, maupun kualitas kerumitan dan variasi level atas. Pengamatan dari prosedur
yang diadakan, uji coba dibagi beberapa tipe yaitu tes catatan, tes verbal, dan
tes sikap. Tes catatan yakni tes dikerjakan lewat prosedur peserta didik
merespon sekumpulan point melalui prosedur catatan. Terbagi dua tipe yaitu tes
esai dan tes objektif. Tes esai yaitu sistem tes lewat prosedur peserta didik
dituntut agar merespon persoalan secara terbuka yaitu menjelaskan atau
menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri. Tes esai bisa menaksir
teknik karakter peserta didik yang terpenting dari keahlian mengaplikasikan
respon teratur, keandalan memakai tutur kata, dan lainnya.3
Tes objektif yaitu teknik uji coba menduga peserta didik menetapkan
respon yang bisa diputuskan.Seperti, teknik uji coba benar-salah (BS), tes
pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan(matching), dan bentuk
melengkapi (completion).Tes verbal yakni teknik yang memakai tuur kata
spontan. Uji coba ini sangat tepat menentukan keahlian jnagkauan pemikiran
peseerta didik. Lewat tutur kata bentuk verbal, penguji bisa memahami secara
spesifik tentang pemahaman peserta didik yang akan dipertimbangkan. Uji coba
verbal sekedar menebak apa yang dikerjakan apabila kuantitas peserta didik

yang dinilai minimum, kemudian memutuskan hal yang sempit tapi spesifik.
Uji coba sikap yakni uji coba sistem praktik. Uji coba ini tepat apabila mau
mengamati keahlian individu tentang apapun. Msalnya mempraktekan
tindakan, mengaplikasikan sesuatu, dan lainnya.4
Menurut Suryabrata dalam buku Nyayu Khodijah terkait dengan tes,
ketentuan uji coba yang tepat diantaranya
a. Tes itu harus reliable
Uji coba yang mempunyai ketetapan hasil. Apabila suatu uji coba
yang dilimpahkan pada serangkaian poin tunggal periode, dan dilimpahkan
hasilnya mutlak sama, sehingga tes tersebut dapat disebut mempunyai
jaminan level atas. Agar dapat diamati bahwa uji coba tersebut level atas
atau tidak bisa dilihat dengan sistem konfisien reabilitasnya yang
dlambangkan dengan simbol rxx. Menurut Azwar yang dikutip dalam buku
Nyayu Khodijah bahwa konfisien reabilitas bisadinominalkan lewat sistem
korelasi, teknik analisis varians skor,dan analisis varians eror.
b. Tes itu harus valid
Apabila uji coba menimbang apa yang diperlukan ditimbang.
Seperti uji coba materi Pendidikan Agama Islam perlu tepat dan sekedar
menimbang hasil belajar peserta didik dalam materi tersebut, tidak boleh
seperti keahlian bahasa arab digabungkan. Agar meneliti validitas dalam hal
uji coba melalui temuan koefisien validitas. Koefisien validitas diakui oleh
korelasi antara distribusi poin uji coba yang terlibat lewat distribusi point
bentuk tolok ukur. Menurut Azwar yang dikutip dalam buku Nyayu
Khodijah bahwa kriteria ini bisa berbentuk point uji coba lainnya yang
memiliki peranan takaran yang bisa juga berbentuk patokan yang penting.
c. Tes itu harus objektif
Uji coba yang tidak perlu komponen personal intes. Objektivitas uji
coba melibatkan dua tipe, yakni berkaitan lewat point uji coba dan yang
berkaitan lewat interprestasi skor uji coba terkemuka.
d. Tes itu harus diskriminatif

apabila uji coba dirangkai begitu maka bisa menyelidiki


perbandingan celah peserta didik memiliki keahlian level atas dan peserta
didik memiliki keahlian level bawah. Uji coba diucapkan memiliki upaya
diskriminasi yang level atas apabila reaksi lewat yang tepat sebab seluruh
maupun beberapa banyak peserta didik berkeahlian level atas dan tidak bisa
respon lewat yang tepat terhadap seluruh maupun separuh peserta didik
berkeahlian minim.
e. Tes itu komprenhensif

Apabila uji coba dijangkau seluruhnya maka diperlukan


penyelidikan yang singkron lewat sasaran uji coba. Seperti uji coba hasil
belajar peserta didik bidang materi PAI, wajib memerlukan pengetesan
keahlian peserta didik tentang seluruh bidang pelajaran yang bisa dibagikan,
tidak sekedar beberapa saja.

f. Tes layak dan sederhana untuk dipakai


Uji coba disebut sederhana ketika dipakai apabila terealisasi dalam
bentuk point tidak timbul problem penting. Seperti uji coba pilihan ganda,
keterangan muatan pasti dan adanya kunci jawabannya. 5
Ketika mengevaluasi performansi hasil belajar peserta didik, ada
beberapa tipe penilaian yang bisa digunakan. Menurut Priestely dalam
Wiyono yang dikutip dalam buku Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah
membedakan menjadi enam, yaitu penilaian performansi aktual (actual
performance assesment), penilaian simulasi (simulation assesment),
penilaian melalui pengamatan (observational assesment), penilaian oral
(oral assesment), penilaian program (program requirment), dan penilaian
melalui tes (paper and pencil assesment).
Penilaian performansi aktual dilakukan melalui pemberian tugas nyata
kepada peserta didik dan menggunakan alat sesungguhnya (work simple).
Penilaian silamusi dilakukan melalui tugas silamusi (silamulated performance),
misalnya diskusi, memperagakan, atau menggunakan alat tiruan. Penilaian
pengamatan dilakukan melalui pengamatan perilaku yang bisa merupakan
kombinasi tugas aktual dan simulasi, misalnya tugas pemecahan masalah.
Penilaian oral dilakukan melalui respons oral, misalnya wawancara (interview),
tanya jawab (question or answer) dan sejenisnya.

Penilaian program dilakukan melalui berbagai tipe program


requirement, misalnya catatan pribadi (personal record), portofolio
(portofolio), dan sejenisnya. Sedangkan penilaian melalui tes dilakukan melalui
tes, misalnya tes pilihan ganda, jawaban singkat, melengkapi, menjodohkan
atau tes essai. Menurut Usman yang dikutip dalam buku Ali Mudlofir dan Evi
Fatimatur Rusydiyah dalam pedoman kurikulum berbasis kompetensi, ada lima
yang dikemukakan dalam menilai performance (unjuk kerja), penilaian project
(penugasan), product (hasil karya), paper and pen test (tes tertulis).6
Tujuan tes yang penting adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil pengajaran,
mengetahui hasil belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong
peserta didik belajar, mendorong pendidik mengajar yang lebih baik.7
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non objektif. Bentuk tes objektif yang
sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan
uraian objektif. Tes uraian dapat dibedakan uraian objektif dan uraian non
objektif. Tes uraian yang objektif sering digunakan pada bidang sains dan
teknologi atau bidang sosial yang jawaban soalnya sudah pasti, dan hanya satu
jawaban yang benar. Tes uraian non objektif sering digunakan pada bidang

ilmu-ilmu sosial, yaitu yang jawabannya luas dan tidak hanya satu jawaban
yang benar tergantung argumentasi peserta tes.8
Pertama, Tes lisan di kelas. Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk
mengetahui taraf serap peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan
kognitif. Kedua, Bentuk benar salah. Tes benar salah adalah bentuk tes yang
terdiri atas sejumlah pernyataan yang bernilai benar dan salah. Tes bentuk
benar salah terdiri dari dua macam, yaitu tes benar salah dengan pembetulan,
dan tes benar salah tanpa pembetulan. Ketiga, Bentuk Pilihan Ganda. Tes
bentuk pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam tes pilihan ganda ini,
bentuk tes terdiri atas: pernyataan (pokok soal), alternatif jawaban yang
mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Pernyataan (pokok soal) adalah
kalimat yang berisi keterangan atau pemberitahuan tentang suatu materi
tertentu yang belum lengkap dan harus dilengkapi dengan memilih alternatif
jawaban tersedia.9
Kunci jawaban adalah salah satu alternatif jawaban yang merupakan
pilihan benar yang merupakan jawaban yang diinginkan, sedangkan pengecoh
adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban. Pedoman utama dalam
pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah:pokok soal harus jelas,
pilihan jawaban homogen dalam arti isi, panjang kalimat pilihan jawaban relatif
sama, tidak ada petunjuk jawaban benar, hindari menggunakan pilihan
jawaban:

semua benar atau semua salah, pilihan jawaban angka diurutkan,semua pilihan
jawaban logis, jangan menggunakan negatif ganda, kalimat yang digunakan
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, bahasa indonesia yang
digunakan baku, letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
Keempat, bentuk Uraian Objektif. Pertanyaan pada bentuk soal ini
diantaranya adalah: hitunglah, tafsirkan, buat kesimpulan dan sebagainya.
Kelima, bentuk Uraian non-objektif. Bentuk tes ini dikatakan non-objektif
karena penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas dari
penilai. Bentuk tes ini menuntut kemampuan peserta didik untuk
menyampaikan, memilih, menyusun, dan memadukan gagasan atau ide yang
telah dimilikinya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Keunggulan
bentuk tes ini dapat mengukur tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang
tinggi, yaitu mulai dari hafalan sampai dengan evaluasi. Selain itu, bentuk ini
relatif mudah membuatnya.
Kelemahan dari bentuk tes ini adalah penskoran sering dipengaruhi
oleh subjektivitas penilai, memerlukan waktu yang lama untuk memeriksa
lembar jawaban, cakupan materi yang diujikan sangat terbatas dan adanya efek
bluffing. Untuk menghindari kelemahan tersebut cara yang dapat ditempuh
adalah jawaban tiap soal tidak panjang, sehingga bisa mencakup materi yang
banyak, tidak melihat nama peserta ujian, memeriksa tiap butir secara
keseluruhan, dan menyiapkan pedoman penskoran. Langkah membuat tes ini
adalah menulis soal dan mengedit pertanyaan.

Mengedit pertanyaan diantaranya apakah pertanyaan mudah


mengerti?, apakah data yang digunakan benar?, apa tata letak keseluruhan
baik?, apakah pemberian bobot skor sudah tepat?, apakah kunci jawaban sudah
benar?,apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup?.Kaidah penulisan soal
bentuk uraian non objektif:Gunakan kata-kata: mengapa, uraikan, jelaskan,
bandingkan, tafsirkan, hitunglah, buktikan, hindari penggunaan
pertanyaan:siapa, apa, bila, menggunakan bahasa indonesia yang baku, hindari
penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda, buat petunjuk mengerjakan
soal, buat kunci jawaban dan buat pedoman penskoran.10
Keenam, Bentuk Jawaban singkat ditandai dengan adanya tempat
kosong yang yang disediakan bagi pengambil tes untuk menuliskan jawabannya
sesuai dengan petunjuk. Ada tiga jenis bentuk ini, yaitu: jenis pertanyaan, jenis
melengkapi atau isian, dan jenis identifikasi atau asosiasi. Kaidah utama
penyusunan soal bentuk ini diantaranya soal harus sesuai indikator, jawaban
yang benar hanya satu, rumusan kalimat soal harus komunikatif, butir soal
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, dan tidak menggunakan
bahasa lokal.
Ketujuh, Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari
suatu premis, suatu daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk
menjodohkan masing-masing premis itu dengan satu kemungkinan jawaban.
Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan, bagian dari diagram,
dan yang sejenisnya digunakan sebagai premis. Hal-hal yang sama dapat pula
digunakan sebagai alternatif jawaban. Kaidah-kaidah pokok penulisan soal jenis
menjodohkan ini diantaranya soal harus sesuai dengan indikator, jumlah alternatif
jawaban lebih banyak daripada premis, alternatif jawaban harus nyambung dengan
premis, rumusan kalimat soal harus komunikatif, butir soal menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, dan tidak menggunakan bahasa lokal.
Kedelapan, Unjuk Kerja/Performans, berbagai alternatif cara asesmen
atau penilaian selalu dicari untuk mengetahui kemampuan seseorang yang
sebenarnya dalam sejumlah dimensi. Menurut Cronbach dalam buku Djemari
Mardepi sudah empat puluh tahun lalu memperkenalkan tiga prinsip utama
asesmen, yaitu pertama, menggunakan berbagai teknik, kedua, mendasarkan pada
pengamatan, dan ketiga, mengintegrasi informasi.11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju kualitas
pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat
berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat perlu untuk
menetapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi
pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak terkait, seperti guru, siswa dan sekolah.
Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-
masing. Jika masing-masing pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah
untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian.

B. Saran

Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran baik
penulis, pembaca khususnya siswa dan guru didalam meningkatkan proses pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anas nasution. 2005. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Dahlan, Ahmad.2022. Jenis dan Bentuk Penilaian dalam evaluasi Pendidikan.


(https://pendidikan.matamu.net/jenis-dan-bentuk-penilaian-dalam-evaluasi-pendidikan/ )
Farida, Ida. 2017. Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurisman, Desyanti Kemalasari. 2017. Perencanaan Penilaian Otentik Kurikulum 2013: Jenis-
Jenis Penilaian Otentik. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 4 No.3: 141-144.
Thoha, Chabib. 2002. Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kalam Mulia.

Uno, H. B., & Koni, S. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wulan , Adea dan Risa Aristia. 2018. Jenis-Jenis Instrumen dan evaluasi Pembelajaran.
Repository Muhammadiyah Sidoarjo.
Permasalahan:
1. Apa sajakah jenis-jenis penilaian yang ada dalam pembelajaran ?
2. Apakah yang dimaksud dengan tes formatif ?
3. Apakah tujuan dilaksanakan tes formatif
4. Kapankah waktu pelaksanaan tes formatif ?
5. Apakah yang dimaksud dengan penilaian penempatan ?
6. Apakah fungsi dilaksanakannya penilaian penempatan ?
7. Penilaian diagnostic dilakukan bertujuan untuk apa ?
8. Untuk apa kita menggunakan teknik penilaian ?
9. Apakah itu penilaian produk ?
10. Apakah tahap-tahap dalam penilaian produk ?

Jawaban:

1. Apa sajakah jenis-jenis penilaian yang ada dalam pembelajaran ?


Jenis-jenis penilaian yang ada dalam pembelajaran diantara yaitu:

a. Penilaian formatif

Penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Tes formatif ini dilakukan setiap kali
selesai proses pembelajaran.

b. Penilaian sumatif

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang dicapai peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu semester atau di akhir tahun pembelajaran.
Proses penilaian dilakukan pada rentang waktu lama misalnya setiap 3, 6 atau 12 bulan
dengan tujuan mengetahui apakah maturity tidak menghilangkan keterampilan yang dicapai
pada proses pembelajaran

c. Penilaian penempatan (placement)

Placement Test atau tes penempatan digunakan untuk menentukan posisi atau level
peserta didik saat memulai program pembelajaran. Pada sekolah non formal, hasil tes ini
digunakan menentukan calon peserta apakah berada pada level rendah, sedang atau tinggi
namun pada kelas formal tentu saja tingkatan pendidikan tidak bisa dibuat demikian. Tes
penempatan digunakan untuk menentukan metode dan kedalaman materi yang akan
disampaikan, sesuai dengan kemampuan peserta didik.

d. Penilaian Diagnostik

Penilaian Diagnostik adalah proses penilaian yang memiliki tujuan mengetahui


keadaan belajar Peserta Didik. Dianostik ini bertujuan untuk mengatahui kualitas proses,
kesulitan dan hambatan yang dialami peserta didik.

2. Apakah yang dimaksud dengan tes formatif ?


Tes formatif adalah Penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Tes formatif ini
dilakukan setiap kali selesai proses pembelajaran.

3. Apakah tujuan dilaksanakan tes formatif

Tujuan dilaksanakannya tes formatif adalah Untuk mengetahui apa tujuan


pembelajaran sudah tercapai setelah proses pembelajaran dilakukan.

4. Kapankah waktu pelaksanaan tes formatif ?

Waktu pelaksanaan tes formatif adalah Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir
Semester, Ujian Kenaikan Kelas.

5. Apakah yang dimaksud dengan penilaian penempatan ?

Placement Test atau tes penempatan digunakan untuk menentukan posisi atau
level peserta didik saat memulai program pembelajaran. Pada sekolah non formal, hasil
tes ini digunakan menentukan calon peserta apakah berada pada level rendah, sedang atau
tinggi namun pada kelas formal tentu saja tingkatan pendidikan tidak bisa dibuat
demikian. Tes penempatan digunakan untuk menentukan metode dan kedalaman materi
yang akan disampaikan, sesuai dengan kemampuan peserta didik.
6. Apakah fungsi dilaksanakannya penilaian penempatan ?
Fungsi dilaksanakannya penilaian penempatan adalah Untuk mengetahui
pengetahuan dan kondisi awal peserta didik. Penilaian Penempatan tidak harus berkaitan
dengan kompetensi wajib seperti pengetahuan dan keterampilan namun juga keadaan dan
kondisi psikologis.

7. Penilaian diagnostic dilakukan bertujuan untuk apa ?


Tujuan penilaian diagnostic adalah Melakukan langkah preventif dan membantu
peserta didik dalam mengatasi hambatan dan masalah yang dialami dalam proses
pembelajaran.

8. Untuk apa kita menggunakan teknik penilaian ?

Teknik penilaian digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan
dan peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi
perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar.

9. Apakah itu penilaian produk ?

Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu


produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi
proses maupun hasil akhir.

10. Apakah tahap-tahap dalam penilaian produk ?


Tahap-tahap penilaian produk

a. Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
b. Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik
c. Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk
sesuai kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan

Anda mungkin juga menyukai