Anda di halaman 1dari 5

RANCANGAN PEMBELAJARAN UNTUK ABK

RESUME TOPIK 6 PENGANTAR PEMBELAJARAN ABK

NAMA : EKA MAULIDINA RIYANTI

NIM : 2230111721744

KELAS : C PGSD PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2

A. PLANNING MATRIX
a. Pengertian
Planning matrix merupakan dokumen bantu untuk menentukan prioritas layanan bagi
ABK. Planning matrix akan berfungsi efektif ketika data asesmen anak sudah lengkap pada
setiap aspek akademik dan aspek non akademik. Planning matrix merupakan peta kondisi
yang menggambarkan kondisi setiap anak/siswa. Dari pemetaan ini, ditetapkan skala prioritas
urgensi yang harus segera ditangani. Oleh karena itu, guru akan terbantu untuk menentukan
program layanan yang diberikan terlebih dahulu.
b. Tujuan
1) Menentukan situasi aktual akademik maupun kekhususan sesuai hasil asesmen
2) Menganalisis dampak masing – masing aspek kondisi aktual akademik maupun
kekhususan
3) Menganalisis strategi layanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
khusus ABK baik akademik maupun kekhususan
c. Fungsi
1) Memudahkan guru dalam menetapkan kemampuan awal
2) Membantu guru membuat mapping kondisi ABK secara komprehensif
3) Memudahkan guru menetapkan skala prioritas layanan kekhususan yang harus dilakukan
d. Prosedur pengembangan planning matrix
1) Mengklasifikasikan hasil asesmen berdasarkan aspek.
2) Menuliskan hasil temuan kondisi karakteristik ABK pada tabel.
3) Menganalisis dampak temuan kondisi ABK dan ditulis pada tabel.
4) Menganalisis strategi layanan pada setiap temuan dan tulis pada tabel.
5) Menganalisis skala prioritas layanan berdasarkan berat ringannya dampak yang telah
ditulis pada tabel.
B. MODIFIKASI KURIKULUM
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Kurikulum
menyebutkan bahwa kurikulum untuk ABK dapat dimodifikasi. Khusus pada sekolah inklusif,
kurikulum dijabarkan sebagai berikut :
a. Kurikulum standar Nasional
b. Kurikulum akomodatif dibawah standar nasional
c. Kurikulum akomodatif diatas standar nasional
Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan program inklusif merupakan bentuk
kurikulum reguler yang berlaku di sekolah umum. Disebabkan oleh adanya keragaraman
hambatan peserta didik yang sangat bervariasi mulai dari ringan hingga berat, penerapan
kurikulum pada pendidikan inklusif perlu dilakukan modifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kebutuan peserta didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yakni:
a. Model Eskalasi
Esklarasi diartikan sebagai peningkatan kualifikasi materi secara vertikal dan horizontal
sesuai dengan potensi peserta didik cerdas dan/atau bakat istimewa. Model esklarasi bertujuan
agar peserta didik cerdas dan/atau bakat istimewa dapat berkembang dengan optimal.
b. Model Duplikasi
Duplikasi kurikulum diartikan sebagai meniru dan menggandakan kurikulum untuk ABK
yang sam dengan kurikulum peserta didik reguler. Model duplikasi ini dapat diterapkan pada
empat komponen utama kurikulum yakni tujuan, isi, proses dan evaluasi.
c. Model Modifikasi
Modifikasi kurikulum diartikan sebagai merubah kurikulum yang digunakan peserta didik
reguler menyesuaikan kemampuan ABK. Model modifikasi ini dapat diterapkan pada empat
komponen utama kurikulum yakni tujuan, isi, proses dan evaluasi.
d. Model Substutusi
Model Substitusi diartikan sebagai mengganti aspek dalam kurikulum peserta didik
reguler dengan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan ABK.
e. Model Omisi

C. Penyusunan Program Pembelajaran Individual


Dokumen perencanaan pembelajaran bagi ABK di sekolah dapat berupa Program
Pembelajaran Individu (PPI) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). PPI merupakan
program pembelajaran yang dibuat berdasarkan dengan kebutuhan peserta didik, berpusat pada
peseerta didik, dan bekerja dengan peserta didik untuk menyelaraskan antara kebutuhan, tugas,
dan perkembangan peserta didik agar peserta didik dapat berkembang secara optimal. Sedangkan
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan untuk satu pertemuan
atau lebih. Rencana ini berisikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi pembelajaran,
metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. PPI dirancang untuk satu ABK yang sifatnya
dinamis maksudnya sensitif dengan berbagai perubahan dan kemjuan peserta didik.
PPI ditujukan kepada ABK yang memang tidak memungkinkan menggunkan kurikulum
reguler maupun yang telah di modifikasi. Tempat pembelajaran tidak harus di kelas reguler, dapat
di kelas khusus sesuai dengan kemampuan peserat didik. Proses penilaian menggunkan standar
yang berbeda dengan program tambahan
Dalam membuat PPI perlu diperhatikan prinsip – prinsip dasar dan komponen dalam PPI
sebagai berikut :
a. Berorientasi pada peserta didik
b. Sesuai potensi dan kebutuhan peserta didik
c. Memperhatikan kecepatan belajar masing – masing peserta didik
d. Mengerjar ketertinggalan dan mengoptimalkan kemampuan peserta didik
Komponen PPI secara garis besar meliputi : Deskripsi singkat kemampuan peserta didik
sekarang, Tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, Rincian layanan pendidikan khusus
dan layanan lain yang akan diberikan, Sasaran, Metode, Ketercapaian sasaran dan Evaluasi.

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang Akomodatif


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka yang akan dilakukan untuk satu pertemuan atau lebih. Akomodasi atau penyesuaian RPP
dapat dilakukan pada area tujuan, materi, metode dan/atau evaluasi pembelajaran. Penyesuaian ini
dilakukan sesuai dengan kondisi kebutuhan belajar ABK yang berdasarkan hasil asesmen.
Akomodasi yang dilakukan selama pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi
hambatan yang dialami anak baik disabilitas penglihatan, disabilitas pendengaran, disabilitas
intelektual, autis, gangguan emosi sosial, hingga cerdas istimewa/berbakat istimewa.
Penyesuaian ini dapat dilakukan melalui akomodasi pada aspek meliputi:
a. Akomodasi materi
Akomodasi ini dilakukan menyesuaikan dengan hambatan anak berkebutuhan khusus.
b. Akomodasi media, alat dan sumber belajar,
Dapat berupa teknologi atau media belajar lainnya yang dapat membantu anak belajar
c. Akomodasi pengelolaan lingkungan fisik dan nonfisik
Lingkungan kelas yang kondusif dan tempat belajar yang aman dan nyaman, pemberian
dukungan.
d. Akomodasi penilaian
Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan analisis hasil penilaian.

E. Media Pembelajaran ABK


1. Media Belajar Anak dengan Gangguan Penglihatan (microscope, televise, magnifier lens
set, dan vies scan).
2. Media Belajar Anak dengan Gangguan Pendengaran (globe, silinder, model geometri,
puzzle kontruksi.
3. Media Belajar Anak Autis(kartu huruf, kartu kata, kartu angka, kartu terapi wicara,
beragam jenis puzzle
4. Media Belajar untuk Anak yang Kesulitan Belajar (kartu abjad, kartu kata dan kartu
kalimat).
DAFTAR PUSTAKA

Benner, S. M., & Grim, J. (2012). Assessment of young children with special needs: A
context-based approach. New York: Routledge.

Garnida, D., dkk. (2020). Materi Bimbingan Teknis Pemenuhan Guru Pembimbing
Khusus di Sekolah Inklusi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus.

Anda mungkin juga menyukai