Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN METODE POSTER COMMENT DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NURUL HASYIMI KECAMATAN


PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Kemahiran Bahasa Indonesia Lanjut

Oleh :

Muhammad Ilham Rahmatullah Luthfi

21802071026

Abstrak: Artikel ini memaparkan tentang Metode Poster Comment sebagai bagian
dari strategi pembelajaran aktif. Metode ini sering juga disebut sebagai metode
mengomentari gambar. Dalam penelitian menunjukkan hasil bahwa penggunaan
metode poster comment terbukti dapat meningkatan keterampilan menulis pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Nurul Hasyimi Probolinggo. Hal ini
dapat diketahui dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan dalam setiap
siklusnya, yaitu pada siklus I dengan persentas 50%, kemudian mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 88%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari 62.5
menjadi 71,9, kemudian meningkat menjadi 80.5.
Kata Kunci: Metode poster comment, Pembelajaran Menulis, Bahasa Indonesia

THE USE OF POSTER COMMENT METHODE IN LEARNING TO


WRITE SHORT TEXTS IN CLASS VII SMP NURUL HASYIMI
KECAMATAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO

Abstract:
Keywords: short story teks, short film media, write by using learn

PENDAHULUAN mengungkapkan atau mengekspresikan


gagasan atau pendapat, pemikiran, dan
Keterampilan menulis merupakan
perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
keterampilan yang sangat penting dalam
mengembangkan daya pikir dan kreativitas
kehidupan, tidak hanya penting dalam
siswa dalam menulis.
kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Dari pengamtan penetliti pada waktu
Keterampilan menulis itu sangat penting kegiatan pembelajaran berlangsung
karena merupakan salah satu keterampilan diketahui guru masih menggunakan
berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. pembelajaran yang konvensioanl. Guru
Dengan menulis siswa dapat belum menggunakan media dan metode

1
2

pembelajaran dengan optimal karena siswa dalam kelas VII SMP Nurul
menganggap menulis karangan deskripsi Hasyimi tersebut mengerjakan tugas
itu mudah. Siswa tidak terlibat secara aktif mengarang, tapi dari ke 4 siswa tersebut
dalam pembelajaran sehingga yang mengerjakan masih ditemukan
pembelajaran terkesan membosankan. Hal kesalahan dalam penulisan Ejaan Yang
ini menyebabkan banyak siswa mengalami Dibenarkan (EYD). Salah satu contoh
kesulitan dalam menulis deskripsi. Selain yaitu pada kata “yang” sering kali
itu, pada proses penilaiannya, guru disingkat menjadi “yg” oleh siswa.
memberi nilai yang bagus pada hasil Keterampilan Menulis
tulisan yang rapi tanpa ada indikator
Menulis merupakan suatu
penilaian yang lain sebagai pertimbangan,
keterampilan berbahasa yang
misalnya penilaian dalam hal keterkaitan
dipergunakan untuk berkomunikasi secara
isi tulisan, pemilihan kata, keragaman kosa
tidak langsung, tidak secara tatap muka
kata dan penggunaan ejaan yang tepat.
dengan orang lain. Menulis merupakan
Sehingga siswa dalam pembelajaran
suatu kegiatan yang produktif dan
pengembangan menulis karangan deskripsi
ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini,
tidak menguasai materi sepenuhnya.
penulis harus terampil memanfaatkan
Senada dengan hasil wawancara peneliti
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata
dengan salah satu siswa terkait dengan
(Tarigan, 2008:3-4). Dalam proses
kegiatan belajar mengajar, mereka
menulis, dituntut agar memperhatikan
mengemukakan bahwasannya kegiatan
struktur yang berkaitan dengan unsur-
belajar situasinya monoton dan
unsur tulisan agar pembaca dapat
menjenuhkan, guru jarang menggunakan
memahami pesan yang ingin disampaikan
metode atau media yang lain. Jadi, siswa
oleh penulis.
kurang mampu dan merasa kesulitan
dalam mengarang. Menurut Marwoto (1987:12) menulis
merupakan suatu kemampuan seseorang
Kesulitan tersebut sangat jelas ketika
untuk mengungkapakan ide, pikiran,
peneliti melakukan pengamatan di dalam
pengetahuan, ilmu dan pengalaman-
ruang kelas. Hasil pengamatan yang
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis
diperoleh peneliti yaitu terdapat 10 dari 14
yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca
siswa yang tidak mengerjakan dalam tugas
dan bisa dipahami oleh orang lain.
mengarang, meskipun bentuk tugasnya
Menurut Gie (1992:17) menulis
adalah tugas rumah. Meskipun terdapat 4
merupakan keseluruhan rangkaian
3

kegiatan seseorang mengungkapkan menggunakan bahasa yang teratur pula.


gagasan dan menyampaikannya melalui Dalam hal ini, karangan juga mempunyai
bahasa tulis kepada pembaca untuk beberapa fungsi diantaranya yaitu
dipahami. Berdasarkan beberapa pendapat karangan yang berfungsi memberitahu,
di atas dapat disimpulkan bahwa menulis karangan yang berfungsi memberi
adalah suatu kemampuan seseorang untuk pemahaman, karangan yang berfungsi
mengungkapkan gagasan, pikiran, mengisahkan, karangan yang berfungsi
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman menggambarkan, karangan yang berfungsi
hidupnya melalui bahasa tulis yang jelas memberi petunjuk, karangan yang
sehingga pembaca mengerti apa yang berfungsi instruktif (memerintahkan),
dimaksud penulis. karangan yang berfungsi untuk mengingat,
karangan yang berfungsi untuk
Secara umum fungsi utama tulisan adalah
korespondensi, dan sebagainya.
sebagai alat komunikasi secara
Menurut Hartono, (dalam Buku
tidak langsung. Hartig dalam Tarigan
Praktis Bahasa Indonesia 2005: 3-4)
(2008:25-26), menyebutkan tujuan
deskripsi yaitu suatu bentuk komposisi
penulisan, yaitu penugasan, altruistik,
yang digunakan sebagai sarana penulis
persuasif, informasi, pernyataan diri,
atau pembicara menggambarkan atau
kreatif, dan pemecahan masalah.
menceritakan bagaimana bentuk atau
Beberapa alasan mengenai pentingnya
wujud suatu barang atau objek, atau
menulis adalah sebagai sarana menemukan
mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal
sesuatu, memunculkan ide baru,
atau bunyi. Deskripsi adalah lukisan yang
kemampuan mengorganisasikan dan
menggambarkan rupa, suara, bau, atau rasa
menjernihkan berbagai konsep atau ide
sesuatu. Deskripsi adalah karangan yang
yang dimilki, membantu untuk menyerap
lebih kompak dan bertekstur dengan
dan memproses informasi, memungkinkan
memilih detail-detail fisik dan emosional.
berlatih memecahkan beberapa masalah,
Berdasarkan dua pengertian di atas,
dan mengungkapkan diri untuk menjadi
maka dihasilkan satu pengertian dari
aktif dan tidak hanya sebagai penerima
karangan deskripsi. Rustamaji mengatakan
informasi (Haiston melalui Darmadi,
bahwa karangan deskripsi adalah jenis
1996:3).
karangan yang bertujuan untuk
Teks Karangan Deskripsi
menyodorkan gambaran mengenai suatu
Karangan adalah susunan kata yang
pokok persoalan, penggambaran sesuatu
berlapis-lapis dan teratur yang
itu menurut apa adanya. Karangan
4

deskripsi adalah semacam bentuk wacana pikirkan saat mereka melihat gambar
yang berusaha menyajikan suatu objek tersebut. 4) Pendidik meminta siswa
atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga menuliskan apa yang mereka pikirkan
objek itu seolah-olah berada di depan mata dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan
kepala pembaca, seakan-akan para benar. 5) Pendidik sudah mempersiapkan
pembaca melihat sendiri objek itu. rumusan jawaban yang tepat mengenai
Deskripsi memberi suatu citra mental gambar tersebut.
mengenai sesuatu hal yang dialami, Pencapaian Tujuan
misalnya pemandangan, orang, atau Pencapaian tujuan dari penelitian
sensasi. media pembelajaran yang berupa poster
comment tersebut oleh peneliti dipaparkan
MEDIA PEMBELAJARAN
sebagai berikut, Kognitif; Membantu anak
Metode Poster Comment memahami materi yang diberikan.
Metode Poster Comment ini Psikomotor; Mengajak siswa untuk belajar
merupakan salah satu bagian dari strategi menggunakan dan membuat poster.
pembelajaran aktif atau active learning. Afektif: Mempengaruhi perilaku peserta
Metode ini sering juga disebut sebagai didik.
metode mengomentari gambar, yakni suatu
strategi yang digunakan pendidik dengan Kelebihan Poster sebagai Media
maksud mengajak peserta didik untuk Pembelajaran :
memunculkan ide apa yang terkandung Menurut peneliti ada beberapa
dalam suatu gambar. (A. Fatah Yasin, kelebihan pada poster comment sebagai
2008: 183) Gambar tersebut tentu saja media pembelajaran yaitu; 1) Harganya
harus berkaitan dengan pencapaian suatu terjangkau. 2) Mempermudah guru untuk
kompetensi dalam pembelajaran. menyajikan materi dan mempermudah
Langkah-langkah penerapannya peserta didik dalam belajar. 3) Lebih
adalah sebagai berikut: 1) Pendidik menarik perhatian murid. 4) Praktis dan
menyediakan potongan gambar yang mudah dalam penggunaan. 5) Tahan
sesuai dengan materi pembahasan. 2) Lama. 6) Dapat dipakai sebagai media
Gambar tersebut tidak boleh terdapat untuk mempengaruhi tingkah laku.
coretan berupa apapun. 3) Peserta didik
diminta berkomentar dengan bebas secara Kelemahan Poster sebagai Media
bergiliran mengenai ide-ide yang mereka Pembelajaran
5

Selain kelebihan di atas, menurut kesehatan bahkan keagamaan. Misalnya


peneliti mengakui media pembelajaran “Buanglah sampah pada tempatnya”, atau
poster comment juga memiliki beberapa “kebersihan sebagian dari iman”,
kelemahan yaitu; 1) Informasi yang dimuat “sudahkah anda shalat sebelum
terbatas. 2) Karena Poster berdimensi dua, dishalatkan?”, dan lain-lain. c)
sehingga sukar untuk melukiskan Pengalaman kreatif, proses belajar
sebenarnya. 3) Tidak semua materi mudah mengajar menuntut keatifitas siswa dan
divisualisasikan melalui Poster. 4) Sangat guru, pola pembelajaran klasikal yaitu
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan siswa hanya diberi informasi dari guru
orang yang melihat. 5) Bila poster saja, tidak membuat pembelajaran lebih
dipasang terlalu lama, maka akan baik dan kreatif. Melalui poster
membosankan. pembelajaran bisa lebih kreatif, siswa
ditugaskan untuk membuat ide, cerita,
Kegunaan Poster dalam Pembelajaran karangan dari sebuah poster yang
Setiap media pembelajaran dipajang. Diskusi kelas akan lebih hidup
digunakan untuk mencapai pembelajaran manakala guru menggunakan alat bantu
yang maksimal sehingga dapat diperoleh poster sebagai bahan diskusi.
hasil yang optimal. Oleh sebab itu, dalam Poster tidak saja penting untuk
metode pembelajaran yang berupa Poster menyampaikan kesan-kesan tertentu, tetapi
Comment tersebut memiliki beberapa mampu pula mempengaruhi dan
kegunaan. Nana Sudjana dkk, (2007: 69) memotivasi tingkah laku orang yang
menyatakan sebagai berikut; a) melihatnya. Usaha untuk mempengaruhi
Memotivasi siswa, poster dalam orang-orang membeli suatu produk baru,
pembelajaran sebagai pendorong atau mengajak menunaikan ibadah haji,
memotivasi siswa. Pesan poster tidak mengajak salat, mengajak shalat,
berisi informasi umun, namun berupa mengajak untuk membayar zakat mal,
ajakan, renungan, persuasi agar siswa dapat dituangkan lewat poster. Poster
memiliki dorongan yang tinggi untuk adalah gambaran dengan ukuran besar dan
melakukan sesuatu diantaranya Sholat memberi tekanan pada satu atau ide pokok
Berjama’ah, menjaga kebersihan, Rajin yang divisualiasikan secara sederhana dan
belajar, dll. b) Peringatan, poster berisi jelas. Media poster yang baik adalah poster
tentang peringatan terhadap suatu yang segera dapat dipahami secara cepat
pelaksanaan aturan hukum, aturan sekolah oleh orang yang melihatnya (Sanaky 2009:
atau peringatan-peringatan tentang sosial, 86-87).
6

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembelajaran Menulis


Karangan dengan Menggunakan
Perencanaan Pembelajaran menulis
Metode Poster Comment
karangan dengan menggunakan metode
Poster Comment Pada tahap pelaksanaan
Perencanaan pembelajaran dalam siklus/tindakan I pada tanggal 27 dan 28
penelitian ini terdiri dari 2 siklus empat Maret 2019. Metode Poster Comment
kali pertemuan, dimana pada siklus I satu diterapkan. Metode Poster Comment ini
dan siklus II terdapat dua kali pertemuan. merupakan metode aktif (aktiv lerning)
Tahap perencanaan merupakan tahap awal Metode ini sering juga disebut sebagai
yang berupa kegiatan untuk menentukan metode mengomentari gambar, yakni suatu
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh strategi yang digunakan pendidik dengan
peneliti untuk memecahkan masalah yang maksud mengajak peserta didik untuk
akan dihadapi. Permasalahan yang muncul memunculkan ide apa yang terkandung
berdasarkan data observasi dan wawancara dalam suatu gambar Gambar tersebut tentu
dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII saja harus berkaitan dengan pencapaian
memberikan keterangan bahwa kelas VII suatu kompetensi dalam pembelajaran.
mempunyai nilai yang cukup rendah dalam Pada siklus pertama tema yang digunakan
keterampilan menulis. Berdasarkan adalah “Sekolahku” ini siswa diminta
permasalahan tersebut, peneliti dapat sebagian dari siswa untuk maju kedepean
mencari pemecahan yang baik untuk kelas untuk memberi komentar terhadap
meningkatkan keterampilan menulis poster yang ditempelkan di papan tulis
khususnya keterampilan menulis karangan kemudian 1-4 siswa diminta maju kedepan
narasi. Hal yang dilakukan peneliti pada untuk mengomentari tentang poster yang
perencanaan ini adalah menyusun rencana ditempel tersebut.. Metode ini dalam
pembelajaran sesuai dengan tindakan yang pembelajaran mampu menarik minat
akan dilakukan, menyiapkan materi siswa, karena tampilannya yang lucu dan
tentang pengembangan karangan deskripsi, menarik.
menyiapkan media berupa gambar dan
Sedangkan pada tindakan II yang
contoh karangan deskripsi, menyusun
dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 April
lembar kerja siswa, menyusun rencana
2019. Pada siklus kedua ini tema yang
evaluasi, menyusun format penilaian, dan
digunakan berbeda yaitu “Kebersihan”,
mempersiapkan alat dokumentasi
dan dan dilakukan secara berkelompok.
gambar yang disajikan lebih bervariasi dan
7

lebih bagus. Cara penggunaannya sama 70% yang merupakan tolak ukur dari
seperti siklus pertama yang berbeda hanya keberhasilan penelitian ini.
terletak pada tema. Siswa menuangkan ide
kreativitas mereka dalam bentuk tulisan.
Penilaian Pembelajaran Menulis
peneliti juga mengembangankan kegiatan
Karangan dengan Menggunakan
pembelajaran dengan menggunakan variasi
Metode Poster Comment
yaitu dalam bentuk kompetisi untuk
Setelah tahap perencanaan dan
memacu semangat siswa dalam belajar.
pelaksanaan dilakukan, maka tahap
Selama pembelajaran berlangsung selanjutnya yaitu tahap evaluasi
peneliti bertindak sebagai guru sekaligus pembelajaran yaitu dengan menggunakan
observer yang mengamati berlangsungnya lembar evaluasi yang telah disiapkan.
kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam Evalusi disini menggunakan test tulis
melaksanakan kegiatan penelitian inip secara individu maupun berkelompok.
peneliti bekerja secara kolaboratif dengan Dari hasil test tulis diperoleh fakta bahwa
teman sejawat dan dibantu oleh guru keterampilan siswa meningkat serta dapat
pengampu mata pelajaran bahasa memenuhi indikator kinerja yang telah
Indonesia Bapak Muhammad Iqbal Luthfi, ditetapkan, ini dapat dibuktikan dengan
S.Pd. presentase hasil belajar siswa di bawah ini:
Tabel 4.7
Pada penelitian ini difokuskan pada
Presentase dari semuasiklus
aspek menulis karangan mata pelajaran
Tahap Presentase (%)
bahasa Indonesia dengan 3 indikator yaitu
banyaknya karangan, ejaan dan Pra tindakan 34%
penggunaan tanda baca, dan keragaman
Siklus1 50%
kosakata. Sebenarnya materi ini telah
dibahas pada awal semester IV akan tetapi Siklus2 88%
menurut hasil observasi pratindakan
kemampuan siswa masih belum mencapai
Pengamatan lapangan dan presentase
standart KKM yang telah ditetapkan oleh
hasil belajar di atas dapat dilihat bahwa
sekolah yaitu skor 70. Pada tahap
ada peningkatan dari keterampilan menulis
pratindakan hasil menulis karangan rata-
pada mata pelajaran bahasa Indonesia
rata siswa hanya sebesar 36% dengan kata
siswa kelas VII dan dapat memenuhi
lain kurang dari standart perolehan skor
indikator kinerja yang telah ditetapkan.
8

Berdasarkan kegiatan pembelajaran Indonesia selama penerapan metode poster


menulis karangan deskripsi melalui comment mengalami peningkatan.
metode poster comment terlihat bahwa Keberhasilan dari setiap kegiatan
keterampilan menulis belum memenuhi pembelajaran dengan menggunakan
kriteria ketuntasan yang diharapkan. Hasil metode poster komen untuk meningkatkan
tes pada pembelajaran siklus I dengan kemampuan menulis karangan deskripsi
presentase ketuntasan mencapai 50% (16 siswa mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa yang tuntas dengan skor ≥70). dapat diamati dari beberapa bukti dibawah
Metode poster comment sudah diterapkan ini.
cukup baik namun hasilnya belum Berdasarkan rekapitulasi nilai akhir
maksimal. Keadaan tersebut disebabkan siswa pada siklus I diketahui bahwa kelas
oleh beberapa siswa yang tidak dapat VII SMP Nurul Hasyimi masih belum
memahami gambar dengan baik. Siswa tuntas karena ketuntasan belajar secara
juga tidak menggunaan ejaan secara tepat. klasikal hanya 50% lebih kecil dari
Hal tersebut berpengaruh pada ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu
keterampilan siswa dalam menceritakan 80%. Siswa yang mencapai ketuntasan
gambar yang ada pada media. Siswa belajar ≥70 hanya 16 siswa dari 32 siswa.
senang dengan adanya pembagian Sehingga dari kelas tersebut terdapat 16
kelompok namun kebanyakan dari mereka siswa yang belum tuntas belajar, dan rata-
gaduh ketika pembelajaran berlangsung. rata kelas pada siklus I adalah 72. Hal ini
Setelah dilaksanakan pembelajaran karena siswa kurang dapat merangkai kata
melalui metode poster comment II menjadi kalimat yang runtut dan
mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil kurangnya keragaman kosakata. Siswa
tes pada siklus II mengalami peningkatan juga masih belum terbiasa dengan belajar
yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil kelompok jadi siswa masih sering
analisis secara deskriptif, diperoleh hasil bercanda dengan temannya. Sebagai
sebagai berikut. Rata-rata nilai hasil perbaikan dilaksanakan siklus II dengan
belajar bahasa Indonesia yang diperoleh mengganti tema yang ada pada media,
siswa pada siklus I adalah 72, dengan gambar di ubah agar media menjadi lebih
persentase 50%. Sedangkan pada siklus II menarik.
diperoleh nilai rata-rata sebesar 81 dengan Berdasarkan rekapitulasi nilai akhir
persentase 88%. Dengan demikian dapat siswa pada siklus II diketahui jumlah
disimpulkan bahwa hasil Belajar bahasa siswa yang tuntas belajar meningkat
menjadi 28 siswa. Nilai rata-rata kelas
9

adalah 81 dan ketuntasan belajar secara siswa kelas VII di SMP Nurul Hasyimi
klasikal sebesar 88%. Dari hasil
diawali dengan konsultasi dengan guru
ketuntasan belajar secara klasikal dapat
mata pelajaran Bahasa Indonesia
dikatakan bahawa kelas tersebut telah
mencapai kriteria ketuntasan belajar yang kemudian dilanjutkan menyusun rencana
ditetapkan yaitu 70% yang artinya hasil
pembelajaran, menyiapkan materi tentang
belajar siswa meningkat dengan penerapan
pengembangan karangan deskripsi,
metode poster comment
Adapun beberapa siswa yang tidak menyiapkan media berupa gambar contoh
tuntas, dipengaruhi oleh hal-hal sebagai
karangan deskripsi, menyusun lembar
berikut: (1) rendahnya minat dan
kerja siswa, menyusun rencana evaluasi,
kurangnya motivasi diri dalam
pembelajaran. Hal ini terbukti pada siswa menyusun format penilaian dan
yang bernama Moh. Hafiz yang selama
mempersiapkan alat dokumentasi. 2) Pada
pembelajaran tidak mau membantu
tahap pelaksanaan siklus/tindakan pada
kelompoknya dan sering mengganggu
temannya, (2) siswa kurang berinteraksi tanggal 27 dan 28 Maret 2019. Metode
dalam pembelajaran, apabila ada hal-hal
Poster Comment diterapkan. Metode
yang belum dimengerti siswa hanya diam
Poster Comment ini merupakan metode
saja. Berdasarkan keseluruhan paparan di
atas, dapat disimpulkan pula bahwa aktif (aktiv lerning) Metode ini sering juga
dengan menerapkan poster comment dapat
disebut sebagai metode mengomentari
meningkatkan keterampilan menulis
gambar, yakni suatu strategi yang
bahasa Indonesia.
digunakan pendidik dengan maksud
SIMPULAN
mengajak peserta didik untuk
Berdasarkan data yang diperoleh di
memunculkan ide apa yang terkandung
lapangan saat penelitian, maka dapat
dalam suatu gambar, gambar tersebut tentu
disimpulkan bahwa; 1) proses perencanaan
saja harus berkaitan dengan pencapaian
menggunakan metode Poster Comment
suatu kompetensi dalam pembelajaran. 3)
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Sedangkan pada tindakan II yang
untuk meningkatkan keterampilan menulis
10

dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 April Comment dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia dapat digunakan untuk
2019. Pada siklus kedua ini tema yang
meningkatkan kemampuan menulis di
digunakan berbeda yaitu “ Kebersihan ”,
SMP Nurul Hasyimi Kec. Paiton Kab.
dan dilakukan secara berkelompok. Probolinggo.

gambar yang disajikan lebih bervariasi dan

lebih bagus. Cara penggunaannya sama

seperti siklus pertama yang berbeda hanya

terletak pada tema. Siswa menuangkan ide

kreativitas mereka dalam bentuk tulisan.

peneliti juga mengembangankan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan variasi

yaitu dalam bentuk kompetisi untuk

memacu semangat siswa dalam belajar.

Setelah tahap perencanaan dan


pelaksanaan dilakukan, maka tahap
selanjutnya yaitu tahap evaluasi
pembelajaran yaitu dengan menggunakan
lembar evaluasi yang telah disiapkan.
Evalusi disini menggunakan test tulis
secara individu maupun berkelompok.
Dari hasil test tulis diperoleh fakta bahwa
keterampilan siswa meningkat serta dapat
memenuhi indikator kinerja yang telah
ditetapkan, yaitu pada tahap pratindakan
presentase ketuntasan hanya 34%,
kemudian pada siklus 1 meninglkat
menjadi 50%, dan pada siklus 2 meningkat
mebjadi 88%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode Poster

Anda mungkin juga menyukai