Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK


Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik

Dosen Pengampu:

Ika Nur Safitri, M. Pd. I

oleh:

1. ARDHA CHUSNIA ALFARID (2020.080.26.0003)


2. AYU KARMILA (2020.080.26.0004)
3. KHOIROH (2020.080.26.0008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DIPONEGORO TULUNGAGUNG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Judul makalah ini adalah “Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik“.


Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik.
Kemudian, tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini,

1. Bapak Dr. H. Sukarji, M. Pd. I sebagai Ketua STAI Diponegoro


Tulungagung
2. Bapak Adhis Ubaidillah, M. Pd. I sebagai Kaprodi PGMI
3. Ibu Ika Nur Safitri, M. Pd. I sebagai Dosen mata kuliah
Pembelajaran Tematik.
4. Teman-teman kelompok 5 yang telah membantu menyusun
makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Tulungagung, 9 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Prinsip dan prosedur penilaian pembelajaran tematik ......................... 3


B. Menentukan jenis-jenis penilaian dari setiap indikator yang
Ditentukan…………………………………………………………… 4
C. Instrumen penilaian tes dalam pembelajaran tematik .......................... 6
D. instrumen penilaian non-tes dalam pembelajaran tematik ................... 7

BAB III .................................................................................... 14

PENUTUP .................................................................................... 14

KESIMPULAN .................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran tematik juga merupakan suatu program


pembelajaran yang berasal dari satu tema atau topik tertentu kemudian
setelah itu dielaborasikan dari berbagai aspek atau dilihat dari berbagai
sudut pandang mata pelajaran yang biasa diajarkan disekolah

Pembelajaran tematik terdiri dari satu tema atau topik tertentu


kemudian setelah itu dielaborasikan dari berbagai aspek dengan cara
menggabungkan berbagai mata pelajaran menjadi satu tema.Siswa atau
peserta didik sebagai subjek dalam pembelajaran tematik harus bisa
dijadikan atau dikondisikan dengan baik. Mulai dari, siswa harus siap
mengikuti serta melaksanakan prosses kegiatan pembelajaran yang dalam
kegiatan pelaksanaanya diharapkan untuk dapat bekerja baik secara
individual, pasangan atau kelompok. Kemudian, siswa harus siap
mengikuti kegiatan pembelajaran yang beragam atau bervariasi secara
aktif dan kreatif misalnya melakukan diskusi kelompok, melakukan
penelitian sederhana, dan pemecahan masalah dalam pembelajaran.8

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip dan prosedur penilaian pembelajaran tematik?


2. Bagaimana menentukan jenis-jenis penilaian dari setiap indikator yang
ditentukan?
3. Apa saja instrumen penilaian tes dalam pembelajaran tematik?
4. Apa saja instrumen penilaian non-tes dalam pembelajaran tematik?

C. Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan prinsip dan prosedur penilaian pembelajaran


tematik.
2. Untuk mendeskripsikan menentukan jenis-jenis penilaian dari setiap
indikator yang ditentukan.
3. Untuk menyebutkan instrumen penilaian tes dalam pembelajaran
tematik.
4. Untuk menyebutkan instrumen penilaian non-tes dalam pembelajaran
tematik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip dan Prosedur Penilaian Pembelajaran Tematik

Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh


informasi secara objektif, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang dicapai siswa yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
menentukan perlakuan selanjutnya. Penilaian ini digunakan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.1
Penilaian dalam pembelajaran tematik ialah usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan maupun perkembangan yang telah
dicapai, baik berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran.
Menurut Hajar dalam bukunya yang berjudul “Panduan Lengkap
Kurikulum Tematik”, penilaian dalam pembelajaran tematik dapat diartikan
sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah atau para guru untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan
yang dicapai oleh peserta didik melalui program kegiatan pembelajaran
tematik.2
Ada tiga prinsip yang mendasari penilaian pembelajaran tematik.
Sebagaimana diungkapkan Rusman, penilaian pembelajaran tematik tidak
berbeda dari penilaian dalam kegiatan pembelajaran konvensional. Oleh
karena itu, prinsip-prinsipnya sama dengan prinsip penilaian pada
pembelajaran konvensional, yaitu:3

1
Yahya Hairun, Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020),
50.
2
Ibnu Hajar, Panduan Lengkap Kurikulum Tematik, (Yogyakarta: Diva Press, 2013), 267.
3
Rubiyanto dkk, Evaluasi Pendidikan, (Surakarta: UMS Press, 2005), 12.

3
a. Prinsip integral dan komprehensif, yaitu penilaian yang dilakukan secara
utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai.
b. Prinsip berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,
berkelanjutan, dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar.
c. Prinsip objektif penilaian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
ada dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat menggambarkan
kemampuan yang diukur.

B. Menentukan Jenis-jenis Penilaian dari Setiap Indikator

Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan


proses penilaian hasil belajar, yaitu :

1. Merumuskan atau mempertegas tujuan – tujuan pengajaran. Mengingat


fungsi penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapai-tidaknya tujuan
pengajaran, maka perlu dilakukan upaya mempertegas tujuan pengajaran
sehingga dapat memberikan arah terhadap penyususnan alat – alat
penilaian.
2. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus
mata pelajaran. Hal ini penting mengingat isi teks atau pertanyaan
penilaian berkenaan dengan bahan pengajaran yang diberikan. Penguasaan
materi pengajaran sesuai dengan tujuan – tujuan pengajaran merupakan isi
dan sasaran penilaian hasil belajar.
3. Menyusun alat – alat penilaian, baik tes maupun non tes, yang cocok
digunakan dalam menilai jenis – jenis tingkah laku yang tergambar dalam
tujuan pengajaran. Dalam penyusunan alat penilaian hendaknya
diperhatikan kaidah – kaidah penulisan soal.
4. Menggunakan hasil – hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
tersebut, yakni untuk kepentingan pendiskripsian kemampuan siswa,

4
kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar,
maupuan kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan.4

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan,


pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa. Secara teknis, penilaian bisa dilakukan dengan cara – cara berikut :

1. Melihat kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum.


2. Memilih alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Mempertimbangkan kondisi anak, manakala penilaian sedang
berlangsung.
4. Penilaian dilakukan secara terpadu, dengan kegiatan belajar mengajar.
5. Penilaian dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.
6. Memberikan petunjuk secara jelas dalam pelaksanaan penilaian dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
7. Membuat kriteria penskoran secara jelas sehingga tidak menimbulkan
multitafsir.
8. Menggunakan berbagai bentuk dan alat untuk menilai beragam
kompetensi.
9. Melakukan rangkaian aktivitas penilaian melalui: pemberian tugas,
pekerjaan rumah, ulangan, pengamatan, dan sebagainya.

Untuk menyusun alat – alat penilaian (baik tes maupun non tes) ada beberapa
langkah yang harus ditempuh, yakni: (a) menelaah kurikulum dan buku pelajaran
agar dapat ditentukan lingkup pertanyaan, terutama materi pelajaran, baik luasnya
maupun kedalamannya; (b) merumuskan tujuan intruksional khusus sehingga jelas
betul abilitas yang harus dinilainya; (c) membuat kisi – kisi atau blueprint alat
penilaian; (d) menyusun atau menulis soal – soal berdasarkan kisi – kisi yang
telah dibuat; dan (e) membuat dan menentukan kunci jawaban soal.

5
C. Instrumen Penilaian Tes dalam Pembelajaran Tematik
Tes tertulis ada dua bentuk soal : (1) soal dengan pilihan jawaban
(pilihan ganda, dua pilihan/benar-salah, ya-tidak, menjodohkan), dan (2) soal
dengan mensuplai-jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, soal uraian).
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berfikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan
memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak
mengembangkan sendiri jawabannya, tetapi cenderung hanya memilih
jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang
benar maka peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran, tetap
menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan
pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau
hal – hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata – katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis
kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang
ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrument penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal – hal
berikut :
a. Materi, misalnya kesesuaian soal dengan indikator pada kurikulum.
b. Kontruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
c. Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
Penilaian tes tertulis dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu :

6
1. Penilaian tes tertulis untuk tiap – tiap mata pelajaran dengan menyebutkan
nama mata pelajaran.
2. Penilaian tes tertulis dengan tanpa menyebutkan nama mata pelajaran,
tetapi guru mengetahui tujuan yang ingin dicapai berdasarkan indicator
yang telah ditetapkan untuk masing – masing matapelajaran.
D. Instrumen Penilaian Non-Tes dalam Pembelajaran Tematik
Ada beberapa contoh penilaian pembelajaran tematik dalam bentuk tes :
1. Penilaian yang terbentuk dalam jaring – jaring tema yang dimasukkan
dalam mata pelajaran
2. Penilaian yang terbentuk dalam jaring – jaring tema yang tidak
dimunculkan dengan mata pelajaran.
1. Penilaian Pengamatan
Pengamatan adalah proses penilaian dengan cara mengamati dan mencatat
secara sistematis terhadap tingkah laku peserta didik didalam kelas
maupun diluar kelas. Sebagai alat evaluasi pengamatan dipakai untuk :
a. Menilai minat, sikap dan nilai – nilai yang terkandung dalam diri
peserta didik.
b. Melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu maupun
kelompok.
2. Penilaian Portofolio
Karakteristik portofolio sebagai penilaian adalah : (a) merupakan hasil
karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas – tugas secara
terus menerus dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran; (b)
mengukur setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari
perbedaan antara siswa; (c) merupakan pendekatan kerja sama; (d)
mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri; (e) memperbaiki dan
mengupayakan prestasi; dan (f) adanya keterkaitan antara penilaian dan
pembelajaran.
3. Langkah – langkah Penilaian Portofolio

Agar portofolio menjadi bagian integral dari kegiatan pembelajaran di


kelas, portofolio harus direncanakan dengan hati – hati. Langkah –
langkah yang dapat ditempuh antara laian adalah :

7
1. Memberi keyakinan kepada siswa bahwa portofolio merupakan
milik mereka. Supaya siswa terlibat dalam kerja aktif dan
mendorong mereka untuk menilai diri sendiri, harus diyakinkan
bahwa portofolio merupakan milik dan upaya mereka bukan sekedar
mengumpulkan hasil kerja supaya mendapat nilai yang baik.
2. Menentukan contoh kerja apa yang akan dikumpulkan. Berbagai
contoh kerja dapat dikumpulkan, namun guru dapat memilih contoh
kerja yang memudahkan mereka melihat perkembangan atau
kemajuan siswa dalam mencapai kompetensi tertentu.
3. Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja. Guru dapat mngajak
siswa untuk menempatkan dan menyimpan kumpulan hasil kerjanya.
Karya setiap siswa dapat ditampung dalam sebuah map.
4. Menyusun rubrik. Supaya guru dapat menilai dengan adil karya
siswa, guru perlu membuat rubric yang memuat kriteria – kriteria
karya yang diharapkan.
5. Menyusun jadwal. Perlu dilakukan penjadwalan misalnya berapa
kali seminar dilakukan dan kapan. Demikian pula dengan
penyelenggaraan pameran/display.
6. Melibatkan orang tua siswa. Pada waktu yang tepat perlu dijelaskan
kepada orang tua apa itu portofolio dan manfaatnya. jika
memungkinkan orang tua dapat diajak untuk mereview hasil
portofolio anaknya dengan harapan orantua terlbat lebih aktif dalam
proses belaajar anaknya.
Dalam melaksanakan penilaian portofolio perlu diperhatikan
beberapa hal penting, antara lain : (a) siswa merasa memiliki portofolio
sendiri; (b) menentukan secara bersama hasil kerja yang akan
dikumpulkan; (c) mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa dalam
satu tempat; (d) memberi tanggal pembuatan; (e) menentukan kriteria
untuk menilai hasil kerja siswa; (f) meminta siswa untuk menilai hasil
kereja mereka secara berkesinambungan; (g) memberikan kesempatan bagi
siswa yang kurang untuk memperbaiki hasil karyanya dan menentukan

8
waktu penyelesaiannya; dan (h) bilamana dirasa perlu dapat dijadwalkan
pertemuan dengan orang tua. (Muslich, 2007:89)

Penilaian Kinerja

a. Penertian

Menurut Masnur Muslich (2007:80) penilaian kinerja adalah penilaian


berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
terjadi. Penilaian ini biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam
berpidato, pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah, partisipasi siswa dalam
diskusi, menari, memainkan alat music, dan aktivitas olahraga. Karakteristik dari
tes kinerja ada dua : 1) peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan
kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu
aktivitas (perbuatan) seperti melakukan eksperimen, praktik, dan sebagainya. 2)
Produk dari tes kinerja kebih penting dari pada perbuatan atau kinerjanya.

Tes kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan


membaca, kegiatan olahraga. Idealnya guru harus dapat mengamati keseluruhan
kinerja siswa. Jika jumlah siswa terlalu banyak perlu alternatif dengan membuat
tabel – tabel pengamatan yang praktis.

b. Langkah – langkah Penilaian Kinerja

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian kinerja adalah


sebagai berikut : (a) mengidentifikasi semua aspek penting ; (b) mengusahakan
kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak; (c)
mengurutkan kemampuan ynag akan dinilai berdasarkan urutan yang akan
diamati; (d) bilamana menggunakan rating scale perlu menyediakan kriteria untuk
setiap pilihan. Dalam penilaian kinerja (performance) dapat menggunakan dua
kemungkinan instrumen, yaitu daftar cek (checklist) dan skala rentang (rate scale).
(Muslich, 2007 : 81).

Persiapan tes kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan.

9
Pertama, dilakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan
penilaian kinerja.

Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain
adalah : (a) batasan waktu yang tersedia; (b) ketersediaan sumber daya alat di
kelas; dan (c) berapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas
kinerja siswa ?. Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi
informal dan formal.

Ketiga, menentukan kriteria kualitas kinerja siswa. Dalam kurikulum berbasis


kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi. Penyusunan
kriteria dapat pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini :
(a) mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai; (b) mendaftar
aspek-aspek penting dan kinerja atau produk; (c) membatasi jumlah kriteria yang
dapat diamati; (d) menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau
kelakuan siswa yang dapat diamati; dan (e) menyusun kriteria agar dapat diamati
dengan efektif.

Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar
salah melainkan ingin mengetahui derajad kesuksesan atau kualitas.

Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja antara lain adalah : (a) pendekatan kinerja terdapat dalam checklist; (b)
pendekatan naratif ; (c) pendekatan skala rating (rating scale), dalam standar, dan
(d) metode hapalan.

4. Penilaian Sikap

a. Pengertian

Penilaian sikap sebagai penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara,
antara lain: (a) observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif,
perhatian; (b) pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata tertib
sekolah yang baru; dan (c) laporan pribadi. (Muslich, 2007:89)

10
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan, dan
hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, antara lain: (a)
receiving/attending, kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) yang
datang dari luar; (b) responding, reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar; (c) valuing, berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap stimulasi; (d) organisasi, pengembangan nilai ke dalam satu
sistem organisasi, dan (e) karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. (Sudiana, 2003:30)

b. Langkah-langkah Penilaian Sikap (Afektif)

Banyak teknik dikembangkan untuk menilai afektif, namun yang sering


digunakan adalah dengan memanfaatkan skala likert. Langkah-langkah dalam
menyusun skala likert antara lain adalah :

1. Memilih variabel afektif yang akan diukur.

2. Membuat beberapa pernyataan tentang variabel afektif yang dimaksudkan.

3. Mengklasifikasikan pernyataan positif atau negative

4. Menentukan frase atau angka yang dapat menjadi alternative pilihan. Misalnya
SS= sangat setuju, S= setuju, T= tidak setuju, ST= sangat tidak setuju.

5. Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian.

6. Melakukan uji coba.

7. Mengidentifikasi dan membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik.

8. Melaksanakan penilaian afektif.

11
Dalam penilaian afektif guru tentunya mengharpkan agar siswa merespon skala
likert secara sungguh-sungguh. Agar tidak terjadi kendala dalam menentukan
respon sesuai dengan kondisi sebenarnya. Siswa tidak perlu mencantumkan
namanya dalam lembar penilaian afektif.

4. Penilaian Sikap

a. Pengertian

Penilaian sikap sebagai penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa


terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian ini dapat dilakukan
dengan cara, antara lain: (a) observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama,
inisiatif, perhatian; (b) pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata
tertib sekolah yang baru; dan (c) laporan pribadi. (Muslich, 2007:89)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, antara
lain: (a) receiving/attending, kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus)
yang datang dari luar; (b) responding, reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar; (c) valuing, berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap stimulasi; (d) organisasi, pengembangan nilai ke dalam satu
sistem organisasi, dan (e) karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. (Sudiana, 2003:30)

b. Langkah-langkah Penilaian Sikap (Afektif)

Banyak teknik dikembangkan untuk menilai afektif, namun yang sering


digunakan adalah dengan memanfaatkan skala likert. Langkah-langkah dalam
menyusun skala likert antara lain adalah :

1. Memilih variabel afektif yang akan diukur.

12
2. Membuat beberapa pernyataan tentang variabel afektif yang dimaksudkan.

3. Mengklasifikasikan pernyataan positif atau negative

4. Menentukan frase atau angka yang dapat menjadi alternative pilihan. Misalnya
SS= sangat setuju, S= setuju, T= tidak setuju, ST= sangat tidak setuju.

5. Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian.

6. Melakukan uji coba.

7. Mengidentifikasi dan membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik.

8. Melaksanakan penilaian afektif.

Dalam penilaian afektif guru tentunya mengharpkan agar siswa merespon skala
likert secara sungguh-sungguh. Agar tidak terjadi kendala dalam menentukan
respon sesuai dengan kondisi sebenarnya. Siswa tidak perlu mencantumkan
namanya dalam lembar penilaian afektif.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk


mendapatkan berbagai informasi secara berkala berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji


tercapainya kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran
yang terdapat pada tema tersebut dengan demikian penilaian dalam hal ini
tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai
dengan kompetensi dasar hasil belajar dan indikator mata pelajaran.

Untuk melaksanakan penilaian secara efektif perlu diperhatikan


beberapa karakteristik malaikat di dalam suatu penilaian.

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan


pengumpulan informasi pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa.

B. Saran

Demikian tadi pembahasan makalah tentang Penilaian dalam


Pembelajaran Tematik. Dalam penyusunan makalah ini kenyataannya
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya, sehingga bisa terus menghasilkan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT


Prestasi Pustakaraya.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai