Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM

MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK JIGSAW TERHADAP


KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
1)
Krisna Anggraeni dan 2)Devi Afriyuni Yonanda
1),2)
Universitas Majalengka
Email: krisnaanggraeni24@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan keefektifan bahan ajar berbasis kearifan
lokal dalam model pembelajaran teknik jigsaw terhadap keterampilan menulis deskripsi.
Metode penelitian menggunakan eksperimen kuasi dengan desain dua kelompok yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan pada kelas kontrol cenderung
tidak mengalami peningkatan yang signifikan, sedangkan pada kelas eksperimen terjadi
peningkatan. Nilai rata-rata keterampilan menulis deskripsi kelas kontrol pada prates 61.25
pascates 71.40 peningkatan sebesar 16.57% dengan rata-rata n-gain 0.274 termasuk kategori
rendah. Sementara itu, nilai rata-rata keterampilan menulis deskripsi kelas eksperimen saat
prates 61,22 pada pascates menjadi 83,31 peningkatan sebesar 36.08% dengan rata-rata n-
gain 0.570 termasuk kategori sedang. Perbedaan peningkatan tersebut mengindikasikan
bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam model pembelajaran teknik jigsaw efektif
digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.

Kata Kunci: Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal, Model Pembelajaran Teknik Jigsaw,
Keterampilan Menulis Deskrispi

Abstract
The purpose of this study was to describe the effectiveness of a teaching materials based on
local wisdom in jigsaw learning model to skill of writing description. The method used in this
study is a quasi experimental design with two groups: the experimental class and control
class. The results showed differences in the skills of writing description between the two
classes. In the control class tend to not experience a significant increase, while the
experimental class increased. The average value of the current skill of writing description in
control class pretest to post-test by 61.25 to 71.40, increased 15.57% with average value of
n-gain 0.274 in low category. Meanwhile, the average value in experimental class pretest to
post-test by 61.22 to 83.31, increased 36.08% with average value of n-gain 0.570 in medium
category. The difference of gain indicates that a teaching materials based on local wisdom in
jigsaw learning model effectively used to improve the skills of writing description.

Keywords: Teaching Materials Based On Local Wisdom, Jigsaw Learning Model, Skill Of
Writing Description

PENDAHULUAN menulis adalah keterampilan yang paling


Pembelajaran bahasa Indonesia di akhir dikuasai (Iskandarwassid dan
sekolah dasar mengarahkan peserta didik Sunendar, 2011: 248). Seperti halnya
menguasai empat aspek keterampilan berbicara, menulis adalah usaha
berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, mengungkapkan pikiran dan perasaan
membaca dan menulis. Keterampilan seorang pemakai bahasa, namun berbeda

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 385


cara pengungkapannya. Berbicara menulis peserta didik adalah
diungkapkan secara lisan, sedangkan kecenderungan guru yang lebih
menulis secara tertulis. Melalui tulisan mengutamakan tata bahasa dalam menulis
peserta didik dapat mengekspresikan dibanding dengan bagaimana
berbagai pikiran, gagasan, pendapat dan mengemukakan gagasan dalam menulis.
idenya. Oleh karena itu, sebuah tulisan Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi
akan menggambarkan diri penulis itu mampu bertata bahasa dengan baik namun
sendiri. Seperti yang disampaikan oleh Don isi tulisan kurang berbobot.
DeLillo (dalam Anggraeni, 2017: 4) bahwa: Memperkuat pendapat Abidin,
Writing is a form of personal Alfianto (2008: 1) menyatakan adanya
freedom. It frees us from the mass
penurunan minat peserta didik baik pada
identity we see all around us. In the
end, writers will write not to be pembelajaran menulis maupun
outlaw heroes of some underculture
pembelajaran bahasa Indonesia secara
but mainly to save themselves, to
survive as individuals. keseluruhan. Faktor penyebabnya adalah
anggapan bahwa pembelajaran menulis itu
Sokolik mengemukakan bahwa
membosankan karena hanya berupa
„writing is a combination of process and
pemberian tugas mengarang/menulis.
product‟, sedangkan Olson berpendapat
Pembelajaran bahasa Indonesia juga
bahwa „the concept that writing is a
dianggap terlalu kaku dan beracuan untuk
process is very useful to young writers‟
mengejar materi saja, monoton, dan kurang
(Linse, 2005: 98). Berdasarkan dua
bervariasi. Hal ini memunculkan asumsi
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
bagi peserta didik bahwa pembelajaran
menulis adalah perpaduan proses dan hasil
menulis adalah pembelajaran yang sulit.
yang bermakna bagi penulis dan harus
Menyadari pentingnya keterampilan
diajarkan sejak dini. Tujuan pembelajaran
menulis di sekolah dasar yang ternyata
menulis di sekolah dasar adalah agar
belum diimbangi dengan hasil
peserta didik dapat menghasilkan tulisan
pembelajarannya yang baik, maka perlu
secara efektif dan efisien dalam berbagai
adanya peningkatan kualitas pembelajaran
konteks.
menulis dengan melakukan berbagai cara.
Pentingnya keterampilan menulis di
Salah satunya dengan mengembangkan
sekolah dasar belum diimbangi dengan
bahan ajar dan pemilihan model
hasil pembelajaran keterampilan menulis
pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
yang baik. Menurut Abidin (2013:191)
pembelajaran menulis. Untuk itu pada
faktor penyebab rendahnya keterampilan
penelitian ini dikembangkan suatu bahan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 386


ajar berbasis kearifan lokal dalam model Kedua, kearifan lokal. Kata “lokal”
pembelajaran teknik jigsaw untuk dalam konteks pengertian masalah yang
meningkatkan keterampilan menulis dibahas di sini dimaksudkan sebagai
deskripsi. Untuk memperjelas variabel lingkungan tempat peseta didik berdomisili,
penelitian, berikut ini peneliti menjabarkan hidup, dan dibesarkan pada suatu kelompok
kajian dari (1) bahan ajar, (2) kearifan masayarakat adat tertentu yang memilki
lokal, (3) teknik jigsaw, dan (4) suatu sistem nilai budaya tertentu pula.
keterampilan menulis deskripsi. Rahyono (2009: 9) menambahkan bahwa
Pertama, bahan ajar. Prastowo (2014: faktor-faktor yang menjadikan
17) mengemukakan bahwa bahan ajar pembelajaran kearifan lokal memiliki posisi
adalah segala bahan baik informasi, alat, yang sangat strategis yaitu (1) kearifan
ataupun teks yang disusun secara sistematis lokal merupakan pembentuk identitas sejak
dan menampilkan secara utuh untuk lahir; (2) kearifan bukanlah sebuah
mencapai tujuan pembelajaran. Soegiranto keasingan bagi pemiliknya; (3) kearifan
(2010) menjelaskan bahwa bahan ajar lokal mampu mengangkat martabat bangsa.
adalah bahan atau materi yang disusun oleh Ketiga, model pembelajaran teknik
guru secara sistematis yang digunakan jigsaw. Dalam mengembangkan model
peserta didik dalam pembelajaran. Bahan pembelajaran salah satu model yang dapat
dapat dikemas dalam bentuk cetakan dan digunakan guru adalah model pembelajaran
bersifat visual. Bahan ajar disusun dalam kooperatif. Pada pendekatan kooperatif,
bentuk buku dan sebagainya. Berdasarkan guru tidak lagi mendominasi kegiatan
definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tetapi guru menjadi fasilitator
bahan ajar adalah seperangkat bahan yang dan mediator, sehingga dengan
disusun secara sistematis untuk mencapai menggunakan model ini guru bukan
tujuan pembelajaran yang sudah bertambah pasif, tapi harus menjadi lebih
ditentukan. Tujuan dari pengembangan aktif terutama saat menyusun rencana
bahan ajar adalah agar bahan ajar yang pembelajaran secara matang, pengaturan
digunakan oleh peserta didik sesuai dengan kelas saat pelaksanaan, dan membuat tugas
kebutuhan dan karakteristik peserta didik. untuk dikerjakan peserta didik bersama
Salah satu cara pengembangan bahan ajar dengan kelompoknya. Silberman (2007:
yang sesuai dengan kebutuhan dan 220) Jigsaw Learning atau belajar jigsaw
karakteristik peserta didik adalah dengan merupakan teknik yang dipakai secara luas
menambahkan kearifan lokal. yang memiliki kesamaan dengan teknik
“pertukaran dari kelompok ke kelompok”

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 387


(group-to-group exchange) dengan suatu pengembangan produk bahan ajar berbasis
perbedaan penting: setiap peserta didik kearifan lokal dalam model pembelajaran
mengajarkan sesuatu. Teknik ini tepat teknik jigsaw untuk meningkatkan
digunakan dalam pembelajaran menulis. keterampilan menulis deskripsi, (2)
Peserta didik dapat saling berbagi hasil memaparkan implementasi bahan bahan
tulisannya dalam pertukaran grup tersebut. ajar berbasis kearifan lokal dalam model
Keempat, keterampilan menulis pembelajaran teknik jigsaw untuk
deskripsi. Yunus (2006:46) menjelaskan meningkatkan keterampilan menulis
bahwa deskripsi berasal dari bahasa latin deskripsi, dan (3) menjelaskan perbedaan
describere yang berarti menggambarkan keterampilan menulis deskripsi antara kelas
atau memerikan sesuatu hal. Deskripsi eksperimen yang menggunakan bahan ajar
adalah suatu bentuk karangan yang berbasis kearifan lokal dalam model
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan pembelajaran teknik jigsaw dengan kelas
yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat kontrol yang menggunakan bahan ajar dan
mencitrai (melihat, mendengar, mencium model pembelajaran konvensional.
dan merasakan) apa yang dilakukan
penulis, karangan ini bermaksud METODE PENELITIAN
menyampaikan pesan tentang sesuatu Tujuan dari penelitian ini adalah
dengan sifat dan gerak-geriknya kepada menghasilkan bahan ajar dan metode
pemirsa. Keraf (2008: 93) menjelaskan metode pembelajaran yang teruji
bahwa ada dua jenis karangan deskripsi, keefektifannya untuk diterapkan pada
yaitu deskripsi sugetif dan deskripsi proses pembelajaran menulis deskripsi di
ekspositoris. Pada penelitian ini jenis sekolah dasar. Untuk mencapai hal tersebut
karangan deskripsi yang dimaksud adalah maka digunakan metode penelitian
deskripsi ekspositoris mengenai kearifan eksperimen kuasi (Quasi Experimental
lokal Indramayu. Design) dengan the nonrandomized control
Secara umum tujuan penelitian yang group, pratest–posttest. Cresswell (2012,
hendak dicapai melalui penelitian ini hlm. 307) mengemukakan bahwa dalam
adalah mengetahui keefektifan bahan ajar sebuah penelitian eksperimen, peneliti
berbasis kearifan lokal dalam model menguji sebuah ide atau gagasan (baik
pembelajaran teknik jigsaw terhadap praktik ataupun prosedur) untuk
keterampilan menulis deskripsi. Sementara menentukan apakah hal yang diujikan
itu, tujuan khusus yang dapat dicapai tersebut mempengaruhi hasil atau variabel
penelitian ini, yaitu: (1) merancangkan terikat.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 388


Ary dkk (2010, hlm. 316) menyebut homogenitas dan normalitas kedua
bahwa the nonrandomized control group, kelompok, melakukan perlakuan
pratest–posttest adalah salah satu desain eksperimen (X) yang dalam penelitian ini
yang paling banyak digunakan dalam adalah bahan ajar berbasis kearifan lokal
metode penelitian eksperimen kuasi dalam dengan model pembelajaran teknik jigsaw
pendidikan. Peneliti dalam desain hanya dengan kelompok eksperimen (O1),
nonrandomized control group, pratest– dan kemudian melakukan pascates untuk
posttest menentukan kelompok eksperimen mengukur perbedaan antara dua kelompok.
(O1) dan kelompok kontrol (O2), Desain penelitian digambarkan dalam
melakukan prates untuk kedua kelompok gambar dan tabel sebagai berikut.
dengan maksud untuk mengetahui
Tabel 1. Desain Kuasi Eksperimen
Variabel
Kelompok Prates Pascates
Bebas
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
(diadaptasi dari Ary dkk, 2010: 316)

Keterangan:
O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen
O2 : Tes akhir pada kelompok eksperimen
O3 : Tes awal pada kelompok kontol
O4 : Tes akhir pada kelompok kontrol
X1 : Pemberian perlakukan, bahan ajar berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran teknik
jigsaw
X2 : Pemberian perlakuan dengan metode konvensional

Pengambilan sampel pada penelitian tersebut juga representatif untuk digunakan


ini menggunakan teknik purposive sebagai subjek penelitian.
sampling. Penelitian ini menggunakan Instrumen pembelajaran terdiri dari
subjek peserta didik sekolah dasar di mana bahan ajar yang dikembangkan berbasis
peneliti mengembangan kearifan lokal kearifan lokal dalam model pembelajaran
budaya Indramayu, sehingga dipilihlah teknik jigsaw berupa buku guru dan buku
SDN Srengseng 1, SDN Krangkeng 4, SDN siswa. Sedangkan instrumen pengumpul
Kalianyar 2, SDN Tanjakan 1, dan SDN data berupa lembar observasi kegiatan guru
Kapringan 1 sebagai subyek penelitian. dan peserta didik, lembar wawancara, dan
Alasan pemilihan kelima sekolah tersebut, lembar tes menulis deskripsi.
selain karena lokasi yang berada di daerah Berdasarkan data yang diperoleh
Indramayu, jumlah siswa kelima sekolah dalam penelitian ini yakni data kualitatif

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 389


dan kuantitatif maka teknik yang akan Pertimbangan yang mendasari
digunakan untuk menganalisis data penggunaan model pengembangan Borg &
kualitatif adalah analisis secara deskriptif. Gall yaitu (1) model ini diawali dengan
Tahapan analisis data kuantitatif dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
menggunakan statistik dilakukan dengan pada penelitian ini menggunakan angket
beberapa tahapan. Tahapan-tahapan guru dan siswa. Diharapkan produk yang
tersebut adalah (1) analisis data deskriptif, dihasilkan adalah produk yang sesuai
(2) analisis uji normalitas dan homogenitas, dengan kebutuhan guru dan siswa sebagai
(3) analisis uji beda dengan menggunakan pengguna produk. Diharapkan pula sesuai
uji t atau uji lain yang sesuai, dan (4) dengan kearifan lokal Indramayu sebagai
analisis uji beda dengan menggunakan n- dasar budaya dari guru dan siswa dan (2)
gain. model pengembangan ini memiliki
tahapan-tahapan yang rinci dan sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk mengembangkan suatu produk
Tahapan pelaksanaan penelitian tertentu serta dapat menjawab masalah-
diawali dengan pengembangan produk masalah dalam pembelajaran.
bahan ajar berbasis kearifan lokal dengan Hasil Penelitian dan pengembangan
model pembelajaran teknik jigsaw, berupa produk buku bahan ajar berbasis
selanjutnya produk bahan ajar diuji kearifan lokal dalam model pembelajaran
keefektifannya dalam meningkatkan teknik jigsaw untuk keterampilan menulis
keterampilan menulis deskripsi dengan deskripsi untuk guru dan siswa yang telah
metode kuasi eksperimen pada kelas valid dan praktis digunakan. Hasil uji
eksperimen dan kelas kontrol. validasi ahli yaitu 86,45% dengan kategori
sangat valid. Hasil uji keterbacaan wacana
Pengembangan Produk Bahan Ajar 89. Hasil uji kepraktisan respon guru sangat
Pengembangan produk bahan ajar praktis dengan persentase 91,67%
berbasis kearifan lokal dengan metode sedangkan respons siswa terhadap bahan
pembelajaran teknik jigsaw didasarkan ajar sangat praktis dengan persentase
pada modifikasi dari prosedur Borg & Gall 86,57%. Contoh produk buku bahan ajar
dengan tahapan (1) studi pendahuluan, (2) berbasis kearifan lokal dalam model
perencanaan, (3) desain produk, (4) validasi pembelajaran teknik jigsaw disajikan pada
produk, (5) uji coba produk, dan (6) produk Gambar 1.
akhir.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 390


Pelaksanaan Penelitian pelajaran sesuai jadwal pembelajaran di
Pelaksanaan penelitian dilakukan sekolah. Produk buku guru dan buku siswa
dalam enam kali pertemuan pembelajaran hanya digunakan pada kelas eksperimen,
baik pada kelas kontrol maupun kelas sementara kelas kontrol menggunakan buku
eksperimen. Materi dan tahapan kegiatan guru dan buku siswa yang telah ada
sesuai pertemuan sesuai dengan buku guru sebelumnya di sekolah. Tahapan
dan buku siswa. Setiap pertemuan pembelajaran mencakup prakegiatan,
dilaksanakan dalam satu hari kegiatan kegiatan inti dan kegiatan akhir.
pembelajaran dan mencakup seluruh mata

Gambar 1 Contoh Isi Produk Akhir Bahan Ajar Buku Siswa


(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2018)

Analisis Data dan Pembahasan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas


Data yang dianalisis dalam penelitian kontrol dan siswa kelas eksperimen. Skor
ini adalah skor prates, pascates dan n-gain prates menunjukkan skor sebelum

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 391


perlakukan dan skor pascates menunjukkan jigsaw. Deskripsi data skor prates, pascates
skor setelah perlakukan dengan dan n-gain keterampilan menulis deskripsi
menggunakan bahan ajar berbasis kearifan disajikan dalam tabel berikut.
lokal dalam model pembelajaran teknik

Tabel 2. Deskripsi Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Rata-
Skormi Skorma Rata
Variabel Kelas N rata N-
n ks -rata
gain
61,2
Prates 25 63
Eksperime 2 0,570
Keterampila 55
n Pascate 83,3 (sedang)
n Menulis 84 100
s 1
Deskripsi
61,2 0,274
Kontrol Prates 55 28 38
5 (rendah)

Berdasarkan tabel di atas, pada berubah. Rata-rata pascates kelas


keterampilan menulis deskripsi diketahui eksperimen mencapai 83 sedangkan kelas
bahwa kemampuan siswa sebelum kontrol hanya 71. Mutu peningkatan juga
perlakuan (prates) sama baik pada kelas dapat dilihat dari n-gain kedua kelas yang
eksperimen maupun kontrol yaitu rata-rata berbeda. N-gain pada kelas eksperimen
kelas 61. Namun, pasca perlakuan mencapai 0.570 yang termasuk kategori
penggunaan bahan ajar berbasis kearifan sedang, sedangkan n-gain kelas kontrol
lokal dalam model pembelajaran teknik hanya 0.274 yang termasuk kategori
jigsaw pada kelas eksperimen rata-rata rendah.

Tabel 3. Hasil Uji n-gain Keterampilan Menulis Deskripsi


Uji Normalitas Eksperimen 0.160 < 1.180 Normal
Uji Normalitas Kontrol 0.093 < 1.180 Normal
Uji Homogenitas 8.648 > 1.530 Tidak Homogen
Terdapat
Uji t 8.690 > 1.960 perbedaan (H0
positif)

Perbedaan data prates dan pascates jarak grafik tidak terlalu jauh, karena n-
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada gain kecil, sedangkan pada kelas
keterampilan menulis deskripsi juga dapat eksperimen jarak grafik berjauhan, karena
dilihat berdasarkan Gambar 2 Grafik n-gain besar.
menunjukkan bahwa pada kelas kontrol

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 392


Gambar 2. Grafik Perbandingan Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan tabel di atas, diketahui Selain itu mutu peningkatan juga dapat
bahwa thitung sebesar 8.690. Dikarenakan ditunjukkan dari nilai gain yang tinggi.
thitung 8.690 > ttabel 1.960 maka H0 ditolak Keberhasilan peningkatan
dan H1 diterima. Dengan demikian, maka keterampilan menulis deskripsi ini sesuai
terdapat perbedaan n-gain keterampilan dengan kelebihan dari kearifan lokal yang
keterampilan menulis deskripsi antara kelas dapat menjadi sarana pembelajaran bagi
eksperimen dengan kelas kontrol. setiap manusia untuk menjadi orang yang
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari rata- cerdas, pandai, dan bijaksana; kearifan
rata N-gain kelas eksperimen (0.570) lokal memiliki nilai-nilai positif untuk
dengan kategori sedang yang berada di atas mentransformasikan kepada peserta didik
rata-rata N-gain kelas kontrol (0.262) guna membentuk kepribadian positif
dengan kategori rendah. (Mulyasa, 2012: 2). Hal ini juga sesuai
Berdasarkan hasil analisis data dapat dengan prinsip pembelajaran kurikulum
diketahui bahwa Bahan Ajar Berbasis 2013 dalam Permendikbud Nomor 103
Kearifan Lokal dalam Model Pembelajaran Tahun 2014 yang salah satunya adalah
Teknik Jigsaw efektif dalam meningkatkan pengakuan atas perbedaan individual dan
keterampilan menulis deskripsi. Efektivitas latar belakang budaya peserta didik. Model
ditunjukkan dengan ada peningkatan nilai pembelajaran teknik jigsaw pun dirasa tepat
prates dan pascates kelas eksperimen. digunakan guna meningkatkan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 393


keterampilan menulis deskripsi karena didik lain, maka akan membentuk
setiap kali peserta didik mempelajari kumpulan pengetahuan yang bertalian atau
sesuatu yang dikombinasikan dengan keahlian.
materi yang telah dipelajari oleh peserta

KESIMPULAN Saran yang peneliti rekomendasikan


Berdasarkan hasil analisis yaitu pertama, bahan ajar berbasis kearifan
penelitian, ada dua simpulan yang peneliti lokal dalam model pembelajaran teknik
dapatkan. Pertama, keterampilan membaca jigsaw merupakan alternatif pengembangan
nyaring pada kelas eksperimen dan kelas bahan ajar dan model pembelajaran yang
kontrol pada prates adalah sama. Hal ini dapat digunakan oleh guru bahasa
menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki Indonesia untuk meningkatkan
keterampilan awal yang relatif sama. keterampilan menulis deskripsi pada siswa
Keterampilan menulis deskripsi pada kelas kelas IV di daerah Indramayu.
eksperimen dan kelas kontrol pascates, Kedua, bahan ajar berbasis kearifan
menunjukkan perbedaan. Rata-rata nilai lokal dalam model pembelajaran teknik
menulis deskripsi kelas eksperimen lebih jigsaw pada penelitian ini menunjukkan
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Mutu hasil yang efektif karena digunakan dalam
peningkatan juga dapat dilihat dari nilai n- pembelajaran menulis yang mendukung
gain kelas eksperimen yang termasuk untuk digunakannya bahan ajar dan model
kategori sedang sedangkan kelas kontrol pembelajaran tersebut. Bagi peneliti
kategori rendah. selanjutnya, dapat mengkaji kembali
Kedua, keterampilan menulis keefektifan bahan ajar berbasis kearifan
deskripsi kelas eksperimen pascates lokal dalam model pembelajaran teknik
berbeda dengan kelas kontrol. Rata-rata jigsaw dalam aspek keterampilan berbahasa
nilai menulis deskripsi kelas eksperimen lain atau pada mata pelajaran lain secara
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. lebih lama, lebih luas dan lebih mendalam,
Secara empirik, bahan ajar berbasis sehingga tidak terbatas hanya pada
kearifan lokal dalam model pembelajaran keterampilan menulis. Peneliti selanjutnya
teknik jigsaw efektif dalam meningkatkan juga dapat mengembangkan bahan ajar
keterampilan menulis deskripsi dengan berbasis kearifan lokal lain selain daerah
taraf signifikansi kenaikan mencapai Indramayu.
36.08%.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 394


DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refik
Aditama.
Alfianto. (2008). Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar. (Online),
(http://id.forum.wordpress.com/topic/pelajaran-bahasa-indonesia.co.id), diakses 21
Maret 2017.
Anggraeni, K. (2017). Efektivitas Model Menulis Kolaborasi dengan Media Bigbook
Terhadap Keterampilan Menulis Kreatif. Jurnal Cakrawala Pendas, 3 (2) hlm 1-10.
Ary, D., Jacobs, L. C & Sorensen, C. K. (2010). Introduction to research in education eighth
edition. Wadsworth: Cengage Learning.
Cresswell, J. W. (2012). Educational research: Planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research 4th edition. Boston: Pearson Education Inc.
Iskandarwassid & Sunendar, D. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung:
Rosdakarya.
Keraf. (2008). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustakan Utama.
Linse, C.T. (2005). Practical English Language Teaching Young Learners. New York:
McGraw Hill.
Mulyasa, E. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
tentang Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Pres.
Rahyono, F.X. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama
Silberman, M.L. diterjemahkan oleh Sarjuli dkk. 2007. Active Learning:101 Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.
Soegiranto, R.E. (2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. Pokja
Kurikulum dan Sprevisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
Yunus M, dkk. (2009). Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 | 395

Anda mungkin juga menyukai