Anda di halaman 1dari 4

PRAKARSA PERUBAHAN DALAM KONSEP BAGJA:

MENGEMBANGKAN KEGIATAN LITERASI DALAM MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DI KELAS

Roistina Warih Suciyanti (22537040)

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris


Pendidikan Profesi Guru
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Literasi adalah satu hal dasar yang harus diterapkan dan dikembangkan oleh setiap
peserta didik. Literasi ini diartikan sebagai sebuah kemampuan dalam membaca dan menulis.
Akan tetapi, literasi sendiri tidak hanya sekedar membaca dan menulis tetapi lebih luas
pemaknaannya. Literasi ini sangat bermanfaat dan penting dalam kehidupan. Melalui literasi
seorang individu dapat mengetahui berbagai infomasi dan pengetahuan baru untuk di koneksikan
dengan pengetahuan yang mereka sudah miliki. Selain itu literasi juga mempengaruhi
kemampuan komunikasi peserta didik, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
Pentingnya kesadaran literasi ini dapat mendukung keberhasilan peserta didik dalam menangani
berbagai persoalan, seperti menyelesaikan tugas atau soal yang diberikan oleh guru, atau
memberikan pendapat dalam diskusi. Guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan
kemampuan literasi peserta didik di dalam kelas. Peserta didik membutuhkan sebuah motivasi
untuk menumbuhkan minatnya dalam berliterasi. Minat peserta didik ini sangat penting untuk
diarah oleh seorang guru yang mana akan mempengaruhi jalannya kegiatan berliterasi.
Kurangnya minat baca akan mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam berfikir kritis.

Sebuah survei yang dilakukan oleh PISA tahun 2019 menunjukkan bahwa tingkat
kemampuan literasi Indonesia itu masih sangat rendah. Padahal sebagai bangsa Indonesia kita
memiliki kiblat pendidikan yang melahirkan seorang tokoh terkenal pendidikan Nasional yaitu
Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara ini merupakan seorang yang gemar membaca. Beliau
mendirikan sebuah sekolah bernama Taman siswa. Pendirian ini tidak semata berdiri tanpa
adanya pemikiran kritis dari Ki Hajar Dewantara yang melihat pendidikan kala itu sangat
memprihatinkan. Pendidikan yang hanya dibekali dengan kegiatan membaca, menulis dan
berhitung dengan sederhana. Ki Hajar Dewantara berprofesi sebagai seorang Journalis yang giat
menuangkan tulisannya yang berisi pemikiran dan cita-cita kemerdekaan Indonesia dalam
berbagai surat kabar. Sebagai role model pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sebenarnya
telah memberikan contoh gagasan besar “Taman siswa” sebagai hasil pemikiran dari budaya
literasi yang tinggi dan bahwa untuk menciptakan sesuatu yang besar itu juga membutuhkan
pemikiran kritis.

Sama hal nya dengan yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa peserta didik akan
memiliki berbagai pendapat/gagasan/ide bila mereka memiliki wawasan yang luas. Semakin luas
pengetahuan yang mereka miliki, maka akan semakin kritis pemikirannya. Kemampuan berfikir
kritis merupakan bagian dalam hidup setiap individu. Melalui berfikir kritis, seorang individu
dapat menyelesaikan masalahnya dengan lebih baik. Mereka yang memiliki kemampuan berfikir
kritis yang baik akan menelaah, mencari dan memilih penyelesaian masalah yang tepat, logis dan
bermanfaat. Setiap individu seharusnya memiliki kemampuan ini, begitu pun peserta didik.
Sekolah menjadi tempat dimana peserta didik dapat menerima bimbingan dan membangun
kemampuan berfikir kritisnya. Proses berfikir kritis ini tidak semata berupa peserta didik
menerima pengetahuan atau informasi dari guru, tetapi peserta didik mampu memproses
informasi, menghubungkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki, menganalisis,
mengevaluasi, serta menyimpulkan informasi tersebut sehingga terciptalah pengetahuan baru.
Untuk menumbuhkan kemampuan berfikiran kritis tersebut salah satu caranya adalah melakukan
kegiatan literasi. Oleh karena itu penting adanya untuk guru mendukung pengembangkan
kemampuan berfikir kritis peserta didik melalui literasi dalam sekolah. (Define)

Proses pengembangan literasi dalam kelas ini sangat sulit tercipta apabila tidak adanya
dukungan oleh guru ataupun peserta didik yang terlibat. Guru harus mencetuskan berbagai
kegiatan literasi yang menarik sehingga peserta didik tertarik untuk melakukan kegiatan literasi.
Selanjutnya, kegiatan literasi ini ditujukan kepada peserta didik, sehingga guru memiliki peran
besar dalam menumbuhkan motivasi litarasi peserta didik. Pertama kali guru harus mengarahkan
minat peserta didik. Minat merupakan suatu keinginan yang berasal dalam diri peserta didik.
Sehingga kegiatan literasi ini harus ditumbuhkan lebih dahulu melalui minat untuk memotivasi
peserta didik dalam berliterasi. Guru memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan minat peserta
didik, bisa melalui koneksi batin, kedekatan, wawasan guru yang luas, kreatifitas, inovasi, dll
(Discover).

Dengan adanya kegiatan literasi ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan


kognitif peserta didik. Berbagai manfaat lainnya pun akan muncul saat kegiatan literasi ini
dilakukan. Peserta didik juga memiliki minat dalam berliterasi. Apabila peserta didik dalam satu
kelas memiliki minat baca yang baik, maka proses pembelajaran akan menjadi sangat bermakna
dan setiap peserta didik akan akan mencoba untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai suatu
persoalan yang disediakan. Mereka dapat pula menggali informasi lebih dalam, sehingga tidak
terpaku pada penjelasan yang diberikan oleh guru semata. Peserta didik dapat memberikan
evaluasi dan kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah diajarkan. (Dream)

Seperti yang kita tahu bahwasannya minat baca peserta didik itu mempengaruhi proses
kegiatan literasi. Oleh karena itu guru harus memiliki cara untuk dapat mengarahkan peserta
didik sehingga mereka memiliki minat baca yang baik. Guru bisa berinovasi dan berkreasi
melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan literasi tidak semata membaca tetapi
lebih dari hal tersebut. Kegiatan literasi bisa berupa penggalian informasi melalui sharing antar
teman dengan cara berkelompok atau mandiri. Adanya kegiatan mengevaluasi untuk menentukan
penelesaian sebuah persoalan, serta pengambilan keputusan bersama. Berdasarkan kegiatan
tersebut tidak hanya literasi yang dilakukan tetapi juga pengembangan berfikir kritisolehpeserta
didik.

Selanjutnya, guru dapat memberikan kegiatan literasi yang bervariasi, contohnya dari
video, teks bergambar, teks tanpa gambar, dan gambar. Guru pun dapat memberikan literasi
melalui berbagai media, seperti media kertas (print out), soft file, dan link youtube/media
sosial/website. Dengan adanya kegiatan literasi dan media yang bervariasi, peserta didik tidak
akan merasa bosan, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan memberikan banyak
wawasan pada peserta didik. (Design)

Maka dari itu, melalui adanya pengembangan kegiatan literasi akan memotivasi peserta didik dalam
berliterasi sehingga kemampuannya dalam berfikir secara kritis akan meningkat pula.
KONSEP BAGJA:

AMBIL PELAJARAN(DISCOVER)

1. APA YANG MENYEBABKAN KITA HARUS MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS


PESERTA DIDIK?
2. BAGAIMANA CARA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS?

AMBIL PELAJARAN (DISCOVER) 

1. APA YANG HARUS DILAKUKAN GURU UNTUK MENGEMBANGKAN KEGIATAN LITERASI DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PESERTA DIDIK?
2. APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PESERTA DIDIK

Gali mimpi (dream)

Apa dampak yang ditimbul dalam mengembangkan literasi?

Apa dampak terhadap peserta didik itu sendiri?

Apa dampak bagi kelas bila peserta didik memiliki kemampuan literasi yang baik?

Jabarkan rencana (design)

Bagaimana cara guru menerapkan kegiatan literasi peserta didik?

BAGAIMANA KEGIATAN LITERASI BERLANGSUNG?

HAL POSITIF YANG BISA DIAMBIL DALAM MENGEMBANGKAN KEGIATAN LITERASI DIKELAS?

Anda mungkin juga menyukai