Anda di halaman 1dari 10

Elemen- Elemen Pendidikan Inklusif I

Mata Kuliah Pendidikan Inklusi


Dosen Pengampu: M. Dani Wahyudi,S.Pd.I., M.Pd

Anggota Kelompok : Kelompok 5


Kelas 5C
23.Mia Resty Aulia 1810125220050
PGSD
42.Karmila Ramadhanty 1810125320006
44.Siti Noorhafidzah Amali 1810125320008
48. Dini Fitria 1810125320012
A. Welcoming School
Welcoming School dimaknai sebagai sekolah yang ramah, terbuka dan
menjadi sekolah yang siaga. Ramah dimaksudkan sebuah sekolah menjadi
tempat yang menyenangkan, nyaman dan aman bagi setiap warga
sekolah.
Langkah yang dapat dilakukan
untuk menjadi welcoming school :

1. Peraturan sekolah yang ramah


2. Jemput bola dengan melakukan pendataan dan memotivasi masyarakat untuk
bersekolah.
3. Mempertimbangkan aksibilitas
4.  Mempunyai tempat untuk aktivitas orang tua anak.
5. Sekolah yang melindungi siswa dari bahaya kecelakaan, penculikan, peredaran
narkoba dan kekerasan.
6. Sekolah yang mempertimbangkan kesehatan.
B. Welcoming Teacher
Welcoming teacher dimaknai menjadi guru yang ramah.
Cakupannya tidak hanya lemah lembut dan santun tetapi arti luas yang
dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam 3 ranah yaitu kognitif,
Click here to add content of the text , and briefly explain your point of view.

afektif dan psikomotorik


Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadi welcoming
teacher adalah sebagai berikut:

1. Guru harus mengetahui kondisi fisik maupun psikis peserta didik,


termasuk kesehatan, intelegensi anak, sifat/karakter anak, dsb.
2. Guru yang penolong, bukan guru yang mudah memberikan hukuman
atau panisment.
3. Guru yang tidaak mempermalukan anak.
4. Guru yang dapat mengatasi jika ada anak yang dipermalukan oleh anak
lain.
5. Guru yang empati terhadap hambatan belajar siswa.
6. Guru yang segera mungkin berusaha mengatasi hambatan belajar siswa.
7. Guru yang selalu memperhatikan perkembangan anak.
8. Guru yang dapat menjalin hubungan baik dengan orang tua anak dan
pihak lainnya.
C. KOLABORATIF VERSUS KOMPETISI
Peningkatan kualitas dapat diraih melalui dua jalur, kolaboratif dan kompetisi.

1. Kolaboratif 2. Kompetisi

Kolaboratif atau kerjasama. Sebagai Kompetisi dengan kata lain Persaingan.


makhluk sosial manusia tidak dapat Kompetisi tersebut bisa dihadapi secara
dipisahkan dari komunitasnya dan setiap positif atau negatif, bergantung kepada sikap
orang di dunia ini tidak ada yang dapat dan mental persepsi kita dalam memaknai
berdiri sendiri melakukan segala aktivitas persaingan tersebut.
untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa
bantuan orang lain.
Cara menghadapi persaingan yaitu :
11 • Bersikap dan berjiwa besar dengan berani menerima kenyataan serta mengakui kelebihan
orang lain
2 • Menghargai dan mengapresiasikan kerja orang lain

3 • Menghindari kesombongan atas keberhasilan diri

4 • Menghindari upaya dan cara yang tidak benar, tidak adil dan merugikan orang lain dalam
berkompetisi
5 • Menumbuhkan sifat cinta damai, anti kekerasan dalam menyelesaikan masalah

6 • Menjadikan orang lain sebagai partner, bukan lawan yang harus dikalahkan atau dihancurkan,
tetapi sebagai motivator dan kompetitor dalam berprestasi

D. Kurikulum Yang Fleksibel
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya,
kurikulum itu harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang
ada, karena kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan
sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:
1. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang
gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya
sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai