Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Yanti Fitria, S.Pd., M.Pd.
Drs. Muhammadi, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh :
Sovia Astari (23124027)
KELAS B
KODE SEKSI: 202311240034
Puji syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan Resume yang menjadi tugas
mata kuliah Teknologi Informasi Komunikasi dan Karya Ilmiah dengan judul
“Jenis-jenis penilaian dan klasifikasi teknik penilaian”. Di samping itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Kami berharap adanya kritik dan
saran dari pembaca terhadap makalah ini agar ke depannya bisa diperbaiki.
Akhirul kalam, semoga resume ini bisa bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
2. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
3. Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
1. Kesimpulan......................................................................................... 24
2. Saran................................................................................................... 24
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Penilaian
hasil belajar pserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses
kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas. Penilaian
yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan informasi tentang
hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan
apa yanga ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan
bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka
situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan
adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika
dalam pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu
adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam
makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak
penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam
melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Hasil dari penilaian juga dapat dijadikan dasar dalam menentukan kualitas
penyelenggaraan program pendidikan. Kualitas baik dari segi rencana, proses sampai
hasil dari program pembelajaran. Penilaian ini dapat ditinjau dari sisi capaian hasil belajar
peserta didik, penentuan tujuan pembelajaran, ketepatan metode mengajar dan kualitas
program pendidikan secara keseluruhan. Hasil penilaian ini selanjutnya dijadikan dasar
dalam melakukan perbaikan perencanaan, perbaikan proses sampai menentukan apakah
sebuah program pendidikan dapat dilanjutkan atau harus dihentikan. Penilaian
pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan tujuan penilaian itu sendiri
dilaksanakan. Jenis-Jenis penilaian tersebut adalah
a. Penilaian formatif
Aspek yang Seluruh Indikator yang tertuang pada tujuan pembelajaran. Tujuan
dinilai tersebut dalam bentuk : Pengetahuan, Keterampilan dan sikap.
b. Penilaian sumatif
Placement Test atau tes penempatan digunakan untuk menentukan posisi atau
level peserta didik saat memulai program pembelajaran. Pada sekolah non formal, hasil
tes ini digunakan menentukan calon peserta apakah berada pada level rendah, sedang atau
tinggi namun pada kelas formal tentu saja tingkatan pendidikan tidak bisa dibuat
demikian. Tes penempatan digunakan untuk menentukan metode dan kedalaman materi
yang akan disampaikan, sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Waktu
Sebelum program pembelajaran mulai dilaksanakan.
Pelaksanaan
d. Penilaian Diagnostik
Aspek yang Termasuk hasil belajar, latar belakang pendidikan, proses dan
dinilai masalah pembelajaran.
Waktu Sesuai dengan kebutuhan dan ketika guru dan lembaga pendidikan
merasa ada masalah dengan proses belajar yang dialami peserta
Pelaksanaan
didik.
B. Teknik-Teknik Penilaian
1. Teknik Tes
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan
harian atau ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes
tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau
uraian (essay).
b. Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan
jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan
dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.
c. Tes Praktik/Perbuatan
2. Teknik Nontes
a. Pengamatan/observasi
1. ketelitian;
2. kecepatan kerja;
3. kerjasama;
4. kejujuran.
1) Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah
pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala,
misalnya skala tiga, empat atau lima.
2) Angket (kuesioner)
Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan
tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang
keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran,
media, dan lain-lain.
b. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta
didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian
dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian
dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.
1) Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar
kegiatan kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis
cerita, mengamati suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa
berupa hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan, seperti:
laporan pengamatan.
2) Proyek
a. Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
b. Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik
c. Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat
produk sesuai kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan
d. Portofolio
1) Pengertian
2) Bagian-bagian Portofolio
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan
dokumen. Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian,
maka idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a) Halaman Judul
Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio
berisi nama siswa, kelas, dan sekolah.
b) Daftar isi dokumen
Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada
dalam map portofolio.
c) Dokumen Portofolio
d) Pengelompokan Dokumen
Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil
karya, maupun kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang
berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik
dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa
yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen terdapat informasi
lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap
siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri,
misalnya diperoleh dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik
untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam portofolio siswa,
dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga
bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat
dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu
dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan
bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini
diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan kekurangan dari
setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan
kemampuan individu.
Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada
dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang
ditempelkan atau disatukan pada dokumen.
3) Penggunaan Portofolio
Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil
analisis berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa
selama periode tersebut.
yang dinilai minimum, kemudian memutuskan hal yang sempit tapi spesifik.
Uji coba sikap yakni uji coba sistem praktik. Uji coba ini tepat apabila mau
mengamati keahlian individu tentang apapun. Msalnya mempraktekan
tindakan, mengaplikasikan sesuatu, dan lainnya.4
Menurut Suryabrata dalam buku Nyayu Khodijah terkait dengan tes,
ketentuan uji coba yang tepat diantaranya
a. Tes itu harus reliable
Uji coba yang mempunyai ketetapan hasil. Apabila suatu uji coba
yang dilimpahkan pada serangkaian poin tunggal periode, dan dilimpahkan
hasilnya mutlak sama, sehingga tes tersebut dapat disebut mempunyai
jaminan level atas. Agar dapat diamati bahwa uji coba tersebut level atas
atau tidak bisa dilihat dengan sistem konfisien reabilitasnya yang
dlambangkan dengan simbol rxx. Menurut Azwar yang dikutip dalam buku
Nyayu Khodijah bahwa konfisien reabilitas bisadinominalkan lewat sistem
korelasi, teknik analisis varians skor,dan analisis varians eror.
b. Tes itu harus valid
Apabila uji coba menimbang apa yang diperlukan ditimbang.
Seperti uji coba materi Pendidikan Agama Islam perlu tepat dan sekedar
menimbang hasil belajar peserta didik dalam materi tersebut, tidak boleh
seperti keahlian bahasa arab digabungkan. Agar meneliti validitas dalam hal
uji coba melalui temuan koefisien validitas. Koefisien validitas diakui oleh
korelasi antara distribusi poin uji coba yang terlibat lewat distribusi point
bentuk tolok ukur. Menurut Azwar yang dikutip dalam buku Nyayu
Khodijah bahwa kriteria ini bisa berbentuk point uji coba lainnya yang
memiliki peranan takaran yang bisa juga berbentuk patokan yang penting.
c. Tes itu harus objektif
Uji coba yang tidak perlu komponen personal intes. Objektivitas uji
coba melibatkan dua tipe, yakni berkaitan lewat point uji coba dan yang
berkaitan lewat interprestasi skor uji coba terkemuka.
d. Tes itu harus diskriminatif
ilmu-ilmu sosial, yaitu yang jawabannya luas dan tidak hanya satu jawaban
yang benar tergantung argumentasi peserta tes.8
Pertama, Tes lisan di kelas. Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk
mengetahui taraf serap peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan
kognitif. Kedua, Bentuk benar salah. Tes benar salah adalah bentuk tes yang
terdiri atas sejumlah pernyataan yang bernilai benar dan salah. Tes bentuk
benar salah terdiri dari dua macam, yaitu tes benar salah dengan pembetulan,
dan tes benar salah tanpa pembetulan. Ketiga, Bentuk Pilihan Ganda. Tes
bentuk pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam tes pilihan ganda ini,
bentuk tes terdiri atas: pernyataan (pokok soal), alternatif jawaban yang
mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Pernyataan (pokok soal) adalah
kalimat yang berisi keterangan atau pemberitahuan tentang suatu materi
tertentu yang belum lengkap dan harus dilengkapi dengan memilih alternatif
jawaban tersedia.9
Kunci jawaban adalah salah satu alternatif jawaban yang merupakan
pilihan benar yang merupakan jawaban yang diinginkan, sedangkan pengecoh
adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban. Pedoman utama dalam
pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah:pokok soal harus jelas,
pilihan jawaban homogen dalam arti isi, panjang kalimat pilihan jawaban relatif
sama, tidak ada petunjuk jawaban benar, hindari menggunakan pilihan
jawaban:
semua benar atau semua salah, pilihan jawaban angka diurutkan,semua pilihan
jawaban logis, jangan menggunakan negatif ganda, kalimat yang digunakan
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, bahasa indonesia yang
digunakan baku, letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
Keempat, bentuk Uraian Objektif. Pertanyaan pada bentuk soal ini
diantaranya adalah: hitunglah, tafsirkan, buat kesimpulan dan sebagainya.
Kelima, bentuk Uraian non-objektif. Bentuk tes ini dikatakan non-objektif
karena penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas dari
penilai. Bentuk tes ini menuntut kemampuan peserta didik untuk
menyampaikan, memilih, menyusun, dan memadukan gagasan atau ide yang
telah dimilikinya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Keunggulan
bentuk tes ini dapat mengukur tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang
tinggi, yaitu mulai dari hafalan sampai dengan evaluasi. Selain itu, bentuk ini
relatif mudah membuatnya.
Kelemahan dari bentuk tes ini adalah penskoran sering dipengaruhi
oleh subjektivitas penilai, memerlukan waktu yang lama untuk memeriksa
lembar jawaban, cakupan materi yang diujikan sangat terbatas dan adanya efek
bluffing. Untuk menghindari kelemahan tersebut cara yang dapat ditempuh
adalah jawaban tiap soal tidak panjang, sehingga bisa mencakup materi yang
banyak, tidak melihat nama peserta ujian, memeriksa tiap butir secara
keseluruhan, dan menyiapkan pedoman penskoran. Langkah membuat tes ini
adalah menulis soal dan mengedit pertanyaan.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju kualitas
pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat
berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat perlu untuk
menetapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi
pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak terkait, seperti guru, siswa dan sekolah.
Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-
masing. Jika masing-masing pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah
untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian.
B. Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran baik
penulis, pembaca khususnya siswa dan guru didalam meningkatkan proses pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Uno, H. B., & Koni, S. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wulan , Adea dan Risa Aristia. 2018. Jenis-Jenis Instrumen dan evaluasi Pembelajaran.
Repository Muhammadiyah Sidoarjo.
Permasalahan:
1. Apa sajakah jenis-jenis penilaian yang ada dalam pembelajaran ?
2. Apakah yang dimaksud dengan tes formatif ?
3. Apakah tujuan dilaksanakan tes formatif
4. Kapankah waktu pelaksanaan tes formatif ?
5. Apakah yang dimaksud dengan penilaian penempatan ?
6. Apakah fungsi dilaksanakannya penilaian penempatan ?
7. Penilaian diagnostic dilakukan bertujuan untuk apa ?
8. Untuk apa kita menggunakan teknik penilaian ?
9. Apakah itu penilaian produk ?
10. Apakah tahap-tahap dalam penilaian produk ?
Jawaban:
a. Penilaian formatif
Penilaian yang dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Tes formatif ini dilakukan setiap kali
selesai proses pembelajaran.
b. Penilaian sumatif
Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang dicapai peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu semester atau di akhir tahun pembelajaran.
Proses penilaian dilakukan pada rentang waktu lama misalnya setiap 3, 6 atau 12 bulan
dengan tujuan mengetahui apakah maturity tidak menghilangkan keterampilan yang dicapai
pada proses pembelajaran
Placement Test atau tes penempatan digunakan untuk menentukan posisi atau level
peserta didik saat memulai program pembelajaran. Pada sekolah non formal, hasil tes ini
digunakan menentukan calon peserta apakah berada pada level rendah, sedang atau tinggi
namun pada kelas formal tentu saja tingkatan pendidikan tidak bisa dibuat demikian. Tes
penempatan digunakan untuk menentukan metode dan kedalaman materi yang akan
disampaikan, sesuai dengan kemampuan peserta didik.
d. Penilaian Diagnostik
Waktu pelaksanaan tes formatif adalah Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir
Semester, Ujian Kenaikan Kelas.
Placement Test atau tes penempatan digunakan untuk menentukan posisi atau
level peserta didik saat memulai program pembelajaran. Pada sekolah non formal, hasil
tes ini digunakan menentukan calon peserta apakah berada pada level rendah, sedang atau
tinggi namun pada kelas formal tentu saja tingkatan pendidikan tidak bisa dibuat
demikian. Tes penempatan digunakan untuk menentukan metode dan kedalaman materi
yang akan disampaikan, sesuai dengan kemampuan peserta didik.
6. Apakah fungsi dilaksanakannya penilaian penempatan ?
Fungsi dilaksanakannya penilaian penempatan adalah Untuk mengetahui
pengetahuan dan kondisi awal peserta didik. Penilaian Penempatan tidak harus berkaitan
dengan kompetensi wajib seperti pengetahuan dan keterampilan namun juga keadaan dan
kondisi psikologis.
Teknik penilaian digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan
dan peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi
perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar.
a. Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
b. Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik
c. Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk
sesuai kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan