Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS KOLABORATIF (PTKK)

PENERAPAN TTW (THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MENULIS RECOUNT TEXT PADA PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023

Oleh :
Okta Frencisca Hutagalung, S.Pd

NIM: 22130611523

SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2022/2023


PENERAPAN TTW (THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS RECOUNT TEXT PADA PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023

Okta Frencisca Hutagalung, S.Pd


Email: oktafrenciscahutagalung@gmail.com

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Program Profesi Guru, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif (PTKK) menggunakan metode Think
Talk Write dalam meningkatkan keterampilan menulis recount teks kelas VIII. Think Talk
Write (TTW) adalah sebuah strategi diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (dalam Herlina;
2001), strategi ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis recount teks peserta didik di
kelas VIII dan mendeskipsikan penerapan metode Think Talk Write dalam pembelajaran
writing. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandar Lampung pada semester II tahun ajaran
2022/2023. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas reguler VIII 2 dengan jumlah 30
siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi dan tes.
Teknik analisis data dalam penelitian adalah statistik descriptive. Data pada penelitian ini
meliputi data kuantitatif yaitu nilai hasil tes keterampilan menulis recount teks terkait
∑𝑛
pengalaman pribadi. Data kuantitatif dianalisis dengan menemukan nilai rata-rata 𝑥̅ = dan
𝑛
𝑓
menghitung presentase 𝑝 = 𝑛 × 100%. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan presentase

peserta didik yaitu 46,67 % atau 14 peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
pada siklus 1 menjadi 76,67% atau 23 peserta didik telah mencapai kriteria kentutasan minimal
pada siklus 2. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Think Talk
Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan menulis recount teks pada peserta didik kelas
VIII 2 SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

Kata kunci: Think Talk Write (TTW), Recount text pengalaman Pribadi, Bahasa Inggris, siswa
kelas VIII
PENDAHULUAN
Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia mengarahkan guru untuk dapat terampil dalam
merefleksikan diri dalam pembelajaran. Kegiatan tersebut dilakukan untuk dapat meningkatkan
potensi yang sudah ada serta memperbaiki hal-hal yang masih dapat ditingkatkan terkait proses
pembelajaran, misalnya pemilihan strategi pembelajaran, pemilihan media pembelajaran
ataupun asesmen yang tepat untuk pembelajaran tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan
salah satu penelitian yang dapat digunakan oleh guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
Menurut suharsimi Arikunto (2010) penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian
yang dilakukan terhadap subjek yang menjadi sasaran yaitu peserta didik, bertujuan
memperbaiki situasi pembelajaran di kelas agar terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan mengientifikasi penyebab atau masalah yang
mengakibatkan belum berhasilnya pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan mencoba
melakukan revisi atau perbaikan. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara kolaboratif
yaitu peneliti bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran di kelas tersebut.

Salah satu pelajaran yang cukup penting dalam kehidupan yang modern ini adalah bahasa
Inggris. Guru bahasa Inggirs diharapkan mampu mengembangkan diri dalam mempersiapkan,
mengelola, melaksanakan dan merefleksikan diri dalam pembelajaran karena bahasa inggris
merupakan bahasa asing. Guru bahasa inggris diharapkan banyak merefleksikan diri terkait
bagaimana proses pembelajaran terlaksana dan bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran
serta tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Salah satu
skill dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah writing atau menulis. Menurut Dalman (Dalam;
Lazulfa 2019) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian
pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunkan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Menulis merupakan proses mentransfer informasi berbentuk tulisan, sehingga
peserta didik dapat mengekspresikan pemahaman, gagasan, ide maupun pendapat bahkan kritik
terhadap suatu hal.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di kelas VIII 2 SMP Negeri 2 Bandar Lampung
dalam pelajaran bahasa inggris, peserta didik masih belum memiliki kemampuan menulis yang
kurang baik. Berdasarkan informasi dari guru kelas, penulis mendapatkan informasi bahwa nilai
rata-rata menulis peserta didik masih cukup jauh dari nilai yang harus dicapai peserta didik
untuk mencapai kriteria ketuntatasan minimal. Nilai rata-rata menulis peserta didik yaitu 72,
sedangkan kriteria kentutasan minimal di sekolah tersebut adalah 76. Selain itu, penulis
memberikan pre-test dengan meminta peserta didik menulis pengalaman pribadi. Setelah
penulis analisis penulis menemukan bahwa kemampuan menulis peserta didik masih kurang
baik terbukti dengan nilai yang masih jauh dari ketuntasan minimal. Oleh sebab itu penulis
merencanakan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu bekerjasama bersama
guru pengampu mata pelajaran di kelas dengan menerapkan model Think Talk Write (TTW).
Think talk write merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis pada peserta didik. Menurut Huinker and Laughlin (dalam;
Mulyarti 2016) menyebutkan bahwa: “The Think-Talk-Write strategy builds in time for thought
and reflection and for the organization of ideas and the testing of those ideas before students are
expected to write. The flow of communication progresses from student engaging in thought or
reflective dialogue with themselves, to talking and sharing ideas with one another, to writing”.
Disebutkan bahwa tahapan-tahapan think (berfikir) dan talk (berbicara) menjadi proses berfikir
dan berrefleksi membangun ide-ide serta pengujian ide-ide tersebut sebelum melakukan
kegiatan menulis. Dengan tahapan tersebut peserta didik diharapkan mampu menulis dengan
biak dan benar.

LITERATUR REVIEW
Think Talk Write (TTW) adalah sebuah strategi diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin
(dalam Herlina; 2021), strategi ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan
menulis. Menurut Shoimin (2014: 212) think talk write merupakan suatu model pembelajaran
untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. Melengkapi pendapat tersebut, Huda
(2013: 218) mengungkapkan bahwa TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan
kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Dapat dikatakan bahwa proses berfikir melalui
pemberian pertanyaan pemantik atau pemecahan suatu masalah membuat peserta didik
mendalami topik yang sedang dibahas dengan mengorganisasi ide-ide, kemudian pengujian ide-
ide dengan adanya diskusi dan akhirnya peserta didik dapat menulis ide-ide tersebut. Menurut
Silver dan Smith (dalam; Suminar, R. P., & Putri, G. 2018) ada rangkaian yang harus diikuti
dalam pengaturan model Think-talk-write:

1. Para guru memutuskan ruang kelas menjadi beberapa kelompok. Dalam kelompok
terdiri dari 4-6 siswa.

2. Guru menjelaskan tentang recount teks (Struktur umum dan Fitur Bahasa).

3. Guru membagi gambar yang berhubungan terhadap lingkungan sehari-hari siswa.

4. Contoh: Gambar Candi Prambanan


5. Siswa mendeskripsikan gambar tersebut di buku mereka imajinasi dan membuat catatan

6. Secara individual kecil (berpikir). Setiap siswa secara berkelompok menggambarkan


gambar Candi Prambanan dengan individual, apa yang mereka pikirkan tentang Candi
Prambanan, kegiatan ini adalah dimaksudkan agar siswa dapat membedakan atau
menyatukan gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya bacaan untuk kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa itu sendiri.

7. Siswa berdiskusi dengan teman secara berkelompok untuk membahas isi catatan
mereka.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut
suharsimi Arikunto (2010) penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan terhadap subjek yang menjadi sasaran yaitu peserta didik, bertujuan memperbaiki
situasi pembelajaran di kelas agar terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian
Tindakan Kelas terdiri dari dua siklus, dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian
berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (dalam; Hanifah 2014) yang mencakup kegiatan
perencanaan awal (planning), strategi tindakan (action), observasi (observation), refleksi
(reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk
siklus. Model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Taggart tergambar pada bagan sebagai
berikut. Alur penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart.

1. Tahap planning, peneliti menyiapkan semua hal yang diperlukan sebelum mengajar
seperti RPP, bahan ajar, asesmen untuk peserta didik, lembar observasi untuk observer,
media pembelajaran dan soal post-test.

2. Tahap action, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan teknik yang digunkana di


kelas dengan obsever sebagai pengamat selama proses pembelajaran.
3. Tahap observation, peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran yang diterima
oleh peserta didik. Peneliti mengobservasi kegiatan yang dilakukan peserta didik,
bagaimana respon peserta didik dan hasil dari pembelajaran tersebut.

4. Tahap reflection, peneliti melakukan refleksi terhadap hasil observasi yang telah
dilakukan. Dalam tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap prose pembelajaran yang
dilakukan. Peneliti mencoba untuk memperbaiki hal-hal yang ditemukan di tahap observasi
misalnya proses pembelajaran yang dilaksanakan terlalu monoton sehingga peserta didik
tidak antusias selama proses pembelajaran. Peneliti juga menerima hasil observasi observer
terkait pelaksanaan pembelajaran sebagai pembanding pandangan dari orang lain. Setelah
melakukan refleksi peneliti melakukan tindak lanjut dengan melakukan perbaikan dan
penyusunan ulang RPP.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Waktu pelaksanaannya di


semester II tahun ajaran 2022/2023. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas reguler VIII
2 dengan jumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
observasi dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian adalah statistik descriptive. Observasi
dilakukan dengan peneliti bertinteraksi secara langsung selama proses tersebut. Pelaksanaan
observasi ini melibatkan satu observer sebagai pengamat proses penelitian dengan
menggunakan lembar observasi. Data pada penelitian ini meliputi data kuantitatif yaitu nilai
hasil tes keterampilan menulis recount teks terkait pengalaman pribadi. Teknik analisis data
dalam penelitian adalah statisitk descriptive. Data kuantitatif dianalisis dengan menemukan nilai
∑𝑛 𝑓
rata-rata 𝑥̅ = dan menghitung presentase 𝑝 = 𝑛 × 100%. Instumen yang digunakan dalam
𝑛

penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar soal. Indikator kinerja penelitian dalam
penelitian ini yaitu ≥70% siswa dari jumlah siswa yaitu 30 siswa dapat tuntas dalam tes
keterampilan menulis recount teks terkait pegalan pribadi dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 76. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, dimana tiap siklus memiliki 2 pertemuan.
1 pertemuan berdurasi 80 menit (2 X 40 menit).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti telah melaksanakan observasi dan pre-test terkait kemampuan awal peserta didik dan
pembelajaran yang diterima peserta didik dalam menulis teks recount terkait pengalama pribadi
dan mendapatkan hasil :
1. Kemampuan menulis peserta didik perlu ditingkatkan karena berdasarkan hasil pre-test
menunjukkan sebagian besar nilai peserta didik yang belum baik serta belum mencapai
KKM.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang belum maksimal dalam menerapkan students center
learning sehingga peserta didik lebih banyak menerima penjelasan dari guru.
Oleh karena beberapa temuan di atas penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas kolaboratif
(PTKK) dengan menggunkan metode Think Talk Write. Penelitian tindakan kelas kolaboratif
ini menggunakan metode Think Talk Write untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta
didik di kelas VIII 2 SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Berikut adalah hasil pelaksanaan
pembelajaran di siklus I dan II:
Siklus 1

1. Planning
Sebelum melakukan action, peneliti menyiapkan recana pelaksanaan pembelajaran dengan
menyiapkan RPP, bahan ajar, asesmen untuk peserta didik, lembar observasi untuk observer,
media pembelajaran dan soal post-test terkait materi yang diajarkan yaitu recount teks.
2. Action
Peneliti melaksankan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah
disusun dan menggunakan metode Think Talk Write dengan materi recount teks terkait
pengalaman pribadi. Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan discovery
learning dengan menyelipkan metode Think Talk Write (TTW) agar peserta didik dapat berfikir
kritis dalam menemukan ide-ide yang nantinya akan menjadi awal dalam penyusunan teks
recount terkait pengalaman pribadi. Berikut adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran siklus I:
2.1 Pertemuan pertama & kedua
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Maret 2023 pada jam 10.05-10.30
WIB untuk jam pertama, 10.45-11.30 WIB untuk jam kedua di kelas VIII 2. Guru memulai
pembelajaran dengan salam, pengecekan absen, pengecekan kebersihan ruangan kelas,
review terkait materi sebelumnya, mengaitkan materi sebelumnya dengan topik hari itu,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
Pembahasan terkait materi dimulai dari pertanyaan guru terkait pengalaman apa yang
peserta didik alami. Setelah itu peserta didik diberikan vidio terkait pengalaman pribadi
pergi ke London dan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan (think) LOTs and HOts
yang diajukan oleh guru. Contoh pertanyaan LOTs yang diberikan“When did the speaker
go to the London?”, jawaban dari pertanyaan tersebut ada di vidio tersebut. Contoh
pertanyaan HOTs yang diberikan adalah “How do you do to tell someone about your
experiences?”, pertanyaan tersebut bisa dijawab oleh peserta didik yang memiliki
pemahaman dan level berfikir yang tinggi. Setelah membahas pertanyaan itu, peserta didik
dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang dan diminta untuk
berdiskusi terkait tugas yang diberikan dalam bentuk soal (talk). Barulah peserta didik
menuliskan hasil diskusi mereka (write). Membahas jawaban tiap kelompok, melakukan
penguatan dan melakukan refleksi pembelajaran terkait apa yang peserta didik pahami
setelah pembelajaran. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Maret 2023 jam
09.00-09.30 WIB untuk jam pertama, 10.00-10.50 WIB untuk jam kedua. Pembelajaran
dilaksanakan tidak jauh berbeda seperti pertemuan pertama, namun dipertemuan kedua
guru memberikan gambar sebagai stimulasi dan memberikan tugas untuk menganalisis teks
recount terkait pengalaman pribadi. Dua pertemuan tersebut membahas terkait fungsi sosial,
stuktur teks dan unsur kebahasaan teks recount secara ekplisit (tidak langsung) diakhir
pembelajaran pertemuan kedua peserta didik diberikan penjelasan terkait apa yang telah
mereka pelajari seperti apa itu pengertian recount teks, apa saja bagian-bagian dari recount
teks dan grammar apa yang digunakan. Diakhir siklus I peserta didik diminta untuk menulis
pengalaman pribadinya menggunakan aplikasi Canva.
3. Observation
Setelah melaksanakan observasi terkait bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
mengamati bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran, bagaimana hasil test menulis siswa,
bagaimana hasil observasi dari lembar observasi yang dilakukan oleh observer, peneliti
menemukan bahwa peserta didik belum antusias dalam menerima pembelajaran terkait recount
teks. Selain itu penenliti menemukan bahwa nilai dari test menulis sebagian besar peserta didik
masih belum mencapai KKM. Rangkaian pembelajaran atau urutan langkah pembelajaran
belum dapat dilaksanakan secara maksimal, yaitu pelaksanaan diskusi kelompok terkait hasil
diskusi mereka dalam kelompok.
4. Reflection
Setelah melakukan recall terkait bagaimana pelaksanaan pembelajaran oleh guru, ditemukan
bahwa peneliti sebagai guru belum memberikan pertanyaan pemantik yang seusai dengan level
kemampuan awal peserta didik, membawakan materi terkait recount teks dengan terburu-buru,
dan kurang mampu memanajemen kelas terkait waktu. Hal tersebut didukung oleh hasil lembar
observasi yang menunjukkan ada langkah dalam kegiatan pembelajaran belum maksimal. Selain
itu, berdasarkan hasil test menulis peserta didik ditemukan bahwa peserta didik belum memiliki
pemahaman yang baik terkait penggunaan past tense dan mengorganisasi ide-ide yang mereka
miliki.
Siklus 2

1. Planning
Setelah melakukan refleksi di siklus 2, peneliti melakukan beberapa perubahan. Perubahan yang
pertama yaitu melakukan perencanaan ulang dengan menyusun ulang RPP yaitu mengganti
pertanyaan pemantik yang sesuai dengan level peserta didik, mengganti stimulasi terkait recout
teks yang dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, menambahkan asesmen terkait
penggunaan past tense dan membantu peserta didik membuat main mapping. Kedua,
merencanakan pembagian waktu yang lebih tepat untuk tahapan metode yaitu talk. Memberikan
tiap kelompok waktu yang tepat agar setiap kelompok dapat menyampaikan hasil diskusi
mereka secara menyeluruh.
2. Action
Peneliti melaksankan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah
disusun diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus II:
2.1 Pertemuan ketiga & keempat
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 6 April 2023 pada jam 10.05-10.30 WIB
untuk jam pertama, 10.45-11.30 WIB untuk jam kedua di kelas VIII 2. Guru memulai
pembelajaran dengan salam, pengecekan absen, pengecekan kebersihan ruangan kelas,
review terkait materi sebelumnya, mengaitkan materi sebelumnya dengan topik hari itu,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
Pembahasan terkait materi dimulai dari pertanyaan guru terkait pengalaman apa yang
peserta didik alami. Setelah itu peserta didik diberikan stimulasi gambar yang lebih dekat
dengan kehidupan peserta didik yaitu candi prambanan dan acara adat. Setelah itu peserta
didik diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan (think) LOTs and HOts yang diajukan
oleh guru. Contoh pertanyaan LOTs yang diberikan“Have you been there?”, jawaban dari
pertanyaan dapat dijawab oleh peserta didik berdasarkan kenyataan yang mereka alami.
Contoh pertanyaan HOTs yang diberikan adalah “What is the first thing that you write to
tell about your experience?”, pertanyaan tersebut bisa dijawab oleh peserta didik yang
memiliki pemahaman dan level berfikir yang tinggi. Sebelum dibagi dalam kelompok,
peserta didik diberikan asesmen terkait penggunaan past tense sebagai penguatan sebelum
membuat teks recount, barulah peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 5 orang dan diminta untuk berdiskusi terkait tugas yang diberikan dalam
bentuk soal (talk). Barulah peserta didik menuliskan hasil diskusi mereka (write).
Membahas jawaban tiap kelompok dengan memberikan waktu mempresentasikan jawaban
selama 3 menit tiap kelompok, melakukan penguatan dan melakukan refleksi pembelajaran
terkait apa yang peserta didik pahami setelah pembelajaran. Pertemuan keempat
dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April jam 10.05-10.30 WIB untuk jam pertama, 10.45-
11.30 WIB untuk jam kedua. Pembelajaran dilaksanakan tidak jauh berbeda seperti
pertemuan pertama, namun dipertemuan kedua guru memberikan gambar sebagai stimulasi
dengan topik yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik dan memberikan tugas
untuk menganalisis teks recount terkait pengalaman pribadi. Setelah itu peserta didik
bersama-sama memasukan ide-ide berdasarkan recount teks yang telah dianalisis ke dalam
mind mapping yang disediakan. Dengan demikian peserta didik dapat menuliskan ide-ide
terkait penulisan recount teks dalam mind mapping. Dua pertemuan tersebut membahas
terkait fungsi sosial, stuktur teks dan unsur kebahasaan teks recount secara ekplisit (tidak
langsung) diakhir pembelajaran pertemuan kedua peserta didik diberikan penjelasan terkait
apa yang telah mereka pelajari seperti apa itu pengertian recount teks, apa saja bagian-
bagian dari recount teks dan grammar apa yang digunakan. Diakhir siklus II peserta didik
diminta untuk menuliskan pengalaman pribadi dalam aplikasi Canva.
3. Observation
Setelah melaksanakan observasi terkait bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
mengamati bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran, bagaimana hasil test menulis siswa,
bagaimana hasil observasi dari lembar observasi yang dilakukan oleh observer, peneliti
menemukan bahwa peserta didik mulai antusias dalam belajar, seluruh langkah-langkah
pembelajaran telah dilaksanakan, peserta didik mengalami pemahaman lebih baik terkait
penggunaan past tense (dapat dilihat dari hasil teks recount), ide-ide peserta sudah mulai
terorganisasi dengan adanya mind mapping, manajemen waktu yang dilakukan guru telah
mengalami perbaikan dan karena adanya hal-hal tersebut peserta didik mengalami perubahan
baik dalam nilai dalam menulis recount teks.
4. Reflection
Setelah melakukan recall terkait bagaimana pelaksanaan pembelajaran oleh guru, peserta didik
lebih antusias apabila topik yang dibahas berdekatan dengan kehidupan mereka. Pertanyaan
pemantik yang tepat akan membantu peserta didik dalam belajar memahami pembelajaran yang
sedang dilakukan. Asesmen terkait past tense membantu peserta didik untuk merecall
pembelajaran terkait past tense yang sangat diperlukan dalam penulisan recount teks. Hal yang
tak kalah penting dalam pembelajaran menulis adalah pengorganisasian ide yang dapat
dilakuakn menggunakan mind mapping. Mind mapping sangat membantu peserta didik untuk
memulai menulis. Proses pembelajaran telah dilakukan seluruhnya, namun peneliti masih perlu
meningkatkan skill manajemen kelas karena masih menemukan kesulitan dalam pembangian
waktu sehingga ada kelompok yang akhirnya hanya punya waktu 2 menit untuk menyampaikan
hasil diskusi mereka.
Berikut ini adalah hasil nilai keterampilan menulis peserta didik kelas VIII 2:
Tabel 1

No Name KKM Pre Cycle 1 Tuntas Belum Cycle 2 Tuntas Belum


test tuntas tuntas
1 Siswa 1 76 60 ✓ ✓
72 78
2 Siswa 2 76 70 ✓ ✓
78 78
3 Siswa 3 76 58 ✓ ✓
60 76
4 Siswa 4 76 72 ✓ ✓
76 76
5 Siswa 5 76 78 ✓ ✓
82 84
6 Siswa 6 76 78 ✓ ✓
82 84
7 Siswa 7 76 60 ✓ ✓
70 72
8 Siswa 8 76 68 ✓ ✓
76 76
9 Siswa 9 76 60 ✓ ✓
76 76
10 Siswa 10 76 68 ✓ ✓
78 78
11 Siswa 11 76 60 ✓ ✓
70 76
12 Siswa 12 76 52 ✓ ✓
68 78
13 Siswa 13 76 76 ✓ ✓
80 82
14 Siswa 14 76 52 ✓ ✓
68 72
15 Siswa 15 76 60 ✓ ✓
70 76
16 Siswa 16 76 78 ✓ ✓
80 82
17 Siswa 17 76 60 ✓ ✓
68 70
18 Siswa 18 76 72 ✓ ✓
78 80
19 Siswa 19 76 60 ✓ ✓
74 76
20 Siswa 20 76 60 ✓ ✓
78 78
21 Siswa 21 76 62 ✓ ✓
78 80
22 Siswa 22 76 62 ✓ ✓
78 78
23 Siswa 23 76 64 ✓ ✓
76 76
24 Siswa 24 76 52 ✓ ✓
60 60
25 Siswa 25 76 52 ✓ ✓
62 62
26 Siswa 26 76 52 ✓ ✓
60 76
27 Siswa 27 76 50 ✓ ✓
66 78
28 Siswa 28 76 62 ✓ ✓
68 70
29 Siswa 29 76 60 ✓ ✓
64 70
30 Siswa 30 76 62 ✓ ✓
72 76
JUMLAH 1880 2168 14 16 2274 23 7

MEAN - 62,67 72,26 - - 75,8 - -

Dapat dilihat dalam tabel nilai pre-test keetrampilan menulis peserta didik, dimana nilai rata-
rata peserta didik berjumlah 30 orang adalah 62,67. Setelah melaksanakan siklus satu dengan
menggunakan metode Think Talk Write rata-rata nilai keterampilan peserta didik meningkat
yaitu 72,26 dimana ada 14 orang peserta didik yang berhasil mendapat nilai KKM ataupun
diatas KKM dan 16 orang belum mencapai nilai KKM. Setelah melakukan refleksi dan
melakukan rencana tindak lanjut dengan menyusun ulang RPP, menamahkan asesmen as
learning, memberikan mind mapping dan memperbaiki cara mengajar di siklus 2, peserta didik
mengalami peningkatan nilai rata-rata yaitu 75,8 dimana 23 orang berhasil mendapat nilai KKM
ataupun diatas KKM dan 7 orang belum mencapai nilai KKM.
. Tabel 2
𝑓
Presentase : 𝑝 = 𝑛 × 100%
Cycle I
No KKM Keterangan
Jumlah Peserta Didik Presentase Ketuntasan
1 ≥ 76 14 46,67 % Tuntas
2 ≤ 76 16 53,33 % Belum Tuntas

Cycle 2
No KKM Keterangan
Jumlah Peserta Didik Presentase Ketuntasan
1 ≥ 76 23 76,67% Tuntas
2 ≤ 76 7 23,33 % Belum Tuntas
Pada sisklus 1 presentase peserta didik yang belum tuntas lebih besar dari pada yang sudah
tuntas yaitu 53,33 % atau 16 orang belum tuntas atau belum mencapai KKM a sedangkan baru 46,67 %
atau 14 orang yang telah tuntas atau telah mencapai KKM atau diatas KKM. Di siklus 2 terjadi
penurunan presentase peserta didik yang belum tuntas yaitu 23,33% atau 7 orang. Sedangkan
sebanyak 76,67% atau 23 orang telah tuntas atau mencapai KKM atau diatas KKM. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Think Talk Write dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menulis recount teks dimana ada 76,67% peserta didik telah
mencapai KKM bahkan ada yang diatas KKM. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75%
peserta didik telah mencapai KKM.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas kolaboratif (PTKK) metode Think Talk Write
(TTW) dapat meningkatkan keterampilan menulis recount teks terkait pengalaman pribadi pada
siswa kelas VIII 2 kelas regular SMP Negeri 2 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2022/2023.
Pada kondisi awal atau pratindakan ratarata nilai keterampilan menulis teks recount terkait
pengalaman pribadi bahsa inggris yaitu 62,67. Kemudian pada siklus I diberikan tindakan
dengan menggunakan metode Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran keterampilan
menulis recount teks terkait pengalaman pribadi nilai rata-rata keterampilan menulis peserta
didik yaitu 72,26 dimana 46,67 % atau 14 peserta didik telah mencapai nilai KKM bahkan
diatas KKM. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata peserta didik menjadi 75,8 dimana
76,67% atau 23 orang peserta didik telah mencapai nilai KKM bahkan diatas KKM. Indikator
keberhasilan penelitian ini adalah 75% peserta didik mencapai nilai KKM. Sebanyak 75%
peserta didik telah mencapai peningkatan dalam menulis teks recount terkait pengalaman
pribadi. Dengan demikian, secara klasikal pembelajaran keterampilan menulis recount teks
terkait pengalaman pribadi telah mencapai indikator kinerja penelitian. Penelitian ini
membuktikan bahwa penggunaan model Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
keterampilan menulis recount teks terkait pengalaman pribadi pada siswa kelas VIII 2 regular
SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2022/2023.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta, 173.

Hanifah, N. (2014). Memahami penelitian tindakan kelas: teori dan aplikasinya. Upi Press.

Herlina, L. (2021). Penggunaan Metode Think Talk Write (Ttw) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Kelas Viii–F Smp Negeri 1 Rancaekek. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 8(2),
173-178.

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran: Isu-isu metodis dan paradigmatis.

Lazulfa, I. (2019). Keterampilan Berbahasa: Menulis Karangan Eksposisi.

Mulyarti, M. (2016). Using the Think-Talk-Write Strategy to Improve Students Descriptive Writing
Ability at the Eighth Grade of Junior High School 1 Tanete Rilau (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar).

Shoimin, A. (2014). Inovatif dalam kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media.

Suminar, R. P., & Putri, G. (2018). The effectiveness of TTW (Think-Talk-Write) strategy in teaching
writing descriptive text. Academic Journal Perspective: Education, Language, and Literature, 2(2), 300-
305.

Anda mungkin juga menyukai