Anda di halaman 1dari 9

Hakikat Membaca

1. Pengertian membaca menurut Nurhadi (Nurhadi, 2008: 13), membaca adalah sebuah proses yang
kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal
dan faktor eksternal membaca. Faktor internal meliputi intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat,
motivasi, dan tujuan membaca, sedangkan faktor eksternal meliputi sarana membaca, teks
bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi
membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi
yang rumit untuk menunjang

2. Pengertian membaca menurut Anderson dalam Tarigan (2008: 7) mengemukakan bahwa


membaca adalah proses dekoding (decoding). Artinya, suatu kegiatan untuk memecahkan
lambang-lambang verbal. Proses dekoding atau pembacaan sandi dapat diartikan pula sebagai
proses menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan bahasa lisan (oral language
meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

3. Pengertian membaca menurut Artanto (2009)


Membaca merupakan aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian
menalarkannya.

Tujuan Membaca
Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang tentu memiliki tujuan tertentu. Namun pada
dasarnya membaca memiliki dua tujuan. Yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
membaca adalah untuk mencari dan mendapatkan informasi dari sumber yang dibaca
secara khusus Tarigan (2008:7) mengemukakan bahwa membaca memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut:

1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh
para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta
(reading for details or facts).
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topic yang baik atau menarik.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for mains
ideas).
3. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan (reading for sequence or organization).
4 .Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh merasakan. Membaca seperti
ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inferensi).
5. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak wajar mengenai
seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengelompokkan (reading for
classify).
6. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menilai (reading tu evaluate).
7. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading for compare or contrasts).

Fungsi Membaca

1. Fungsi intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya
nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan penelitian,
skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)
2. Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung
oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dan lain-
lain.
3. Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam
kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep membuat minuman dan
makanan, cara merawat tanaman, dll.
4. Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas
budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
5. Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan. Contoh: dengan
membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting atau kita
perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang
mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor, fariabel karya sastra,
dll.
7. Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala dilaksanakan secara
lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan
oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita,
karya sastra, pengumuman, dll.
8. Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi
waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll. (Amir, 1996:5).

EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA

Hakikat Keterampilan Bahasa


Keterampilan bahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis,
dan membaca. Dalam berbicara, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan
bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap
bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Dipihak lain, dalam membaca si
penerima pesan berupaya memberikan makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.
Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam
melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memiliki
keteramplilan dalam melakukan proses decoding.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam
masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain
tergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi
sebagai manager, jaksa, pengacara, guru, dan wartawan.

Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak), berbicara,


membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa
ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis.
Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan
berbicara dan menulis bersifat produktif. Untuk menguasai keempat jenis keterampilan
berbahasa tersebut seseorang harus menguasai sejumlah keterampilan mikro.

Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat
erat kaitannya. Berbicara bersifat produktif sedangkan mendengarkan bersifat reseptif. Dua jenis
keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menulis dan membaca. Keduanya merupakan jenis
keterampilan berbahasa ragam tulis. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat
produktif, sedangkan membaca bersifat reseptif.

Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa, keterampilan berbahasa jenis reseptif
tampak banyak mendukung pemerolehan bahasa jenis produktif. Dalam suatu peristiwa
komunikasi sering kali beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bersama-sama
guna mencapai tujuan komunikasi.

B. Aspek Keterampilan Bahasa


Keterampilan bahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut.
1. Keterampilan menyimak (listening skills)
2. Keterampilan berbicara (speaking skills)
3. Keterampilan membaca (reading skills)
4. Keterampilan menulis (writing skills)
Keempat keterampilan bahasa itu saling berkait satu sama lain, sehingga untuk
mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga
akan terlibat.
Tabel 1: Empat Aspek Keterampilan Bahasa

Ciri-ciri Lisan Tulisan

Reseptif Mendengarkan Membaca

Produktif Berbicara Menulis


Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan
yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak/mendengarkan bahasa,
kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan
keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis.
Keterampilan menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan
keterampilan membaca dan menulis pada umumnya dipelajari di sekolah. Keempat aspek
keterampilan bahasa berhubungan satu sama lain.

1. Keterampilan menyimak (listening skills)


Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga
memahaminya. Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif
dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan
tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam menyimak jenis ini, kita
bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki
kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa
yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian,
contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah,
atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut,
kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang
diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya
untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa hal
berikut:
a. menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat
jangka pendek (short-term memory);
b. berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
c. menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan
adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
d. membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;
e. mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);
f. mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;
g. menebak makna dari konteks;
h. mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);
i. menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;
j. mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);
k. mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan
unsur-unsur lainnya.
2. Keterampilan berbicara (speaking skills)
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu
interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya
percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya
pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi,
pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan
bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di
hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi
wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat
noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang
pembicara harus dapat:
a. mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya;
b. menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga
pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;
c. menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
d. menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
e. berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi
pendengar;
f. berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-
ide utama;
g. berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah
mengikuti pembicaraan.
3. Keterampilan membaca (reading skills)
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi
yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi
dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus
dimiliki pembaca adalah:
a. mengenal sistem tulisan yang digunakan;
b. mengenal kosakata;
c. menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;
d. menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis;
e. mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;
f. menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek,
dan preposisi;
g. mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;
h. merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;
i. menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik
kesimpulan-kesimpulan;
j. menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan
gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama;
k. membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan;
l. menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca
yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara
mendalam.
4. Keterampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-
jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata
dan kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam
suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, penulis
perlu untuk:
a. menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
b. memilih kata yang tepat;
c. menggunakan bentuk kata dengan benar;
d. mengurutkan kta-kata dengan benar;
e. menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
f. memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
g. mengupayakan ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide
atau informasi tambahan;
h. mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga
pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;
i. membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum
mereka ketahui dan penting untuk ditulis.
Hubungan Antar aspek Keterampilan berbahasa

Hubungan antara Menyimak dan Berbicara


Menyimak dan Berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-
hari Menyimak(mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua
kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media
yang disebut Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama.
Hubunganya adalah:
1. keduanya merupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah
2. ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi)
3. kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulan yang ditemui (misal kehidupan
desa tau kota)
4. ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa disekitarnya baik di rumah, sekolah
atau lingkungan masyarakat
5. anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit daripada kalimat yang
diucapkannya
6. meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas keterampilan berbicara
7. ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar
8. berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi
2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
1. Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi
2. Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca
dari sumber tertulis
3. Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif
4. Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan
5. Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak
6. Menyimak pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak daripada membaca
pemahaman
7. Anak membutuhkan bimbingan dalam menyimak
8. Kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca
9. Ada korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak
10. Pendengaran yang kurang baik merupakan salahsatu penyebab ketidakpahaman
dalam membaca
11. Menyimak sesuatu secara mendadak tidak lebih baik daripada membaca
12. Terdapat hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca
3. Hubungan antara Menyimak dan Menulis
1. Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan
menyimak.
2. Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis
3. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan
memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis
dengan baik
4. Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir
dalam kegiatan menyimak
4. Hubungan antara Berbicara dan Membaca
1. Performansi atau penampilanmembaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan
2. Ujaran tunaaksara/buta huruf dapat mengganggu pelajaran membaca bagi anak
3. Ujaran membentuk suatu dasar bagi pembelajaran membaca dan membaca
membantu meningkatkan bahasa lisan
4. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan perlu dipahami sebelum memulai
aktifitas membaca
5. Hubungan antara Berbicara dan Menulis
1. Keduanya merupakan alat untuk mengekspresikan makna
2. Ujaran merupakan dasar bagi ekspresi tulis
3. Diskusi dapat dilakukan sebelum seseorang menulis tentang topik yang belum
dikuasainya
4. Ekspresi tulis lebih terstruktur, tetap, dan jelas dibandingkan ekspresi lisan
5. Membuat catatan dan bagan atau kerangka ide yang akan disampaikan dalam
suatu pembicaraan akan membantu seseorang dalam mengutarakan idenya kepada
pendengar
6. Hubungan antara Membaca dan Menulis
Hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses awal yang
melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan
keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra. Secara garis besar hubungan antara
membaca dan menulis adalah sebagai berikut :

Diunduh melalui
(http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspek-aspek-
keterampilan-dalam.html)

Anda mungkin juga menyukai