Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari
pembelajaran menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs. Penelitian ini
dilakukan di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran dan dilatarbelakangi oleh keadaan siswa
yang kurang menunjukkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang
masih banyak di bawah KKM, dikarenakan proses pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional seperti ceramah. Penelitian ini difokuskan pada: 1) Bagaimana perencanaan
pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran? 2) Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif Note-
Taking Pairs pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran?
3) Bagaimana hasil pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif
Note-Taking Pairs pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII G SMP Pemuda
Banjaran? Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan sistem siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penilaian yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa, lembar angket untuk mengetahui minat/keinginan siswa untuk dapat menulis, khususnya
menulis teks berita. Selain angket, lembar observasi juga digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis teks berita yang meliputi keaktifan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dari penilaian hasil belajar
siswa di setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Teknik Kolaboratif Note-
Taking Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta keaktifan siswa pada pembelajaran
menulis teks berita di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran. Dengan demikian, penggunaan
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs dapat dijadikan salah satu teknik pembelajaran untuk
diterapkan pada pembelajaran menulis berbagai teks yang lainnya.
1. PENDAHULUAN
Di era yang canggih dan penuh persaingan ini, (1) content berupa isi materi, (2) cognitive berupa
semua orang secara tidak disadari dituntut untuk kemampuan siswa dalam mengidentifikasi,
memiliki kemampuan dan keterampilan menganalisis, dan menyimpulkan isi, (3)
penguasaan lebih, terutama empat keterampilan communication: kemampuan siswa untuk
berbahasa yang sangat berhubungan dengan mengembangkannya sejatinya dapat berupa
kehidupan, karena seseorang tidak akan cukup
lisan atau tertulis, (4) culture: konteks atau
memiliki satu aspek keterampilan. Menurut
Tarigan (2013, hlm. 1) setiap keterampilan erat tema pelajaran misalnya komunikasi,
sekali berhubungan dengan tiga keterampilan kebersihan, dan persahabatan. Teknik
lainnya dengan cara beraneka ragam. Maka dari kolaboratif Note-Taking Pairs dikembangkan
itu, seseorang yang ingin memiliki kemampuan untuk membuat proses pembelajaran yang aktif,
berbahasa yang cakap haruslah menguasai kreatif, inovatif dan produktif sejalan dengan
keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, Kurikulum 2013. Teknik ini diharapkan membuat
berbicara, membaca dan menulis. siswa mampu berpikir dan mengobservasi sesuai
Keterampilan menulis merupakan salah satu dengan kemampuan siswa masing-masing. Siswa
keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan belajar dengan kemampuan untuk melengkapi
setiap pengajaran bahasa di sekolah. Tarigan serta mengoreksi catatan dengan cara berdiskusi
(2013, hlm. 4) mengemukakan bahwa dan bekerja sama. Sesuai kebutuhan sekolah,
“keterampilan menulis merupakan salah satu maka guru diharapkan mampu menciptakan
keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui teknik pembelajaran yang membuat suasana kelas
proses praktik dan latihan secara teratur”. menjadi lebih menyenangkan.
Kegunaan keterampilan menulis bagi siswa adalah
untuk mencatat dan mengerjakan sebagian tugas 2. KAJIAN PUSTAKA
sekolah. Tanpa keterampilan menulis, siswa akan 2.1 Ihwal Teknik Kolaboratif
mengalami kesulitan dalam melaksanakan jenis
Istilah kolaboratif berasal dari bahasa Latin
tugas tersebut. Sejalan dengan itu, menurut Kamus
“collaborate”, yang artinya bekerja sama.
Besar Bahasa Indonesia (2016, hlm. 1497)
Berkolaborasi berarti bekerja bersama dengan
“menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan
orang lain. Dalam praktiknya, pembelajaran
(seperti mengarang, membuat surat) dengan
kolaboratif berarti bekerja secara berpasangan atau
tulisan”.
dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan
Dalam hal menulis, Akhadiah (2016, hlm. 2)
pembelajaran bersama. Selain itu, dalam
menyatakan bahwa menulis merupakan suatu
pembelajaran kolaboratif diterapkan strategi
keterampilan yang kompleks dan unik yang
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan
kelompok belajar yang harus bekerja sama secara
lain. Selain itu, kegiatan menulis pun dituntut
untuk memenuhi persyaratan tertentu. aktif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui dalam sebuah kegiatan terstruktur (Elizabert E.
bahwa penyebab kegiatan menulis sering Barkley, 2012, hlm. 4-5).
dianggap sebagai kegiatan yang sulit dikarenakan Menurut Warsono dan Hariyanto (2013, hlm.
seseorang harus menguasai persyaratan tertentu 50) suatu pembelajaran termasuk pembelajaran
salah satunya mengenai unsur kebahasaan. kolaboratif apabila anggota kelompok belajar tidak
Sejalan dengan pendapat Akhadiah di atas tertentu atau ditetapkan terlebih dahulu. Selain itu,
yang mengungkapkan kendala dalam menulis, pembelajaran kolaboratif dapat terjadi di dalam
Kosasih (2018, hlm. 2) menyatakan pula bahwa kelas maupun di luar kelas, bahkan satu kelompok
materi bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 dengan yang berbeda kelas atau pun berbeda
dianggap sulit oleh sebagian siswa dikarenakan sekolah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
terfokus pada pengetahuan dan keterampilan pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran
tentang beragam jenis teks yang mengintegrasikan yang tidak perlu terstruktur dengan ketat. Warsono
empat unsur peristiwa di dalamnya, terdiri atas dan Hariyanto (2013, hlm. 51-53) mengemukakan
bahwa beberapa riset dapat membuktikan bahwa 2.2 Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
siswa akan belajar lebih baik jika mereka secara Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
aktif terlibat pada proses pembelajaran dalam merupakan salah satu teknik yang termasuk ke
suatu kelompok-kelompok kecil yang cenderung dalam teknik resiprokal yakni teknik pengajaran
belajar lebih banyak tentang materi ajar yang berbalasan yang bersifat aktif dan mendorong
disampaikan dalam bentuk lain, misalnya terjadinya interdepedensi (kesalingbergantungan).
ceramah. Teknik kolaboratif yakni suatu Elizabert E. Barkley (2012, hlm. 203)
pembelajaran aktif yang berfokus kepada siswa mengemukakan, bahwa teknik pembelajaran
kolaboratif tersebut merupakan teknik yang
sebagai penanggung jawab belajar, pembelajaran
memberikan kegiatan terstruktur pada siswa untuk
kolaboratif lebih menekankan kepada pentingnya mengumpulkan informasi, mengisi kekosongan,
interaksi siswa daripada aktivitas mandiri siswa. memeriksa, dan mengoreksi kesalahan, serta
Teknik kolaboratif merupakan bagian dari saling membantu satu sama lain untuk belajar
metode pembelajaran kolaboratif. Inti dari menjadi pencatat yang lebih baik.
pelaksanaan pembelajaran kolaboratif tentu saja Dari teknik pembelajaran Note-Taking Pairs,
harus terjadi diskusi, kontak langsung antara diperoleh kemampuan kerja sama siswa dalam
orang per orang, dan masing-masing individu melengkapi catatan serta mengoreksi kesalahan
diberikan kesempatan yang sama untuk satu sama lain secara baik. Sehingga dalam proses
mengutarakan pendapat dan gagasannya, yang mengerjakan tugas siswa berada dalam kondisi
pada akhirnya mereka diwajibkan untuk senang dan merasa penuh tantangan. Teknik ini
mengambil kesimpulan atau memecahkan dapat memudahkan siswa menulis teks berita
sesuai dengan struktur atau unsur-unsurnya karena
masalah sesuai tugas yang diberikan (tujuan
dilakukan secara berpasangan dengan cara
pembelajaran). Warsono dan Hariyanto (2013, masing-masing siswa mencatat poin-poin utama
hlm. 77) menyatakan bahwa kegiatan diskusi atau poin penting termasuk teks berita yang
kelompok kecil memungkinkan peserta didik memenuhi unsur 5W+1H.
memperoleh manfaat melalui: (1) berbagi
informasi dan pengalaman dalam pemecahan 2.3 Langkah-langkah Teknik Kolaboratif
masalah atau menambah wawasan kognitif, (2) Note-Taking Pairs
Berdasarkan pendapat Elizabert E. Barkley
meningkatkan pemahaman terhadap masalah, (3)
(2012, hlm. 203), pembelajaran menggunakan
meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs adalah
pembelajaran dan pengambilan keputusan, (4) sebagai berikut:
mengembangkan kemampuan berpikir dan 1. Sampaikanlah pelajaran sesuai dengan
berkomunikasi, (5) membina kerjasama yang kompetensi.
efektif dalam kelompok yang kohesif dan 2. Arahkanlah siswa supaya berkelompok yang
bertanggung jawab. terdiri dari dua orang atau secara berpasangan.
Teknik kolaboratif terdiri dari beberapa 3. Mintalah siswa secara individual membuat
macam, di antaranya terdapat teknik pembelajaran catatan mengenai poin-poin utama dari sebuah
sebaya (peer learning), teknik debat, teknik sel materi yang telah dijelaskan.
belajar (learning cell), dan teknik pengajaran 4. Mintalah rekan A mulai merangkum poin-poin
berbalasan (reciprocal teaching). Berdasarkan utama satu bagian dari sebuah konten kepada
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rekan B, yang menawarkan koreksi dan
informasi tambahan.
pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran
5. Mintalah rekan B merangkum bagian
aktif yang lebih mengutamakan kegiatan belajar
berikutnya, dan rekan A menawarkan koreksi
kelompok dibandingkan dengan belajar secara dan informasi tambahan.
mandiri, dapat dilaksanakan di dalam kelas 6. Mintalah pasangan melanjutkan kegiatan
maupun di luar kelas, dapat terbentuk dalam dengan saling merangkum, mengoreksi, dan
kelompok besar antara siswa sekolah yang satu memberi informasi tambahan secara bergantian
dengan siswa sekolah yang lain. hingga mereka selesai memeriksa catatan.
8
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti
10
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti
Aspek pengamatan penelitian tersebut sebagai Tindakan siklus I ini ditekankan pada langkah
salah satu perbandingan dari hasil tes dan nontes, pembelajaran dan teknik yang akan digunakan.
tes meliputi kemampuan menulis teks berita dan Melalui usaha perbaikan tersebut diharapkan
nontes meliputi data hasil observasi aktivitas guru, hasil pada siklus I terjadi peningkatan yang lebih
data hasil observasi kegiatan siswa, data hasil baik. Selain untuk meningkatkan kemampuan
angket, serta hasil dokumentasi foto yang telah menulis teks berita, tindakan siklus I ini
diharapkan dapat mengubah perilaku siswa ke
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II yang
arah yang lebih positif setelah mengikuti
diamati oleh dua orang pengamat yaitu guru piket
pembelajaran menulis teks berita dengan
dan teman sejawat. Pada tahap prasiklus hanya menggunakan Teknik Kolaboratif Note Taking
difokuskan pada hasil angket dan hasil siswa Pairs.
menulis teks berita, karena pembelajaran
berlangsung tanpa menggunakan Teknik 4.3 Hasil Penelitian Siklus II
Kolaboratif Note-Taking Pairs. Tindakan pada siklus II merupakan tindakan
perbaikan dari siklus I. Tindakan siklus II
4.1 Hasil Pra Siklus dilakukan karena nilai kemampuan menulis teks
Pelaksanaan tindakan awal dimulai dengan berita siswa kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran
pembelajaran secara konvensional atau tidak masih dalam kategori cukup yaitu 74 dan
menggunakan Teknik Kolaboratif Note-Taking dinyatakan belum tuntas, sedangkan Kriteria
Pairs langsung, dan diakhiri dengan kegiatan Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP Pemuda Banjaran
penugasan kepada siswa untuk menulis teks
adalah 75. Selain itu, masih ada perilaku negatif
berita sebagai tes awal. Tes awal ini bertujuan
yang kurang mendukung pembelajaran menulis
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal teks berita, sehingga perlu dilakukan tindakan
siswa dalam menulis teks berita tanpa siklus II untuk memperbaiki hasil pada siklus I.
menggunakan Teknik Kolaboratif Note-Taking Tindakan siklus I dilakukan secara lebih sistematis
Pairs. Pada tes awal diperoleh hasil tulisan teks dan terarah berdasarkan refleksi yang ada pada
berita dengan penskoran pada tiap aspek, yaitu (1) siklus I. Tindakan siklus II ini ditekankan pada
aspek kesesuaian judul, (2) aspek kelengkapan langkah pembelajaran dan teknik serta media
unsur berita (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, yang akan digunakan. Melalui usaha perbaikan
dan bagaimana), (3) struktur penulisan teks tersebut diharapkan hasil pada siklus II terjadi
berita, (4) keefektifan kalimat, dan (5) peningkatan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
ketepatan ejaan/tanda baca. Selain untuk meningkatkan kemampuan menulis
teks berita, tindakan siklus II ini diharapkan
4.2 Hasil Penelitian Siklus I dapat mengubah perilaku siswa ke arah yang
Tindakan pada siklus I merupakan tindakan lebih positif setelah mengikuti pembelajaran
perbaikan dari prasiklus. Tindakan siklus I menulis teks berita dengan menggunakan Teknik
dilakukan karena nilai kemampuan menulis teks Kolaboratif Note-Taking Pair.
berita siswa kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Guru
masih dalam kategori kurang yaitu 58,2 dan Pada setiap siklus telah dijelaskan mengenai
dinyatakan belum tuntas, sedangkan Kriteria setiap kekurangan maupun kelebihan aktivitas
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran guru. Aktivitas peneliti sebagai guru di kelas
Bahasa Indonesia di SMP Pemuda Banjaran mengalami perbaikan pada setiap siklusnya.
adalah 75. Selain itu, masih ada perilaku negatif Kemampuan mengalokasikan waktu dalam proses
yang kurang mendukung pembelajaran menulis pembelajaran cukup baik. Dari penyampaian
teks berita, sehingga perlu dilakukan tindakan materi pun telah diperbaiki guru, pada siklus I
siklus I untuk memperbaiki hasil pada prasiklus. guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi
Tindakan siklus I dilakukan secara lebih sehingga siswa kurang memahami apa yang
sistematis dan terarah berdasarkan refleksi yang disampaikan, karena takutnya waktu yang tidak
ada pada prasiklus. cukup untuk menyampaikan materi pembelajaran.
12
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti
Pada siklus II, guru memperbaiki cara Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs ini
penyampaian dengan intonasi yang baik sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan
siswa dapat mengerti apa yang disampaikan oleh melatih kerja sama antar siswa untuk belajar secara
guru. Berdasarkan penjelasan pada setiap berkelompok. Selain teknik, media yang
siklusnya dapat dilihat bahwa penilaian mengenai digunakan saat pembelajaran pun harus
aktivitas guru mengalami peningkatan. disesuaikan untuk siswa SMP yang akan
Perbaikan kekurangan pada siklus I dapat mempermudah siswa memahami materinya. Maka
diperbaiki pada siklus II sehingga pelaksanaannya dari itu, Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs ini
sesuai dengan perencanaan. Dengan demikian, dirasa sangat sesuai, hal tersebut ditunjukkan
pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan dengan nilai siswa yang mengalami peningkatan
baik. Siswa juga memiliki antusias belajar yang pada setiap siklus.
baik dengan perbaikan aktivitas guru pada setiap
siklusnya. 4.6 Deskripsi Aspek Refleksi
Hasil menulis teks berita dengan menggunakan
4.5 Analisis Angket Siswa dan Angket Guru Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs,
Berdasarkan hasil angket siswa yang telah mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya.
dianalisis di setiap siklusnya, peneliti menyimpul- Pada prasiklus hanya ada dua siswa yang
kan bahwa sebagian besar siswa kurang menyukai memperoleh kategori tuntas, selebihnya hanya
pembelajaran menulis dikarenakan teknik atau memperoleh kategori belum tuntas dari siswa
media yang dipakai pada saat pembelajaran yang berjumlah 25 orang. Pada prasiklus ini
berlangsung kurang menarik. Selain itu, motivasi hampir semua siswa memperoleh kategori belum
belajar dari guru sangatlah mempengaruhi tuntas yakni nilai < 74. Pada siklus I mengalami
kegiatan belajar di kelas. Angket siswa ini sangat peningkatan, siswa yang mencapai kategori tuntas
membantu peneliti dalam melaksanakan PBM di sebanyak 14 siswa yakni yang mendapat nilai >74,
setiap siklusnya. Angket siswa ini dapat dijadikan dan 11 siswa yang masih memperoleh kategori
acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di belum tuntas. Sedangkan pada siklus II siswa yang
siklus I dan siklus II, karena peneliti dapat memperoleh nilai >74 yaitu 25 siswa dengan
mengetahui apa yang diinginkan atau diharapkan kategori tuntas, pada siklus II ini tidak terdapat
oleh siswa ketika belajar di kelas. Peneliti menjadi siswa yang mendapatkan kategori/nilai belum
lebih paham apa yang menjadi kesulitan atau tuntas. Begitu pun dari aktivitas positif siswa
kendala siswa ketika ditugaskan dalam kegiatan mengalami peningkatan, dan sebaliknya aktivitas
menulis. Sehingga, angket siswa ini sangat negatif siswa berkurang. Selain keaktifan siswa
membantu peneliti dalam menemukan dan kemampuan siswa dalam menulis, dari
permasalahan yang muncul pada kegiatan PBM dokumentasi foto juga menunjukkan antusias
Selain angket siswa, peneliti juga
siswa dan mengalami perubahan positif pada
menggunakan angket guru sebagai salah satu
setiap siklusnya. Karena hasil keseluruhan
catatan kegiatan yang telah berlangsung.
mengalami peningkatan sehingga tidak ada siswa
Berdasarkan angket guru inilah, peneliti
yang masuk kategori kurang, dari aktivitas guru
menyusun rencana untuk kegiatan siklus
mengalami peningkatan, aktivitas positif siswa
selanjutnya. Dari penilaian angket guru, juga dapat
juga meningkat, dan kesan siswa dalam
memberikan gambaran bahwa teknik yang
pembelajaran ini sangat baik, maka penelitian
digunakan peneliti pada pembelajaran menulis
tindakan kelas VIII-G di SMP Pemuda Banjaran
teks berita ini sudah sesuai dan lebih memotivasi
dicukupkan sampai siklus II.
semangat belajar siswa ketika diberikan tugas,
khususnya dalam kegiatan menulis yang
sebelumnya dirasa siswa mengalami banyak
kesulitan ketika membuatnya.
14
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti
Saran yang dapat disampaikan peneliti E. Kosasih, E. K., 2018. Jenis-Jenis Teks Fungsi,
berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut Struktur, dan Kaidah Kebahasaan. Cetakan
adalah sebagai berikut: I penyunt. Bandung: Yrama Widya.
1) guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya Hariyanto, W., 2013. Pembelajaran Aktif Teori
menerapkan pembelajaran bervariasi dalam dan Asesmen. Cetakan 2 penyunt. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
pembelajaran menulis teks berita, penerapan
Hikmat Kusumaningrat, P. K., 2017. Jurnalistik
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs dapat
Teori dan Praktik. Cetakan Kedelapan
menghidupkan suasana di dalam kelas sehingga penyunt. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
siswa tidak merasa jenuh, Huda, M., 2015. Penelitian Tindakan Kelas Teori
2) siswa disarankan tetap aktif dalam mengikuti dan Praktik. Cetakan I penyunt.
pembelajaran menulis dan selalu melatih Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kemampuan menulis teks berita sebagai salah Iqma, Nurul. 2013. Peningkatan Keterampilan
satu indikator pembelajaran Bahasa Indonesia. Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Latihan menulis dapat dilakukan di sekolah Think Pair Share dengan Media Komik
maupun di luar sekolah, Bermuatan Cinta Lingkungan pada Peserta
3) sekolah diharapkan mampu menyediakan Didik Kelas VIII G SMP Negeri 1
fasilitas yang memadai sebagai media atau Kandeman. Skripsi. Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni.
teknik dalam pembelajaran,
Universitas Negeri Semarang.
4) peneliti dapat menggunakan Teknik
Nurgiyantoro, B., 2014. Penilaian Pembelajaran
Kolaboratif Note-Taking Pairs sebagai bahan Bahasa Berbasis Kompetensi. Cetakan
rujukan untuk melakukan penelitian yang lain Keenam ed. Yogyakarta: BPFE-
dengan teknik yang berbeda, sehingga Yogyakarta.
didapatkan berbagai teknik pembelajaran, Suhandang, K., 2016. Pengantar Jurnalistik
5) khususnya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik.
Sastra Indonesia diharapkan melakukan Cetakan II penyunt. Bandung: Penerbit Nuansa
penelitian dengan menggunakan Teknik Cendekia.
Kolaboratif Note-Taking Pairs dalam Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Pendidikan
pembelajaran menulis dengan materi yang Pendekatan Kuantitatif, Kuantilatif, dan
berbeda, sehingga dapat menambah hasil R&D. 27 penyunt. Bandung: Alfabeta.
penelitian yang bermakna bagi mahasiswa Tarigan, H. G., 2013. Menulis Sebagai
peneliti berikutnya. Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. Zainurrahman, 2011. Menulis
Dari Teori Hingga Praktik. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta.
Akhadiah, S., 2016. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Cetakan
Keduabelas ed. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S., 2014. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Cetakan Keduabelas
ed. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Barkley.E.Elizabert and all., 2012. Collaborative
Learning Techniques. Bandung: Nuansa
Media.
Barus, S. W., 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis
Menulis Berita. Erlangga: PT Gelora
Aksara Pratama.
Buku, P., 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Cetakan V ed.