Dosen Pengampu:
oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
PEMBAHASAN .................................................................................... 3
PENUTUP .................................................................................... 14
KESIMPULAN .................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Yahya Hairun, Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020),
50.
2
Ibnu Hajar, Panduan Lengkap Kurikulum Tematik, (Yogyakarta: Diva Press, 2013), 267.
3
Rubiyanto dkk, Evaluasi Pendidikan, (Surakarta: UMS Press, 2005), 12.
3
a. Prinsip integral dan komprehensif, yaitu penilaian yang dilakukan secara
utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai.
b. Prinsip berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,
berkelanjutan, dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar.
c. Prinsip objektif penilaian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
ada dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat menggambarkan
kemampuan yang diukur.
4
kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar,
maupuan kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.4
Untuk menyusun alat – alat penilaian (baik tes maupun non tes) ada beberapa
langkah yang harus ditempuh, yakni: (a) menelaah kurikulum dan buku pelajaran
agar dapat ditentukan lingkup pertanyaan, terutama materi pelajaran, baik luasnya
maupun kedalamannya; (b) merumuskan tujuan intruksional khusus sehingga jelas
betul abilitas yang harus dinilainya; (c) membuat kisi – kisi atau blueprint alat
penilaian; (d) menyusun atau menulis soal – soal berdasarkan kisi – kisi yang
telah dibuat; dan (e) membuat dan menentukan kunci jawaban soal.
5
C. Instrumen Penilaian Tes dalam Pembelajaran Tematik
Tes tertulis ada dua bentuk soal : (1) soal dengan pilihan jawaban
(pilihan ganda, dua pilihan/benar-salah, ya-tidak, menjodohkan), dan (2) soal
dengan mensuplai-jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, soal uraian).
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berfikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan
memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak
mengembangkan sendiri jawabannya, tetapi cenderung hanya memilih
jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang
benar maka peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran, tetap
menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan
pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau
hal – hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata – katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis
kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang
ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrument penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal – hal
berikut :
a. Materi, misalnya kesesuaian soal dengan indikator pada kurikulum.
b. Kontruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
c. Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
Penilaian tes tertulis dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu :
6
1. Penilaian tes tertulis untuk tiap – tiap mata pelajaran dengan menyebutkan
nama mata pelajaran.
2. Penilaian tes tertulis dengan tanpa menyebutkan nama mata pelajaran,
tetapi guru mengetahui tujuan yang ingin dicapai berdasarkan indicator
yang telah ditetapkan untuk masing – masing matapelajaran.
D. Instrumen Penilaian Non-Tes dalam Pembelajaran Tematik
Ada beberapa contoh penilaian pembelajaran tematik dalam bentuk tes :
1. Penilaian yang terbentuk dalam jaring – jaring tema yang dimasukkan
dalam mata pelajaran
2. Penilaian yang terbentuk dalam jaring – jaring tema yang tidak
dimunculkan dengan mata pelajaran.
1. Penilaian Pengamatan
Pengamatan adalah proses penilaian dengan cara mengamati dan mencatat
secara sistematis terhadap tingkah laku peserta didik didalam kelas
maupun diluar kelas. Sebagai alat evaluasi pengamatan dipakai untuk :
a. Menilai minat, sikap dan nilai – nilai yang terkandung dalam diri
peserta didik.
b. Melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu maupun
kelompok.
2. Penilaian Portofolio
Karakteristik portofolio sebagai penilaian adalah : (a) merupakan hasil
karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas – tugas secara
terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran; (b)
mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari
perbedaan antara siswa; (c) merupakan pendekatan kerja sama; (d)
mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri; (e) memperbaiki dan
mengupayakan prestasi; dan (f) adanya keterkaitan antara penilaian dan
pembelajaran.
3. Langkah – langkah Penilaian Portofolio
7
1. Memberi keyakinan kepada siswa bahwa portofolio merupakan
milik mereka. Supaya siswa terlibat dalam kerja aktif dan
mendorong mereka untuk menilai diri sendiri, harus diyakinkan
bahwa portofolio merupakan milik dan upaya mereka bukan sekedar
mengumpulkan hasil kerja supaya mendapat nilai yang baik.
2. Menentukan contoh kerja apa yang akan dikumpulkan. Berbagai
contoh kerja dapat dikumpulkan, namun guru dapat memilih contoh
kerja yang memudahkan mereka melihat perkembangan atau
kemajuan siswa dalam mencapai kompetensi tertentu.
3. Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja. Guru dapat mngajak
siswa untuk menempatkan dan menyimpan kumpulan hasil kerjanya.
Karya setiap siswa dapat ditampung dalam sebuah map.
4. Menyusun rubrik. Supaya guru dapat menilai dengan adil karya
siswa, guru perlu membuat rubric yang memuat kriteria – kriteria
karya yang diharapkan.
5. Menyusun jadwal. Perlu dilakukan penjadwalan misalnya berapa
kali seminar dilakukan dan kapan. Demikian pula dengan
penyelenggaraan pameran/display.
6. Melibatkan orang tua siswa. Pada waktu yang tepat perlu dijelaskan
kepada orang tua apa itu portofolio dan manfaatnya. jika
memungkinkan orang tua dapat diajak untuk mereview hasil
portofolio anaknya dengan harapan orantua terlbat lebih aktif dalam
proses belaajar anaknya.
Dalam melaksanakan penilaian portofolio perlu diperhatikan
beberapa hal penting, antara lain : (a) siswa merasa memiliki portofolio
sendiri; (b) menentukan secara bersama hasil kerja yang akan
dikumpulkan; (c) mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa dalam
satu tempat; (d) memberi tanggal pembuatan; (e) menentukan kriteria
untuk menilai hasil kerja siswa; (f) meminta siswa untuk menilai hasil
kereja mereka secara berkesinambungan; (g) memberikan kesempatan bagi
siswa yang kurang untuk memperbaiki hasil karyanya dan menentukan
8
waktu penyelesaiannya; dan (h) bilamana dirasa perlu dapat dijadwalkan
pertemuan dengan orang tua. (Muslich, 2007:89)
Penilaian Kinerja
a. Penertian
9
Pertama, dilakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan
penilaian kinerja.
Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain
adalah : (a) batasan waktu yang tersedia; (b) ketersediaan sumber daya alat di
kelas; dan (c) berapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas
kinerja siswa ?. Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi
informal dan formal.
Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar
salah melainkan ingin mengetahui derajad kesuksesan atau kualitas.
Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja antara lain adalah : (a) pendekatan kinerja terdapat dalam checklist; (b)
pendekatan naratif ; (c) pendekatan skala rating (rating scale), dalam standar, dan
(d) metode hapalan.
4. Penilaian Sikap
a. Pengertian
Penilaian sikap sebagai penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara,
antara lain: (a) observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif,
perhatian; (b) pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata tertib
sekolah yang baru; dan (c) laporan pribadi. (Muslich, 2007:89)
10
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan, dan
hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, antara lain: (a)
receiving/attending, kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) yang
datang dari luar; (b) responding, reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar; (c) valuing, berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap stimulasi; (d) organisasi, pengembangan nilai ke dalam satu
sistem organisasi, dan (e) karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. (Sudiana, 2003:30)
4. Menentukan frase atau angka yang dapat menjadi alternative pilihan. Misalnya
SS= sangat setuju, S= setuju, T= tidak setuju, ST= sangat tidak setuju.
11
Dalam penilaian afektif guru tentunya mengharpkan agar siswa merespon skala
likert secara sungguh-sungguh. Agar tidak terjadi kendala dalam menentukan
respon sesuai dengan kondisi sebenarnya. Siswa tidak perlu mencantumkan
namanya dalam lembar penilaian afektif.
4. Penilaian Sikap
a. Pengertian
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, antara
lain: (a) receiving/attending, kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus)
yang datang dari luar; (b) responding, reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar; (c) valuing, berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap stimulasi; (d) organisasi, pengembangan nilai ke dalam satu
sistem organisasi, dan (e) karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. (Sudiana, 2003:30)
12
2. Membuat beberapa pernyataan tentang variabel afektif yang dimaksudkan.
4. Menentukan frase atau angka yang dapat menjadi alternative pilihan. Misalnya
SS= sangat setuju, S= setuju, T= tidak setuju, ST= sangat tidak setuju.
Dalam penilaian afektif guru tentunya mengharpkan agar siswa merespon skala
likert secara sungguh-sungguh. Agar tidak terjadi kendala dalam menentukan
respon sesuai dengan kondisi sebenarnya. Siswa tidak perlu mencantumkan
namanya dalam lembar penilaian afektif.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15