Anda di halaman 1dari 10

METAMORFOSIS

Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya

Volume 14 Nomor 1 | hlm. 6-15


Bulan November 2020-April 2021
ISSN 1978-9842 http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/metamorfosis

PENGGUNAAN TEKNIK NOTE TAKING PAIRS UNTUK


MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA

Dr. Diana Silaswati, M.Pd.


Restu Purwanti, S.Pd.
PBSI FKIP UNIVERSITAS BALE BANDUNG
E-mail dianasilaswati@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari
pembelajaran menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs. Penelitian ini
dilakukan di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran dan dilatarbelakangi oleh keadaan siswa
yang kurang menunjukkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang
masih banyak di bawah KKM, dikarenakan proses pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional seperti ceramah. Penelitian ini difokuskan pada: 1) Bagaimana perencanaan
pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran? 2) Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif Note-
Taking Pairs pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran?
3) Bagaimana hasil pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui Teknik Kolaboratif
Note-Taking Pairs pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII G SMP Pemuda
Banjaran? Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan sistem siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penilaian yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa, lembar angket untuk mengetahui minat/keinginan siswa untuk dapat menulis, khususnya
menulis teks berita. Selain angket, lembar observasi juga digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis teks berita yang meliputi keaktifan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dari penilaian hasil belajar
siswa di setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Teknik Kolaboratif Note-
Taking Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta keaktifan siswa pada pembelajaran
menulis teks berita di kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran. Dengan demikian, penggunaan
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs dapat dijadikan salah satu teknik pembelajaran untuk
diterapkan pada pembelajaran menulis berbagai teks yang lainnya.

Kata kunci: Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs, Menulis, Teks Berita

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 6


FKIP Universitas Bale Bandung
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti

1. PENDAHULUAN
Di era yang canggih dan penuh persaingan ini, (1) content berupa isi materi, (2) cognitive berupa
semua orang secara tidak disadari dituntut untuk kemampuan siswa dalam mengidentifikasi,
memiliki kemampuan dan keterampilan menganalisis, dan menyimpulkan isi, (3)
penguasaan lebih, terutama empat keterampilan communication: kemampuan siswa untuk
berbahasa yang sangat berhubungan dengan mengembangkannya sejatinya dapat berupa
kehidupan, karena seseorang tidak akan cukup
lisan atau tertulis, (4) culture: konteks atau
memiliki satu aspek keterampilan. Menurut
Tarigan (2013, hlm. 1) setiap keterampilan erat tema pelajaran misalnya komunikasi,
sekali berhubungan dengan tiga keterampilan kebersihan, dan persahabatan. Teknik
lainnya dengan cara beraneka ragam. Maka dari kolaboratif Note-Taking Pairs dikembangkan
itu, seseorang yang ingin memiliki kemampuan untuk membuat proses pembelajaran yang aktif,
berbahasa yang cakap haruslah menguasai kreatif, inovatif dan produktif sejalan dengan
keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, Kurikulum 2013. Teknik ini diharapkan membuat
berbicara, membaca dan menulis. siswa mampu berpikir dan mengobservasi sesuai
Keterampilan menulis merupakan salah satu dengan kemampuan siswa masing-masing. Siswa
keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan belajar dengan kemampuan untuk melengkapi
setiap pengajaran bahasa di sekolah. Tarigan serta mengoreksi catatan dengan cara berdiskusi
(2013, hlm. 4) mengemukakan bahwa dan bekerja sama. Sesuai kebutuhan sekolah,
“keterampilan menulis merupakan salah satu maka guru diharapkan mampu menciptakan
keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui teknik pembelajaran yang membuat suasana kelas
proses praktik dan latihan secara teratur”. menjadi lebih menyenangkan.
Kegunaan keterampilan menulis bagi siswa adalah
untuk mencatat dan mengerjakan sebagian tugas 2. KAJIAN PUSTAKA
sekolah. Tanpa keterampilan menulis, siswa akan 2.1 Ihwal Teknik Kolaboratif
mengalami kesulitan dalam melaksanakan jenis
Istilah kolaboratif berasal dari bahasa Latin
tugas tersebut. Sejalan dengan itu, menurut Kamus
“collaborate”, yang artinya bekerja sama.
Besar Bahasa Indonesia (2016, hlm. 1497)
Berkolaborasi berarti bekerja bersama dengan
“menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan
orang lain. Dalam praktiknya, pembelajaran
(seperti mengarang, membuat surat) dengan
kolaboratif berarti bekerja secara berpasangan atau
tulisan”.
dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan
Dalam hal menulis, Akhadiah (2016, hlm. 2)
pembelajaran bersama. Selain itu, dalam
menyatakan bahwa menulis merupakan suatu
pembelajaran kolaboratif diterapkan strategi
keterampilan yang kompleks dan unik yang
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan
kelompok belajar yang harus bekerja sama secara
lain. Selain itu, kegiatan menulis pun dituntut
untuk memenuhi persyaratan tertentu. aktif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui dalam sebuah kegiatan terstruktur (Elizabert E.
bahwa penyebab kegiatan menulis sering Barkley, 2012, hlm. 4-5).
dianggap sebagai kegiatan yang sulit dikarenakan Menurut Warsono dan Hariyanto (2013, hlm.
seseorang harus menguasai persyaratan tertentu 50) suatu pembelajaran termasuk pembelajaran
salah satunya mengenai unsur kebahasaan. kolaboratif apabila anggota kelompok belajar tidak
Sejalan dengan pendapat Akhadiah di atas tertentu atau ditetapkan terlebih dahulu. Selain itu,
yang mengungkapkan kendala dalam menulis, pembelajaran kolaboratif dapat terjadi di dalam
Kosasih (2018, hlm. 2) menyatakan pula bahwa kelas maupun di luar kelas, bahkan satu kelompok
materi bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 dengan yang berbeda kelas atau pun berbeda
dianggap sulit oleh sebagian siswa dikarenakan sekolah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
terfokus pada pengetahuan dan keterampilan pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran
tentang beragam jenis teks yang mengintegrasikan yang tidak perlu terstruktur dengan ketat. Warsono
empat unsur peristiwa di dalamnya, terdiri atas dan Hariyanto (2013, hlm. 51-53) mengemukakan

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 7


FKIP Universitas Bale Bandung
hlm. 6-15 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 14 No. 1 | Bulan April 2021 | ISSN 1978-9842

bahwa beberapa riset dapat membuktikan bahwa 2.2 Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
siswa akan belajar lebih baik jika mereka secara Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
aktif terlibat pada proses pembelajaran dalam merupakan salah satu teknik yang termasuk ke
suatu kelompok-kelompok kecil yang cenderung dalam teknik resiprokal yakni teknik pengajaran
belajar lebih banyak tentang materi ajar yang berbalasan yang bersifat aktif dan mendorong
disampaikan dalam bentuk lain, misalnya terjadinya interdepedensi (kesalingbergantungan).
ceramah. Teknik kolaboratif yakni suatu Elizabert E. Barkley (2012, hlm. 203)
pembelajaran aktif yang berfokus kepada siswa mengemukakan, bahwa teknik pembelajaran
kolaboratif tersebut merupakan teknik yang
sebagai penanggung jawab belajar, pembelajaran
memberikan kegiatan terstruktur pada siswa untuk
kolaboratif lebih menekankan kepada pentingnya mengumpulkan informasi, mengisi kekosongan,
interaksi siswa daripada aktivitas mandiri siswa. memeriksa, dan mengoreksi kesalahan, serta
Teknik kolaboratif merupakan bagian dari saling membantu satu sama lain untuk belajar
metode pembelajaran kolaboratif. Inti dari menjadi pencatat yang lebih baik.
pelaksanaan pembelajaran kolaboratif tentu saja Dari teknik pembelajaran Note-Taking Pairs,
harus terjadi diskusi, kontak langsung antara diperoleh kemampuan kerja sama siswa dalam
orang per orang, dan masing-masing individu melengkapi catatan serta mengoreksi kesalahan
diberikan kesempatan yang sama untuk satu sama lain secara baik. Sehingga dalam proses
mengutarakan pendapat dan gagasannya, yang mengerjakan tugas siswa berada dalam kondisi
pada akhirnya mereka diwajibkan untuk senang dan merasa penuh tantangan. Teknik ini
mengambil kesimpulan atau memecahkan dapat memudahkan siswa menulis teks berita
sesuai dengan struktur atau unsur-unsurnya karena
masalah sesuai tugas yang diberikan (tujuan
dilakukan secara berpasangan dengan cara
pembelajaran). Warsono dan Hariyanto (2013, masing-masing siswa mencatat poin-poin utama
hlm. 77) menyatakan bahwa kegiatan diskusi atau poin penting termasuk teks berita yang
kelompok kecil memungkinkan peserta didik memenuhi unsur 5W+1H.
memperoleh manfaat melalui: (1) berbagi
informasi dan pengalaman dalam pemecahan 2.3 Langkah-langkah Teknik Kolaboratif
masalah atau menambah wawasan kognitif, (2) Note-Taking Pairs
Berdasarkan pendapat Elizabert E. Barkley
meningkatkan pemahaman terhadap masalah, (3)
(2012, hlm. 203), pembelajaran menggunakan
meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs adalah
pembelajaran dan pengambilan keputusan, (4) sebagai berikut:
mengembangkan kemampuan berpikir dan 1. Sampaikanlah pelajaran sesuai dengan
berkomunikasi, (5) membina kerjasama yang kompetensi.
efektif dalam kelompok yang kohesif dan 2. Arahkanlah siswa supaya berkelompok yang
bertanggung jawab. terdiri dari dua orang atau secara berpasangan.
Teknik kolaboratif terdiri dari beberapa 3. Mintalah siswa secara individual membuat
macam, di antaranya terdapat teknik pembelajaran catatan mengenai poin-poin utama dari sebuah
sebaya (peer learning), teknik debat, teknik sel materi yang telah dijelaskan.
belajar (learning cell), dan teknik pengajaran 4. Mintalah rekan A mulai merangkum poin-poin
berbalasan (reciprocal teaching). Berdasarkan utama satu bagian dari sebuah konten kepada
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rekan B, yang menawarkan koreksi dan
informasi tambahan.
pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran
5. Mintalah rekan B merangkum bagian
aktif yang lebih mengutamakan kegiatan belajar
berikutnya, dan rekan A menawarkan koreksi
kelompok dibandingkan dengan belajar secara dan informasi tambahan.
mandiri, dapat dilaksanakan di dalam kelas 6. Mintalah pasangan melanjutkan kegiatan
maupun di luar kelas, dapat terbentuk dalam dengan saling merangkum, mengoreksi, dan
kelompok besar antara siswa sekolah yang satu memberi informasi tambahan secara bergantian
dengan siswa sekolah yang lain. hingga mereka selesai memeriksa catatan.

8
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti

2.4 Manfaat Pembelajaran Kolaboratif Berdasarkan pernyataan tersebut dapat


Dalam suatu proses pembelajaran, tentu selalu dikatakan bahwa sesungguhnya menulis
ada manfaatnya, Hari Srinivas dalam Warsono dan merupakan kemampuan yang mencakup
Hariyanto (2013, hlm. 78) menyimpulkan bahwa kemampuan menulis huruf, menggunakan ejaan
terdapat beberapa manfaat pembelajaran yang tepat, serta tanda- tanda baca dalam tulisan.
kolaboratif, di antaranya sebagai berikut. Menulis merupakan salah satu keterampilan
1. Mengembangkan keterampilan berpikir dari empat keterampilan berbahasa yang sejak
tingkat tinggi; masih dini kita dapatkan dari lingkungan dan
2. Meningkatkan interaksi yang lebih familiar dipelajari di sekolah. Mulai dari mengenal huruf,
antara guru dengan siswa; mengenal kata, membentuk kata menjadi kalimat,
3. Meningkatkan daya ingat siswa; hingga menyambungkan kalimat menjadi sebuah
4. Meningkatkan rasa percaya diri para siswa; wacana, dan lain sebagainya.
5. Meningkatkan sikap positif terhadap materi Menurut KBBI (2016, hlm. 1422), teks
pelajaran; merupakan kumpulan kata-kata yang menjadi
6. Mengembangkan kecakapan interaksi sosial; kalimat bahkan menjadi sebuah paragraf, atau
7. Menciptakan suasana pembelajaran aktif yang sering juga disebut sebagai naskah yang
penuh dengan keterlibatan dan eksplorasi oleh digunakan untuk bahan dasar memberikan
siswa; pelajaran, berpidato, memaparkan kejadian-
8. Menggunakan pendekatan tim dalam kejadian sebagai bahan tertulis.
pemecahan masalah, sementara tiap pribadi
tetap bertanggung jawab secara mandiri; 2.6 Jenis-jenis Teks
9. Meningkatkan pemahaman tentang adanya Ada banyak ragam teks yang terdapat dalam
berbagai perbedaan; Bahasa Indonesia. Berikut adalah jenis-jenis teks
10. Meningkatkan tanggung jawab belajar; yang dikemukakan oleh Kosasih (2016, hlm. 2-
11. Melibatkan siswa dalam pengembangan 75), di antaranya:
kurikulum nyata dan berbagai aturan/prosedur 1) Teks Deskripsi
kelas; Teks deskripsi adalah teks yang
12. Merangsang cara berpikir kritis melalui menggambarkan suatu objek atau keadaan tertentu
diskusi; dengan serinci-rincinya berdasarkan sudut
13. Membangun atmosfer kerja sama; pandang pribadi penulisnya. Objek yang dimaksud
14. Mendorong guru untuk melakukan teknik bisa berupa keadaan alam di tempat tertentu,
penilaian alternatif terhadap siswa; keadaan hewan, atau keadaan orang.
15. Mengembangkan model teknik pemecahan
2) Teks Prosedur
masalah melalui kerja sama rekan
Teks prosedur adalah teks yang menyajikan
2.5 Ihwal Menulis dan Teks paparan penjelasan tentang tata cara melakukan
Menulis dapat diartikan sebagai suatu cara atau sesuatu dengan sejelas-jelasnya. Teks prosedur
kegiatan menyampaikan pesan dengan tidak hanya berkenaan dengan penggunaan alat,
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau tetapi dapat pula berisi cara melakukan aktivitas
medianya. Menurut Kamus Besar Bahasa tertentu dan kebiasaan hidup.
Indonesia (2016, hlm. 1497), “menulis adalah 3) Teks Laporan Hasil Observasi
membuat huruf (angka, dsb.) dengan pena (pensil,
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang
kapur, dsb.) yang melahirkan pemikiran atau
membahas suatu objek secara umum berdasarkan
perasaan”. Pengertian ini sependapat dengan
Tarigan (2013, hlm. 22), “menulis ialah sudut pandang keilmuan secara objektif dengan
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang sejelas- jelasnya. Objek yang dimaksud terkait
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lainnya. Objek tersebut dijelaskan berdasarkan
lain dapat membaca lambang-lambang grafik fakta-fakta tertentu yang disusun secara
tersebut”. sistematis, logis, dan apa adanya.

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 9


FKIP Universitas Bale Bandung
hlm. 6-15 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 14 No. 1 | Bulan April 2021 | ISSN 1978-9842

4) Teks Surat Kusumaningrat (2017, hlm. 128-129).


Surat merupakan media komunikasi tulisan 1. What (apa yang terjadi)? pokok permasalahan
antara seseorang atau lembaga dengan seseorang dalam berita tersebut.
atau lembaga lainnya. Secara umum, surat terbagi 2. When (kapan terjadinya)? berlangsungnya
ke dalam tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat dinas, peristiwa dalam berita tersebut.
dan surat niaga. 3. Where (di mana terjadinya)? terjadinya
5) Teks Berita peristiwa dalam berita tersebut.
Menurut KBBI (2008, hlm. 179), berita 4. Why (mengapa terjadi)? peristiwa terjadi
adalah keterangan mengenai kejadian, peristiwa hingga menjadi bahan pemberitaan.
atau kabar yang hangat. Teks berita merupakan 5. Who (siapa yang terlibat)? dalam peristiwa
teks yang menyampaikan suatu informasi yang atau pemberitaan tersebut.
umumnya bersifat faktual dan terbaru. 6. How (Bagaimana proses terjadinya peristiwa
itu)? peristiwa yang diberitakan tersebut.
2.7 Pengertian dan Unsur Teks Berita Berdasarkan uraian unsur–unsur berita di atas,
Menurut KBBI (2016, hlm. 179), berita adalah dapat disimpulkan terdapat enam unsur
keterangan mengenai kejadian, peristiwa atau pembangun teks berita yaitu; Apa, Kapan, Di
kabar yang hangat. Teks berita merupakan teks mana, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana. Dalam
yang menyampaikan suatu informasi yang teks berita keenam unsur tersebut haruslah saling
umumnya bersifat faktual dan terbaru. Willing berkaitan satu sama lain dalam mendekripsikan
Barus (2010, hlm. 26) mengemukakan bahwa teks suatu kabar atau pemberitaan secara tertulis.
berita adalah segala laporan tertulis mengenai 2.8 Teknik Menulis Teks Berita
peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik
Secara umum penyusunan struktur teks berita
perhatian dan penting untuk disampaikan atau ditulis dengan menggunakan pola penulisan atau
dimuat dalam surat kabar, artikel, atau majalah teknik piramida terbalik (inverted pyramid) dan
agar diketahui dan menjadi kesadaran umum. mengacu pada unsur teks berita yaitu 5W+1H.
Sedangkan Suhandang (2016, hlm. 112) (Willing Barus, 2010, hlm. 87)
mendefinisikan teks berita sebagai laporan atau Berdasarkan pola piramida terbalik (inverted
pemberitahuan yang disampaikan lewat pyramid), penulisan teks berita diawali dengan
komunikasi tulisan tentang segala peristiwa aktual penulisan judul teks berita, kemudian titimangsa
dan menarik perhatian orang banyak, fakta dan yang menunjukkan waktu dan tempat penyusunan
data terbaru yang melibatkan segala yang terjadi teks berita. Langkah selanjutnya, dalam menulis
di dunia. Selain itu, menurut Kusumaningrat teks berita adalah menulis teras berita yang berisi
(2017, hlm. 39), teks berita adalah laporan aktual informasi yang
tentang fakta-fakta dan opini yang menarik dan dianggap sebagai inti teks berita, teras berita
penting bagi khalayak yang disajikan oleh media (Lead) yang disusun berdasarkan unsur teks berita
dalam bentuk naskah atau tertulis. Maka yaitu what (Apa), where (Di mana), when
berdasarkan beberapa pernyataan mengenai teks (Kapan), dan who (Siapa), keempat unsur tersebut
berita di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa harus ditulis pada teras berita. Selanjutnya
teks berita adalah salah satu jenis teks yang penulisan tubuh berita yang disusun atas gabungan
bertujuan untuk menginformasikan segala hal yang dua unsur teks berita yang lain yaitu why
perlu diketahui oleh masyarakat luas dan menjadi (mengapa) dan how (bagaimana) yang sifatnya
pengetahuan umum yang tersusun atas kejadian- memberikan informasi yang lebih jelas lagi dari
kejadian bersifat fakta terbaru, menarik, dan teras berita mengenai isi pemberitaan. Langkah
penting yang disampaikan alam bentuk naskah terakhir, dalam menulis teks berita disimpan pada
atau tulisan. akhir berita untuk menambahkan hal-hal lain yang
Teks berita memiliki unsur pembangun yang masih ada hubungannya dengan keseluruhan isi
tidak boleh hilang dalam berita tersebut. Berikut teks berita yang sifatnya kurang penting dan hanya
merupakan unsur-unsur teks berita menurut sebagai pelengkap informasi saja.

10
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti

3. METODE PENELITIAN kurang dipahami oleh siswa kelas VIII G. Setelah


Metode penelitian yang digunakan dalam perencanaan disusun, peneliti meminta mitra
penelitian ini adalah Class Action Research (CAR) sekolah untuk menilai isi RPP, penilaian tersebut
atau disebut juga Penelitian Tindakan Kelas membantu peneliti dalam perencanaan tindakan
(PTK). Miftahul Huda (2015, hlm. 24) selanjutnya.
mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas sebagai Dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II,
model atau pendekatan yang diterapkan untuk perencanaan disusun sedemikian rupa, sehingga
menginvestigasi suatu masalah atau bidang menghasilkan pembelajaran yang baik. Sebelum
tertentu yang terkait dengan pembelajaran siswa, pembelajaran tiap siklus itu diimplementasikan di
pengajarannya, maupun kurikulum sekolahnya. kelas, peneliti berdiskusi dengan guru mata
PTK melibatkan proses sirkuler mulai dari pelajaran Bahasa Indonesia dan pengamat yakni
identifikasi masalah, pengumpulan data, guru piket dan teman sejawat untuk mendiskusikan
perencanaan tindakan, aktivasi tindakan, dan kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
evaluasi hasil. Kegiatan tersebut dijalankan sebelumnya agar dapat diatasi. Seperti
dengan cara-cara yang kooperatif, kolaboratif, perencanaan Teknik Kolaboratif Note-Taking
terbuka, serta menekankan refleksi kritis guru. Pairs yang akan digunakan pada siklus I dan siklus
Desain penelitian tindakan kelas yang II, peneliti lebih mempermudah siswa untuk
digunakan oleh peneliti adalah desain penelitian memilih teman kelompoknya sendiri
model Kurt Lewin yang dikembangkan oleh dibandingkan dengan menentukan kelompok yang
Kemmis dan MC. Taggart. Kedua ahli ini dipilih oleh peneliti sebagai guru. Hal itu
menyusun empat komponen pokok di dalamnya
dilakukan agar lebih memudahkan siswa dalam
yakni, (1) perencanaan (planning), (2) tindakan
berdiskusi kelompok, dan saling memotivasi
(acting), (3) pengamatan (observing), dan (4)
siswa ketika proses penyampaian materi. Selain
refleksi (reflecting).
itu, peneliti memilih media yang akan lebih
mempermudah siswa untuk memahami materi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang akan disampaikan atau dipelajari sesuai
Pada bagian ini disajikan data hasil penelitian
dengan teknik yang akan digunakan ketika proses
yang sesuai dengan rumusan masalah yang
belajar mengajar di kelas. Jika perencanaan yang
diajukan. Hasil penelitian dideskripsikan secara
rinci berdasarkan perencanaan, pelaksanaan disusun dirasa telah sempurna, barulah peneliti
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun mengimplementasikan perencanaan di kelas.
indikator atau keberhasilan tindakan pada praktik Pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita
menulis teks berita dengan menggunakan Teknik dengan menggunakan Teknik Kolaboratif Note-
Kolaboratif Note-Taking Pairs adalah terdapat Taking Pairs, mampu meningkatkan motivasi
peningkatan yang terkait dengan kemampuan belajar siswa dalam menulis. Siswa sangat
menulis, yaitu dengan adanya peningkatan skala antusias mengikuti pembelajaran di kelas, bahkan
penilaian dari tiap tindakan yang dilakukan. Pada pada siklus I dan siklus II siswa belajar secara
bagian ini akan disajikan hasil dari penelitian berkelompok. Peneliti juga memberikan media
kemampuan siswa dalam menulis teks berita yang berbeda di setiap siklus. Jika pada prasiklus
mulai dari prasiklus atau tindakan awal, siklus I, siswa masih belajar secara mandiri dengan
sampai dengan akhir siklus II. Peneliti mengadakan kemampuan siswa secara individual, pada siklus I,
penelitian selama 3 kali pertemuan. Tahap peneliti menerapkan Teknik Kolaboratif Note-
prasiklus, kemudian siklus I, selanjutnya, siklus II. Taking Pairs yakni belajar secara berkelompok
Sebelum melakukan penelitian, peneliti yang terdiri dari dua orang, dengan menggunakan
membuat kegiatan penelitian serta pembelajaran contoh teks berita sebagai media belajarnya.
berdasarkan hasil wawancara dengan salah Sedangkan pembelajaran pada siklus II, peneliti
seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media gambar peristiwa/kejadian
mengenai materi pembelajaran di kelas yang untuk merangsang imajinasi setiap siswa dalam
masih kurang dipahami oleh siswa, dan ternyata menulis teks berita dengan cara menggabungkan
materi teks berita adalah salah satu materi yang antar kelompok menjadi empat orang.

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 11


FKIP Universitas Bale Bandung
hlm. 6-15 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 14 No. 1 | Bulan April 2021 | ISSN 1978-9842

Aspek pengamatan penelitian tersebut sebagai Tindakan siklus I ini ditekankan pada langkah
salah satu perbandingan dari hasil tes dan nontes, pembelajaran dan teknik yang akan digunakan.
tes meliputi kemampuan menulis teks berita dan Melalui usaha perbaikan tersebut diharapkan
nontes meliputi data hasil observasi aktivitas guru, hasil pada siklus I terjadi peningkatan yang lebih
data hasil observasi kegiatan siswa, data hasil baik. Selain untuk meningkatkan kemampuan
angket, serta hasil dokumentasi foto yang telah menulis teks berita, tindakan siklus I ini
diharapkan dapat mengubah perilaku siswa ke
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II yang
arah yang lebih positif setelah mengikuti
diamati oleh dua orang pengamat yaitu guru piket
pembelajaran menulis teks berita dengan
dan teman sejawat. Pada tahap prasiklus hanya menggunakan Teknik Kolaboratif Note Taking
difokuskan pada hasil angket dan hasil siswa Pairs.
menulis teks berita, karena pembelajaran
berlangsung tanpa menggunakan Teknik 4.3 Hasil Penelitian Siklus II
Kolaboratif Note-Taking Pairs. Tindakan pada siklus II merupakan tindakan
perbaikan dari siklus I. Tindakan siklus II
4.1 Hasil Pra Siklus dilakukan karena nilai kemampuan menulis teks
Pelaksanaan tindakan awal dimulai dengan berita siswa kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran
pembelajaran secara konvensional atau tidak masih dalam kategori cukup yaitu 74 dan
menggunakan Teknik Kolaboratif Note-Taking dinyatakan belum tuntas, sedangkan Kriteria
Pairs langsung, dan diakhiri dengan kegiatan Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP Pemuda Banjaran
penugasan kepada siswa untuk menulis teks
adalah 75. Selain itu, masih ada perilaku negatif
berita sebagai tes awal. Tes awal ini bertujuan
yang kurang mendukung pembelajaran menulis
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal teks berita, sehingga perlu dilakukan tindakan
siswa dalam menulis teks berita tanpa siklus II untuk memperbaiki hasil pada siklus I.
menggunakan Teknik Kolaboratif Note-Taking Tindakan siklus I dilakukan secara lebih sistematis
Pairs. Pada tes awal diperoleh hasil tulisan teks dan terarah berdasarkan refleksi yang ada pada
berita dengan penskoran pada tiap aspek, yaitu (1) siklus I. Tindakan siklus II ini ditekankan pada
aspek kesesuaian judul, (2) aspek kelengkapan langkah pembelajaran dan teknik serta media
unsur berita (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, yang akan digunakan. Melalui usaha perbaikan
dan bagaimana), (3) struktur penulisan teks tersebut diharapkan hasil pada siklus II terjadi
berita, (4) keefektifan kalimat, dan (5) peningkatan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
ketepatan ejaan/tanda baca. Selain untuk meningkatkan kemampuan menulis
teks berita, tindakan siklus II ini diharapkan
4.2 Hasil Penelitian Siklus I dapat mengubah perilaku siswa ke arah yang
Tindakan pada siklus I merupakan tindakan lebih positif setelah mengikuti pembelajaran
perbaikan dari prasiklus. Tindakan siklus I menulis teks berita dengan menggunakan Teknik
dilakukan karena nilai kemampuan menulis teks Kolaboratif Note-Taking Pair.
berita siswa kelas VIII G SMP Pemuda Banjaran 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Guru
masih dalam kategori kurang yaitu 58,2 dan Pada setiap siklus telah dijelaskan mengenai
dinyatakan belum tuntas, sedangkan Kriteria setiap kekurangan maupun kelebihan aktivitas
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran guru. Aktivitas peneliti sebagai guru di kelas
Bahasa Indonesia di SMP Pemuda Banjaran mengalami perbaikan pada setiap siklusnya.
adalah 75. Selain itu, masih ada perilaku negatif Kemampuan mengalokasikan waktu dalam proses
yang kurang mendukung pembelajaran menulis pembelajaran cukup baik. Dari penyampaian
teks berita, sehingga perlu dilakukan tindakan materi pun telah diperbaiki guru, pada siklus I
siklus I untuk memperbaiki hasil pada prasiklus. guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi
Tindakan siklus I dilakukan secara lebih sehingga siswa kurang memahami apa yang
sistematis dan terarah berdasarkan refleksi yang disampaikan, karena takutnya waktu yang tidak
ada pada prasiklus. cukup untuk menyampaikan materi pembelajaran.

12
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti

Pada siklus II, guru memperbaiki cara Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs ini
penyampaian dengan intonasi yang baik sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan
siswa dapat mengerti apa yang disampaikan oleh melatih kerja sama antar siswa untuk belajar secara
guru. Berdasarkan penjelasan pada setiap berkelompok. Selain teknik, media yang
siklusnya dapat dilihat bahwa penilaian mengenai digunakan saat pembelajaran pun harus
aktivitas guru mengalami peningkatan. disesuaikan untuk siswa SMP yang akan
Perbaikan kekurangan pada siklus I dapat mempermudah siswa memahami materinya. Maka
diperbaiki pada siklus II sehingga pelaksanaannya dari itu, Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs ini
sesuai dengan perencanaan. Dengan demikian, dirasa sangat sesuai, hal tersebut ditunjukkan
pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan dengan nilai siswa yang mengalami peningkatan
baik. Siswa juga memiliki antusias belajar yang pada setiap siklus.
baik dengan perbaikan aktivitas guru pada setiap
siklusnya. 4.6 Deskripsi Aspek Refleksi
Hasil menulis teks berita dengan menggunakan
4.5 Analisis Angket Siswa dan Angket Guru Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs,
Berdasarkan hasil angket siswa yang telah mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya.
dianalisis di setiap siklusnya, peneliti menyimpul- Pada prasiklus hanya ada dua siswa yang
kan bahwa sebagian besar siswa kurang menyukai memperoleh kategori tuntas, selebihnya hanya
pembelajaran menulis dikarenakan teknik atau memperoleh kategori belum tuntas dari siswa
media yang dipakai pada saat pembelajaran yang berjumlah 25 orang. Pada prasiklus ini
berlangsung kurang menarik. Selain itu, motivasi hampir semua siswa memperoleh kategori belum
belajar dari guru sangatlah mempengaruhi tuntas yakni nilai < 74. Pada siklus I mengalami
kegiatan belajar di kelas. Angket siswa ini sangat peningkatan, siswa yang mencapai kategori tuntas
membantu peneliti dalam melaksanakan PBM di sebanyak 14 siswa yakni yang mendapat nilai >74,
setiap siklusnya. Angket siswa ini dapat dijadikan dan 11 siswa yang masih memperoleh kategori
acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di belum tuntas. Sedangkan pada siklus II siswa yang
siklus I dan siklus II, karena peneliti dapat memperoleh nilai >74 yaitu 25 siswa dengan
mengetahui apa yang diinginkan atau diharapkan kategori tuntas, pada siklus II ini tidak terdapat
oleh siswa ketika belajar di kelas. Peneliti menjadi siswa yang mendapatkan kategori/nilai belum
lebih paham apa yang menjadi kesulitan atau tuntas. Begitu pun dari aktivitas positif siswa
kendala siswa ketika ditugaskan dalam kegiatan mengalami peningkatan, dan sebaliknya aktivitas
menulis. Sehingga, angket siswa ini sangat negatif siswa berkurang. Selain keaktifan siswa
membantu peneliti dalam menemukan dan kemampuan siswa dalam menulis, dari
permasalahan yang muncul pada kegiatan PBM dokumentasi foto juga menunjukkan antusias
Selain angket siswa, peneliti juga
siswa dan mengalami perubahan positif pada
menggunakan angket guru sebagai salah satu
setiap siklusnya. Karena hasil keseluruhan
catatan kegiatan yang telah berlangsung.
mengalami peningkatan sehingga tidak ada siswa
Berdasarkan angket guru inilah, peneliti
yang masuk kategori kurang, dari aktivitas guru
menyusun rencana untuk kegiatan siklus
mengalami peningkatan, aktivitas positif siswa
selanjutnya. Dari penilaian angket guru, juga dapat
juga meningkat, dan kesan siswa dalam
memberikan gambaran bahwa teknik yang
pembelajaran ini sangat baik, maka penelitian
digunakan peneliti pada pembelajaran menulis
tindakan kelas VIII-G di SMP Pemuda Banjaran
teks berita ini sudah sesuai dan lebih memotivasi
dicukupkan sampai siklus II.
semangat belajar siswa ketika diberikan tugas,
khususnya dalam kegiatan menulis yang
sebelumnya dirasa siswa mengalami banyak
kesulitan ketika membuatnya.

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 13


FKIP Universitas Bale Bandung
hlm. 6-15 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 14 No. 1 | Bulan April 2021 | ISSN 1978-9842

5. SIMPULAN DAN SARAN secara mandiri dengan memperhatikan


Peneliti menyimpulkan penggunaan Teknik penjelasan materi dari guru beserta catatan
Kolaboratif Note-Taking Pairs sebagai upaya masing-masing. Sedangkan pada siklus I,
meningkatkan kemampuan menulis teks berita, pembelajaran menulis teks berita dengan
ditinjau dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan menggunakan Teknik Kolaboratif Note- Taking
hasil pembelajaran. Pairs melalui media dari koran sebagai contoh
teks berita yang harus dianalisis unsur pokok
1) Perencanaan penelitian berupa RPP disusun
beritanya. Selanjutnya, pada siklus II sama
dengan memperhatikan komponen kompetensi
dengan siklus I yaitu pembelajaran menulis
dasar, tujuan pembelajaran, materi, teknik
teks berita menggunakan Teknik Kolaboratif
pengajaran dengan menggunakan Teknik
Note- Taking Pairs, hanya saja media yang
Kolaboratif Note-Taking Pairs, pengalokasian
digunakan berbeda dengan siklus sebelumnya.
waktu, media pembelajaran, serta evaluasi
Pada siklus II ini, peneliti sebagai guru
pembelajaran. Selanjutnya, barulah kegiatan
menggunakan media gambar peristiwa/
pembelajaran dirancang. Setelah rancangan
kejadian seperti banjir, kecelakaan, kebakaran,
disusun, tugas pengamat sebagai penilai
dan lain sebagainya. Teknik Kolaboratif Note-
rancangan yaitu dengan mengisi format
Taking Pairs dan media tersebut mampu
penilaian RPP serta format nontes yang lainnya
meningkatkan imajinasi serta motivasi siswa
seperti, lembar aktivitas guru, lembar aktivitas
dalam menulis. Penggunaan Teknik
siswa, dan angket guru. Penilaian tersebut
Kolaboratif Note-Taking Pairs terbukti mampu
sangat membantu peneliti dalam membuat
memberikan suasana baru dalam proses
perencanaan tindakan selanjutnya. Mulai dari
pembelajaran.
prasiklus, siklus I, dan siklus II, perencanaan
3) Hasil menulis teks berita dengan menggunakan
disusun sedemikian rupa sehingga
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs
menghasilkan pembelajaran yang baik.
mengalami peningkatan dalam setiap
Kekurangan- kerkurangan yang terjadi pada
prasiklus dan siklus I dapat diatasi pada siklus siklusnya. Pada prasiklus, kemampuan menulis
II. Jadi, perencanaan pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan Teknik
teks berita dengan menggunakan Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs pada siswa
Kolaboratif Note-Taking Pairs, dapat kelas VIII G memperoleh skor rata-rata 58,2
memudahkan dalam membuat rancangan dan hanya mencapai ketuntasan 8%, sedangkan
pembelajaran sehingga memudahkan rencana pada siklus I pembelajaran menulis teks berita
peningkatan pembelajaran pada pertemuan menggunakan Teknik Kolaboratif Note-Taking
berikutnya. Pairs yang mencapai ketuntasan 56% dan
2) Pelaksanaan/penggunaan Teknik Kolaboratif memperoleh skor rata-rata 74. Dari kedua skor
Note-Taking Pairs dapat dijadikan salah satu tersebut terlihat bahwa dari prasiklus ke siklus
alternatif pembelajaran menulis teks berita. I mengalami peningkatan sebesar 15,8 atau
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs 48%. Selanjutnya, pada siklus II, pembelajaran
merupakan salah satu teknik yang bersifat aktif menulis teks berita masih menggunakan Teknik
dan bekerja sama antar siswa dalam satuan Kolaboratif Note-Taking Pairs yang mencapai
kelompok. Siswa dapat lebih mudah ketuntasan 100% dan siswa memperoleh rata-
memahami materi yang sedang dipelajari, rata kelas 89,8. Dengan demikian, dari siklus I
karena siswa dapat leluasa berdiskusi dan saling ke siklus II, kemampuan siswa dalam menulis
berbagi ilmu pengetahuan antar sesama teman. teks berita mengalami peningkatan 15,8 atau
Pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita sebesar 44%.
pada prasiklus belum menggunakan Teknik
Kolaboratif Note Taking Pairs, siswa belajar

14
METAMORFOSIS
Penggunaan Teknik Note Taking Pairs untuk Diana Silaswati
Mengoptimalkan Kemampuan Menulis Teks Berita Restu Purwanti

Saran yang dapat disampaikan peneliti E. Kosasih, E. K., 2018. Jenis-Jenis Teks Fungsi,
berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut Struktur, dan Kaidah Kebahasaan. Cetakan
adalah sebagai berikut: I penyunt. Bandung: Yrama Widya.
1) guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya Hariyanto, W., 2013. Pembelajaran Aktif Teori
menerapkan pembelajaran bervariasi dalam dan Asesmen. Cetakan 2 penyunt. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
pembelajaran menulis teks berita, penerapan
Hikmat Kusumaningrat, P. K., 2017. Jurnalistik
Teknik Kolaboratif Note-Taking Pairs dapat
Teori dan Praktik. Cetakan Kedelapan
menghidupkan suasana di dalam kelas sehingga penyunt. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
siswa tidak merasa jenuh, Huda, M., 2015. Penelitian Tindakan Kelas Teori
2) siswa disarankan tetap aktif dalam mengikuti dan Praktik. Cetakan I penyunt.
pembelajaran menulis dan selalu melatih Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kemampuan menulis teks berita sebagai salah Iqma, Nurul. 2013. Peningkatan Keterampilan
satu indikator pembelajaran Bahasa Indonesia. Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Latihan menulis dapat dilakukan di sekolah Think Pair Share dengan Media Komik
maupun di luar sekolah, Bermuatan Cinta Lingkungan pada Peserta
3) sekolah diharapkan mampu menyediakan Didik Kelas VIII G SMP Negeri 1
fasilitas yang memadai sebagai media atau Kandeman. Skripsi. Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni.
teknik dalam pembelajaran,
Universitas Negeri Semarang.
4) peneliti dapat menggunakan Teknik
Nurgiyantoro, B., 2014. Penilaian Pembelajaran
Kolaboratif Note-Taking Pairs sebagai bahan Bahasa Berbasis Kompetensi. Cetakan
rujukan untuk melakukan penelitian yang lain Keenam ed. Yogyakarta: BPFE-
dengan teknik yang berbeda, sehingga Yogyakarta.
didapatkan berbagai teknik pembelajaran, Suhandang, K., 2016. Pengantar Jurnalistik
5) khususnya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik.
Sastra Indonesia diharapkan melakukan Cetakan II penyunt. Bandung: Penerbit Nuansa
penelitian dengan menggunakan Teknik Cendekia.
Kolaboratif Note-Taking Pairs dalam Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Pendidikan
pembelajaran menulis dengan materi yang Pendekatan Kuantitatif, Kuantilatif, dan
berbeda, sehingga dapat menambah hasil R&D. 27 penyunt. Bandung: Alfabeta.
penelitian yang bermakna bagi mahasiswa Tarigan, H. G., 2013. Menulis Sebagai
peneliti berikutnya. Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. Zainurrahman, 2011. Menulis
Dari Teori Hingga Praktik. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta.
Akhadiah, S., 2016. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Cetakan
Keduabelas ed. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S., 2014. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Cetakan Keduabelas
ed. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Barkley.E.Elizabert and all., 2012. Collaborative
Learning Techniques. Bandung: Nuansa
Media.
Barus, S. W., 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis
Menulis Berita. Erlangga: PT Gelora
Aksara Pratama.
Buku, P., 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Cetakan V ed.

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 15


FKIP Universitas Bale Bandung

Anda mungkin juga menyukai